Modul Sosiologi Komunikasi [TM6]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Komunikasi
AKTIVITAS KOMUNIKASI
MASSA
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
85005
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Pokok bahasan mengenai telaah
sosiologis mengenai fungsi komunikasi
massa dalam kehidupan serta fungsi
komunikasi massa sebagai pewarisan
budaya dan penghiburan. Komunikasi
massa berlangsung antara institusi
media dengan khalayak. Hubungan
keduanya terjalin melalui adanya
sejumlah fungsi-fungsi penunjang
kehidupan yang dibutuhkan masyarakat
dan dapat dipenuhi oleh lembaga media
massa
Mahasiswa diharapkan dapat
memahamidan memaparkan mengenai
fungsi komunikasi massa dalam
kehidupan serta fungsi komunikasi
massa sebagai pewarisan budaya dan
penghiburan.
Aktivitas Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses
sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk
mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang di miliki oleh komunikasi
massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakan proses sosial tidaklah mudah.
Oleh karena itu efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan
melalui berbagai media perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi
dan analisis sosial.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada umumnya kita lebih
tertarik kepada apa yang di lakukan media pada kita daripada apa yang kita lakukan pada
media. Sebagai contoh, kita ingin mengetahui untuk apa kita membaca surat kabar,
mendengarkan radio siaran, menonton televisi dan seterusnya, tetapi kita tidak mau tahu
bagaimana surat kabar, radio siaran dan televisi dapat menambah pengetahuan, mengubah
sikap atau menggerakan perilaku kita.
Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek hanyalah
perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena fokusnya
pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.
Menurut Steven M. Chaffee efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan.
Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun
2016
2
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi
pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perilaku dan perasaan
atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahankognitif, afektif, dan behavioral.
Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak yang dikenai efek komunikasi massa.
Mc Luhan mengemukakan the medium is the message, media adalah pesan itu
sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah memengaruhi khalayak. Seperti telah di
jelaskan bahwa yang memengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media,
tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka
maupun melalui media cetak atau elektronik. Menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis
efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu : efek ekonomis, efek sosial, efek
pada penjadwalan kegiatan, efek penyaluran/ menghilangkan perasaan tertentu, dan efek
pada perasaan orang terhadap media.
Komunikasi massa dalam
prosesnya melibatkan banyak
orang yang bersifat
kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1999) proses komunikasi massa terlihat
berproses dalam bentuk:
1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi
dalam skala besar. Jadi proses
komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala
yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlah dan lingkupnya sangat luas dan
besar.
2. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah
yaitu
dari komunikator
kepada
komunikan
atau
media
kepada
khalayak.
Interaksi yang terjadi sifatnya terbatas.
3. Proses
komunikasi massa berlangsung secara asimetris
antara komunikator
dengan komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar
dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya sementara dan
tidak permanen.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan
anonim.
5. Proses
komunikasi massa
juga
berlangsung
didasarkan
pada hubungan
kebutuhan- kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh apa
yang dibutuhkan pemirsa. Dengan demikian media massa juga ditentukan oleh
rating
yaitu
ukuran
di mana suatu program di jam yang sama ditonton oleh
sejumlah khalayak mass
2016
3
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Budaya Massa Pada Proses Komunikasi Massa
Komunikasi
massa berproses pada
level budaya
massa sehingga
sifat-
sifat komunikasi massa sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di
masyarakat di mana proses komunikasi itu berlangsung. Dengan demikian, maka
budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter sebagai berikut:
a. Non-tradisional, yaitu umumnya komunikasi berkaitan erat dengan budaya
populer. Acara-acara infotainment, variety show, Indonesian Idol merupakan
contohnya.
b. Budaya massa juga bersifat merakyat, tersebar di basis
massa sehingga tidak
mengrucut pada tingkat elit, namun apabila ada elit yang terlibat dalam proses ini,
maka itu bagian dari basis massa itu sendiri.
c. Budaya massa juga memproduksi produk-produk
massa. Semua orang
dapat
memanfaatkan sebagai hiburan umum.
d. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber
budaya massa.
kalau
populer
bukan
Bahkan
secara
tegas
dikatakan
bahwa
bukan
budaya massa, artinya budaya tradisional juga dapat menjadi
apabila
menjadi
budaya massa. Misalnya Srimulat,
Ludruk. Pada mulanya kesenian tradisional ini
berkembang
Campursari atau
di
masyarakat
tradisional dengan karakter-karakter tradisional, namun ketika kesenian
dikemas di media massa maka
seluruh
kesenian
itu
baik
sentuhan-sentuhan
cerita,
kostum,
sebatas konsumsi masyarakat pedesaan.
2016
4
populer
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
latar
populer
dan
tidak
ini
mendominasi
lagi
menjadi
e. Budaya massa terutama diproduksi oleh media massa dengan biaya yang
cukup besar dengan harapan menghasilkan keuntungan yang lebih besar sebagai
kelanjutan budaya massa itu sendiri. Karena itu budaya massa diproduksi secara
komersial agar tidak saja menjadi
namun
jaminan keberlangsungan budaya massa
juga menghasilkan keuntungan bagi capital yang diinvestasikan pada
kegiatan tersebut.
f.
Budaya massa
juga
sosial atas sehingga
diproduksi secara eksklusif
terkesan modern
dan
dengan
prestisius,
simbol-simbol kelas
namun
sebenarnya
budaya massa untuk siapa saja yang ingin menikmatinya. Syarat utama dari
eksklusifitas budaya massa ini adalah keterbukaan dan kesediaan terlibat dalam
budaya secara massal.
Media Massa, Masyarakat, dan Budaya : Hubungan dan Konflik.
Komunikasi
massa
dianggap
sebagai
fenomena “Masyarakat” dan “Budaya”. Lembaga media massa merupakan bagian dari
struktur masyarakat, dan infrastruktur teknologinya adalah bagian dari dasar ekonomi dan
kekuatan, sementara ide, citra, dan informasi disebarkan oleh media jelas merupakan aspek
penting dari budaya kita.
Rosegren (dalam McQuail, 2011: 86) menawarkan tipologi sederhana dimana
terdapat dua proposisi berlawanan yang ditabuasi silang ‘struktur sosial mempengaruhi
budaya’: dan kebalikannya, ‘budaya mempengaruhi struktur sosial’. Hal ini menghasilkan
2016
5
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
empat pilihan utama yang tersedia untuk menggambarkan hubungan antara media massa
dan masyarakat.
Struktur Sosial Mempengaruhi Budaya
Kesalingtergantungan
(pengaruh dua arah)
Idealisme (pengaruh
media yang kuat)
Materialisme (media
ketergantungan)
Otonomi (tidak ada
hubungan khusus)
Ya
Budaya
Mempengaruhi
Struktur Sosial
Tidak
Jika kita menganggap media massa sebagai sebuah aspek dalam masyarakat
(dasar atau struktur), maka terdapat pilihan materialisme (materialism). Terdapat tubuh teori
yang penting yang memandang budaya tergantung pada struktur ekonomi dan kekuasaan
dari masyarakat. Teori ini berasumsi bahwa siapapun yang memiliki kekuatan atau
mengontrol media, dapat memilih atau membatas apa yang mereka lakukan. Ini merupakan
inti dari posisi marxis.
Jika kita membahas dari sisi konten (lebih ke aspek budaya), maka pilihan idealisme
(idealism) yang muncul. Media diasumsikan memiliki pengaruh signifikan yang potensial,
tetapi ide dan nilai yang dibawa oleh media (dalam kontennya) yang dilihat sebagai
penyebab utama perubahan sosial, tidak peduli siapa yang pemilik dan pengontrolnya.
Pengaruhnya dianggap bekerja melalui motivasi dan tindakan individu. Pendangan ini
menuntun pada keyakinan yang kuat terhadap beragam efek media yang potensial, baik
maupun buruk.
2016
6
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dua pilihan yang tersisa, yaitu kesalingtergantungan dan otonomi. Memiliki
perkembangan teoritis yang kurang penting, walaupun ada banyak dukungan logika dan
bukti bagi keduanya. Kesalingtergantungan (interdependence) menyiratkan bahwa media
massa dan masyarakat secara terus-menerus berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain (seperti masyarakat dan budaya). Media (sebagai industri budaya) merespons tuntutan
dari masyarakat akan informasi dan hiburan, dan pada saat yang bersamaan merangsang
inovasi dan kontribusi terhadap perubahan iklim sosial budaya yang menyebabkan
kebutuhan baru dalam berkomunikasi.
Ahli sosiologi Prancis, Gabriel Tarde (dalam McQuail, 2011 : 88) membayangkan
pengaruh yang saling terjalin terus-menerus : ‘perkembangan teknologi memungkinkan
adanya surat kabar, surat kabar mempromosikan terbentuknya publik yang lebih luas, dan
mereka dengan meningkatkan loyalitas anggotanya, menciptakan jaringan luas yang saling
tumpang tindih dan kelompok yang berubah’. Dari sudut pandang ini, dapat kita simpulkan
bahwa media dengan setara dapat dianggap membentuk dan mencerminkan perubahan
sosial dan masyarakat.
Pilihan otonomi (autonomy) dalam hubungan antara budaya dan masyarakat tidak
harus bertentangan dengan pandangan ini, kecuali ditafsirkan secara harfiah. Setidaknya
sangat mungkin bahwa masyarakat dan media massa dapat saling mandiri satu sama lain
hingga mengarah kepada satu titik. Posisi otonomi juga mendukung mereka yang skeptis
terhadap kekuatan media untuk mempengaruhi ide, nilai, dan prilaku, misalnya dalam
mempromosikan keseragaman, merangsang ‘modernitas’, atau merusak identitas budaya
dari negara/masyarakat yang lemah.
Melalui komunikasi massa kita menjadi tahu berbagai macam informasi. Tak pelak
lagi komunikasi melalui media massa dapat menembus kehidupan kita. Dominick (2000)
mengatakan bahwa dalam melihat fungsi dan kegunaan komunikasi massa, perlu dilakukan
dua bentuk analisis, yakni analisis makro (wide/angle lens) dan analisis mikro (close-up
lens). Kedua metode ini, baik analisis makro maupun analisis mikro, kadangkala memiliki
2016
7
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hasil yang sama pada khalayak dalam menyerap informasi yang disampaikan media massa.
Tetapi tidak berarti khalayak memiliki kesamaan dalam menggunakan media massa. Hal ini
yang sering tidak diantisipasi oleh para komunikator massa.
Berbicara tentang wide- angle lens atau wide-angle view (sudut pandang yang lebih
luas), Gamble dan Gamble (2001) mengatakan, sejak lahir sampai meninggal, semua
bentuk komunikasi memainkan peranan dan menjadi bagian yang menyatu dalam
kehidupan manusia. Apapun pekerjaan, kegiatan atau waktu luang seseorang, komunikasi
merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan dalam kehidupan mereka. Bila kita
menganalisis bagaimana orang-orang menghabiskan waktu luang dari waktu kesehariannya
dalam bekerja, maka sebagian besar aktivitas mereka dihabiskan untuk berkomunikasi.
Kita banyak menghabiskan waktu dengan berbagai bentuk komunikasi massa.
Berapa waktu yang kita habiskan dengan media? Di Indonesia ini dengan adanya belasan
stasiun televisi nasional, ratusan radio siaran, ratusan surat kabar dan majalah, serta
bermunculannya bioskop-bioskop di mall atau supermall, banyak orang yang diterpa dan
menerpakan diri pada media massa tersebut. Secara sadar atau tidak sadar, pola hidup
masyarakat sudah dikendalikan oleh media massa. Gamble dan Gamble (2001)
menyebutkan banyak orang menghabiskan waktunya sekitar tujuh jam untuk mengonsumsi
media massa di tengah kesibukan kerjaannya. Mereka juga memiliki pilihan media yang
sangat spesifik, seperti majalah atau tabloid yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Aktivitas Organisasi Media : Gatekeeper dan Pemilihan
Istilah
gatekeeper
telah
secara
luas
digunakan
sebagai
metafora
untuk
menggambarkan proses di mana seleksi dibuat dalam kerja media massa, terutama
keputusan mengenai apakah dibolehkah atau tiak sebuah laporan berita tertentu melewati
‘pintu’ media massa tersebut. Bagaimanapun, ide gatekeeper ini memiliki aplikasi potensi
potensial yang luas karena dapat diterapkan ke dalam kerja agen penulis dan penerbit dan
ke dalam banyak jenis kerja editorial dan produksi media cetak dan televisi. Gagasan ini
sebenarnya merujuk pada kekuatan untuk memberikan atau membatasi akses terhadap
berbagai suara yang berbeda di masyarakat dan sering kali menjadi tempat munculnya
konflik. Salah satu tekanan umum dalam masyarakat demokratis adalah antara pemerintah
(atau politikus) dengan media mengenai jumlah dan jenis perhatian yang mereka terima
dalam media massa. Contoh yang lain berhubungan dengan jenis perwakilan dan jumlah
akses yang diberikan kepada minoritas.
2016
8
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terlepas dari daya tarik dan sifatnya yang persuasif, konsep gatekeeper memiliki
sejumlah kelemahan dan secara terus menerus direvisi sejak peneraapannya yang pertama.
Titik lemahnya adalah implikasinya dalam satu wilayah pintu dan seperangkat kriteria
seleksi, pandangannya yang sederhanaakan ‘pasokan’ berita, dan kecenderungannya untuk
mengindividualkan pembuatan keputusan. Gatekeeping biasanya melibatkan berbagai
tindakan pemilihan yang beragam dan berurutan atas periode produksi berita. Sering kali
kelompok pembuat keputusan (owner/pemilik) terlibat. Rujukan tidak hanya dibuat terhadap
aspek konten, tetapi juga terhadap jenis khalayak yang diharapkan dan masalah biaya.
FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
DALAM KEHIDUPAN
Fungsi artinya peran atau sesuatu yang diperankan oleh suatu hal dalam kegiatan pihak
lain. Analisis fungsional artinya kajian mengenai fugsi sesuatu, dalam hal ini adalah
komunikasi massa.Harold D. Lasswell mengebangkan fungsi komunikasi massa menjadi
yaitu; memberi informasi, mendidik dan menghibur. Lebih lanjut, Charles R wright dalam
bukunya Functional Analysis and Mass Communication membagi fungsi komunikasi massa
menjadi :
Fungsi Surveillance atau Penyelidikan.
Fungsi Penyelidikan
Untuk Individu
Fungsional
Untuk Masyarakat
 Peringatan
 Peringatan
 Instrumental
(warning)
 Menambah prestice
Disfungsional
2016
9
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
 Membuat
 Instrumental
masyarakat menjadi
 Pemberi status
etis
-
Menimbulkan
rasa
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-
Mengancam
gelisah
-
stabilitas
Menyebabkan
-
privatisasi
-
Menimbulkan
kepanikan
Menimbulkan
apatisme
-
Narkotisasi
Fungsi Penghubungan
Fungsi Penghubungan
Untuk Individu
Fungsional
Untuk Masyarakat
 Efisiensi
 Membantu
 Mencegah
mobilisasi
 Mencegah ancaman
overstimulasi,
apatisme
dan
terhadap stabilitas
privatisasi
Disfungsional
-
Meningkatkan
-
kepastian
-
Melemahkan
kepanikan
daya
kritis
2016
10
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Mencegah
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-
Meningkatkan
konformisme social.
Fungsi Pewarisan Budaya
Fungsi Pewarisan Budaya
Untuk Individu
Fungsional
 Membantu integrasi
Untuk Masyarakat
 Meningkatkan
 Mengurangi
idiosinkrasi
 Mengurangi
kohesi social
 Mengurangi anomi
 Melanjutkan
ketidakpastian
Disfungsional
-
Depersonalisasi
sosialisasi
-
dalam sosialisasi
Membesarkan
masyarakat massa
Fungsi Penghiburan
Fungsi Penghiburan
Untuk Individu
Fungsional
 menyegarkan
Untuk Masyarakat
 memberikan
kesegaran
kepada
masyarakat.
Disfungsional
-
meningkatkan
ketidakpastian
-
merendahkan selera
-
memungkinkan
-
merenggangkan
public
eskapisme
Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam
setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Fungsi komunikasi massa menurut
Dominik (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), lincage
(keterkaitan) transmition of values (penyebaran nilai), dan entertainment (hiburan).
1. Surveillance (pengawasan)
2016
11
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama :
a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan);
b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental.
Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung
merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan
militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Sebuah
stasiun televise mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan
atau menayangkannya dalam jangka panjang. Sebuah surat kabar memuat
secara berseri, bahaya polusi udara, dan pengangguran. Kendati banyak
informmasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat
yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang
ancaman itu.
Fungsi pengawasan Instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam
kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di
bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, prroduk-produk baru,
ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh
pengawasan instrumental. Majalah people and reader’s Digest menampilkan
sebuah fuingsi pengawasan instrumental.
2. interpretation (penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran
terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih
atau memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
Penafsiran tidak terbatas pada tajuk rencana. Rubrik atau yang disajikanpun
memberikan analisis kasus dibelakang peristiwa yang menjadi berita utama,
misalnya tentang kebijakan pemerintah, pemilihan umum dan lainnya. Selain
surat kabar, siaran radio dan televisi pun memiliki fungsi penafsiran, seeperti
tayangan acara “Derap Hukum” di SCTV, dan tayangan penafsiran sejenis
lainnya.
Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca/ pemirsa untuk
memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi
antarpersonal/ komunikasi kelompok.
3. Linkage (pertalian)
2016
12
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga membantuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat
yang sama tentang sesuatu. Contoh kasus di Indonesia : kasus Presiden
SBY yang sebelumnya menjadi Menkopolkam dalam jajaran kabinet Gotong
Royong Presiden Megawati Soekarno Putri. Ketika beliau jarang diajak rapat
kabinet dan kemudian mengundurkan diri, maka tayangan beritanya
ditelevisi, siaran radio, dan surat kabar telah menaikkan pamor Partai
Demokrat yang mencalonkan SBY sebagai calon Presiden. Dalam Pemilu
2004 lalu perolehan suara Partai Demokrat mencuat dan mengalahkan partai
besar sebelumnya, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan
Bintang (PBB). Masyarakat yang tersebat telah dipertalikan oleh media
massa untuk memilih Partai Demokrat. Kelompok-kelompok yang memiliki
kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan/
dihubungkan oleh media.
4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini juga disebut sosialitation (sosialisasi), sosialisasi mengacu pada
cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa
yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca.
Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan
apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan
model peran yang kita amati dengan harapan untuk menirunya. Sebuah
penelitian menunjukan bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku
berpacaran dari menonton film dan acara televisi yang mengisahkan tentang
pacaran, termasuk pacaran yang agak bebas/ agak liberal.
Di antara media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi
(penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah
melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton
televisi dibanding kegiatan lainnya, kecuali tidur.
5. Entertainment (hiburan)
Beberapa stasiun televisi merupakan media massa yang mengutamakan sajian
hiburan, begitu pun siaran radio. Demikian pula halnya dengan majalah.
Berdasarkan hasil penelitian, siaran langsung olah raga yang ditayangkan televisi
diminati paling banyak masyarakat. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapan
seorang ahli sosiologi John Tulamin dan Charles Page (dalam rahmat, 1996)
yang menyatakan bahwa meningkatnya olah raga secara luar biasa sebagai
hiburan massa setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagian besar merupakan
2016
13
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hasil dari televisi. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain
tujuannya adalah untuk mengurangi ketengangan pikiran khalayak, karena
dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi
dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah:
1. Fungsi Informasi
Fungsi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca,
pendengar, atau pemirsa. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan
informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja,
melainkan dari media. Kita belajar musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi,
komunikasi dan hal lain dari media.
Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan siaran radio,
atau mennton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang
terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan, atau
dilihat orang lain.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena
media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik
yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan
yang berlaku
kepada pemirsa atau pembaca. Biasanya media massa melakukannya melalui drama,
cerita, diskusi dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu
dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-bidang yang
ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak. Nilai-nilai yang harus diambil masyarakat,
tidak diungkapkan secara langsung, tetapi divisualisasikan dengan contoh-contoh tentang
bagaimana mendidik anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, apa makanan
yang layak, bagaimana merawat bayi yang baik, bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dengan anak balita dan sebagainya.
3. Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial,
fearutes, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang di
tayangkan televisi ataupun surat kabar, contohnya adalah dalam keluarga petani yang hidup
di desa mempunyai kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air rendaman sapu
merang yang telah dibakar terlebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani tersebut
memiliki pesawat televisi dan menonton tayangan iklan sampo yang dibintangi artis
favoritnya? Kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama, sekarang mengalami
2016
14
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai air rendaman sapu merang yang di
bakar diganti dengan sampo yang ada dalam iklan di televisi.
Menurut Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1996), ada 3 masalah pokok
yang harus diperhatikan dalam memahami fungsi-fungsi media massa. pertama, setiap kali
menghidupkan pesawat televisi, siaran radio, maupun membaca surat kabar, kita
melakukannya karena alasan tertentu. Kedua, komunikasi massa menjalankan funsi yang
berbeda bagi setiap pemirsa secara individual. Progam televisi yang sama dapat menghibur
satu orang, mendidik yang lain, mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Ketiga,
fungsi yang dijalankan oleh komunikasi massa bagi sembarang orang yang berbeda dari
satu waktu ke waktu yang lain. Produk rekaman tertentu bisa dirasakan sebagai penghibur
pada suatu saat, tetapi pada saat yang lain rekaman tersebut dirasakan sebagai olah
sosialisasi atau alat pemersatu.
Selanjutnya Devito (1996) menyebutkan fungsi komunikasi massa secara khusus, adalah :
meyakinkan (to persuade), menganugerahkan status, membius (narcotization), menciptakan
rasa kebersatuan, privatisasi, dan hubungan parasosial.
Fungsi meyakinkan (to persuade)
Fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi.
Menurut Devito (1996), persuasi bisa datang dalam bentuk :
a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang;
b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang;
c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
Mengukuhkan. Usaha untuk melakukan persuasi, kita pusatkan ppada upaya
mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan khalayak agar mereka dapat
bertindak dengan cara tertentu. menurut Mar’at (1984), sikap adalah kecenderungan
berperilaku dengan cara tertentu. Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi,
dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Sebagai
contoh, jika kita mempunyai sikap menyukai ilmu komunikasi kita akan cenderung
memilih kuliah di fakultas ilmu komunikasi, membaca tulisan tentang komunikasi,
berbicara tentang komunikasi, dan melakukan penelitian-penelitian dalam bidang
komunikasi. Tetapi apabila kita tidak menyukai komunikasi, maka kita akan
menghindari kuliah di fakultas ilmu komunikasi dan tidak tertarik untuk meneliti
masalah-masalah komunikasi. Media dengan semua sumber daya dan kekuatan
yang ada, tidak terkecuali, lebih sering mengukuhkan atau membuat kepercayaan,
sikap, nilai dan opini khalayak menjadi kuat. Sebagai contoh orang yang religius
akan tertarik mendengarkan pesan-pesan yang sesuai dengan keyakinan mereka
2016
15
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan akan lebih kuat dalam meyakini kepercayaannya. Komunikasi yang dikira dapat
mengubah sikap, seringkali hanya merupakan pengukuhan terhadap sikap yang
sudah ada.
Mengubah. Media akan mengubah orang yang tidak memihak pada suatu masalah
tertentu. Menurut Devito, media juga menghasilkan banyak perubahan yang kita
anggap sepele. Sebagai contoh perubahan pada perilaku membeli kertas tisu
mungkin sangat dipengaruhi oleh media. Kecuali untuk pabrik dan penjual kertas
tisu, pilihan kita akan kertas tisu tidaklah penting. Preferensi politik, sikap religius dan
komitmen sosial, khususnya yang sangat kita yakini tidak mudah diubah.
Menggerakkan. Dilihat dari sudut pengiklan (advertiser) fungsi terpenting media
massa adalah menggerakkan (activating) konsumen untuk mengambil tindakan.
Media berusaha mengajak pembaca atau pemirsa untuk membeli dan menggunakan
produk merek tertentu. Setelah suatu sikap dibentuk atau suatu pola perilaku
dimantapkan, media berfungsi menyalurkan dan mengenndalikannya ke arah
tertentu. Kita ambil contoh, setelah pola membayarkan 60 dolar untuk sebotol parfum
merek tertentu dimantapkan, media dapat dengan mudah mengarahkan perilaku ini
kepada merek lainnya atau merek apapun yang berharga mahal. Lebih baik apabila
label harga terlihat jelas.
Menawarkan Etika. Fungsi persuasif dari media massa lainnya adalah mengetikakan
(ethicizing). Dengan mengungkapkan secara terbuka tentang adanya penyimpangan
tertentu dari suatu norma yang berlaku (misalnya, skandal Pangeran Charles dengan
Camilla), media meranggsang masyarakat untuk mengubah situasi. Mereka
menyajikan etika kolektif kepada pembaca dan pemirsa. Sebagai contoh, tanpa
dipublikasikan, percintaan Pangeran Charles dengan Camilla, tidak mungkin akan
memunculkan tuntutan dari masyarakat yang akhirnya mencoreng muka kerajaan
Inggris. Contoh lainnya adalah skandal Water Gate yang memunculkan tuntutan
masyarakat yang akhirnya menjatuhkan Presiden Richard Nixon. Dalam satu artikel
yang ditulis sekitar 20 tahun sebelum skandal Water Gate, Lazarsfeld dan Merton
seperti yang dikutip Devito (1996) mengatakan bahwa dalam masyarakat fungsi
pemaparan terbuka ini dilembagakan dalam komunikasi media massa.
2016
16
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
DeVito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Edisi Indonesia. Dialihbahasakan oleh
Agus Maulana. Jakarta: Profesional Books.
McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika.
Nasution, Zulkarimein. 2002. Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas Terbuka: Jakarta.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Syam, Nina. 2012. Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media;
Bandung
Wright, Charles R. (1988). Sosiologi Komunikasi Massa. Edisi Indonesia. Disunting oleh
Jalaluddin Rakhmat. Bandung: Remadja Karya.
2016
17
Sosiologi Komunikasi
Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download