MODUL PERKULIAHAN Sosiologi Komunikasi AKTIVITAS KOMUNIKASI MASSA Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh 85005 Rika Yessica Rahma,M.Ikom Abstract Kompetensi Pokok bahasan mengenai telaah sosiologis mengenai fungsi komunikasi massa dalam kehidupan serta fungsi komunikasi massa sebagai pewarisan budaya dan penghiburan. Komunikasi massa berlangsung antara institusi media dengan khalayak. Hubungan keduanya terjalin melalui adanya sejumlah fungsi-fungsi penunjang kehidupan yang dibutuhkan masyarakat dan dapat dipenuhi oleh lembaga media massa Mahasiswa diharapkan dapat memahamidan memaparkan mengenai fungsi komunikasi massa dalam kehidupan serta fungsi komunikasi massa sebagai pewarisan budaya dan penghiburan. Aktivitas Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang di miliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada umumnya kita lebih tertarik kepada apa yang di lakukan media pada kita daripada apa yang kita lakukan pada media. Sebagai contoh, kita ingin mengetahui untuk apa kita membaca surat kabar, mendengarkan radio siaran, menonton televisi dan seterusnya, tetapi kita tidak mau tahu bagaimana surat kabar, radio siaran dan televisi dapat menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menggerakan perilaku kita. Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Menurut Steven M. Chaffee efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun 2016 2 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perilaku dan perasaan atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahankognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak yang dikenai efek komunikasi massa. Mc Luhan mengemukakan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah memengaruhi khalayak. Seperti telah di jelaskan bahwa yang memengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media, tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik. Menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu : efek ekonomis, efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek penyaluran/ menghilangkan perasaan tertentu, dan efek pada perasaan orang terhadap media. Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1999) proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk: 1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlah dan lingkupnya sangat luas dan besar. 2. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak. Interaksi yang terjadi sifatnya terbatas. 3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dengan komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya sementara dan tidak permanen. 4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan anonim. 5. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan kebutuhan- kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh apa yang dibutuhkan pemirsa. Dengan demikian media massa juga ditentukan oleh rating yaitu ukuran di mana suatu program di jam yang sama ditonton oleh sejumlah khalayak mass 2016 3 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Budaya Massa Pada Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa berproses pada level budaya massa sehingga sifat- sifat komunikasi massa sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat di mana proses komunikasi itu berlangsung. Dengan demikian, maka budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter sebagai berikut: a. Non-tradisional, yaitu umumnya komunikasi berkaitan erat dengan budaya populer. Acara-acara infotainment, variety show, Indonesian Idol merupakan contohnya. b. Budaya massa juga bersifat merakyat, tersebar di basis massa sehingga tidak mengrucut pada tingkat elit, namun apabila ada elit yang terlibat dalam proses ini, maka itu bagian dari basis massa itu sendiri. c. Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa. Semua orang dapat memanfaatkan sebagai hiburan umum. d. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber budaya massa. kalau populer bukan Bahkan secara tegas dikatakan bahwa bukan budaya massa, artinya budaya tradisional juga dapat menjadi apabila menjadi budaya massa. Misalnya Srimulat, Ludruk. Pada mulanya kesenian tradisional ini berkembang Campursari atau di masyarakat tradisional dengan karakter-karakter tradisional, namun ketika kesenian dikemas di media massa maka seluruh kesenian itu baik sentuhan-sentuhan cerita, kostum, sebatas konsumsi masyarakat pedesaan. 2016 4 populer Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id latar populer dan tidak ini mendominasi lagi menjadi e. Budaya massa terutama diproduksi oleh media massa dengan biaya yang cukup besar dengan harapan menghasilkan keuntungan yang lebih besar sebagai kelanjutan budaya massa itu sendiri. Karena itu budaya massa diproduksi secara komersial agar tidak saja menjadi namun jaminan keberlangsungan budaya massa juga menghasilkan keuntungan bagi capital yang diinvestasikan pada kegiatan tersebut. f. Budaya massa juga sosial atas sehingga diproduksi secara eksklusif terkesan modern dan dengan prestisius, simbol-simbol kelas namun sebenarnya budaya massa untuk siapa saja yang ingin menikmatinya. Syarat utama dari eksklusifitas budaya massa ini adalah keterbukaan dan kesediaan terlibat dalam budaya secara massal. Media Massa, Masyarakat, dan Budaya : Hubungan dan Konflik. Komunikasi massa dianggap sebagai fenomena “Masyarakat” dan “Budaya”. Lembaga media massa merupakan bagian dari struktur masyarakat, dan infrastruktur teknologinya adalah bagian dari dasar ekonomi dan kekuatan, sementara ide, citra, dan informasi disebarkan oleh media jelas merupakan aspek penting dari budaya kita. Rosegren (dalam McQuail, 2011: 86) menawarkan tipologi sederhana dimana terdapat dua proposisi berlawanan yang ditabuasi silang ‘struktur sosial mempengaruhi budaya’: dan kebalikannya, ‘budaya mempengaruhi struktur sosial’. Hal ini menghasilkan 2016 5 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id empat pilihan utama yang tersedia untuk menggambarkan hubungan antara media massa dan masyarakat. Struktur Sosial Mempengaruhi Budaya Kesalingtergantungan (pengaruh dua arah) Idealisme (pengaruh media yang kuat) Materialisme (media ketergantungan) Otonomi (tidak ada hubungan khusus) Ya Budaya Mempengaruhi Struktur Sosial Tidak Jika kita menganggap media massa sebagai sebuah aspek dalam masyarakat (dasar atau struktur), maka terdapat pilihan materialisme (materialism). Terdapat tubuh teori yang penting yang memandang budaya tergantung pada struktur ekonomi dan kekuasaan dari masyarakat. Teori ini berasumsi bahwa siapapun yang memiliki kekuatan atau mengontrol media, dapat memilih atau membatas apa yang mereka lakukan. Ini merupakan inti dari posisi marxis. Jika kita membahas dari sisi konten (lebih ke aspek budaya), maka pilihan idealisme (idealism) yang muncul. Media diasumsikan memiliki pengaruh signifikan yang potensial, tetapi ide dan nilai yang dibawa oleh media (dalam kontennya) yang dilihat sebagai penyebab utama perubahan sosial, tidak peduli siapa yang pemilik dan pengontrolnya. Pengaruhnya dianggap bekerja melalui motivasi dan tindakan individu. Pendangan ini menuntun pada keyakinan yang kuat terhadap beragam efek media yang potensial, baik maupun buruk. 2016 6 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dua pilihan yang tersisa, yaitu kesalingtergantungan dan otonomi. Memiliki perkembangan teoritis yang kurang penting, walaupun ada banyak dukungan logika dan bukti bagi keduanya. Kesalingtergantungan (interdependence) menyiratkan bahwa media massa dan masyarakat secara terus-menerus berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain (seperti masyarakat dan budaya). Media (sebagai industri budaya) merespons tuntutan dari masyarakat akan informasi dan hiburan, dan pada saat yang bersamaan merangsang inovasi dan kontribusi terhadap perubahan iklim sosial budaya yang menyebabkan kebutuhan baru dalam berkomunikasi. Ahli sosiologi Prancis, Gabriel Tarde (dalam McQuail, 2011 : 88) membayangkan pengaruh yang saling terjalin terus-menerus : ‘perkembangan teknologi memungkinkan adanya surat kabar, surat kabar mempromosikan terbentuknya publik yang lebih luas, dan mereka dengan meningkatkan loyalitas anggotanya, menciptakan jaringan luas yang saling tumpang tindih dan kelompok yang berubah’. Dari sudut pandang ini, dapat kita simpulkan bahwa media dengan setara dapat dianggap membentuk dan mencerminkan perubahan sosial dan masyarakat. Pilihan otonomi (autonomy) dalam hubungan antara budaya dan masyarakat tidak harus bertentangan dengan pandangan ini, kecuali ditafsirkan secara harfiah. Setidaknya sangat mungkin bahwa masyarakat dan media massa dapat saling mandiri satu sama lain hingga mengarah kepada satu titik. Posisi otonomi juga mendukung mereka yang skeptis terhadap kekuatan media untuk mempengaruhi ide, nilai, dan prilaku, misalnya dalam mempromosikan keseragaman, merangsang ‘modernitas’, atau merusak identitas budaya dari negara/masyarakat yang lemah. Melalui komunikasi massa kita menjadi tahu berbagai macam informasi. Tak pelak lagi komunikasi melalui media massa dapat menembus kehidupan kita. Dominick (2000) mengatakan bahwa dalam melihat fungsi dan kegunaan komunikasi massa, perlu dilakukan dua bentuk analisis, yakni analisis makro (wide/angle lens) dan analisis mikro (close-up lens). Kedua metode ini, baik analisis makro maupun analisis mikro, kadangkala memiliki 2016 7 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hasil yang sama pada khalayak dalam menyerap informasi yang disampaikan media massa. Tetapi tidak berarti khalayak memiliki kesamaan dalam menggunakan media massa. Hal ini yang sering tidak diantisipasi oleh para komunikator massa. Berbicara tentang wide- angle lens atau wide-angle view (sudut pandang yang lebih luas), Gamble dan Gamble (2001) mengatakan, sejak lahir sampai meninggal, semua bentuk komunikasi memainkan peranan dan menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan manusia. Apapun pekerjaan, kegiatan atau waktu luang seseorang, komunikasi merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan dalam kehidupan mereka. Bila kita menganalisis bagaimana orang-orang menghabiskan waktu luang dari waktu kesehariannya dalam bekerja, maka sebagian besar aktivitas mereka dihabiskan untuk berkomunikasi. Kita banyak menghabiskan waktu dengan berbagai bentuk komunikasi massa. Berapa waktu yang kita habiskan dengan media? Di Indonesia ini dengan adanya belasan stasiun televisi nasional, ratusan radio siaran, ratusan surat kabar dan majalah, serta bermunculannya bioskop-bioskop di mall atau supermall, banyak orang yang diterpa dan menerpakan diri pada media massa tersebut. Secara sadar atau tidak sadar, pola hidup masyarakat sudah dikendalikan oleh media massa. Gamble dan Gamble (2001) menyebutkan banyak orang menghabiskan waktunya sekitar tujuh jam untuk mengonsumsi media massa di tengah kesibukan kerjaannya. Mereka juga memiliki pilihan media yang sangat spesifik, seperti majalah atau tabloid yang berkaitan dengan pekerjaannya. Aktivitas Organisasi Media : Gatekeeper dan Pemilihan Istilah gatekeeper telah secara luas digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan proses di mana seleksi dibuat dalam kerja media massa, terutama keputusan mengenai apakah dibolehkah atau tiak sebuah laporan berita tertentu melewati ‘pintu’ media massa tersebut. Bagaimanapun, ide gatekeeper ini memiliki aplikasi potensi potensial yang luas karena dapat diterapkan ke dalam kerja agen penulis dan penerbit dan ke dalam banyak jenis kerja editorial dan produksi media cetak dan televisi. Gagasan ini sebenarnya merujuk pada kekuatan untuk memberikan atau membatasi akses terhadap berbagai suara yang berbeda di masyarakat dan sering kali menjadi tempat munculnya konflik. Salah satu tekanan umum dalam masyarakat demokratis adalah antara pemerintah (atau politikus) dengan media mengenai jumlah dan jenis perhatian yang mereka terima dalam media massa. Contoh yang lain berhubungan dengan jenis perwakilan dan jumlah akses yang diberikan kepada minoritas. 2016 8 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Terlepas dari daya tarik dan sifatnya yang persuasif, konsep gatekeeper memiliki sejumlah kelemahan dan secara terus menerus direvisi sejak peneraapannya yang pertama. Titik lemahnya adalah implikasinya dalam satu wilayah pintu dan seperangkat kriteria seleksi, pandangannya yang sederhanaakan ‘pasokan’ berita, dan kecenderungannya untuk mengindividualkan pembuatan keputusan. Gatekeeping biasanya melibatkan berbagai tindakan pemilihan yang beragam dan berurutan atas periode produksi berita. Sering kali kelompok pembuat keputusan (owner/pemilik) terlibat. Rujukan tidak hanya dibuat terhadap aspek konten, tetapi juga terhadap jenis khalayak yang diharapkan dan masalah biaya. FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM KEHIDUPAN Fungsi artinya peran atau sesuatu yang diperankan oleh suatu hal dalam kegiatan pihak lain. Analisis fungsional artinya kajian mengenai fugsi sesuatu, dalam hal ini adalah komunikasi massa.Harold D. Lasswell mengebangkan fungsi komunikasi massa menjadi yaitu; memberi informasi, mendidik dan menghibur. Lebih lanjut, Charles R wright dalam bukunya Functional Analysis and Mass Communication membagi fungsi komunikasi massa menjadi : Fungsi Surveillance atau Penyelidikan. Fungsi Penyelidikan Untuk Individu Fungsional Untuk Masyarakat Peringatan Peringatan Instrumental (warning) Menambah prestice Disfungsional 2016 9 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Membuat Instrumental masyarakat menjadi Pemberi status etis - Menimbulkan rasa Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Mengancam gelisah - stabilitas Menyebabkan - privatisasi - Menimbulkan kepanikan Menimbulkan apatisme - Narkotisasi Fungsi Penghubungan Fungsi Penghubungan Untuk Individu Fungsional Untuk Masyarakat Efisiensi Membantu Mencegah mobilisasi Mencegah ancaman overstimulasi, apatisme dan terhadap stabilitas privatisasi Disfungsional - Meningkatkan - kepastian - Melemahkan kepanikan daya kritis 2016 10 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Mencegah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Meningkatkan konformisme social. Fungsi Pewarisan Budaya Fungsi Pewarisan Budaya Untuk Individu Fungsional Membantu integrasi Untuk Masyarakat Meningkatkan Mengurangi idiosinkrasi Mengurangi kohesi social Mengurangi anomi Melanjutkan ketidakpastian Disfungsional - Depersonalisasi sosialisasi - dalam sosialisasi Membesarkan masyarakat massa Fungsi Penghiburan Fungsi Penghiburan Untuk Individu Fungsional menyegarkan Untuk Masyarakat memberikan kesegaran kepada masyarakat. Disfungsional - meningkatkan ketidakpastian - merendahkan selera - memungkinkan - merenggangkan public eskapisme Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Fungsi komunikasi massa menurut Dominik (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), lincage (keterkaitan) transmition of values (penyebaran nilai), dan entertainment (hiburan). 1. Surveillance (pengawasan) 2016 11 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Sebuah stasiun televise mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannya dalam jangka panjang. Sebuah surat kabar memuat secara berseri, bahaya polusi udara, dan pengangguran. Kendati banyak informmasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu. Fungsi pengawasan Instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, prroduk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. Majalah people and reader’s Digest menampilkan sebuah fuingsi pengawasan instrumental. 2. interpretation (penafsiran) Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih atau memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Penafsiran tidak terbatas pada tajuk rencana. Rubrik atau yang disajikanpun memberikan analisis kasus dibelakang peristiwa yang menjadi berita utama, misalnya tentang kebijakan pemerintah, pemilihan umum dan lainnya. Selain surat kabar, siaran radio dan televisi pun memiliki fungsi penafsiran, seeperti tayangan acara “Derap Hukum” di SCTV, dan tayangan penafsiran sejenis lainnya. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca/ pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal/ komunikasi kelompok. 3. Linkage (pertalian) 2016 12 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membantuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Contoh kasus di Indonesia : kasus Presiden SBY yang sebelumnya menjadi Menkopolkam dalam jajaran kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno Putri. Ketika beliau jarang diajak rapat kabinet dan kemudian mengundurkan diri, maka tayangan beritanya ditelevisi, siaran radio, dan surat kabar telah menaikkan pamor Partai Demokrat yang mencalonkan SBY sebagai calon Presiden. Dalam Pemilu 2004 lalu perolehan suara Partai Demokrat mencuat dan mengalahkan partai besar sebelumnya, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB). Masyarakat yang tersebat telah dipertalikan oleh media massa untuk memilih Partai Demokrat. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan/ dihubungkan oleh media. 4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini juga disebut sosialitation (sosialisasi), sosialisasi mengacu pada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dengan harapan untuk menirunya. Sebuah penelitian menunjukan bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku berpacaran dari menonton film dan acara televisi yang mengisahkan tentang pacaran, termasuk pacaran yang agak bebas/ agak liberal. Di antara media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton televisi dibanding kegiatan lainnya, kecuali tidur. 5. Entertainment (hiburan) Beberapa stasiun televisi merupakan media massa yang mengutamakan sajian hiburan, begitu pun siaran radio. Demikian pula halnya dengan majalah. Berdasarkan hasil penelitian, siaran langsung olah raga yang ditayangkan televisi diminati paling banyak masyarakat. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapan seorang ahli sosiologi John Tulamin dan Charles Page (dalam rahmat, 1996) yang menyatakan bahwa meningkatnya olah raga secara luar biasa sebagai hiburan massa setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagian besar merupakan 2016 13 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hasil dari televisi. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketengangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah: 1. Fungsi Informasi Fungsi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Kita belajar musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi, komunikasi dan hal lain dari media. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan siaran radio, atau mennton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan, atau dilihat orang lain. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Biasanya media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak. Nilai-nilai yang harus diambil masyarakat, tidak diungkapkan secara langsung, tetapi divisualisasikan dengan contoh-contoh tentang bagaimana mendidik anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, apa makanan yang layak, bagaimana merawat bayi yang baik, bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan anak balita dan sebagainya. 3. Fungsi Memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, fearutes, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang di tayangkan televisi ataupun surat kabar, contohnya adalah dalam keluarga petani yang hidup di desa mempunyai kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air rendaman sapu merang yang telah dibakar terlebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani tersebut memiliki pesawat televisi dan menonton tayangan iklan sampo yang dibintangi artis favoritnya? Kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama, sekarang mengalami 2016 14 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai air rendaman sapu merang yang di bakar diganti dengan sampo yang ada dalam iklan di televisi. Menurut Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1996), ada 3 masalah pokok yang harus diperhatikan dalam memahami fungsi-fungsi media massa. pertama, setiap kali menghidupkan pesawat televisi, siaran radio, maupun membaca surat kabar, kita melakukannya karena alasan tertentu. Kedua, komunikasi massa menjalankan funsi yang berbeda bagi setiap pemirsa secara individual. Progam televisi yang sama dapat menghibur satu orang, mendidik yang lain, mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Ketiga, fungsi yang dijalankan oleh komunikasi massa bagi sembarang orang yang berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain. Produk rekaman tertentu bisa dirasakan sebagai penghibur pada suatu saat, tetapi pada saat yang lain rekaman tersebut dirasakan sebagai olah sosialisasi atau alat pemersatu. Selanjutnya Devito (1996) menyebutkan fungsi komunikasi massa secara khusus, adalah : meyakinkan (to persuade), menganugerahkan status, membius (narcotization), menciptakan rasa kebersatuan, privatisasi, dan hubungan parasosial. Fungsi meyakinkan (to persuade) Fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi. Menurut Devito (1996), persuasi bisa datang dalam bentuk : a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. Mengukuhkan. Usaha untuk melakukan persuasi, kita pusatkan ppada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan khalayak agar mereka dapat bertindak dengan cara tertentu. menurut Mar’at (1984), sikap adalah kecenderungan berperilaku dengan cara tertentu. Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi, dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Sebagai contoh, jika kita mempunyai sikap menyukai ilmu komunikasi kita akan cenderung memilih kuliah di fakultas ilmu komunikasi, membaca tulisan tentang komunikasi, berbicara tentang komunikasi, dan melakukan penelitian-penelitian dalam bidang komunikasi. Tetapi apabila kita tidak menyukai komunikasi, maka kita akan menghindari kuliah di fakultas ilmu komunikasi dan tidak tertarik untuk meneliti masalah-masalah komunikasi. Media dengan semua sumber daya dan kekuatan yang ada, tidak terkecuali, lebih sering mengukuhkan atau membuat kepercayaan, sikap, nilai dan opini khalayak menjadi kuat. Sebagai contoh orang yang religius akan tertarik mendengarkan pesan-pesan yang sesuai dengan keyakinan mereka 2016 15 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan akan lebih kuat dalam meyakini kepercayaannya. Komunikasi yang dikira dapat mengubah sikap, seringkali hanya merupakan pengukuhan terhadap sikap yang sudah ada. Mengubah. Media akan mengubah orang yang tidak memihak pada suatu masalah tertentu. Menurut Devito, media juga menghasilkan banyak perubahan yang kita anggap sepele. Sebagai contoh perubahan pada perilaku membeli kertas tisu mungkin sangat dipengaruhi oleh media. Kecuali untuk pabrik dan penjual kertas tisu, pilihan kita akan kertas tisu tidaklah penting. Preferensi politik, sikap religius dan komitmen sosial, khususnya yang sangat kita yakini tidak mudah diubah. Menggerakkan. Dilihat dari sudut pengiklan (advertiser) fungsi terpenting media massa adalah menggerakkan (activating) konsumen untuk mengambil tindakan. Media berusaha mengajak pembaca atau pemirsa untuk membeli dan menggunakan produk merek tertentu. Setelah suatu sikap dibentuk atau suatu pola perilaku dimantapkan, media berfungsi menyalurkan dan mengenndalikannya ke arah tertentu. Kita ambil contoh, setelah pola membayarkan 60 dolar untuk sebotol parfum merek tertentu dimantapkan, media dapat dengan mudah mengarahkan perilaku ini kepada merek lainnya atau merek apapun yang berharga mahal. Lebih baik apabila label harga terlihat jelas. Menawarkan Etika. Fungsi persuasif dari media massa lainnya adalah mengetikakan (ethicizing). Dengan mengungkapkan secara terbuka tentang adanya penyimpangan tertentu dari suatu norma yang berlaku (misalnya, skandal Pangeran Charles dengan Camilla), media meranggsang masyarakat untuk mengubah situasi. Mereka menyajikan etika kolektif kepada pembaca dan pemirsa. Sebagai contoh, tanpa dipublikasikan, percintaan Pangeran Charles dengan Camilla, tidak mungkin akan memunculkan tuntutan dari masyarakat yang akhirnya mencoreng muka kerajaan Inggris. Contoh lainnya adalah skandal Water Gate yang memunculkan tuntutan masyarakat yang akhirnya menjatuhkan Presiden Richard Nixon. Dalam satu artikel yang ditulis sekitar 20 tahun sebelum skandal Water Gate, Lazarsfeld dan Merton seperti yang dikutip Devito (1996) mengatakan bahwa dalam masyarakat fungsi pemaparan terbuka ini dilembagakan dalam komunikasi media massa. 2016 16 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka DeVito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Edisi Indonesia. Dialihbahasakan oleh Agus Maulana. Jakarta: Profesional Books. McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. Nasution, Zulkarimein. 2002. Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas Terbuka: Jakarta. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada: Jakarta Syam, Nina. 2012. Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media; Bandung Wright, Charles R. (1988). Sosiologi Komunikasi Massa. Edisi Indonesia. Disunting oleh Jalaluddin Rakhmat. Bandung: Remadja Karya. 2016 17 Sosiologi Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id