MODUL PERKULIAHAN - 12 KEWURAUSAHAAN I ( 2 SKS ) ASPEK GLOBAL KEWIRAUSAHAAN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Tatap Muka Kode MK 12 90029 Disusun Oleh Agung Sigit Santoso Abstract Kompetensi Dampak globalisasi yang terjadi di seluruh dunia terhadap lingkungan bisnis. Mahasiswa dapat mengenal, memahami dan mampu mengelola dampak globalisasi secara efektif di dalam lingkungan bisnis. ASPEK GLOBAL KEWIRAUSAHAAN A. Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Perekonomian dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Lalu lintas barang dan jasa telah melewati batas-batas negara. Barang dan jasa yang diproduksi tidah hanya dikonsumsi oleh negera tersebut, namun sudah dikonsumsi oleh negara-negara lain. Globalisasi telah membuat batas-batas geografis dan teritorial suatu negara menjadi semakin kabur. Dalam dunia global, produk luar negeri yang masuk ke dalam negeri menjadi pesaing produk lokal. Begitupula dengan produk lokal dapat diekspor dan menjadi sumber devisa negara. Wirausahawan tumbuh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga tidak ada satu jalan yang pasti dalam membuat peta menuju kesuksesan bagi wirausahawan baru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wirausahawan adalah perubahan yang dipicu oleh perkembangan teknologi adalah : 1. Produk-produk baru yang dilempar ke pasar oleh pesaing 2. Perkembangan teknologi komputer dan informasi 3. Perkembangan teknologi barang substitusi 4. Berbagai penemuan baru 5. Adaptasi teknologi yang siap pakai 6. Strategi perkembangan teknologi nasional 7. Pengeluaran biaya Research & Development oleh perusahaan pesaing atau perusahaan-perusahaan di dalam satu industri 8. Siklus hidup suatu produk (product life cycle) 9. Terobosan-terobosan yang dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik di bidang input, pengolahan dan pemasaran 10. Berbagai ramalan pengembangan teknologi di masa depan 2014 2 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Globalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi saling tergantung dalam jaringan internasional meliputi transportasi, distribusi, komunikasi, dan ekonomi yang melampaui garis batas teritorial negara. Kegiatan produksi dan konsumsi sudah menjadi suatu “kegiatan bersama” di muka bumi ini. Globalisasi juga merupakan suatu proses sosial dan budaya yang dimulai dengan berinteraksinya suatu bangsa dengan bangsa lain. Interaksi sosial budaya tersebut membawa pengaruh bagi bangsa-bangsa di dunia. Kebudayaan suatu bangsa menyerap berbagai pengaruh kebudayaan lain. Terjadi banyak penyerapan atas unsur-unsur budaya seperti nilai, adat istiadat, kebiasaan, kesenian, dan bahasa dalam suatu kebudayaan. Saat ini fenomena globalisasi mengalami proses percepatan, bangsa-bangsa di dunia saling berinteraksi dan bertukar kebudayaan. Bagi perusahaan di seluruh dunia, globalisasi merupakan hal yang berhubungan dengan daya tahan, bukan merupakan suatu pilihan. Indonesia, sebenarnya sudah sejak lama mempraktekkan globalisasi, ditandai dengan kebijakan industrialisasi di segala bidang sejak orde baru. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan atau investor asing yang menanam modal di Indonesia, seperti Freeport, Toyota Astra Motor, dan lain-lain. Sayangnya tidak banyak pelaku bisnis yang dapat berpikir global. Kemampuan menghargai, mengerti dan menghormati perbedaan nilai, perilaku dan praktek bisnis perusahaan dan orang-orang di berbagai negara, inilah yang disebut berpikir global (global thinking). Perbedaan kondisi bisnis sebelum dan sesudah globalisasi : Sebelum Berpikir lokal Sifat bisnis statis Lalu lintas orang dan barang terbatas Kompetisi tertutup Kontrol pemerintah dominan Proteksi terhadap produk lokal masih dimungkinkan Dari padat karya 2014 3 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Sesudah Berpikir Global Dinamis Lalu Lintas orang dan barang Tidak terbatas Kompetisi terbuka Tuntutan pasar Tidak boleh ada proteksi Teknologi canggih (ditandai dengan meluasnya penggunaan IT) Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Manfaat Globalisasi Meningkatkan penjualan dan laba perusahaan, seiring dengan meningkatnya penjualan dan perkembangan pasar. Apabila perusahaan memasuki bisnis internasional maka perusahaan dapat meningkatkan keuntungan karena biaya per unit tiap produk dapat ditekan. Dengan demikian sebenarnya perusahaan meningkatkan margin keuntungannya. Misalnya biaya riset dan pengembangan yang mahal dapat dikompensasi dengan meningkatnya penjualan produk. Memperpanjang daur produk (life cycle). Mengurangi biaya manufaktur. Nike dan Adidas membangun pabriknya di Indonesia untuk mencari tenaga kerja yang murah. Dengan demikian, perusahaan tersebut tetap kompetitif karena dapat menjual produknya dengan harga yang lebih murah dengan menghemat biaya. Memperbaiki kemampuan daya saing. Meningkatkan kualitas produk. Berorientasi pada pelanggan. C. Strategi Melakukan Globalisasi Bergantung pada prantara perdagangan. Perusahaan yang akan melakukan globalisasi tidak perlu melakukannya sendiri, dapat melalui outsourcing (misal: tidak perlu memiliki departemen ekspor sendiri) Usaha patungan. Untuk memperkuat penetrasi pasar ada baiknya dua atau tiga perusahaan yang memiliki produk atau jasa yang sejenis beraliansi. Memberikan lisensi dagang (foreign licencing). Bisnis yang memasuki pasar luar negeri dengan memberikan lisensi bisnis di negara lain (Astra Motor, Honda, Suzuki, Pesawat CASA di PT. DI) 2014 4 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Waralaba internasional (McDonald, KFC, Hoka-Hoka Bento, Sogo, Metro Departement Store) Barter. Di negara-negara yang mata uangnya tidak dapat diperdagangkan secara internasional, bisnis dilakukan dengan cara barter (Sukoi dengan CPO) Menetapkan lokasi internasional. D. Halangan dalam Melakukan Globalisasi Adanya sikap rendah diri (“aku terlalu kecil melakukan ekspor”). Sikap rendah diri yang berpangkal dari adanya ke-tidak percayaa-an diri para wirausahawan Indonesia untu melakukan penetrasi pasar ke luar negeri, membuat produk/jasa yang dihasilkan tidak berkembang, bahkan tidak jarang menjadi ’bumerang’ yang mematikan usahanya sendiri karena ’kejenuhan pasar’ di dalam negeri dan ’kalah bersaing’ dengan banjirnya produk/jasa dari pasar luar negeri yang sangat ofensiff membanjiri pasarpasar lokal. Kurang informasi tentang bagaimana memulai perdagangan global. Keterbatasan informasi dan kurangnya pengalaman menjalin relasi dengan pasar luar negeri merupakan kendala lainnya lagi. Usahawan kita masih kurang terbiasa berinisiatif mencari informasi dan belajar dari pengalaman wirausahawan lainnya. Seperti ’katak dalam tempurung’, masih cenderung menunggu ’bantuan orang lain’ untuk membukakan wawsan pengetahuannya. Kurang tersedianya pembiayaan. Kurangnya pendanaan adalah hal lain lagi, ketika wirausahawan kita ingin mencoba melakukan pemasaran ke luar negeri. Ketidak mampuan para wirausahawan dalam membuat Laporan Keuangan menjadi titik pangkal, sehingga pihak perbankan atau para pemodal ‘enggan’ memberikan dukungan permodalan bagi mereka. 2014 5 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id E. Potret Pasar Global Globalisasi pasar merupakan gejala dunia yang perlu diikuti. Contoh, penyatuan Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community) pada tahun 2000, terbukti telah mempengaruhi kekuatan negosiasi isu perdagangan dan investasi dari negara anggota EEC dengan Negara Sedang Berkembang. Dalam banyak kasus hasilnya cenderung merugikan negara berkembang. Bentuk kerjasama perekonomian lainnya antara lain, Asosiasi Kelompok Produsen Minyak Bumi (OPEC), kerjasama Perekonomian Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) dan kerjasama Perekonomian Negara-Negara Asia Pasifik (APEC). Kluster kerjasama mereka telah mendorong dan membuat pasar barang, jasa, dan keuangan semakin luas (globalise) dengan pengurangan berbagai hambatan (borderless) dalam birokrasi perijinan, dan lalulintas modal, pekerja dan tranfer teknologi. Globalisasi pasar internasional sekarang ini cenderung meluas, menjadi rumit dan sulit dilacak. Proses ini terjadi sedemikian cepat dengan kecenderungan aksi dari berbagai perusahaan raksasa multinasional (MNCs) dan dunia (global firms) mengadakan strategi usaha melalui integrasi, merger maupun kegiatan usaha patungan dengan melintasi batas-batas teritorial antar negara. Kepentingan bisnis mereka secara keseluruhan seringkali mengalahkan kepentingan dari perusahaan-perusahaan cabang yang mereka miliki maupun kepentingan partner dagang di negara berkembang. Globalisasi pasar disamping memberikan dampak positif, tidak jarang menghasilkan pengaruh yang negatif untuk perekonomian Indonesia, perkembangan perusahaan menegah dan kecil dan keunggulan bersaing di sektor ekonomi atau industri tertentu. Jepang (salah satu dari tiga poros ekonomi dunia, selain MEE & NAFTA), merupakan pasar yang sulit dimasuki. Akan tetapi akhir-akhir ini pasar mereka semakin terbuka, khususnya bagi produk Eropa dan Amerika. Dengan produk yang tepat para pengusaha Eropa dan Amerika dapat bersaing dipasar Jepang dan bahkan dapat berkembang seperti yang telah dicapai oleh Apple Computers, Xerox, Johnson and Johnson, dan masing banyak lagi. 2014 6 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pola perekonomian terpimpin atau perencanaan terpusat telah diterapkan di negara-negara Eropa Timur dan Cina selama beberapa dekade tanpa memperhatikan kekuatan pasar maupun transaksi bebas dengan ekonomi negara lain. Namun saat ini mereka telah berubah pada sistem berbasis pasar yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara penuh dalam perekonomian global sehingga pengaruhnya pasti akan nampak. Negara-negara industri baru yang dikenal dengan Newly Industrializing Countries (NIC) terdiri atas Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Cina, India dan Singapura. Perekonomian mereka menjadi sangat maju menjadi penantang dominator karena dapat mengurangi kesenjangan teknologi, lebih mudah mendapatkan akses terhadap modal internasional, biaya murah serta tenaga kerja yang produktif. Mereka sangat agresif memasuki pasar internasional produk elektronik, otomotif, dan barang industri lain. Mereka menjadi pesaing berat bagi ME, AS, dan Jepang. NIC tersebut percaya bahwa penciptaan pasar yang lebih bebas dapat berdampak pada kemajuan ekonomi. Oleh karena itu mereka berupaya mendorong negara-negara berkembang lain untuk membuka ekonominya bagi pasar dunia. F. Keterlibatan dalam Pasar Global Ketika pasar domestik mengalami kejenuhan dan pertumbuhan penjualan mulai melambat, perusahaan di semua industri menyadari semakin pentingnya usahausaha untuk mengembangkan bisnis di negara lain. Sebagai contoh, McDonald telah membuka restoran di Amerika Latin, Nike merancang sepatu sepak bola untuk masyarakat Brazil dan Wal-Mart menggoda para pembeli Cina melalui berbagai barang dagangan yang dapat dibeli dengan harga diskon. G. Aktivitas Perusahaan Global Perusahaan yang telah berhasil menembus pasar internasional dan bersaing dalam era globalisasi ditandai dengan aktivitasnya seperti : Mereka membakukan dan memadukan aktivitas operasi-operasi perusahaannya di seluruh dunia dalam semua bidang fungsional manjemen, dengan penempatan SDM nya yang terbaik. 2014 7 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Mereka memiliki kehadiran pasar produk/jasa yang dihasilkan perusahaannya di hampir seluruh penjuru seluruh dunia. Merek menjalankan operasi-operasi yang distandarisasikan di seluruh dunia dalam satu atau lebih bidang-bidang fungsional perusahaan untuk menjamin kualitas produk/jasa yang dihasilkannya, serta pelayanan baku (service quality) yang terbaik bagi para pelanggannya. Mereka selalu mengadakan perbaikan dan memajukan operasi-operasinya di seluruh dunia melalui investasi yang tidak sedikit dalam departemen Research and Development untuk berupaya menemukan inovasi-inovasi baru bagi operasi perusahaannya secara berkesinambungan. 2014 8 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Robert D., Hisrich, et.al., 2011. Entrepreneurship, Edisi ke 6, Jakarta : McGraw HillSalemba Empat. 2. Suharyadi, dkk., 2007, Kewirausahaan : Universitas Mercu Buana, Jakarta : Salemba Empat. 3. Zimmerer, Thomas W., & Norman M., Scarborough, 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, 5th Edisi ke 5, Jakarta: Pearson Education-Salemba Empat. 2014 9 Kewirausahaan I Agung Sigit Santoso Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id