1 PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI A. Fungsi-fungsi Manajemen Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola dengan cara yang tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu dewan komisaris, dewan direktur,dan para manajer, tergabung ke dalam suatu kelompok yang disebut manajemen perusahaan. Manajemen inilah yang bertanggungjawab untuk menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut ini: 1. Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan tujuan serta mengidentifikasikan strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi pengaturan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi yang ditetapkan, termasuk di dalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk membagi berbagai tanggungjawab,tugas dan wewenang pada masing-masing bagian. 3. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading). Proses ini melibatkan aktivitas operasional dari hari ke hari untuk menjaga kelancaran aktivitas organisasi, antara lain melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian masalah rutin, penyelesaian konflik dan komunikasi efektif. 4. Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk memastikan tercapainya tujuan organisasi. Aktivitas manajerial ini memonitor implementasi suatu rencana dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik, yaitu informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan rencana. B. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup manajemen. Informasi akuntansi manajemen membantu para manajer menjalankan perannya dalam melakukan aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Manajer dan karyawan menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem informasi akuntansi manajemen. Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 2 Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Tidak ada suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari input atau proses, bahkan ouput dari sistem informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut bersifat fleksibel dan tergantung pada tujuan tertentu yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: 1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputuan. Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan penguna lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun bentuk orgasasinya, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, manajer harus memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi. Proses Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen diilustrasikan sebagai berikut: Peristiwa Ekonomi Masukan Mengumpulkan Mengukur Menyimpan Menganalisa Melaporkan Mengelola Proses Laporan Khusus Biaya Produk Biaya Pelanggan Anggaran Laporan Kinerja Komunikasi Pribadi Keluaran pengguna Gambar: Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen C. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 3 Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama, yaitu: sistem akuntansi manajeman dan sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi tersebut berbeda dalam tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi pengguna eksternal. Sistem tersebut menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan dan memprosesnya sampai memenuhi aturan dan ketentuan tertentu. Tujuan sistem informasi akuntansi keuangan adalah untuk menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi yang dihasilkan digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan ketentuan peraturan. Sistem informasi akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik, akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki kesamaan, yaitu: 1. Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship). Manajemen sebagai wakil perusahaan harus mempertanggungjawabkan keuangan dan operasional perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan berkaitan dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan akuntansi manajemen berkaitan dengan satuan-satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan pertanggungjawaban yang lebih terinci. 2. Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu sistem akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain karena penyelenggaraan dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang berwenang, hal tersebut juga akan sangat mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan buku-buku akuntansi, waktu dan tenaga ekstra. Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 4 Beberapa perbedaan penting antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan dapat diringkas sebagai berikut: Perbedaan 1. Target pengguna Akuntansi Manajemen Berfokus pada penyediaan informasi untuk untuk pengguna internal Akuntansi Keuangan Berfokus pada penyediaan informasi untuk pengguna eksternal 2. Batasan input dan proses Tidak terikat aturan tertentu 3. Jenis informasi Informasi keuangan & non keuangan, dimungkinkan juga informasi yang bersifat subjektif Pelaporan akuntansi keuangan harus mengikuti prosedur akuntansi yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang (Bapepam & IAI di Indonesia) Informasi keuangan yang bersifat objektif 4. Orientasi Waktu Menekankan pada informasi tentang peristiwa di masa depan 5. Tingkat Agregasi Evaluasi internal dan Informasi yang disediakan pembuatan keputusan dilakukan berfokus pada kinerja perusahaan berdasarkan secara keseluruhan informasi yang sangat detail 6. Kedalaman Melibatkan aspek ekonomi manajerial, teknik industri dan ilmu manajemen (bersifat multidisipliner) 7. Keakuratan vs Tepat waktu Lebih menekankan pada ketepat Lebih menekankan pada an waktu keakuratan Mencatat dan melaporkan peristiwa yang sudah terjadi (data historis) Lebih spesifik 8. Verifikasi vs Relevansi Lebih menekankan pada Lebih menekankan pada relevansi terhadap perencanaan kemampuan verifikasi dan pengendalian Tabel 1.1. Perbedaan antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan D. Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen 1. Sampai ± 1914 Akuntansi manajemen menekankan pada perhitungan penetapan harga pokok produk pada tingkat manajerial, menelusuri tingkat laba perusahaan ke tiap produk dan menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategis. Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 5 2. Tahun 1925 Akuntansi manajemen menggunakan pendekatan perhitungan biaya persediaan, mengalokasikan biaya manufaktur ke produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan kepada pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menjadi kekuatan yang membentuk desain sistem biaya. Manajer dan perusahaan dapat menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap produk, dari pada informasi biaya yang lebih terinci dan akurat setiap produk. Meskipun keanekaragaman jenis produk meningkat, kebutuhan informasi biaya yang lebih akurat kalah dengan tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut. 3. Tahun 1950-an sampai 1960-an Akuntansi manajemen melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki sistem biaya konvensional guna meningkatkan manfaat informasi akuntansi keuangan bagi penggunanya. 4. Tahun 1980-an sampai 1990-an Banyak ditemukan bahwa praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu melayani kebutuhan manajerial. Perhitungan biaya produk yang lebih akurat, yang menjelaskan secara rinci penggunaan input dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan perhitungan, produktivitas, dan mengurangi biaya. E. Topik-topik Akuntansi Manajemen 1. Activity – Based Management Manajemen berbardasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan pada aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya ke berbagai aktivitas, dan kemudian menelusuri pada produk atau pelanggan yang menggunakan aktivitas tersebut. Analisis nilai proses menekankan pada analisis aktivitas, yaitu menetapkan mengapa aktivitas dilakukan dan seberapa baik dilakukan. Tujuannya adalah untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan untuk menghapuskan aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan. 2. Orientasi Pada Pelanggan Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan (customer value). Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 6 (realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan oleh pelanggan). Apa yang pelanggan terima disebut sebagai produk total (total product). Produk total adalah seluruh manfaat bai berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli. Produk total meliputi fitur umum dan khusus suatu produk/jasa, kualitas, petunjuk penggunaan, reputasi, merek dagang, dan faktor-faktor lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Pengorbanan pelanggan meliputi biaya pembelian produk, waktu dan usasha yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari cara menggunakan produk, dan biaya-biaya pasca pembelian yang meliputi biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual kembali produk tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi bagi pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya. a. Penetapan Posisi Strategis (Strategic Positioning). Meningkatkan nilai bagi pelanggan untuk menciptkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dapat dicapai melalui pemilihan berbagai strategi secara bijaksana. Umumnya, perusahaan memilih suatu posisi strategis yang sesuai dari dua strategi umum berikut ini: (1)kepemimpinan biaya (cost leadership); dan (2)produk superior melalui diferensiasi produk. Tujuan dari strategi kepemimpinan biaya adalah untuk memberikan nilai yang sama atau lebih baik bagi pelanggan, dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing. Sebagai contoh, menurunkan biaya pembuatan suatu produk dengan memperbaiki proses, akan memungkinkan perusahaan untuk menurunkan harga jual, yang kemudian akan menurunkan pengorbanan pelanggan. Tujuan dari strategi diferensiasi adalah untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan meningkatakan realisasi. Menyediakan sesuatu untuk pelanggan yang tidak disediakan oleh pesaing, akan menciptakan keunggulan kompetitif. Sebagi contoh, salah satu toko komputer dapat memberikan penawaran pelayanan perbaikan di tempat, sesuatu yang tidak ditawarkan oleh pesaing di pasar setempat. Agar strategi diferensiasi dapat berjalan, nilai yang ditambahkan bagi pelanggan dengan diferensiasi harus melebihi biaya perusahaan untuk melakukan diferensiasi. b. Kerangka Kerja Rantai Nilai. Aplikasi atas strategi kepemimpinan biaya dan/atau strategi diferensiasi, membutuhkan suatu pemahaman atas rantai nilai tingkat internal dan tingkat industri perusahaan. Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan mengirimkan produk serta jasa ke pelanggan. Sebagai contoh, pengiriman suatu produk atau jasa yang tepat waktu adalah bagian dari total produk, dan bernilai bagi Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 7 pelanggan. Nilai pelanggan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kecepatan pengiriman dan respon. Rantai nilai industri perusahaan adalah rangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dan saling berhubungan, mulai dari bahan dasar mentah hingga pada penjualan kembali produk jadi oleh pengguna akhir. Dasar kerangka kerja rantai nilai adalah pemahaman akan pertalian (linkage) yang komplek dan hubungan antar aktivitas-aktivitas di dalam maupun di luar perusahaan. Terdapat dua pertalian, yaitu: (1)pertalian internal, adalah hubungan antara aktivitasaktivitas yang dilakukan dalam jaringan industri perusahaan (nilai rantai internal); (2)pertalian eksternal, adalah hubungan aktivitas-aktivitas antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan perusahaan. Dengan menggunakan dua pertalian tersebut untuk mencapai hasil yang saling memenangkan antara pihak perusahaan, pemasok, dan pelanggan merupakan kunci suksesnya manajemen biaya strategis. Manajemen biaya strategis adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi-strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Hal ini juga merupakan karakteristik utama dari apa yang disebut sebagai manajemen rantai suplai (supply chain management). Manajemen rantai suplai adalah manajemen dari aliran material dimulai dari pemasok hingga ke hulu, bergerak dari transformasi material menjadi barang jadi, dan diselesaikan dengan distribusi barang jadi kepada pelanggan, dan pelanggan berikutnya. 3. Total Quality Management Filosofi dari manajemen kualitas adalah perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang sempurna (zerodefect), menggantikan sikap “kualitas yang dapat diterima” di masa lalu. Penekanan pada kualitas telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang mampu menyediakan informasi operasional dan keuangan mengenai kualitas termasuk informasi jumlah produk cacat, laporan biaya kualitas, laporan trend biaya kualitas, dan laporan kinerja biaya kualitas. Industri jasa juga berusaha meningkatkan kualitas. Perusahaan jasa menghadapi persoalan adanya perbedaan kualitas antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perusahaan jasa mengutamakan konsistensi melalui pengembangan suatu sistem yang mendukung usaha yang dilakukan pekerjanya. Sebagai contoh, Ritz-Carlton Hotel Company merancang suatu strategi untuk mencapai 100 persen loyalitas tamu. Bagian kunci dari strategi ini adalah untuk mencapai target „pengalaman sempurna‟ Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 8 (defect-free) bagi para tamu. Perusahaan menerapkan sistem bagan untuk mengukur proses dalam menghilangkan masalah tamu. Setiap karyawan disediakan salinan kecil “Standar Emas” (Gold Standard) seukuran saku. Standar-standar ini adalah kinerja yang diharapkan dan protokol untuk berinteraksi dengan tamu dan merespons kebutuhan tamu. Standar-standar ini ditekankan pada setiap pengarahan lima sampai sepuluh menit di awak setiap jadwal pergantian. Survei independen menghasilkan 99 persen tamu puas dengan pengalaman mereka, lebih dari 80 persen menyatakan sangat puas. Keuntungan (earning), kembalian investasi (return on investment), dan pendapatan (revenue) per kamar telah meningkat dengan dramatis. 4. Waktu sebagai Unsur Kompetitif Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mecapai pasar dengn cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan tersebut mengirim produk atau jasa dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilaitambah (waktu yang tidak bermanfaat). Waktu yang tidak bermanfaat bagi pelanggan misalnya, waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal. Pengurangan waktu yang tidak bernilai-tambah semakan besar seiring dengan meningkatnya kualitas. 5. Efisiensi Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan efisiensi adalah hal yang juga vital. Baik pengukuran efisiensi finansial maupun non-finansial diperlukan. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai, biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan dengan tepat; produk jadi harus berhubungan dengan input yang dibutuhkan, dan pengaruh karena perubahan produktivitas harus dihitung. 6. Bisnis secara Elektronik (e-business) Bisnis secara elektronik (e-business) adalah semua transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Perdagangan secara elektronik (e-commerce) adalah jual beli produk dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. F. Peran Akuntan Manajemen Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung. Akuntan manajemen membantu orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan tujuan dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut posisi lini. Posisi yang mendukung dan tidak bertanggung jawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi staf. Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 9 Manajer lini adalah orang yang membuat kebijakan dan membuat keputusan yang berpengaruh terhadap produksi. Melalui penyediaan dan penginterpretasian informasi akuntansi, akuntan manajemen dapat memiliki masukan penting dalam berbagai kebijakan dan keputusan. Controller, kepala bagian akuntansi, mengawasi semua departemen akuntansi. Karena perannya yang penting dalam operasi suatu organisasi, controller sering dipandang sebagai anggota dari tim manajemen puncak dan diikutsertakan dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sebagai kepala bagian akuntansi, controller bertanggung jawab terhadap kebutuhan akuntansi baik secara internal maupun eksternal. Tanggung jawab tersebut dapat mencakup pertanggungjawaban langsung kepada pemeriksaan internal, akuntansi biaya, akuntansi keuangan, akuntansi sistem, dan perpajakan. G. Perilaku Etis bagi Akuntan Manajemen Akuntan manajemen bertugas untuk membantu tugas manajer dalam usaha meningkatkan kinerja ekonomik perusahaan. Namun tujuan tersebut harus dicapai melalui cara-cara yang sah dan etis. Sistem akuntansi manajemen dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk mendukung perilaku tidak etis yang mungkin dilakukannya. Oleh karenanya akuntan manajemen harus berpegang pada suatu kode etik yang akan berperan sebagai kendali dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Nilai-nilai dasar yang dijadikan dasar dalam penyusunan standar etika bagi akuntan manajemen, antara lain: kejujuran, integritas, komitmen terhadap janji, kesetiaan, keadilan, kepedulian terhadap sesama, penghargaan terhadap orang lain, kewarganegaraan yang bertanggung jawab, pencapaian kesempurnaan, dan akuntabilitas/tanggung jawab. Institute of Management Accountants (IMA) telah memberikan panduan terkait dengan standar etis dan penyelesaian konflik etis. Standar etika perilaku bagi akuntan manajemen dijelaskan dalam empat kriteria berikut ini: 1. Kompetensi a. Menjaga tingkat kompetensi profesionalitas yang memadai b. Melaksanakan tugas-tugas profesional sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang berlaku c. Menyiapkan laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan analisis yang benar Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 10 2. Kerahasiaan a. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh, kecuali diharuskan secara hukum b. Memberitahukan kepada bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan tersebut c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia secara tidak etis dan melawan hukum, baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga 3. Integritas a. Menghindarkan diri dari konflik kepentingan dan mengingatkans emua pihak tentang potensi konflik b. Menahan diri dari pelaksanaan kegiatan yang akan menimbulkan keraguan akan kemampuannya untuk melakukan tugasnya secara etis c. Menolak setiap pemberian, penghargaan dan tanda mata yang dapat mempengaruhi tindakan d. Menahan diri untuk tidak melakukan campur tangan terhadap legitimasi organisasi, baik secara aktif maupun pasif e. Mengakui dan mengkomunikasikan keterbatasan pribadi dan profesional f. Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun buruk dan penilaian atau opini profesional g. Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang dapat merugikan profesi 4. Objektifitas a. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh manajemen IMA juga memberikan panduan tentang penyelesaian konflik yang berkaitan dengan masalah etis, yaitu sebagai berikut: 1. Mengikuti kebijakan yang telah ditentukan 2. Untuk konflik etis yang tidak terselesaikan: a. Mendiskusikan konflik dengan atasan langsung atau manajer tertinggi lainnya yang tidak terlibat konflik b. Mengacu pada Sarbanes Oxley Act (SOA)2002 untuk memberikan perlindungan hukum terhadap tuduhan kesalahan manajemen perusahaan Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami 11 c. Jika atasan langsungnya adalah CEO (Direkur Utama), pertimbangkan untuk melibatkan Dewan Direktur atau Komite Audit d. Tetap memelihara kerahasiaan, kecuali diminta secara hukum e. Membahas masalah dalam diskusi yang sifatnya rahasia dengan penasihat yang objektif f. Berkonsultasi dengan pengacara/penasihat hukum tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum g. Pilihan terakhir adalah mengundurkan diri dari pekerjaan Masalah etis bukanlah suatu perkara yang bisa kita sepelekan. Standar etis dalam bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga kelancaran fungsi ekonomi. Tanpa adanya standar etis dalam bisnis, perekonomian dan semua pihak yang berkepentingan padanya (untuk penyediaan barang, jasa, dan pekerjaan) akan mengalami kerugian. Mengabaikan etika bisnis akan mengakibatkan semakin rendahnya kualitas hidup yang ditandai dengan semakin mahalnya harga dan sedikitnya jumlah barang dan jasa yang tersedia. Sertifikasi Ada tiga bentuk sertifikasi utama yang tersedia bagi akuntan manajemen, yaitu: CMA (Certified Management Accountant), CPA (Certified Public Accountant) dan CIA (Certified Internal Accountant). CMA adalah sebuah sertifikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus bagi akuntan manajemen. Penghargaan terhadap CMA terus meningkat dan sertifikasi tersebut sekarang sangat diakui oleh dunia industri. CPA merupakan sertifikasi yang paling tua dan paling terkenal dalam akuntansi, diharuskan bagi akuntan yang menjadi auditor eksternal. Meskipun tidak berorientasi pada akuntansi manajemen, namun CPA banyak dimiliki oleh akuntan manajemen. CIA merupakan sertifikat bagi auditor internal, penting dan juga diakui dalam dunia industri. Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis Endang Sri Utami