PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI

advertisement
1
PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN
DALAM ORGANISASI
A. Fungsi-fungsi Manajemen
Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola dengan cara yang
tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu dewan komisaris, dewan direktur,dan para manajer,
tergabung ke dalam suatu kelompok yang disebut manajemen perusahaan. Manajemen inilah
yang bertanggungjawab untuk menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut ini:
1. Perencanaan
(planning).
Manajemen
organisasi
menentukan
tujuan
serta
mengidentifikasikan strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi pengaturan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi yang ditetapkan,
termasuk di dalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk membagi berbagai
tanggungjawab,tugas dan wewenang pada masing-masing bagian.
3. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading). Proses ini melibatkan
aktivitas operasional dari hari ke hari untuk menjaga kelancaran aktivitas organisasi,
antara lain melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian masalah rutin,
penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.
4. Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk memastikan tercapainya
tujuan organisasi. Aktivitas manajerial ini memonitor implementasi suatu rencana dan
melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian biasanya dicapai dengan
menggunakan umpan balik, yaitu informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan rencana.
B. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup manajemen.
Informasi akuntansi manajemen membantu para manajer menjalankan perannya dalam
melakukan aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Manajer dan
karyawan menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen dikelola
dalam suatu sistem, yaitu sistem informasi akuntansi manajemen.
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
2
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan
keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan memprosesnya untuk mencapai
tujuan khusus manajemen. Tidak ada suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari input atau
proses, bahkan ouput dari sistem informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut bersifat
fleksibel dan tergantung pada tujuan tertentu yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi
manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:
1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan harga pokok jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan
berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputuan.
Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan penguna
lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun bentuk orgasasinya,
baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, manajer harus memiliki kemampuan
yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi.
Proses Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dapat dideskripsikan melalui berbagai
kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan
pengelolaan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya
pelanggan, anggaran, laporan kinerja. Model operasional dari sistem informasi akuntansi
manajemen diilustrasikan sebagai berikut:
Peristiwa Ekonomi
Masukan
Mengumpulkan
Mengukur
Menyimpan
Menganalisa
Melaporkan
Mengelola
Proses
Laporan Khusus
Biaya Produk
Biaya Pelanggan
Anggaran
Laporan Kinerja
Komunikasi Pribadi
Keluaran
pengguna
Gambar: Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
C. Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
3
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama, yaitu:
sistem akuntansi manajeman dan sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi
tersebut berbeda dalam tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan
untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi
pengguna eksternal. Sistem tersebut menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan dan
memprosesnya sampai memenuhi aturan dan ketentuan tertentu. Tujuan sistem informasi
akuntansi keuangan adalah untuk menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi
investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi yang
dihasilkan digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran
aktivitas, dan ketentuan peraturan.
Sistem informasi akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna
internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik, akuntansi manajemen
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi
yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat
keputusan.
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki kesamaan, yaitu:
1. Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship). Manajemen sebagai
wakil
perusahaan
harus
mempertanggungjawabkan
keuangan
dan
operasional
perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan berkaitan
dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan akuntansi manajemen
berkaitan dengan satuan-satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan
pertanggungjawaban yang lebih terinci.
2. Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu sistem
akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain karena penyelenggaraan
dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang berwenang, hal tersebut juga akan
sangat mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan buku-buku akuntansi, waktu
dan tenaga ekstra.
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
4
Beberapa perbedaan penting antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan
dapat diringkas sebagai berikut:
Perbedaan
1. Target pengguna
Akuntansi Manajemen
Berfokus pada penyediaan
informasi untuk untuk
pengguna internal
Akuntansi Keuangan
Berfokus pada penyediaan
informasi untuk pengguna
eksternal
2. Batasan input dan
proses
Tidak terikat aturan tertentu
3. Jenis informasi
Informasi keuangan & non
keuangan, dimungkinkan juga
informasi yang bersifat
subjektif
Pelaporan akuntansi keuangan
harus mengikuti prosedur
akuntansi yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang (Bapepam
& IAI di Indonesia)
Informasi keuangan yang bersifat
objektif
4. Orientasi Waktu
Menekankan pada informasi
tentang peristiwa di masa depan
5. Tingkat Agregasi
Evaluasi internal dan
Informasi yang disediakan
pembuatan keputusan dilakukan berfokus pada kinerja perusahaan
berdasarkan
secara keseluruhan
informasi yang sangat detail
6. Kedalaman
Melibatkan aspek ekonomi
manajerial, teknik industri dan
ilmu manajemen (bersifat
multidisipliner)
7. Keakuratan vs Tepat
waktu
Lebih menekankan pada ketepat Lebih menekankan pada
an waktu
keakuratan
Mencatat dan melaporkan
peristiwa yang sudah terjadi (data
historis)
Lebih spesifik
8. Verifikasi vs Relevansi
Lebih menekankan pada
Lebih menekankan pada
relevansi terhadap perencanaan kemampuan verifikasi
dan pengendalian
Tabel 1.1. Perbedaan antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
D. Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
1. Sampai ± 1914
Akuntansi manajemen menekankan pada perhitungan penetapan harga pokok produk pada
tingkat manajerial, menelusuri tingkat laba perusahaan ke tiap produk dan menggunakan
informasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategis.
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
5
2. Tahun 1925
Akuntansi
manajemen
menggunakan
pendekatan
perhitungan
biaya
persediaan,
mengalokasikan biaya manufaktur ke produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan kepada
pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menjadi kekuatan yang
membentuk desain sistem biaya.
Manajer dan perusahaan dapat menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap
produk, dari pada informasi biaya yang lebih terinci dan akurat setiap produk. Meskipun
keanekaragaman jenis produk meningkat, kebutuhan informasi biaya yang lebih akurat kalah
dengan tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut.
3. Tahun 1950-an sampai 1960-an
Akuntansi manajemen melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki sistem biaya konvensional
guna meningkatkan manfaat informasi akuntansi keuangan bagi penggunanya.
4. Tahun 1980-an sampai 1990-an
Banyak ditemukan bahwa praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional sudah tidak
mampu melayani kebutuhan manajerial. Perhitungan biaya produk yang lebih akurat, yang
menjelaskan secara rinci penggunaan input dibutuhkan untuk memungkinkan manajer
meningkatkan perhitungan, produktivitas, dan mengurangi biaya.
E. Topik-topik Akuntansi Manajemen
1. Activity – Based Management
Manajemen berbardasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi, yang memfokuskan pada aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai bagi
pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya.
Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity
Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan
keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya ke berbagai
aktivitas, dan kemudian menelusuri pada produk atau pelanggan yang menggunakan
aktivitas tersebut. Analisis nilai proses menekankan pada analisis aktivitas, yaitu
menetapkan mengapa aktivitas dilakukan dan seberapa baik dilakukan. Tujuannya adalah
untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan
untuk menghapuskan aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan.
2. Orientasi Pada Pelanggan
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan
(customer value). Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
6
(realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan
oleh pelanggan). Apa yang pelanggan terima disebut sebagai produk total (total product).
Produk total adalah seluruh manfaat bai berwujud (tangible) maupun tidak berwujud
(intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli. Produk total meliputi fitur
umum dan khusus suatu produk/jasa, kualitas, petunjuk penggunaan, reputasi, merek
dagang, dan faktor-faktor lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Pengorbanan
pelanggan meliputi biaya pembelian produk, waktu dan usasha yang dikeluarkan untuk
mendapatkan dan mempelajari cara menggunakan produk, dan biaya-biaya pasca
pembelian yang meliputi biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual kembali produk
tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi bagi
pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya.
a. Penetapan Posisi Strategis (Strategic Positioning). Meningkatkan nilai bagi
pelanggan untuk menciptkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dapat dicapai
melalui pemilihan berbagai strategi secara bijaksana. Umumnya, perusahaan memilih
suatu posisi strategis yang sesuai dari dua strategi umum berikut ini:
(1)kepemimpinan biaya (cost leadership); dan (2)produk superior melalui diferensiasi
produk. Tujuan dari strategi kepemimpinan biaya adalah untuk memberikan nilai
yang sama atau lebih baik bagi pelanggan, dengan biaya yang lebih rendah dari
pesaing. Sebagai contoh, menurunkan biaya pembuatan suatu produk dengan
memperbaiki proses, akan memungkinkan perusahaan untuk menurunkan harga jual,
yang kemudian akan menurunkan pengorbanan pelanggan. Tujuan dari strategi
diferensiasi adalah untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan meningkatakan
realisasi. Menyediakan sesuatu untuk pelanggan yang tidak disediakan oleh pesaing,
akan menciptakan keunggulan kompetitif. Sebagi contoh, salah satu toko komputer
dapat memberikan penawaran pelayanan perbaikan di tempat, sesuatu yang tidak
ditawarkan oleh pesaing di pasar setempat. Agar strategi diferensiasi dapat berjalan,
nilai yang ditambahkan bagi pelanggan dengan diferensiasi harus melebihi biaya
perusahaan untuk melakukan diferensiasi.
b. Kerangka Kerja Rantai Nilai. Aplikasi atas strategi kepemimpinan biaya dan/atau
strategi diferensiasi, membutuhkan suatu pemahaman atas rantai nilai tingkat internal
dan tingkat industri perusahaan. Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang
dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan
mengirimkan produk serta jasa ke pelanggan. Sebagai contoh, pengiriman suatu
produk atau jasa yang tepat waktu adalah bagian dari total produk, dan bernilai bagi
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
7
pelanggan. Nilai pelanggan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kecepatan
pengiriman dan respon. Rantai nilai industri perusahaan adalah rangkaian aktivitas
yang menciptakan nilai dan saling berhubungan, mulai dari bahan dasar mentah
hingga pada penjualan kembali produk jadi oleh pengguna akhir.
Dasar kerangka kerja rantai nilai adalah pemahaman akan pertalian (linkage) yang
komplek dan hubungan antar aktivitas-aktivitas di dalam maupun di luar perusahaan.
Terdapat dua pertalian, yaitu: (1)pertalian internal, adalah hubungan antara aktivitasaktivitas yang dilakukan dalam jaringan industri perusahaan (nilai rantai internal);
(2)pertalian eksternal, adalah hubungan aktivitas-aktivitas antara perusahaan dengan
pemasok dan pelanggan perusahaan. Dengan menggunakan dua pertalian tersebut
untuk mencapai hasil yang saling memenangkan antara pihak perusahaan, pemasok,
dan pelanggan merupakan kunci suksesnya manajemen biaya strategis. Manajemen
biaya strategis adalah penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan
mengidentifikasi strategi-strategi superior yang akan menghasilkan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Hal ini juga merupakan karakteristik utama dari apa
yang disebut sebagai manajemen rantai suplai (supply chain management).
Manajemen rantai suplai adalah manajemen dari aliran material dimulai dari
pemasok hingga ke hulu, bergerak dari transformasi material menjadi barang jadi,
dan diselesaikan dengan distribusi barang jadi kepada pelanggan, dan pelanggan
berikutnya.
3. Total Quality Management
Filosofi dari manajemen kualitas adalah perusahaan berusaha menciptakan suatu
lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk yang sempurna (zerodefect), menggantikan sikap “kualitas yang dapat diterima” di masa lalu. Penekanan
pada kualitas telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi
manajemen yang mampu menyediakan informasi operasional dan keuangan mengenai
kualitas termasuk informasi jumlah produk cacat, laporan biaya kualitas, laporan trend
biaya kualitas, dan laporan kinerja biaya kualitas.
Industri jasa juga berusaha meningkatkan kualitas. Perusahaan jasa menghadapi persoalan
adanya perbedaan kualitas antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
perusahaan jasa mengutamakan konsistensi melalui pengembangan suatu sistem yang
mendukung usaha yang dilakukan pekerjanya.
Sebagai contoh, Ritz-Carlton Hotel Company merancang suatu strategi untuk mencapai 100 persen
loyalitas tamu. Bagian kunci dari strategi ini adalah untuk mencapai target „pengalaman sempurna‟
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
8
(defect-free) bagi para tamu. Perusahaan menerapkan sistem bagan untuk mengukur proses dalam
menghilangkan masalah tamu. Setiap karyawan disediakan salinan kecil “Standar Emas” (Gold Standard)
seukuran saku. Standar-standar ini adalah kinerja yang diharapkan dan protokol untuk berinteraksi
dengan tamu dan merespons kebutuhan tamu. Standar-standar ini ditekankan pada setiap pengarahan lima
sampai sepuluh menit di awak setiap jadwal pergantian. Survei independen menghasilkan 99 persen tamu
puas dengan pengalaman mereka, lebih dari 80 persen menyatakan sangat puas. Keuntungan (earning),
kembalian investasi (return on investment), dan pendapatan (revenue) per kamar telah meningkat dengan
dramatis.
4. Waktu sebagai Unsur Kompetitif
Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mecapai pasar dengn
cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan tersebut
mengirim produk atau jasa dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilaitambah (waktu yang tidak bermanfaat). Waktu yang tidak bermanfaat bagi pelanggan
misalnya, waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal. Pengurangan waktu
yang tidak bernilai-tambah semakan besar seiring dengan meningkatnya kualitas.
5. Efisiensi
Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan efisiensi adalah hal
yang juga vital. Baik pengukuran efisiensi finansial maupun non-finansial diperlukan.
Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai,
biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan dengan tepat; produk jadi harus
berhubungan dengan input yang dibutuhkan, dan pengaruh karena perubahan
produktivitas harus dihitung.
6. Bisnis secara Elektronik (e-business)
Bisnis secara elektronik (e-business) adalah semua transaksi bisnis atau pertukaran
informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Perdagangan secara elektronik (e-commerce) adalah jual beli produk dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
F. Peran Akuntan Manajemen
Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung.
Akuntan manajemen membantu orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan tujuan
dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab langsung pada tujuan dasar organisasi
disebut posisi lini. Posisi yang mendukung dan tidak bertanggung jawab langsung terhadap
tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi staf.
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
9
Manajer lini adalah orang yang membuat kebijakan dan membuat keputusan yang
berpengaruh terhadap produksi. Melalui penyediaan dan penginterpretasian informasi
akuntansi, akuntan manajemen dapat memiliki masukan penting dalam berbagai kebijakan
dan keputusan.
Controller, kepala bagian akuntansi, mengawasi semua departemen akuntansi. Karena
perannya yang penting dalam operasi suatu organisasi, controller sering dipandang sebagai
anggota dari tim manajemen puncak dan diikutsertakan dalam perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan. Sebagai kepala bagian akuntansi, controller bertanggung jawab
terhadap kebutuhan akuntansi baik secara internal maupun eksternal. Tanggung jawab
tersebut dapat mencakup pertanggungjawaban langsung kepada pemeriksaan internal,
akuntansi biaya, akuntansi keuangan, akuntansi sistem, dan perpajakan.
G. Perilaku Etis bagi Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen bertugas untuk membantu tugas manajer dalam usaha meningkatkan
kinerja ekonomik perusahaan. Namun tujuan tersebut harus dicapai melalui cara-cara yang
sah dan etis. Sistem akuntansi manajemen dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk
mendukung perilaku tidak etis yang mungkin dilakukannya. Oleh karenanya akuntan
manajemen harus berpegang pada suatu kode etik yang akan berperan sebagai kendali dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Nilai-nilai dasar yang dijadikan dasar dalam
penyusunan standar etika bagi akuntan manajemen, antara lain: kejujuran, integritas,
komitmen terhadap janji, kesetiaan, keadilan, kepedulian terhadap sesama, penghargaan
terhadap orang lain, kewarganegaraan yang bertanggung jawab, pencapaian kesempurnaan,
dan akuntabilitas/tanggung jawab.
Institute of Management Accountants (IMA) telah memberikan panduan terkait
dengan standar etis dan penyelesaian konflik etis. Standar etika perilaku bagi akuntan
manajemen dijelaskan dalam empat kriteria berikut ini:
1. Kompetensi
a. Menjaga tingkat kompetensi profesionalitas yang memadai
b. Melaksanakan tugas-tugas profesional sesuai dengan hukum, peraturan dan standar
teknis yang berlaku
c. Menyiapkan laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan
analisis yang benar
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
10
2. Kerahasiaan
a. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh, kecuali
diharuskan secara hukum
b. Memberitahukan kepada bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang
berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga
kerahasiaan tersebut
c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia secara tidak etis dan melawan
hukum, baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga
3. Integritas
a. Menghindarkan diri dari konflik kepentingan dan mengingatkans emua pihak tentang
potensi konflik
b. Menahan diri dari pelaksanaan kegiatan yang akan menimbulkan keraguan akan
kemampuannya untuk melakukan tugasnya secara etis
c. Menolak setiap pemberian, penghargaan dan tanda mata yang dapat mempengaruhi
tindakan
d. Menahan diri untuk tidak melakukan campur tangan terhadap legitimasi organisasi,
baik secara aktif maupun pasif
e. Mengakui dan mengkomunikasikan keterbatasan pribadi dan profesional
f. Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun buruk dan penilaian atau opini
profesional
g. Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang dapat merugikan profesi
4. Objektifitas
a. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif
b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh manajemen
IMA juga memberikan panduan tentang penyelesaian konflik yang berkaitan dengan
masalah etis, yaitu sebagai berikut:
1. Mengikuti kebijakan yang telah ditentukan
2. Untuk konflik etis yang tidak terselesaikan:
a. Mendiskusikan konflik dengan atasan langsung atau manajer tertinggi lainnya yang
tidak terlibat konflik
b. Mengacu pada Sarbanes Oxley Act (SOA)2002 untuk memberikan perlindungan hukum
terhadap tuduhan kesalahan manajemen perusahaan
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
11
c. Jika atasan langsungnya adalah CEO (Direkur Utama), pertimbangkan untuk
melibatkan Dewan Direktur atau Komite Audit
d. Tetap memelihara kerahasiaan, kecuali diminta secara hukum
e. Membahas masalah dalam diskusi yang sifatnya rahasia dengan penasihat yang objektif
f. Berkonsultasi dengan pengacara/penasihat hukum tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan hukum
g. Pilihan terakhir adalah mengundurkan diri dari pekerjaan
Masalah etis bukanlah suatu perkara yang bisa kita sepelekan. Standar etis dalam
bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga kelancaran fungsi ekonomi.
Tanpa adanya standar etis dalam bisnis, perekonomian dan semua pihak yang berkepentingan
padanya (untuk penyediaan barang, jasa, dan pekerjaan) akan mengalami kerugian.
Mengabaikan etika bisnis akan mengakibatkan semakin rendahnya kualitas hidup yang
ditandai dengan semakin mahalnya harga dan sedikitnya jumlah barang dan jasa yang
tersedia.
Sertifikasi
Ada tiga bentuk sertifikasi utama yang tersedia bagi akuntan manajemen, yaitu: CMA
(Certified Management Accountant), CPA (Certified Public Accountant) dan CIA (Certified
Internal Accountant). CMA adalah sebuah sertifikasi yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan khusus bagi akuntan manajemen. Penghargaan terhadap CMA terus meningkat
dan sertifikasi tersebut sekarang sangat diakui oleh dunia industri. CPA merupakan sertifikasi
yang paling tua dan paling terkenal dalam akuntansi, diharuskan bagi akuntan yang menjadi
auditor eksternal. Meskipun tidak berorientasi pada akuntansi manajemen, namun CPA
banyak dimiliki oleh akuntan manajemen. CIA merupakan sertifikat bagi auditor internal,
penting dan juga diakui dalam dunia industri.
Akuntansi Pengambilan Keputusan Bisnis
Endang Sri Utami
Download