Pertemuan 4_Desain Penelitian

advertisement
1
PERTEMUAN 4
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian membahas masalah yang berkaitan dengan pemilihan rancangan penelitian
mengenai tujuan penelitian, tipe hubungan antar variabel, lingkungan (setting) penelitian,
unit analisis, horison waktu untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis.
A. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelititan adalah untuk pengembangan teori dan pemecahan masalah
penelitian. Secara lebih spesifik, tujuan penelitian dimaksudkan untuk berikut ini:
1. Studi eksplorasi (exploration study)
Studi eksplorasi dilakukan untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah penelitian,
karena belum banyaknya literatur hasil penelitian yang membahas masalah yang sejenis.
Studi ini diperlukan untuk menjajaki sifat dan pola fenomena yang menarik perhatian peneliti
dan merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk penyusunan
konstruksi teori.
Hasil studi eksplorasi memberi dukungan informasi berupa klarifikasi masalah untuk
melakukan penelitian lebih lanjut. Studi eksplorasi dikelompokkan ke dalam empat kategori:
(1)survei pengalaman; (2)analisis data sekunder; (3)metode studi kasus; (4)uji coba (pilot
study) untuk analisis kualitatif.
Data yang dikumpulkan dalam studi eksplorasi dapat menggunakan berbagai teknik,
antara lain observasi dan wawancara. Tipe data yang dikumpulkan sebagian besar berupa
data kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan, peneliti dapat
mengembangkan teori atau hipotesis yang perlu diuji melalui penelitian-penelitian
berikutnya. Berikut contoh fenomena yang memerlukan studi eksplorasi:
Contoh: Manajer sebuah perusahaan multinasional di USA berkeinginan untuk mengetahui nilai-nilai etika kerja
dari para pekerja di salah satu anak perusahaan tersebut yang berada di Pennatur (sebuah kota kecil di
India Selatan). Sangat sedikit informasi mengenai Pennatur yang diperoleh oleh manajer. Informasi
mengenai nilai-nilai etika kerja yang dimiliki para pekerja tersebut penting bagi manajer untuk
mengerahui apakah ada perbedaan nilai-nilai etika kerja dari para pekerja di Pennatur dibandingkan
dengan para pekerja yang bekerja pada perusahaan-perusahaan di Amerika yang memiliki perbedaan
kultur. Oleh karena itu, manajer melakukan studi eksplorasi untuk memperoleh informasi mengenai:
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
2
nilai-nilai kultur, agama, politik, ekonomi, kondisi sosial, dan aspek lain yang membentuk nilai-nilai
etika para pekerja di Pennatur.
2. Studi deskriptif (descriptive study)
Studi deskriptif dilakukan untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena
atau populasi tertentu yang diamati. Studi ini membantu peneliti untuk: menjelaskan
karakteristik subyek yang diteliti, mengkaji berbagai aspek dalam fenomena atau populasi
tertentu, menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya.
Contoh: Wall Street Journal melakukan survei terhadap para pembacanya dengan tujuan untuk menjelaskan
karakteristik mereka. Hasil studi tersebut menjelaskan bahwa rata-rata penghasilan pembaca secara
individual adalah $ 108,000; rata-rata penghasilan rumah tangga sebesar $ 146.300; dan mereka
memiliki kekayaan bersih rata-rata senilai $ 1 juta. Umur rata-rata responden 49 tahun, dan hamper
separoh dari jumlah responden adalah lulusan perguruan tinggi. Hasil survei juga menunjukkan bahwa
31% dari pembaca yang menjadi responden mempunyai jabatan manajer level puncak (CEO), 21%
menduduki jabatan manajer level menengah, dan 15% sebagai konsultan instansi pemerintah.
3. Pengujian hipotesis (Hypotheses testing)
Penelitian pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan fenomena dalam bentuk
hubungan antar variabel. Hipotesis penelitian dikembangkan berdasarkan teori-teori yang
selanjutnya diuji berdasarkan data yang dikumpulkan. Pengujian hipotesis merupakan tujuan
penelitian yang mempengaruhi pemelihan metode pengujian data. Tipe penelitian ini banyak
terdapat pada penelitian-penelitian akademis, terutama yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
rangka penyusunan skripsi, tesis dan disertasi.
B. Tipe Hubungan antar Variabel
Tipe hubungan antar variabel penelitian dapat berupa berikut ini:
1. Hubungan sebab akibat yaitu tipe hubungan antar variabel yang dilihat dari
karakteristik hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen merupakan
hubungan sebab-akibat.
2. Hubungan korelasional yaitu tipe hubungan antara variabel yang dilihat dari: jika
terdapat banyak variabel independen yang menjelaskan atau mempengaruhi suatu
variabel dependen, maka tipe hubungan antar variabel adalah berupa hubungan
korelasional (asosiasi).
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
3
Contoh: Pertanyaan penelitian yang menguji hubungan sebab-akibet:
“Apakah sikap seseorang mempengaruhi keahliannya dalam menggunakan komputer?”
Pertanyaan penelitian yang menguji hubungan korelasional:
“Apakah umur, jenis kelamin, pengalaman, sikap dan kepribadian seseorang mempunyai asosiasi
dengan keahliannya dalam menggunakan komputer?”.
C. Lingkung (setting) Penelitian
Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti, penelitian dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Studi lapangan (field study)
Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan korelasional antar
variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan
peneliti yang minimal.
Contoh: Seorang dosen meneliti asosiasi antara nilai tes masuk dengan indeks prestasi mahasiswa, subyek
penelitian adalah mahasiswa baru jurusan akuntansi sebuah perguruan tinggi. Untuk keperluan
tersebut, peneliti melakukan analisis korelasi terhadap nilai tes masuk setiap mahasiswa dengan
indeks prestasi merek pada semester pertama.
2. Eksperimen lapangan (field experiment)
Eksperimen lapangan merupakan tipe penelitian eksperimen yang dilakukan pada
lingkungan penelitiaan yang alamiah. Peneliti dalam penelitian ini melalukan manipulasi
terhadap variabel tertentu untuk mengetahui akibat yang ditimbulkannya. Tingkat
keterlibatan peneliti dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang
dilakukan peneliti dalam studi lapangan.
Contoh : Seorang dosen ingin meneliti hubungan sebab-akibat antara metode pengajaran dengan prestasi
akademik mahasiswa. Untuk keperluan tersebut, peneliti meminta kepada dosen lain yang
mengajar dua kelas paralel (gasal dan genap) untuk memberikan kuliah dengan metode pengajaran
yang berbeda. Metode pengajaran yang diterapkan pada kelas gasal adalah memberikan kuliah
dengan bantuan modul bahan kuliah dan pembahasan soal-soal latihan setiap kali tatap muka.
Modul bahan kuliah dan latihan soal oleh dosen yang sama tidak diberikan pada perkuliahan di
kelas genap. Kedua kelas diuji dengan soal yang sama masing-masing pada ujian tengah semester
dan ujian akhir semester. Berdasarkan perbedaan metode pengajaran tersebut, peneliti
menganalisis pengaruhnya terhadap nilai rata-rata hasil ujian dari setiap kelas.
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
4
3. Eksperimen laboratorium (laboratory experiment)
Eksperimen laboratorium merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan sebab-akibat
pada lingkungan buatan. Keterlibatn peneliti dalam eksperimen laboratorium paling tinggi
dibandingkan dengan studi lapangan dan eksperimen lapangan. Peneliti terlibat dalam
pembuatan lingkungan (setting) buatan dan melakukan manipulasi terhadap variabel
tertentu.
Contoh: Seorang dosen ingin meneliti hubungan sebab-akibat antara tingkat bunga dengan tabungan
melalui eksperimen yang menggunakan lingkungan buatan. Peneliti mengumpulkan 40 orang
mahasiswa semester terakhir jurusan akuntansi yang mempunyai umur kurang lebih sama sebagai
pertisipan dalam eksperimen tersebut. Partisipan dibagi menjadi empat kelompok (masing-masing
kelompok 10 orang). Setiap kelompok partisipan diberi uang dalam jumlah yang sama. Masingmasing kelompok diberi kebebasan untuk mengatur penggunaan uang tersebut untuk berbagai
kepentingan, cara dan jumlah sesuai dengan yang mereka inginkan. Peneliti dalam eksperimen ini
melakukan manipulasi terhadap variabel tingkat bunga. Bunga simpanan ditentukan dalam
beberapa tingkat (0; 10; 13; 15 persen). Dengan demikian, masing-masing kelompok mempunyai
peluang untuk dapat menggandakan uang mereka atau sebaliknya kemungkinan mereka menderita
kerugian dalam eksperimen tersebut.
D. Unit Analisis
Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis dalam penelitian, antara lain dapat
berupa: individu, kelompok, bagian dari atau keseluruhan organisasi, industri dan negara.
Unit analisis ditentukan berdasarkan rumusan masalah penelitian dan akan mempengaruhi
proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data.
Contoh unit analisis:

Dalam penelitian pasar modal yang berkaitan dengan harga saham, dapat difokuskan pada
harga saham suatu perusahaan (unit analisis tingkat perusahaan), harga saham dari
perusahaan-perusahaan dalam satu industri (unit analisis tingkat industri), atau harga
saham dari seluruh perusahaan yang terdaftar di suatu bursa efek (unit analisis tingkat
multi industri).

Dalam penelitan mengenai perilaku pekerja dapat menggunakan unit analisis tingkat
individual jika yang diamati perilaku pekerja secara individual. Jika fokus yang diteliti
adalah perilaku pekerja dalam suatu kelompok, maka unit analisisnya adalah tingkat
kelompok yang ada dalam lingkungan organisasional dapat berupa kelompok kerja,
satuan tugas, bagian, seksi atau departemen. Jika fokus penelitian pada perilaku
organisasional, maka unit analisisnya adalah tingkat organisasional.
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
5
E. Horison Waktu
Horison waktu merupakan periode waktu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data penelitian, tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab.
1. Studi satu tahap (one shot study)
Studi satu tahap merupakan data penelitian yang dikumpulkan sekaligus. Data yang
dikumpulkan berupa data dari satu atau beberapa subyek penelitian yang mencakup satu
atau beberapa periode waktu (hari, minggu, bulan, atau tahun). Misal, peneliti
mengumpulkan data penelitian untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap sejumlah
merk produk. Pengumpulan data dilakukan sekaligus melalui metode survei, setelah itu
peneliti tidak melakukan survei lagi tehadap responden yang sama.
2. Studi cross sectional – studi time series
Studi cross sectional yaitu studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subyek
yang diteliti. Pada umumnya, studi cross sectional merupakan tipe studi satu tahap yang
datanya berupa beberapa subyek pada waktu tertentu. Misalnya, studi perbandingan
mengenai profitabilitas lima perusahaan pada tahun tertentu. Studi time series lebih
menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. Misalnya, penelitian
mengenai perkembangan penjualan suatu perusahaan selama periode tahun 1990 – 1998.
Studi komparatif yang lebih kompleks berupa kombinasi antara studi cross sectional
dengan studi time series.
3. Studi beberapa tahap atau studi jangka panjang (longitudinal study)
Pada
umumnya,
penelitian-penelitian
yang
bertujuan
untuk
mengetahui
pola
kecenderungan, hubungan kausal-komparatif, dan hubungan sebab-akibat memerlukan
lebih dari satu tahap pengumpulan data pada saat (titik waktu) yang berbeda. Studi jangka
panjang umumnya memerlukan waktu lebih lama dan usaha lebih banyak dibandingkan
dengan tipe studi satu tahap. Pengamatan yang dilakukan relatif lebih intensif dan lebih
baik dibandingkan dengan observasi pada studi satu tahap. Misalnya, peneliti ingin
mengetahui dan menjelaskan bagaimana peran akuntansi dalam membentuk budaya
perusahaan tempat akuntansi dipraktikkan. Penelitian melakukan pengamatan intensif
terhadap realitas (praktik) akuntansi pada perusahaan tertentu dalam jangka waktu relatif
lama.
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
6
F. Validitas Desain Penelitian
1. Validitas Internal
Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan atau pengaruh variabel-variabel
penelitian dalam desain penelitian yang dilakukan.
Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects, maturation effects,
testing effects, instrumentation effects, selection bias effects, statistical regression, dan
mortality. Ancaman ini berlaku untuk desain eksperimen maupun desain bukan eksperimen.
Jenis ancaman yang akan timbul tergantung desain spesifik yang akan digunakan dalam
penelitian. Sebagai contoh, jika desain yang akan digunakan adalah studi cross-sectional,
ancaman yang timbul karena perjalanan waktu seperti history effects, maturation effects,
testing effects, dan mortality tidak akan ada. Namun, ancaman faktor penggangu tetap ada
walaupun history effects telah hilang.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal adalah kemampuan digeneralisasi hasil penelitian pada lingkungan,
orang, atau peristiwa lain.
Ancaman yang mempengaruhi validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan
penelitian dan perbedaan subyek penelitian dengan keadaan lingkungan tujuan generalisasi.
Penilaian terhadap kecukupan desain penelitian (terutama untuk desain survei, eksperimen,
dan event study) tidak hanya dilihat dari validitas internal dan eksternal, melainkan juga
dengan mengajukan pertanyaan sebagaiberikut:
1. Apakah desain penelitian sudah dapat menjawab pertanyaan atau masalah penelitian?
Atau pertanyaan apakah desain penelitian sudah dapat digunakan untuk menguji hipotesis
yang diajukan?.
2. Apakah desain penelitian sudah cukup mengendalikan variable independen?.
3. Khusus untuk penelitian terapan dan survey dapat diajukan pertanyaan, dapatkah hasil
penelitian digeneralisasi pada subyek, obyek, atau kondisi lain?
Riset Akuntansi
Endang Sri Utami
Download