ISSN 0215 - 8250 964 PENGGUNAAN MODUL BERTANYA DAPAT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN oleh Siti Maryam Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep (hasil belajar) mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh dua orang dosen IKIP Negeri Singaraja. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Progran Studi Ilmu Keolahragaan tahun Akademik 2003/2004 sebanyak 4 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Se tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa meningkat dari siklus ke siklus. Pada siklus III aktivitas belajar mahasiswa sangat tinggi. Hasil belajar mahasiswa pada siklus I, II dan III masing-masing 66,68 ; 71 dan 78,5. Pada siklus III hasil belajar masiswa sudah mencapai kategori baik. Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan model pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya adalah banyaknya waktu yang diperlukan. Sikap mahasiswa terhadap tindakan yang dilakukan baik dan positif. Dari temuan direkomentasikan kepada dosen kimia yang mengalami masalah yang serupa agar menggunakan model pembelajaran ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa. Kata kunci : modul bertanya, kimia dasar ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 965 ABSTACT This classroom action research aimed to increase learning activities and learning achievement of students of Ilmu Keolahragaan Departement. This research was conducted collaboratively by two lectures of IKIP Negeri Singaraja. The subjects werethe students of Ilmu Keolahragaan Departement in academic year 2003/2004 involving 4 students. This research was carried out in three cycle, each cycle consisted of planning, implementation, observation and evaluation phase, as well as analysis and reflection. The results of the research show that the learning activities increased significantly from cycle to cycle. At the cycle III, the learning activities were very high. The learning achievement of students in cycle I, II and III were 66,68 ; 71 and 78,5 respectively. In the there of the implementation of the questioning module in the teaching learning model were great amount of time spent. The student attitude towards the application of the teaching-learning model questioning module was very good. Based on the finding, the teachers of chemistry who had the similar problems were recommended to implement the teaching-learning model questioning module in order to increase the learning activities and learning achievement of students. Key Word : questioning module , basic chemistry 1. Pendahuluan Prestasi belajar mahasiswa dicerminkan dari nilai akademik, yang dipengaruhi oleh kemampuan dasar dan proses belajar mengajar yang terjadi. Oleh sebab itu, dosen yang merupakan salah satu komponen dalam proses belajar dan mengajar berusaha semaksimal mungkin untuk menyelenggarakan proses belajar yang berkualitas agar mahasiswa yang diajarnya dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal melalui fungsi utama dosen adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 966 Dalam kegiatan pembelajaran, dosen tidak hanya memberikan sejumlah konsep kepada mahasiswa untuk dihafal, tetapi yang penting adalah bagaimana konsep-konsep tersebut dapat mempengaruhi proses belajar mahasiswa dan dapat mengaplikasikan konsep-konsep tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya (Nana Sujana, 1996). Saat ini, Jurusan Ilmu Keolahragaan IKIP Negeri Singaraja memiliki Program Studi Ilmu Keolahragaan (S1) yang merupakan bidang studi non-kependidikan selain Program Studi Pelatihan Olahraga Pariwisata (D3). Agar dihasilkannya mutu lulusan yang baik, secara umum mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan harus memahami konsep-konsep keolahragaan yang erat hubungannya dengan proses metabolisme dalam tubuh. Konsep ini tidak lepas dari pemahaman akan konsep-konsep kimia. Dari beberapa mata kuliah yang ditawarkan pada program studi Ilmu Keolahragaan, Kimia Dasar merupakan salah satu mata kuliah keilmuan dan keterampilan yang ditawarkan pada semester I. Mata kuliah ini merupakan dasar untuk mengambil mata kuliah lain yang bernafaskan kimia seperti Biokimia yang ditawarkan pada semester II dan juga Ilmu Gizi yang ditawarkan pada semester III. Dengan demikian, agar mahasiswa bisa mendalami materi yang tercantum dalam Biokimia dan Ilmu Gizi, sudah barang tentu ia harus memahami konsep-konsep Kimia Dasar terlebih dahulu. Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Dasar belum menggembirakan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang dicapai oleh mahasiswa untuk mata kuliah Kimia Dasar sebesar 5,65 (skala 11). Kegagalan mahasiswa umumnya terletak pada kekurangmampuan mahasiswa dalam menjelaskan konsep-konsep kimia secara tuntas dan kebanyakan mahasiswa tidak dapat memecahkan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 967 permasalahan yang terjadi, terutama masalah yang menyangkut konsep kimia yang abstrak. Hasil pengamatan peneliti juga menunjukkan bahwa minat mahasiswa dalam mengikuti materi perkuliahan kimia dasar sangat rendah. Hanya sebagian kecil mahasiswa tertarik dengan materi kimia dasar sangat rendah. Alasan yang disampaikan mahasiswa, banyak konsep-konsep kimia bersifat abstrak, banyak rumus-rumus dan perhitungan sehingga perlu suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan pada hal-hal yang menggiring pemikiran mahasiswa ke arah nyata (Suparno, 1997). Di samping itu, mahasiswa hadir pada perkuliahan tidak dengan persiapan belajar. Mahasiswa hanya menunggu penjelasan dosen dan aktivitas belajar mahasiswa masih belum berlangsung secara optimal. Mahasiswa hanya menunggu dan menerima penjelasan dosen serta kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Ini tampak dari kurangnya jumlah mahasiswa yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap penjelasan dosen. Di samping itu, kerjasama dan interaksi belajar mahasiswa masih kurang. Sifat individualis dari mahasiswa masih sangat menonjol. Mahasiswa juga sering malu-malu bertanya pada temannya yang memiliki kemampuan akademik lebih. Demikian juga, mahasiswa yang pintar kurang memberi bantuan atau bimbingan kepada temannya. Kemampuan mahasiswa berkomunikasi, baik dengan dosen maupun dengan temannya belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Beberapa upaya perbaikan pembelajaran yang sudah dilakukan antara lain, penerapan metode pemberian tugas. Namun, upaya tersebut belum mampu memperbaiki prestasi belajar mahasiswa secara memgembirakan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, sistem perkuliahan Kimia Dasar perlu dioptimalkan. Pada penelitian ini, akan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 968 diterapkan pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep Kimia Dasar. Modul bertanya merupakan buku kerja mahasiswa, yang memuat tentang tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, konsep-konsep penting, pertanyaan penguasaan konsep dan pertanyaan-pertanyaan aplikasi konsep kimia (Suryosubroto B, 1983). Pertanyaan yang diberikan bertujuan untuk melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep-konsep yang dipelajari di bangku kuliah (Nasution, 1977). Pembelajaran ini akan memberi peluang bagi mahasiswa untuk belajar secara bermakna (meaningfull) (Ratna Willis Dahar dan Liliasari, 1986). Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dicarikan jawabannya melalui penelitian tindakan kelas ini adalah apakah aktivitas belajar dan pemahaman konsep Kimia Dasar dapat ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya serta bagaimana pendapat mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran menggunakan modul bertanya ? 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan semester I tahun akademik 2003/2004. Komponen yang diamati adalah aktivitas belajar dan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep Kimia Dasar yang diketahui dari hasil belajar mahasiswa serta pendapat mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran menggunakan modul bertanya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi tindakan. Siklus I meliputi konsep ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 969 Materi dan Perubahannya, Stuktur Atom dan Sistim Periodik. Siklus II terdiri atas konsep Mol dan Perhitungan Kimia serta siklus III meliputi konsep Senyawa Karbon dan Biokimia. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari satuan acara perkuliahan (SAP) dan modul bertanya yang memuat tentang tujuan pembelaran umum , tujuan pembelajaran khusus, konsep-konsep kimia yang dipelajari serta pertanyaan yang mengarah pada tujuan pembelajaran. 2) Pengumpulan data menggunakan instrumen berikut. Fieldnotes, digunakan untuk “merekam” aktivitas belajar mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Aspek-aspek aktivitas belajar yang evaluasi, antara lain (1) kerjasama kelompok, (2) interaksi mahasiswa, (3) kegiatan peer tutoring), (4) kemampuan mahasiswa berkomunikasi, 5) jumlah mahasiswa yang bertanya, dan 6) jumlah mahasiswa yang memberikan jawaban/tanggapan. Aspekaspek aktivitas belajar mahasiswa dinarasikan pada fieldnotes. Tape recorder, digunakan untuk merekam proses belajar mengajar sehingga didapatkan data berupa aktivitas belajar mahasiswa dan situasi pembelajaran yang lebih akurat. Kuesioner, digunakan untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran menggunakan modul bertanya. Kuesioner ini terdiri dari kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Pilihan jawaban pada kuesioner tertutup terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S) ,netral (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 970 Tes hasil belajar, digunakan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep Kimia Dasar. Tes hasil belajar mengacu pada skala PAP Tahap Pelaksanaan Tindakan Sebelum pembelajaran Kimia Dasar dimulai, peneliti membagikan modul bertanya sebagai bahan pembelajaran. Pada saat ini juga dibentuk kelompok belajar, yang terdiri dari dua orang mahasiswa. Setiap mahasiswa disuruh mempelajari modul bertanya. Pembelajaran Kimia Dasar dilakukan oleh salah seorang peneliti, peneliti lainnya bertugas membantu dan mengobservasi pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui tahapan berikut. (1) Tahap orientasi, pengajar memberikan orientasi umum dan rasional tentang konsep yang akan dipelajari, membangkitkan minat dan motivasi belajar mahasiswa, serta sekaligus memusatkan perhatian mahasiswa terhadap konsep yang akan dibahas. (2) Tahap restrukturisasi ide, pengajar merestrukturisasi ide-ide mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terstruktur dan terbimbing yang terdapat dalam modul bertanya. Setelah mahasiswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pengajar, salah satu kelompok ditunjuk untuk menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain disuruh memberi tanggapan. Pengajar dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan, sehingga gagasan-gagasan mahasiswa dapat digali dan diarahkan ke pembentukan konsep. (3) Tahap sistematisasi dan penerapan konsep, pengajar menyuruh setiap kelompok membuat jalinan/hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya dalam bentuk peta konsep. Kelompok lain disuruh mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 971 Tahap Observasi dan Evaluasi Tindakan Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar dan pemahaman konsep Kimia Dasar serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan pembelajaran serta untuk menilai tindakan-tindakan yang sudah baik dan tindakan yang masih perlu diperbaiki. Pada setiap akhir siklus dilakukan pengukuran terhadap tiga hal, yaitu (1) aktivitas belajar mahasiswa dalam pembelajaran yang diketahui dari situasi dalam pembelajaran; (2) pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep Kimia Dasar, yang diketahui dari hasil belajar mahasiswa; (3) pendapat mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan yang diketahui dari angket dan wawancara dengan mahasiswa (dipilih secara acak). Analisis data dan Refleksi tindakan Data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini ada dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar mahasiswa, sedangkan data kualitatif berupa aktivitas belajar mahasiswa, pendapat mahasiswa dari hasil angket dan hasil wawancara. Hasil belajar mahasiswa dianalisis secara deskriptif dengan menghitung rata-rata dan simpangan bakunya. Data pendapat mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan, disajikan dalam bentuk prosentase dan dianalisis dengan membandingkan jumlah prosentase yang memilih setuju dengan prosentase yang memilih tidak setuju. Pendapat mahasiswa dikatakan positif terhadap pembelajaran yang diterapkan bila perbandingan prosentase yang memilih setuju lebih besar daripada jumlah prosentase yang memilih tidak setuju. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 972 Data kualitatif tentang aktivitas belajar dan pendapat mahasiswa dari hasil angket terbuka dan wawancara dideskripsikan secara naratif untuk selanjutnya ditarik simpulan secara umum. Semua data yang diperoleh dihubungkan sehingga dihasilkan simpulan yang lebih akurat. Pada tahap refleksi ini dilakukan langkah-langkah berikut. (1) Peneliti mengumpulkan hasil evaluasi terhadap aktivitas dan hasil belajar mahasiswa. (2) Peneliti mengkaji hasil-hasil yang diperoleh dan hambatanhambatan atau kelemahan-kelemahan yang dihadapi selama pembelajaran untuk selanjutnya dicarikan solusi alternatifnya dalam rangka perbaikan pada siklus berikutnya. (3) Dengan demikian, kegiatan-kegiatan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi tindakan, dan kembali lagi ke tahap perencanaan pada siklus berikutnya. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ada peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep Kimia Dasar. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Aktivitas Belajar Mahasiswa Dari hasil pemantauan terhadap aktivitas belajar mahasiswa, diperoleh hasil berikut ini : Siklus I Aktivitas belajar mahasiswa pada siklus I ini belum berlangsung dengan baik, baru mencapai kategori cukup, yaitu mencapai 60 %. Kerjasama dalam kelompok masih rendah. Mahasiswa yang memiliki ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 973 kemampuan akademiknya tinggi belum mau membimbing temannya yang memiliki kemampuan akademik yang kurang. Mahasiswa yang memiliki kemampuan akademiknya kurang masih enggan dan malu menanyakan permasalahan yang dihadapinya. Konsep yang tidak dimengerti hanya dipendam saja, sehingga interaksi antara mahasiswa dan mahasiswa atau dosen dan mahasiswa belum berlangsung dengan baik. Dalam menjawab pertanyaan ada dari mahasiswa yang memiliki kemampuan akademiknya lebih atau tergolong mahasiswa pintar, sedangkan mahasiswa yang memiliki kemampuan akademiknya rendah hanya berfungsi sebagai pendengar saja. Siklus II Aktivitas belajar mahasiswa pada siklus II ini sudah meningkat, kerjasama mahasiswa dalam kelompok sudah berlangsung dengan baik dan sudah mencapai 75 %. Mahasiswa yang memiliki kemampuan akademiknya lebih sudah mau membimbing temannya yang memiliki kemampuan akademik kurang, sehingga dapat dikatakan kegiatan peer tutoring telah berlangsung. Kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan sudah meningkat. Mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik kurang telah termotivasi untuk mengemukakan pendapat. Akibatnya, suasana pembelajaran lebih dinamis atau lebih baik. Siklus III Pada siklus III ini aktivitas belajar mahasiswa sudah sangat baik. Kerjasama di antara mahasiswa telah berjalan sangat baik atau mencapai 85%. Mahasiswa yang mempunyai kemampuan akademik lebih dengan sabar membimbing temannnya, sehingga mahasiswa yang dibimbing merasa aman dan senang. Interaksi antara dosen dan mahasiswa demikian ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 974 juga interaksi antara mahasiswa dan mahasiswa sudah berjalan dengan baik. 3.1.2 Hasil Belajar Kimia Dasar Penguasaan konsep Kimia Dasar pada mahasiswa dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Hasil belajar Kimia Dasar dari satu siklus ke siklus lainnya dinyatakan dalam tabel 01 di bawah ini. Tabel 01. Hasil Belajar Mahasiswa setelah menggunakan Modul Bertanya No NIM Skor Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III 1 0316021001 45 65 75 75 2 0316021003 32,5 50 54 63 3 0316021005 35 77,5 75 83 4 0316021007 40 75 80 93 Rerata 38,125 66,68 71 78,5 6,45 % 10,56 Kenaikan 3.1.3 Refleksi Tindakan Refleksi Siklus I Aktivitas belajar mahasiswa secara umum sudah berlangsung cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Kejasama antara mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik lebih dan mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik kurang belum berjalan dengan baik. Mahasiswa yang pintar belum mau membimbing temannya yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan, sedangkan mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik kurang masih enggan menanyakan/mohon bantuan kepada temannya. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 975 Rerata hasil belajar mahasiswa yang dicapai pada siklus I ini cukup baik (66,68). Sebagian besar mahasiswa mencapai kategori cukup (75%) dan hanya seorang (25%) yang mencapai prestasi belajar dengan kategori kurang. Kekurangan yang dialaminya ini terletak pada pemahaman konsep Struktur Atom yang bersifat abstrak. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada siklus II adalah (1) Penyajian konsep-konsep Kimia pada modul bertanya hendaknya dibuat lebih mendetail demikian juga dengan pemberian contoh-contoh. Pertanyaan yang dibuat hendaknya lebih terstruktur, sehingga pertanyaan dapat memberikan arahan pada proses pembelajaran. (2) Dosen hendaknya lebih bersifat fasilitator dalam pembelajaran, sehingga suasana diskusi lebih aktif. Refleksi Siklus II Pada siklus II sudah tampak adanya peningkatan dalam aktivitas belajar mahasiswa, yaitu pada kerjasama dalam kelompok. Mahasiswa yang memiliki kemamapuan akademik lebih akan membimbing temannya yang memiliki kemampuan akademik kurang. Sudah banyak mahasiswa yang menjawab pertanyaan dalam diskusi, walaupun jawabannya masih perlu pengarahan dari fasilitator (dosen). Kegiatan mahasiswa bertanya sudah mengalami peningkatan. Mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik kurang sudah tidak takut dalam mengemukakan pendapatnya. Rata-rata hasil belajar mahasiswa pada siklus II ini sudah ada peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya (siklus I). Peningkatannya sebesar 6,45 %. Rerata hasil belajar ada pada kategori baik (71). Namun, jika dilihat per individu, masih ada seorang mahasiswa yang memiliki hasil belajar yang tergolong kategori kurang (54). ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 976 Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada siklus III adalah (1) Konsep-konsep yang sulit sebaiknya mendapat perhatian yang lebih. (2) Dosen lebih mengoptimalkan fungsinya sebagai fasilitator Refleksi Siklus III Aktivitas belajar mahasiswa pada siklus III ini sudah termasuk sangat baik. Mahasiswa sudah mengadakan kerjasama yang baik, sehingga mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik kurang dapat dibantu oleh temannya yang memiliki kemampuan akademik lebih. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi dalam mengemukakan pendapat baik dalam bertanya maupun memberikan jawaban dalam diskusi, Rerata hasil belajar pada siklus III ini sebesar 78,5 ( baik) dan terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan siklus II sebesar 10,56 %. Keadaan ini sudah mencapai kreteria keberhasilan. 3.1.4 Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Mengimplementasikan Modul Bertanya Dalam pengimplementasiannya modul bertanya ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu Banyak waktu yang diperlukan dalam proses pembelajaran dan juga diperlukan persiapan yang matang sebelum proses pembelajaran dimulai. 3.1.5 Pendapat Mahasiswa dalam Penerapan Modul Bertanya Mahasiswa menyambut dengan sangat positif model pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya. Model pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, sebab sebelum proses pembelajaran di kelas dimulai, mereka sudah mempersiapkannya di rumah, memotivasi belajar dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal, meningkatkan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 977 kemampuan berkomunikasi, meningkatkan aktivitas belajar serta meningkatkan hubungan atau kerjasama di antara mahasiswa. Pendapat ini disajikan pada lampiran 4.2 Pembahasan Hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa dan juga hasil belajar mahasiswa melalui kegiatan yang dilakukan dalam 3 siklus. Pada siklus I, aktivitas belajar mahasiswa belum memenuhi harapan. Hampir sebagian besar aspek-aspek yang ada dalam menentukan aktivitas belajar belum berlangsung dengan baik. Di samping itu , jawaban dan pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran masih belum baik. Hal ini disebabkan oleh mahasiswa terbiasa dengan konsep pembelajaran yang mengarah pada kebiasaan mendengar, mencatat, melakukan kegiatan sesuai dengan perintah dosen. Mahasiswa terbiasa dengan perannya sebagai pendengar , mencatat penjelasan-penjelasan dosen bukan sebagai pebelajar yang aktif. Mahasiswa belum memahami hakikat pembelajaran berkelompok. Padahal melalui kelompok ini akan dipecahkan suatu permasalahan dengan bekerjasama dan juga adanya saling harga menghargai satu dengan lainnya. Dalam kegiatan diskusi, mahasiswa yang bertanya dan menjawab hanya sedikit. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman mahasiswa akan konsep Kimia yang dipelajari, apalagi pada saat pembelajaran Struktur Atom. Mahasiswa masih menemui kesulitan dalam memahami konsep Struktur Atom. Akibatnya, mahasiswa enggan untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 978 Penguasaan konsep-konsep Kimia dalam bentuk hasil belajar pada siklus I ini tergolong cukup, namun masih perlu ditingkatkan karena belum memenuhi target dari penelitian. Penguasaan konsep-konsep Kimia sejalan dengan pemahaman konsep pada saat diskusi. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang belum berlangsung secara optimal. Penerapan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II cukup efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. Pemberian tugas pada setiap anggota kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa dalam diskusi. Mahasiswa yang mempunyai kemampuan lebih mau membimbing temannya yang kurang melalui kegiatan peer tutoring. Setiap anggota kelompok bersama-sama memecahkan masalah, sehingga akan terlihat sifat kooperatifnya. Mahasiswa yang pada siklus I hanya sebagai pendengar, pada siklus II ini sudah terlihat partipasinya secara aktif. Hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa pada siklus II ini sebesar 71, sehingga terjadi peningkatan sebesar 6,45 %. Hal ini terjadi karena adanya peninjauan kembali (restrukturisasi) terhadap modul bertanya. Pengajuan pertanyaan yang diawali oleh pertanyaan sederhana dan dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi dapat membantu mahasiswa dalam membangun gagasan yang dimilikinya. Yang tidak kalah penting adalah adanya kerja sama di antara kelompok akan mengakibatkan mahasiswa yang kurang akan mendapat pengetahuan dari temannya. Akibatnya, mahasiswa yang kurang mampu akan bertambah pengetahuannya terhadap konsep-konsep Kimia Dasar. Di samping itu, usaha dosen dengan adanya pengajuan pertanyaan pengembangan dapat juga memberikan kontribusi pada peningkatan hasil belajar mahasiswa. Pada siklus III, adanya usaha dosen untuk mengadakan pendekatan partisipatif dalam diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 979 Kejasama mahasiswa dalam diskusi dapat dikatakan kondusif. Hubungan yang harmonis di antara mahasiswa dan mahasiswa, maupun antara mahasiswa dan dosen akan mengakibatkan terdorongnya proses pembelajaran yang berlangsung optimal. Peningkatan hasil belajar sebesar 10,56 % dibandingkan siklus II, disebabkan oleh pengaruh proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III ini. Melalui proses pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep Kimia Dasar melalui kegiatan peer tutoring . Adanya model pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya di tengah-tengah mahasiswa disambut dengan sikap positif dan mahasiswa berharap agar model ini dapat diteruskan atau dilanjutkan 4. Penutup Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Model Pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. (2) Pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep Kimia Dasar dapat ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran menggunakan modul bertanya. (3) Mahasiswa menyambut baik penerapan pembelajaran menggunakan modul bertanya. (4) Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan modul bertanya adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajarannya. Dengan memperhatikan temuan di atas, penerapan pembelajaran dengan menggunakan modul bertanya dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa dan juga pemahaman konsep-konsep Kimia Dasar. Oleh karena itu, kepada dosen yang akan mengajarkan Kimia Dasar di Jurusan Ilmu ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 980 Keolahragaan, disarankan agar menerapkan model pembelajaran ini dalam mengajarkan Kimia Dasar DAFTAR PUSTAKA Nana Sudjana, 1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Nana Sudjana, 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Nasution, S., 1997. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Ratna Wilis Dahar dan Aa Sumarna, 1986. Buku Materi Pokok Pengelolaan Pengajaran Kimia. Modul 7-12. Jakarta: Karunika. Ratna Wilis Dahar dan Liliasari, 1986. Buku Materi Pokok Pengelolaan Pengajaran Kimia. Modul 1-6. Jakarta: Karunika. Suparno, P., 1997. Filasafat Yogyakarta : Kanisius. Konstruktivisme dalam Pendidikan. Suryosubroto, B., 1983. Sistem Pengajaran dengan Modul.Yogyakarta : Bina Aksara. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006