MODUL PERKULIAHAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI PENIRUAN DARI MEDIA MASSA Fakultas Program Studi FIKOM MARCOM & ADVERTISING Tatap Muka 10 Kode MK Disusun Oleh Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Abstract Kompetensi Modul ini berisi materi mengenai Teori Peniruan dari Mdia Massa, dikaji dalam beberapa bagian, antara lain: teori imitasi, teori identifikasi, dan teori belajar sosial. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan proses belajar sosial. Pembahasan TEORI PENIRUAN Manusia cenderung untuk meniru perbuatan orang lain, semata-mata karena hal itu merupakan bagian dari sifat biologis mereka untuk melakukan hal tersebut Semua orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau melebihi) tindakan di sekitarnya (Tarde, 1903) Imitasi memainkan peranan yang sentral dalam transmisi kebudayaan dan pengetahuan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya (Tarde, 1903) Teori imitasi yang alamiah ini dalam perkembangannya secara bertahap ditinggallkan oleh para ahli psikologi dan digantikan dengan sejumlah kerangka teoritis yang mengemukakan bahwa kecenderungan untuk meniru orang lain adalah sesuatu yang dipelajari (learned) atau diperoleh melalui suatu proses pengkondisian agar orang melakukan peniruan terhadap perilaku tertentu Salah satu problem mengenai teori imitasi ini adalah berkaitan dengan “bukti” penelitian yang ternyata diperoleh dalam situasi laboratory atau studi yang bersifat eksperimen. Jadi studi yang dimaksud tidak dilakukan dalam situasi kehidupan nyata. TEORI IDENTIFIKASI Teori Identifikasi (Identification Theory) MISCHEL ( 1971) menjelaskan bahwa teori perilaku memberi peran penting bagi penegakan dan imbalan.Pentingnya peran tersebut dapat dipahami karena dua alasan : Pertama,penegakan dan perangsang telah ditunjukkan berulangkali sebagai pengaruh yang kuat dalam balajar dan dalam pilihan perilaku pada banyak situasi 2016 2 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kedua, pada umumnya penelitian tentang belajar banyak mengkaji hewan daripada mengkaji orang. Dan hewan, dianggap memiliki dorongan yang bersifat langsung atas direct reinforcement dan dipandang sebagai mekanisme belajar yang sama. Seseorang terkadang ingin menyerupai orang lain yang diidolakannya. Ia lalu bermaksud berusaha menyamai idolanya itu, dalam tingkah laku ataupun dalam penampilannya, sehingga ia tampak identik dengan sang idola. Dalam hubungan ini, teori identifikasi menjadi suatu penjelasan teoritis yang disukai untuk menjelaskan misalnya, bagaimana seseorang berperilaku dan berpenampilan mirip dengan Michael Jackson. Ia kemudian mengembangkan atribut-atribut yang luas dan pola perilaku yang secara umum mirip dengan idolanya dan model-model sosial lain yang bermakna dalam hidup mereka. Konsep identifikasi memiliki tiga pengertian yang khas, yakni : Menurut analisis Bronfenbrenner (1960), identifikasi menunjuk kepada perilaku ketika seseorang bertindak atau merasa seperti orang lain (yang disebut “model”). Kemiripan perilaku diantara dua orang bukan berarti bahwa ia telah identik dengan orang lain. Seorang anak misalnya yang identik dengan ayahnya, ketika ayahnya sedang merasa senang, dan si anak merasa senang pada waktu yang bersamaan. Keduanya independen satu sama lain dan berdasarkan alasan yang sepenuhnya amat berbeda. Si ayah senang karena pangkatnya naik, sedangkan si anak senang karena ia mendapat pacar baru. Hal itu memperlihatkan bahwa kemiripan seseorang dengan orang lain bukan membuat ia menjadi orang lain. Identifikasi juga berarti suatu motif dalam bentuk suatu keinginan umum untuk berbuat atau menjadi seperti orang lain. Seseorang harus memiliki motif untuk menyamai atau menyerupai model. Besar sekali kemungkinan bahwa kebanyakan anak memiliki motif yang kuat untuk menyamai atau menyerupai orang tuanya. Identifikasi mengacu kepada proses atau mekanisme melalui mana anak-anak menyamai suatu model dan menjadikan diri seperti model itu. Dengan teori ini dapat dipahami bahwa bagaimana seorang anak membiasakan standar-standar orang tua dan sosial untuk diidentifikasi perilakunya sesuai dengan jenis kelamin dan tindakan moral yang tepat, dan bagaimana mereka menjadikan atribut dan karakter orangtuanya menjadi bagian dari diri mereka, khususnya yang sama jenis 2016 3 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kelaminnya. Anak laki-laki mengidentifikasikan diri dengan ayahnya sementara anak perempuan dengan ibunya. Walaupun identifikasi melibatkan peniruan terhadap suatu model (misalnya seorang pemuda berpenampilan mirip Damon Albarn), namun istilah identifikasi dan peniruan (imitasi) tidaklah sinonim. Suatu proses peniruan semata-mata menyangkut tidak lebih sekedar emulasi dari perilaku tertentu dari suatu model. Sedangkan identifikasi merupakan proses yang jauh lebih kompleks, hingga tingkat yang bermacam-macam, membuat seseorang seolah-olah dia adalah orang lain, yaitu tokoh yang dijadikannya model itu. Bagi anak-anak dan remaja, dua motivasi penting yang mendorong mereka untuk mengidentifikasikan diri adalah : Keinginan untuk memiliki kekuasaan (a desire for power) dan penguasaan terhadap lingkungan (mastery over the environtment) dan, Kebutuhan akan asuhan dan perhatian (affection) Konsep identifikasi ini membantu kita untuk memahami tentang mengapa anggota masyarakat berusaha menerupai tokoh-tokoh ideal yang mereka temukan melalui sajian media massa. Begitu banyak orang yang menjadikan bintang film, artis sinetron, musisi, atau pribadi menarik lainnya sebagai idola mereka, sehingga mereka berusaha menyamai gerak-gerik, penampilan dan tingkah laku idolanya tersebut. Khalayak yang seperti ini akan berpakaian, memilih mode, berdandan dan berbicara diidentifikasikannya. 2016 4 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id seperto tokoh yang TEORI BELAJAR SOSIAL Pertama, perilaku ketika seseorang bertindak atau merasa seperti orang lain ( Bronfernhrenner, 1960) Kedua, suatu motif dalam bentuk suatu kegiatan umum untuk berbuat atau menjadi seperti orang lain Ketiga, proses atau mekanisme melalui mana anak-anak menyamai suatu model dan menjadikan dirinya seperti model itu. Mengapa seorang mengidentifikasikan diri pada seorang tokoh? Bila anak-anak atau remaja, maka motivasi untuk mengidentifikasi diri adalah : 1. Keinginan untuk memiliki kekuasaan dan penguasaan terhadap lingkungan 2. Kebutuhan akan asuhan dan perhatian Albert Bandura: Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Albert Bandura lahir tanggal 4 Desember 1925 di Mundare Alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Ekperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Teori pembelajaran sosial ini adalah perkembangan utama dari tradisi teori pembelajaran prilaku (Behaviorisme).Berbeda dengan penganut Behaviorisme, Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial ini. Misalnya seorang yang hidup dan lingkungannya dibesarkan dilingkungan judi, maka dia cenderung menyenangi judi, atau sekitarnya menganggap bahwa judi itu tidak jelek. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) 2016 5 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Bandura sebagai seorang behavioris moderat penemu teori social learning/observational learning, setiap proses belajar terjadi dalam urutan tahapan peristiwa (4 unsur utama) dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil/ perolehan belajar seorang siswa, yang meliputi: Fase Perhatian (attentian) Memberikan perhatian pada orang yang ditiru. Sebagai pengamat orang tidak dapat belajar melalui observasi kecuali kaku ia memperhatikan kegiatan-kegiatan yang diperagakan oleh model itu sendiri dan benar-benar memahaminya. Mencakup peristiwa peniruan (adanya kejelasan, keterlibatan perasaan, tingkat kerumitan, kelaziman, nilai fungsi) dan karakteristik pengamatan (kemampuan indera, minat, persepsi, penguatan sebelumnya). Fase Pengingat (retention) Seorang pengamat harus dapat mengingat apa yang yang telah dilihatnya. Dia harus mengubah informasi yang diamatinya menjadi bentuk gambaran mental, atau mengubah simbol-simbol verbal, dan kemudian menyimpan dalam ingatannya. Mencakup kode pengkodean simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan simbol, pengulangan motorik. Reproduksi motorik (reproduction) Yaitu proses peniruan adalah mengubah ide gambaran, atau ingatan menjadi tindakan. Mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik. Peneguhan/Motivasi (reinforcement/motivation) Mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri. 2016 6 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Prinsip-prinsip yang mendasari teori belajar social Prinsip faktor-faktor yang saling menentukan Kemampuan untuk membuat atau memahami simbol/tanda/lambang Kemampuan berfikir kedepan Kemampuan untuk seolah-olah mengalami apa yang dialami oleh orang lain Kemampuan mengatur diri sendiri Kemampuan untuk berefleksi Konsep-Konsep Penting dalam Kepribadian menurut Bandura Sistem Diri ( Self System) Bandura (dalam Friedman dan Schustack, 2008:276) mengajukan sebuah konsep yang memiliki peran penting dalam kepribadian, yang ia sebut dengan self-system,satu set proses kognitif yang individu gunakan untuk mempersepsi, mengevaluasi, dan meregulasi prilakunya sendiri agar sesuai dengan lingkungannya dan efektif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Efikasi Diri ( Self Efficacy) Bandura (dalam Friedman dan Schustack, 2008:283) self-efficacy adalah ekspektasi keyakinan (harapan) tentang seberapa jauh seseorang mampu melakukan satu perilaku dalam suatu situasi tertentu.Self-efficacy yang positif adalah keyakinan untuk mampu melakukan perilaku yang dimaksud. Tanpa Self-efficacy (keyakinan tertentu yang sangat situasional), orang bahkan enggan mencoba melakukan suatu perilaku. Regulasi Diri ( Self Regulation) Menurut Friedman dan Schustack (2008:284) menyatakan, regulasi diri adalah proses dimana seseorang dapat mengatur pencapaian dan aksi mereka sendiri, menentukan target untuk diri mereka, mengevaluasi kesuksesan mereka saat mencapai target tersebut, dan memberi penghargaan pada diri mereka sendiri karena telah mencapai tujuan tersebut. 2016 7 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id TEORI REIFORCEMENT IMITASI Miller dan Dolland (1941) memerinci kerangka teori tentang instrumental conditioning dan mengemukakan ada tiga kelas utama perilaku yang seringkali diberi label “imitasi “ 1. Same behavior, dua individu memberi respon masing-masing secara independen, tapi dalam cara yang sama terhadap stimuli lingkungan yang sama 2. Copying, seseorang individu berusaha mencocokkan perilakunya sedekar mungkin dengan perilaku orang lain. Jadi ia haruslah mampu untuk memberi respopn terhadap syarat atau tanda-tanda kesamaan atau perbedaan antara perilakunya sendiri dengan penampilan orang yang dijadikannya model 3. Matched-dependent bahavior , seorang individu belajar untuk menyamai tindakan orang lain (model atau si pemimpin) karena amat sederhana, ia memperoleh ombalan dari perilaku tiruan (imitatifnya ) itu. Bandura ( 1969) mengidentifikasi efek-efek yang ditimbulkan oleh eksposure terhadap perilaku dan hasil perbuatan orang lain adalah Inhibitory dan Disinhibitory Effect : Inhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang lain yang menyaksikan perilaku tertentu menjadi malu atau menahan diri untuk melakukan atau mengulangi perbuatan yang dilihatnya Sedangkan efek disinhibitory merupakan efek yang menyebabkan orang tidak malu atau untuk melakukan perbuatan yang dilihatnya 1. Response facilitating effects: bahwa kesempatan untuk melihat kepada tindakan orang lain dapat berfungsi memudahkan penampilan bermacam-macam perilaku yang menurut biasanya tidak dilarang 2. Observational learning: Bila seseorang yang melihat dikenai perilaku dari suatu model sosial, maka dapat terjadi efek observational learning. Dalam arti yang lebih spesifik observer tadi dapat memperoleh bentuk perilaku baru semata-mata dengan 2016 8 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melihat atau mengamati tindakan model tanpa secara terbuka menunjukkan response di hadapan model yang ditirunya. Observational- leraning ditentukan oleh empat proses pengamatan yang khas tapi saling berkait: 1. Attention 2. Retention 3. Motoric Reproduction 4. Faktor insentif atau motivasional. 2016 9 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Veeger,Karel J. (1993). Pengantar Sosiologi. Jakarta:Gramedia. McQuail, Dennis. (2011). Teori Komuniaksi Massa. Salemba Humanika. Jakarta. Bungin, Burhan. (2013). Sosiologi Komunikasi. Kencana. Jakarta. Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. Alo, Liweri. (2002).Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, Jakarta. 2016 10 Sosiologi Komunikasi Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id