Modul Komunikasi Politik [TM15]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Komunikasi Politik Pada era Transisi di Indonesia
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
15
Kode MK
Disusun Oleh
MK43011
Dicky Andika, M.Si
Abstract
Kompetensi
pengertian dan ruang lingkup
Setelah memperoleh materi ini
mahasiswa diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan
kembali tentang definisi politik,
definisi komunikasi, dan
pengertian serta ruang lingkup
komunikasi politik
komunikasi politik, komunikator
politik, pesan-pesan politik,
saluran komunikasi politik,
khalayak komunikasi politik, dan
efek komunikasi politik. Selain itu
juga dibahas tentang hubungan
komunikasi politik dan sistem
politik, propaganda dan perang
urat syaraf/psy-war sebagai
bentuk komunikasi politik, dan
periklanan politik.
‘13
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
I. Pengantar
Periklanan partai politik berarti berbicara tentang bagaimana partai politik (parpol)
“berjualan” agara laku. Berjualan parpol pada dasarnya adalah suatu program
komunikasi, suatu penyampaian pesan dari suatu parpol kepada calon-calon
konstituennya, untuk memperoleh suatu dukungan. Dukungan yang dimaksud, sesuai
dengan konsep pemasaran, adalah motivasi purchase untuk memilih, terutama pada
saat pemilihan umum.
Secara mendasar hal-hal tersebut di atas pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip
manajemen, dimulai dengan perencanaan, yang dimulai dari riset, analissi SWOT,
melihat apa kekuatan suatu partai, kendla, peluang, dan ancamannya. Ini semua
merupakan tahap awal dari pemasaran parpol.
II. Pemasaran Partai Politik
Memasarkan partai politik merupakan satu hal yang kompleks, yang berbeda dari
memasarkan produk, meskipun pada kaidah-kaidah pemasaran yang baku
pada prinsipnya sama.
Partai politik tidak bisa tidak harus market oriented, yaitu bagaimana suatu partai
mampu membaca pasar yang ada (berbagai kondisi konstituen). Seperti halnya produk
mobil misalnya, akan sudah jelas siapa pemakainya, di mana tempatnya sehingga
relative bisa langsung membaca pasar tersebut.
Namun bagi suatu partai politik membaca pasar adalah hal yang sangat kompleks,
karena persoalan pilihan haruslah sama, yaitu partai tersebut. Apakah khalayak
tersebut seorang petani, professor, buruh dan sebagainya memiliki nilai yang sama,
yaitu satu suara.
‘13
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam kompleksitas tersebut terdapat suatu tantangan bagaimana bisa membaca peta
pasar tersebut, bagaimana bisa menyusun pesan, kemaqsan pesan, yang berbeda
dengan kelompok buruh, kelompok tani, dan yang berbeda dengan kelompok nelayan.
Secara umum, bisa dilihat bahwa, pada akhirnya needs dan wants dari partai politik
adalah hal-hal yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, kebutuhan sosial
kemasyarakatan, kebutuhan untuk menyalurkan pendapat, kehidupan untuk sejahtera,
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Dari perspektif pemasaran politik, bauran pemasaran (marketing mix) yang dapat
digunakan pada dasarnya sama, yaitu :
1. Product : dalam hal ini adalah partai politik, dan selain itu adalah manusianya,
misalnya ketua umumnya dan gagasan-gagasan partai yang akan disampaikan
kepada konstituennya.
2. Place : merupakan tempat di mana konstituen dapat menemukan berbagai hal
dari partai tersebut. Contoh yang menarik adalah POSKO PDIP, sehingga di
setiap tempat ada PDIP di sana, yang pada waktu itu diharapkan sebagai pos
pengaman.
3. Price : juga dapat dilihat sebagai suatu harga untuk para pendukungnya,
misalnya iuran bulanan, yang berlaku bagi pengurus dan simpatisannya,
demikian juga termasuk atribut dan merchandising dari partai tersebut.
4. Promotion : tanpa adanya upaya periklanan, PR dan promosi untuk sebuah
partai yang di mix sedemikian rupa, antara lain yang menyentuh hal-hal seluruh
lapisan masyarakat, kebutuhan sosial kemasyarakatan, kebutuhan untuk
menyalurkan pendapat, kehidupan untuk sejahtera, pendidikan, kesehatan dan
sebagainya.
‘13
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
III. Faktor-faktor penentu bagi parpol
1. Faktor demografis, yang berhubungan dengan pendidikan, sosial ekonomi, dan
jenis kelamin.
2.
Faktor psikografi, yang berkaitan dengan gaya hidup, cara berpikir, dan
segementasi perilaku.
3. Skala prioritas dalam kaitannya dengan captive market.
Misalnya PKB pendukung utamanya adalah kaum islam tradisional yang basisnya
adalah NU. PAN yang pendukung utamanya adalah islam modernis dengan basis
Muhammadiyah.
4. Posisioning; merupakan faktor penting yang harus diperhatikan partai
politik. Jika dalam pemasaran produk dikenal Lifebuoy diposisikan
sebagai sabun keseahtan dan Lux sebagai sabun kecantikan, maka
partai politik juga harus melihat posisioning.
Misalnya PDIP betul-betul menegaskan dirinya sebagai partainya orangorang kecil/wong cilik.
PAN menggunakan simbol matahari dan ingin menunjukkan bahwa
matahari merupakan suatu simbolisasi pencerahan.
‘13
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
III. Periklanan Partai Politik
Dalam kegiatan periklanan politik, terdapat proses kreatif, yaitu bagaimana iklan yang
disampaikan harus menjual, bukan hanya bagus, namun menjual. Proses kreatif
peiklanan dilakukan untuk menyusun konsep-konsep program, misalnya untuk media
cetak, radio, telvisi, dan pada media below the line dan obove the line. Programprogram tersebut ditayangkan pada saat sebelum pemilu dan harus didukung oleh
partai-pratai besar yang mempunyai kemampuan finansial yang relative besar.
Program periklanan tersebut merupakan salah satu factor yang membuat mereka
memiliki suara terbanyak dalam pemilu. Dalam hal ini, yang terpenting adalah frekuensi
penayangan iklan tersebut
Strategi yang dapat diterapkan adalah yang bersifat nasional dan juga local. Misalnya
ketika berkomunikasi dengan masyarakat local Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, maka
isu-isu yang diangkat haruslah yang bersentuhan dengan kepentingan dan persoalanpersoalan di daerah tersebut. Yang paling penting adalah bahwa apa yang diiklankan
hendaklah yang mampu memahami harapan dan keinginan mereka.
‘13
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Satu hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan periklanan dan pemasaran politik
adalah, bahwa hanya ada satu hari/waktu atau momentum untuk proses pembelian,
yaitu pada saat mencoblos atau pemilu. Berbeda dengan periklanan atau pemasaran
produk seperti barang-barang konsumsi, misalnya shampoo, sabun, atau deodorant,
maka di sini tersedia waktu yang lama atau panjang untuk membeli produk tersebut.
‘13
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Beer, Jennifer, Intercultural Communication at Work, Washington, 1997.
2. Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2003.
3. Rumondor, Alex dkk, Komunikasi Antarbudaya, Universitas Terbuka, Jakarta,
1996.
4. Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintasbudaya,
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
‘13
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dicky Andika
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download