MODUL PERKULIAHAN Lahirnya Ilmu Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Abstract Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh MK85005 Dicky Andika, M.Si Kompetensi Setelah mempelajari konsep- Dalam pokok bahasan ini adalah konsep pokok-pokok dan memperkenalkan dan membahas cabang-cabang filsafat, terhadap filsafat sebagai induk pembahasan lebih mendalam etika. Setelah mempelajari difokuskan pada isu yang konsep-konsep pokok-pokok dan dihadapi oleh pelaku komunikasi cabang-cabang filsafat, dalam profesi dan masyarakat, pembahasan lebih mendalam khususnya berkaitan dengan difokuskan pada isu yang dihadapi dilemma-dilema etik oleh pelaku komunikasi dalam profesi dan masyarakat, khususnya berkaitan dengan dilemma-dilema etik ‘13 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id A. Hakikat Filsafat Komunikasi Proses komunikasi dapat dilihat dalam dua perspektif yaitu perspektif psikologis dan mekanis. Perspektif psikologis dalam proses komunikasi hendak memperlihatkan bahwa komunikasi adalah aktivitas psikologis sosial yang melibatkan komunikator, komunikasn, isi pesan, lambing, sifat hubungan, persepsi, proses decoding,dan encoding. Dari proses komunikasi yang begitu kompleks dan tidak sederhana tersebut, refleksi komunikasi diperlukan untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas dan komprehensif. Refleksi proses komunikasi tersebut sering di masukan dalam disiplin filsafat komunikasi. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendi (2003: 321), filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara lebih mendalam, fundamental, metodologis, sistematis, analitis, krisis dan komprehensif teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidang, sifay, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode-metodenya. Bidang komunikasi, meliputi komunikasi sosial, organisasional, bisnis, politik, iternasional, komunikasi antar budaya, pembangunan, tradisional dan lain – lain. Sifat komunikasi, meliputi komunikasi verbal dan nonverbal. Tatanan komunikasi, meliputi intrapribadi, antarpribadi, kelompok, massa, dan media.Tujuan komunikasi bisa terdiri dari soal mengubah sikap, opini, perilaku, masyarakat, dan lainnya. Sementara itu, fungsi komunikasi adalah menginformasikan, mendidik, mempengaruhi. Teknik komunikasi terdiri dari komunikasi informative, persuasive, pervasive, koersif, instruktif, dan hubungan manusiawi. Metode komunikasi, meliputi jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, propaganda, perang urat saraf, dan perpustakaan. Sehingga dengan demikian bisa dikatakan bahwa filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penjelasan yang mendasar, utuh, dan sistematis seputar komunikasi.Pemikiran filsafat komunikasi merupakan pemikiran yang menyatu dengan pemikiran teori ‘13 3 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id komunikasi. Beberapa tokoh yang menjadi pemikir filsafat komunikasi adalah Richard L. Laningan, Stephen Littlejhon, Whitney R. Mundt. B. Pemikiran Richard L. Lanigan Richard L. Lanigan secara khusus membahas analisi filosofi atas proses komunikasi. Filsafat dalam disiplin ilmu komunikasi biasanya meletakkan titik refleksinya pada pertanyaan-pertanyaannya : Apa yang aku ketahui?(masalah ontology atau metafisika) Bagaimana aku mengetahuinya? (masalah epistologi) Apakah aku yakin? (Masalah Aksiologi) Apakah aku benar? (masalah logika) ‘13 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Metafisika Studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realitas. Dalam metafisika ada beberapa hal yang direflesikan . hal-hal itu adalah sifat manusia dan hubungannya dengan alam, sifat dan fakta kehidupan manusia, problema pilihan manusia dan soal kebebasan pilihan tindakan manusia. Dalam hubungan nya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengn realita dalam alam semesta. Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku,penyebab dan aturan Problema pilihan,khususnya kebebasan versus determinisme pada prilaku manusia. Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu” (2005: 63) mengatakan bahwa, metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, pikiran, dan kaitan zat dengan pikiran. Sedangkan mengenai objek metafisika ditegaskan oleh Aristoteles, yang mengatakan ada dua, yakni ada sebagai yang ada dan ada sebagai Ilahi. Pendapat Aristoteles tersebut dijelaskan oleh Prof. Dr. Delfgaauw dalam karyanya “Metafisika” sebagai berikut : Ada Sebagai yang ada Mengenai hal ini ilmu pengetahuan berupaya mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguhsungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan. Ciri bahwa yang ada itu sungguh-sungguh ada, ialah dapat dicerapnya dengan panca indera. Oleh karena itu,metafiska disebut juga ontology. Ada sebagai yang Ilahi Hal lain adalah keberadaan yamg mutlak, yang sama sekali tidak bergantung pada yang lain. Ini berarti sesuatu yang ada adalah seumum-umumnya dan yang mutlak, yakni TUHAN. Apabila kita berbicara tentang yang Ilahi berarti kita bertolak dari sesuatu yang pada dasarnya tidak dapat ditangkap dengan pancaindera, karena TUHAN tidak dapat diketahui dengan menggunakan alat-alat inderawi. ‘13 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Epistemologi Cabang filsafat yang menyilidiki asal, sifat, metode, dan batasanpengetahuan manusia. Sementara itu epistemology lebih merupakan cabang filsafat yang merefleksasikan asal- usul, hakikat, dan batasan pengetahuan manusia. Epistemology pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah.metode ilmiah adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan,sistematik dan logis. Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi: Kerangka pemikiran yang logis Penjabaran hipotesis yang merupakan dedukasi dan kerangka pemikiran Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara factual. Kerangka pemikiran yang logis mengandung argumentasi yang dalam menjabarkan penjelasan mengenai suatu gejala bersifat rasional.dalam pada itu hipotesis sebagai deduksi dari suatu kerangka pemikiran merupakan dugaan sementara yang untuk membutikannya diperlukan suatu pengujian, sedangkan verifikasi berarti penilaian secara objektif terhadap suatu pertanyaan yang hipotesis.lanigan mengatakan bahwa, prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi , epistemology berbijak pada salah satu atau lebih teori kebenaran. HAKIKAT pribadi ilmu (komunikasi) yaitu berkaitan dengan pengetahuan mengenai pengetahuan ilmu (komunikasi) sendiri atau theory of knowledge. Persoalan utama epsitemologis ilmu komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat ita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya, “what can we know, and how do we know it?” (Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi “belief, understanding, reson, judgement, sensation, imagination, supposing, guesting, learning, and forgetting”. ‘13 6 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Secara sederhana sebetulnya perdebatan mengenai epistemologis ilmu komunikasi sudah ada sejak kemunculan komunikasi sebagai ilmu. Perdebatan apakah ilmu komunikasi adalah sebuah ilmu atau bukan sangat erat kaitannya dengan bagaimana proses penetapan suatu bidang menjadi sebuah ilmu. Dilihat sejarahnya, maka ilmu komunikasi dikatakan sebagai ilmu tidak terlepas dari ilmu-ilmu sosial yang terlebih dahulu ada. Pengaruh sosiologi dan psikologi sangat berkontribusi atas lahirnya ilmu ini. Bahkan nama-nama seperti Laswell, Schramm, Hovland, Freud, sangat besar pengaruhnya atas perkembangan keilmuan komunikasi. Dan memang, komunikasi ditelaah lebih jauh menjadi sebuah ilmu baru pada abad ke-19 di daratan Amerika yang sangat erat kaitannya dengan aspek aksiologis ilmu ini sendiri. Contoh konkret epistemologis dalam ilmu komunikasi dapat dilihat dari proses perkembangan kajian keilmuan komunikasi di Amerika (lihat History of Communication, Griffin: 2002). Kajian komunikasi yang dipelajari untuk kepentingan manusia pada masa peperangan semakin meneguhkan komunikasi menjadi sebuah ilmu 3. Aksiologi Cabang filsafat yang ingin mereflesikan cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan diperoleh.lanigan berpendapat bahwa aksiologi adalah studi etika dan estetika. Dapat dikatakan bahwa aksiologi adalah kajian tentang nilai manusiawi dan bagaimana cara mengekspresikannya. Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi , lanigan mengatakan bahwa aksiologi, kategori keempat dari filsafat merupakan studi etika dan estika. Ini berarti aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya. Jelaslah bagaimana pentingnya bagi seseorang komunikator ketika ia mengemas pemikirannya sebagai isi pesan denagn bahasa sebagai lambing untuk terlebih ‘13 7 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dahulu melakukan pertimbangan nilai (value judgement) apakah pesan yang ia komunikasikan etis atau tidak , estetika atau tidak ‘13 8 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Logika Cabang filsafat yang menelaah asas dan dasar metode penalaran secara benar dalam hal ini cara berkomunikasi secara lebih baik dan benar.logika penting dalam berkomunikasi karena pemikiran harus dikomunikasikan merupakan putusan sebagai hasil dari proses berfikir. Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar (deals with study of the principles and methods of correct reasoning). Bahwa logika teramat penting dalam komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus dikomunikasikan kepada orang lain , dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan putusan sebagai hasil dari proses berfikir, dalam hal ini berpikir logis. Dalam membangun perspektif ilmu , denzin menganjurkan pada tiga dasar elemen antara lain epistemologi,ontology, dan metodologi (denzin dan Lincoln,1994:99). Sedangkan menurut suriasumnatri (2000:103) perspektif ilmu didasarkan pada elemen ontology (apa) epistomologi (bagaimana) dan aksiologi (untuk apa) berdasarkan pernyataan diatas maka dapat dijelaskan bahwa pembentukan perspektif baru didasarkan pada empat elemen diatas yaitu, Epistemologi, merupakan proses untuk mendapatkan ilmu. Hal- hal apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan ilmu yang benar. Ontologi, berkaitan dengan asumsi – asumsi mengenai objek atau realitas yang teliti Metodologis, berkaitan dengan asumsi-asumsi mengenai bagaimana cara memperoleh pengetahuan mengenai suatu objek pengetahuan Aksiologi berkaitan dengan posisi value judgment, etika dan pilihan moral peneliti dalam suatu penelitian dalam suatu penelitian. Kegunaan atau manfaat ilmu dalam kehidupan masyarakat. Dengan berdasarkan pada elemen –elemen di atas , maka ilmuan dapat mengenali dan membedakan berbagai perspektif ilmu yang ada dalam kehidupan menusia. Hal lainnya ilmuan juga dapat meletakan setiap ilmu pada tempatnya ‘13 9 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id masing-masing yang saling memperkaya kehidupan manusia. Tanpa mengenali unsure – unsure setiap perspektif ilmu dengan benar, maka ilmuan bukan saja tidak dapat memanfaatkan kegunaan secara maksimal tetapi juga kadangkadang salah dalam menggunakannya. ‘13 10 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kepustakaan : 1. Bertens, K, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 2. Day, Louis, Ethics in Media Communications: Cases and Controversies, Wadsworth, 1991 3. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, 1993 4. Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996 5. Mulyana, Deddy, Etika Komunikasi, Remaja Rodakarya, Bandung, 1996 6. M Mufid. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: PT Kencana ‘13 11 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id