MODUL PERKULIAHAN Manusia Sebagai Pelaku Komunikasi Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Abstract Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh MK85005 Dicky Andika, M.Si Kompetensi Setelah mempelajari konsep- Dalam pokok bahasan ini adalah konsep pokok-pokok dan memperkenalkan dan membahas cabang-cabang filsafat, terhadap filsafat sebagai induk pembahasan lebih mendalam etika. Setelah mempelajari difokuskan pada isu yang konsep-konsep pokok-pokok dan dihadapi oleh pelaku komunikasi cabang-cabang filsafat, dalam profesi dan masyarakat, pembahasan lebih mendalam khususnya berkaitan dengan difokuskan pada isu yang dihadapi dilemma-dilema etik oleh pelaku komunikasi dalam profesi dan masyarakat, khususnya berkaitan dengan dilemma-dilema etik ‘13 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan yang berlangsung secara sinambung terus-menerus oleh para pelaku komunikasi. Komunikasi yang kita bahas adalah komunikasi manusia (human communication) yaitu komunikasi antar manusia dengan manusia. Oleh karena yang kita bicarakan ini adalah komunikasi antar manusia dengan manusia, maka jelas amat rumit (pelik), karena manusia memang rumit. Sofokles, seorang dramawan zaman Yunani Purba yang hidup 500 tahun sebelum Masehi mengatakan : di dunia ini banyak keajaiban, tetapi tidak ada yang lebih ajaib daripada manusia. Proses komunikasi berlangsung secara psikologis pada diri komunikator dan komunikan secara mekanistis yang berlangsung antara komunikator dan komunikan, yaitu ketika komunikator mengirimkan pesannya dengan mulut (lisan) dan tangan (tulisan) dan sewaktu komunikan menerima pesan komunikasi dengan telinga (lisan) atau dengan mata (tulisan / gambar). Peliknya komunikasi antar manusia, oleh karena secara sosiologis berlangsung secara horizontal atau vertical dengan perbedaan status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, agama, suku, bangsa atau ras, dsb. Rumitnya komunikasi antar manusia, oleh karena secara teleologis komunikasi mengandung tujuan, yakni mengubah sikap, opini, perilaku, kepercayaan, agama. Oleh karena itu untuk memahami proses komunikasi lebih mendalam kita perlu memahami manusia. Pemahaman komunikasi dengan segala praksisinya merupakan proses keseharian manusia. Dapat dikatakan bahwa proses komunikasi merupakan proses kehidupan itu sendiri. Komunikasi tidak bisa di pisahkan dari seluruh proses kehidupan konkret manusiawi. Aktivitas komunikasi merupakan aktivitas manusiawi. Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi antar manusia. Setiap manusia mempunyai kepentingan untuk menyampaikan pikiran atau ‘13 3 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perasaan yang dipunyai. Tentu saja, ekspresi pikiran dan perasaan itu memakai dan memanfaatkan bahasa sebagai mediumkomunikasinya. Dalam bahasa komunikasi , setiap orang atau sesuatu yang menyampaikan disebut sebagai komunikator. Sesuatu yang disampaikan atau diekspresikan adalah pesan (message). Seseorang atau sesuatu yang menerima pesan adalah ( communicate). Dalam setiap kehidupan, manusia memerlukan pemahaman yang lebih mendalam atas segala hal yang lebih mendalam atas segala yang dilakukannya, termasuk didalamnya proses komunikasi. Proses komunikasi adalah aktivitas yang diperlukan untuk mengadakan dan melakukan tindakan komunikati, baik yang dilakukan oleh komunikator, komunikan atau aktivitas penyampaian pesan, noise yang bisa terjadi dalam setiap tindakan komunikatif dan lainnya. PELIK MANUSIA SEBAGAI PELAKU KOMUNIKASI Pelik komunikasi antar manusia berkaitan dengan aspek aspek sosiologis, hukum, dan politik yang berlangsung secara horizontal dan atau vertikal. Hal ini harus berlandaskan moral, etika, kode etik, perilaku dan nilai nilai serta logika dalam upaya menciptakan komunikasi yang efektif saling menghormati dan saling memahami yang sekaligus mampu untuk "menjembatani perbedaan" status sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, keagamaan, kebangsaan, suku dan ras atau etnis. A. MANUSIA SEBAGAI PELAKU KOMUNIKASI Pemahaman komunikasi dengan segala praksisnya merupakan proses keseharian manusia. Dapat dikatakan bahwa proses komunikasi merupakan proses kehidupan itu sendiri. Komunikasi tidak ‘13 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bisa dipisahkan dari seluruh proses kehidupan konkret manusiawi. Aktivitas komunikasi merupakan aktivitas manusiawi. Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi antarmanusia. Setiap manusia mempunyai kepentingan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan yang dipunyai. Tentu saja, ekspresi pikiran dan perasaan itu memakai dan memanfaatkan bahasa sebagai medium komunikasinya. Dalam bahasa komunikasi, setiap orang atau sesuatu yang menyampaikan sesuatu disebut sebagai komunikator. Sesuatu yang disampaikan atau diekspresikan adalah pesan (message). Seseorang atau sesuatu yang menerima pesan adalah komunikan (communicate). Dalam setiap kehidupan, manusia memerlukan pemahaman yang lebih mendalam atas segala hal yang dilakukannya, termasuk di dalamnya proses komunikasi. Proses komunikasi adalah aktivitas yang diperlukari untuk mengadakan dan melakukan tindakan komunikatif, balk yang dilakukan oleh komunikator, komunikan atau aktivitas penyampaian pesan, noise yang bisa saja terjadi dalam setiap tindakan komunikatif dan lainnya. Posisi manusia dalam komunikasi dapat dilihat pada rumusan komunikasi dari Lasswell dan Aristoteles. Pola komunikasi menurut Lasswell mengikuti rumusan "Who say what to whom in what channel with what effect". Sedangkan dalam model komunikasi Aristoteles, kedudukan manusia sebagai pelaku komunikasi meliputi "pembicara" dan "pendengar". Rumusan komunikasi menurut Aristoteles sendiri terdiri dari empat unsur, yakni pembicara, argumen, pidato, dan pendengar. Sehinggai dengan demikian posisi manusia berada pada "who dan whom" pada rumusan Lasswell serta "pembicara dan pendengar" pada pola komunikasi Aristoteles. Maka, menjadi mutlak untuk ‘13 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memahami manusia secara filosofis agar komunikasi kita menjadi efektif. 1. Definisi Manusia Sudah menjadi kodrat bahwa manusia adalah makhluk yang berakal budi (homo rationale). Menurut Aristoteles (384-322 SM) sebagaimana dijelaskan Prof. Onong (2003), manusia punya tiga anima (jiwa), yakni: - Anima avegatativa/roh vegetatif "tumbuh-tumbuhan" fungsinya makan, tumbuh, dan berkembang biak. - Anima sensitiva "binatang punya petasaan, naluri, dan nafsu" mampu mengamati, bergerak, dan bertindak. - Anima intelektiva "roh intelek yang dimiliki manusia" berpikir dan berkehendak. ' punya kesadaran. Dengan demikian, ciri manusia menurut Aristoteles adalah memiliki totalitas, yakni persatuan roh dan jasad. Anima adalah penyebab hidup, bukan penyebab kesadaran, sedangkan yang menyebabkan kesadaran adalah "aku"/rohani. "Aku" adalah juga yang merasa, sedangkan pusat panca indera ada di otak, dan memiliki perangsang masing-masing yang disebut "adequatus". Pemikiran Aristoteles tampaknya termasuk dalam konvergensi, yakni penggabungan tiga aliran besar tentang manusia. Ketiga aliran tersebut, yaitu: a. Materialisme Yaitu aliran yang melihat manusia ada pada fisiknya. Keberadaan fisik dengan demikian merupakan unsur pokok dari kemanusiaan. Maka, orang yang sudah meninggal, dalam aliran ini tidak lagi disebut manusia. ‘13 6 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Idealisme Aliran kedua tentang manusia mengatakan bahwa keberadaan manusia adalah pada ide. Ide terletak di pemikiran, sehingga semakin jernih pemikiran maka seseorang akan mampu menangkap hakikat walaupun yang bersangkutan belum memiliki interaksi panca indera dengan yang dimaksud. Seperti orang yang belum pernah melihat kapal selam tetapi ia akan mengerti akan kapal. selam bila diberi penjelasan dan gambaran tentang kapal selam. Maka, dalam aliran ini orang gxla tidak lagi disebut sebagai manusia karena ia tidak bisa lagi berpikir. c. Eksistensialisme Aliran ini melihat manusia pada eksistensinya, yakni sejauh mana keberadaannya diakui oleh masyarakat sekitarnya. Semakin diakui, maka semakin el ia. Aliran ini tidak memperhitungkan materi bese atribut yang dimiliki sesedrang sebagai nilai kemai siaan. Abraham Maslow mengatakan bahwa, pen kuan tentang eksistensi sebagai kebutuhan tertin manusia, jauh melampaui kebutuhan rasa aman, butuhan sandang, pangan, dan papan. 2. Kritik EksistensialismeTerhadap Materialisme Aliran eksistensialisme menentang aliran materialis yang berpendapat bahwa manusia hanyalah benda saja. Yang ditentang ‘13 7 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id oleh kaum eksistensialisme ialah peni pat kaum materialisme tentang cara manusia berada dunia (Prof. Onong Uchjana Effendi, 2003: 343). Menurut ajaran eksistensialisme, manusia bukan saja berada di dunia, tetapi juga menghadapi dunia dan menghadapi benda lain di dunia. Dan dalam rangka mengl dapi barang itu, ia mengerti arti barang yang dihada nya itu. Dan ia mengerti pula apa itu hidup. la menge arti dan gunanya api atau kayu. la mengerti apa arti d apa gunanya bercocok tanam, begitu seterusnya: Kesemuanya itu berarti bahwa manusia adalah subjek. Subjek artinya sadar, sadar akan dirinya sendiri dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya. Menurut kaum eksistensialis, kesalahan aliran ma rialisme terletak pada pandangan materialisme yang m( detotalisasi manusia, memungkiri totalitas manusia. N ngatakan bahwa manusia adalah hanya materi, bera memungkiri manusia sebagai keseluruhan. Memang pa manusia terdapat unsur yang disebut materi atau jasma Karena itu manusia dapat ditimbang seperti besi. Mar sia juga tumbuh seperti tumbuh-tumbuhan. Manusia pun memiliki daging seperti hewan. Itu semua benar. Akan tetapi tidaklah benar, bahwa semuanya itu keseluruhan, bahwa itu seluruh manusia; dan karenanya, itulah hakikat manusia. Kesalahan itu akan lebih nampak lagi, kalau yang kita pandang itu bukan teori, melainkan perbuatan atau perlakuan. Jika seseorang diperlakukan sebagai hewan, dianggap sebagai kambing atau kerbau, maka kita akan dapat membayangkan apa yang akan terjadi. ‘13 8 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jadi, memang benar, bahwa manusia mempunyai jasmani, materi, tetapi jasmani atau materi itu hanyalah aspek saja, bukan keseluruhan manusia. Pandangan materialisme ini sudah menjadi klasik, artinya sudah mempunyai kedudukan yang kuat, tetapi salah. Salah, oleh karena memungkiri kebenaran, bahwa manusia itu mengerti, berkehendak dengan bebas, mengerti, dan membina kebudayaan. Semuanya itu tidak bisa diterangkan dengan teori materialisme. Dengan kata lain, materialisme bertentangan dengan realitas. Jadi salah, dan kesalahan ini ialah bahwa suatu aspek disamakan dengan keseluruhan, aspek jasmani dianggap sebagai manusia keseluruhan. ‘13 9 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kepustakaan : 1. Bertens, K, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 2. Day, Louis, Ethics in Media Communications: Cases and Controversies, Wadsworth, 1991 3. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, 1993 4. Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996 5. Mulyana, Deddy, Etika Komunikasi, Remaja Rodakarya, Bandung, 1996 6. M Mufid. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: PT Kencana ‘13 10 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id