Karakteristik Ajaran Islam

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Agama Islam
Karakteristik Ajaran Islam
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
10230
Lestiyani Inayah, SAg
Abstract
Kompetensi
Dalam bab ini kita akan mempelajari dan
mengenal
Islam.
Diawali
dengan
memahami
Islam
sebagai
agama
universal yang memiliki nilai etika tertinggi
yang memanusiakan manusia, dan
perintah-perintah yang mencakup seluruh
wilayah kehidupan individu dan sosial
manusia.
Selanjutnya
mempelajari
Karakteristik Ajaran Islam, sehingga
diharapkan
kita
semua
mendapat
pemahaman
yang
benar
dan
komprehensif mengenai Ajaran Islam dan
selanjutnya mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan.
-
-
-
Meyakini Agama Islam sebagai
Agama Wahyu yang memberikan
petunjuk bagi manusia dalam
mencapai
kesejahteraan
dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mahasiswa
diharapkan
mampu
memahami
Karakteristik
Ajaran
Islam
Mengetahui peran dan sumbangan
islam dalam peradaban dunia
Karakteristik Ajaran Islam
Pendahuluan
Bagaimana sesungguhnya wajah Islam itu?. Sebuah pertanyaan sederhana, namun sering
kita
berputar-putar
untuk
menjawabnya,
karena
keterbatasan
wawasan,
ilmu,
kesalahpahaman bahkan ketidakpedulian kita untuk mengenal wajah Islam sendiri secara
komprehensif ( utuh ) pada semua sisinya. Baik secara intelektualitasnya, aqidahnya,
ibadahnya, akhlaknya maupun aplikasinya, baik untuk lingkup individu, keluarga, sosial
masyarakat bahkan sampai pada tingkat Negara. Penting bagi kita semua untuk memahami
hakikat ajaran islam secara komprehensif, mendasar dan benar agar kita mampu
menghadirkan islam kepada diri kita dan orang lain secara utuh dan benar serta target dan
tujuan risalah islam dapat ditegakkan dengan baik dalam dimensi eksoteris maupun
isoterisnya, dalam penerapan nilai-nilai aqidah, ibadah dan moral maupun dalam idealitas
teoritisnya, baik dalam skala individu, keluarga dan masyarakat.
Agama islam adalah agama wahyu yang terakhir, diturunkan demi kepentingan umat
manusia melalui Rasulullah Muhammad. Pintu gerbang keselamatan dan kebahagiaan
abadi ini dibuka untuk umat manusiadi dunia agar masyarakat manusia meninggalkan
masa-masa ketidakmatangan dan kekurangmampuan pemikiran mereka, mempersiapkan
diri untuk mencapai kemanusiaan mereka secara sempurna, dan menumbuhkan kesadaran
untuk menerima ajaran-ajaran spiritual yang luhur, dan mengaplikasikannya dalam praktek.
Dengan demikian , Islam menganugerahi umat manusia kenyataan spiritual yang sesuai
dengan pemahaman manusia , nilai etika tertinggi yang memanusiakan manusia, dan
perintah-perintah yang mencakup seluruh wilayah kehidupan individu dan sosial manusia.
Islam juga mendorong kita untuk mempraktekkan ajarannya itu.
Dari sudut pandang ini, Islam merupakan agama yang universal dan abadi. Islam terdiri dari
serangkaian kepedulian kritis dan aturan etis dan praktis yang menjamin kebahagiaan hidup
manusia di dunia dan akhirat jika mereka mau melaksanakannya. Aturan-aturan islam
disusun sedemikian rupa, sehingga setiap individu dan masyarakat yang melaksanakannya
akan memperoleh kehidupan yang paling baik serta mencapai kemajuan yang paling besar
menuju kesempurnaan manusia. Aturan-aturan atau hukum-hukum islam diciptakan dengan
didasarkan pada hakekat penciptaan dan dengan memperhatikan kebutuhan manusia.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pada dasarnya manusia memiliki susunan yang sama
pada setiap individu, ras dan masa. Masyarakat di Timur maupun di Barat adalah satu
macam : mereka semua termasuk dalam satu spesies manusia. Berbagai individu dan
masyarakat mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang sama, dan generasi-generasi umat
`13
2
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
manusia yang akan datang akan mewarisi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Singkatnya islam
adalah agama yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang rill dan esensial manusia. Ia
adalah agama yang universal mencukupi bagi setiap manusia dan abadi.
Karena alasan inilah, Allah SWT menyebut Islam sebagai agama fitrah, dan menyeru
kepada umat manusia untuk menjaga agar fitrah manusia tetap hidup. Firman Allah : “ Dan
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agam ( islam ), ( sesuai ) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut ( fitrah ) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah . Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Qs.
Ar-ruum : 30.
Karakteristik ajaran Islam
Tidak mudah
mejelaskan secara tuntas ajaran Islam untuk sampai pada pemahaman
wawasan holistic dan kerangka sistematik serta menyentuh hakikat dan ruh ( spirit )
petunjuknya karena berbagai kendala dan keterbatasan manusia. Berikut ini, akan
dikemukakan beberapa dari sekian banyak ciri dan karakteristik ajaran Islam yang menonjol
semoga dengannya dapat tergambar keunggulan dan keistimewaan ajaran Islam.
Rabbaniyah/Ketuhanan
Ajaran islam memiliki sifat Rabbaniyah, dalam arti ajarannya bersumber dari Allah swt,
bukan dari manusia. Allah telah menetapkan melalui wahyuNya ketentuan-ketentuan hukum
dengan meletakkan prinsip-prinsipnya ( secara universal ), dasar-dasar dan pokok-pokok
hukumnya untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam lingkup pribadi
maupun sosial kemasyarakatan. Ajaran islam merupakan sebuah manhaj Rabbani yang
murni, karena sumbernya adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada penutup para
RasulNya Muhammad .Keseluruhan pokok ajarannya meliputi Aqidah dan ibadahnya,
akhlak dan moralnya, syari’ah dan peraturannya adalah Rabbaniyah Ilahiyyah dalam batas
prinsip-prinsip atau dasar-dasar hukumnya ( secara garis besar ), bukan dalam hal-hal
parsial, detail persoalan dan tekhnis pelaksanaan.
Firman Allah : “ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari
Rabbmu ( Muhammad dengan mukjizatnya ), dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya
yang terang benderang ( Al-Qur’an ).” Qs. An-Nisa : 174.
Firman Allah : “ Telah sempurnalah kalimat Rabbmu ( Al-Qur’an ) sebagai kalimat yang
benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimatNya, dan Dialah yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui . “ Qs. Al-An’am : 115. Dengan demikian telah
menjadi suatu ketetapan dalam prinsip-prinsip islambahwa pembuat syari’at satu-satunya
adalah Allah. Manusia diberi kewenangan untuk menetapkan suatu ketentuan hukum
`13
3
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengenai suatu masalah yang belum ada ketentuan hukum secara pasti dalam nash ( AlQur’an dan Sunnah Rasul ) dengan metode tertentu yang tidak menyalahi nash ( Berijtihad
).
Insaniyyah /Kemanusiaan
Ajaran islam memiliki ciri insaniyyah , karena ia ditujukan untuk manusia maka semua
tuntunannya sesuai dengan fitrah manusia. Tidak ada satupun ketentuan yang tidak sejalan
dengan jiwa dan kecenderungan positif manusia, Sesungguhnya setiap orang yang
mengkaji islam melalui kitab suci Al-Qur’an dan Sunnah Rasul akan mengetahui secara
jelas dan gamblang islam mengerahkan perhatian yang optimal pada “sisi manusiawi”
termasuk pada bab ibadah khusus ( mahdhah ). Sebagai contoh kewajiban zakat, dalam
substansinya kita akan mendapatkan sisi kemanusiaannya dalam ibadah ini. Zakat dipungut
dari manusia yang kaya untuk diserahkan kepada yang miskin/fakir, ia awalnya adalah
sebagai pensucian dan pembersihan dan untuk keduanya adalah sebagai pemenuhan
kebutuhan ( orang fakir ) dan membebaskan kemiskinan. Ibadah-ibadah lain juga tidak
terlepas dari aspek ( sisi ) kemanusiaan yang diselipkan secara implicit ( tersirat ). Shalat
merupakan pertolongan bagi manusia dalam menghadapi pertarungan hidup; “ Hai orangorang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. “ ( Al-Baqarah; 153
). Shalat yang ditegakkan akan menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan mungkar.
Sedangkan piuasa merupakan pendidikan bagi kemauan manusia melalui kesabaran dalam
menghadapi kesulitan dan pendidikan perasaannya untuk merasakan penderitaan orang
lain, sehingga tumbuhlah rasa empati dan kasih sayang terhadap kaum fakir. Dan haji
merupakan muktamar ( konfrensi ) Rabbani dan insane di mana Allah menyeru kepada
hamba-hambaNya : “ Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan”. ( Qs. Al-Hajj : 28 ).
Menyaksikan berbagai manfaat di sisni adalah mewakili sis manusiawi dalam tujuan haji.
Ibadah-ibadah lainnya terlebih dalam tataran ibadah ghairu mahdah ( muamalah ) juga tidak
terlepas dari aspek kemanusiaan baik diungkap secara eksplisit maupun implicit.
Asy-Syumul / Mencakup segala aspek kehidupan manusia.
Islam menghadirkan ajaran yang bersifat menyeluruh, memberikan tuntunan pada setiap
aktifitas dan persoalan dalam kehidupan manusia. Islam tidak hanya memberikan tuntunan
dalam keyakinan ( akidah ), ritual ( ibadah ) dalam rangka hubungan manusia dengan
Tuhan, tapi juga memberi bimbingan dalam hubungan antar manusia ( muamalah ), dan
moralitas ( akhlak ) bahkan hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya. Tuntunan
bukan hanya menyangkut hal-hal besar tetapi juga hal-hal yang kecil, semua dikaitkan
dengan Allah. Makan, minum, berpakaian, tidur, mandi atau ketika masuk ke toilet, termasuk
`13
4
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kaki mana yang hendaknya didahulukan melangkah ketika masuk atau keluar, semua ada
aturan dan tuntunannya. Terlebih lagi pada persoalan-persoalan besar yang menyangkut
hajat hidup masyarakat secara luas. Asy Syahid Hasan Al-Bana mengungkapkan secara
jelas tentang dimensi komprehensivitas ( kesyumulan ) dalam risalah islam dengan
mengatakan : Sesungguhnya Islam adalah sebuah risalah yang menjangkau dimensi yang
terbentang memanjang hingga mencakup keabadian zaman, ia dimensi yang terbentang
melebar sehingga mengatur seluruh kehidupan manusia di dunia, dan ia menjangkau
dimensi yang terbentang hingga meliputi semua urusan dunia dan akhirat. Ajaran islam
merupakan hidayah ( petunjuk ) dari Rabb manusia untuk seluruh umat manusia dan
merupakan rahmat Allah bagi hambaNya. Firman Allah : “ Dan tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. ( Al-Anbiya : 107 ).
Fenomena universalisme islam yang termanivestasi dalam dimensi akidah ( teologi,
keimanan ) dan dimensi ibadahnya (baik mahdhah maupun ghairu mahdhah ) serta akhlak
dan yang mencakup seluruh kehidupan manusia haruslah diimbangi dengan komitmen
kaum muslimin untuk mengaplikasikan ajaran-ajaran islam secara menyeluruh dan totalitas
tidak terbagi-bagi. Maka tidak boleh hanya mengambil satu sisi dari ajaran dan hukumhukumnya dan membuang satu sisi lainnya, seperti mengambil aspek akidah dan keimanan
dari ajaran islam dan mengenyampingkan aspek ibadah atau moral. Firman Allah : “ Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam secara kaffah ( keseluruhan )
dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syetan itu musuh nyata
bagimu. “ ( Qs. Al-Baqarah : 208 ).
Al-Qur’an mengecam kaum Bani Israil atas sikap parsialisme mereka terhadap agama
mereka dengan mengikuti hawa nafsu mereka, dengan mengambil darinya apa yang
mereka sukai dan meninggalkan apa yang mereka tidak sukai, maka Allah mengecam
mereka dengan kecaman yang sangat pedas : “ Apakah kamu beriman kepada sebagian AlKitab ( Taurat ) dan ingkar kepada sebagian yang lain ?Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari
kiamatmereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa
yang kamu perbuat. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan kehidupan
akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong “. ( Qs.
Al- Baqarah: 85-86 ).
Moderat dan seimbang (Wasathiyyah/ Tawazun)
Diantara karakteristik wasathiyyah yang menjadi keistimewaan ajaran islam adalah karakter
keseimbangan antara keteguhan pada prinsip yang harus kekal dan lestari dan
perkembangan, atau antara keteguhan pada prinsip dan fleksibilitas ( keluwesan ) yang
`13
5
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
seyogyanya terus berubah dan berkembang actual. Ajaran islam memadukan keduanya
secara harmonis dengan meletakkan masing-masing keduanya pada tempatnya yang
benar. Kekekalan pada prinsip-prinsip dasar dan kaidah-kaidah umum, nilai-nilai agama,
moral serta sasaran dan tujuan tetapi fleksibel dalam sarana dan metode,dalam hal-hal
cabang maupun dalam masalah-masalah duniawi dan ilmiyah.
Islam selalu bersikap moderat dalam menyikapi berbagai persoalan. Prinsip moderasi ini
diwujudkan dalam keseimbangan positif manusia dalam setiap aspek kehidupannya meliputi
aspek aqidah /keyakinan dan prakteknya/ritualnya, aspek jasmani dan ruhaninya. Islam
berpandangan di samping kehidupan duniawi yang Nampak ada juga akhirat yang belum
Nampak. Keberhasilan diakhirat, ditentukan oleh iman dan amal shaleh di dunia. Manusia
tidak boleh tenggelam dalam materialisme, tidak pula membumbung tinggi dalam
spiritualisme, ketika pandangan mengarah ke langit, kaki harus tetap berpijak ke bumi. Islam
mengajar umatnya agar meraih materi duniawi, tetapi dengan nilai-nilai ukhrawi. Islam juga
mengajarkan keseimbangan antara akal dengan hati, antara hak dan kewajiban.
Di sisi lain islam menegakkan keseimbangan yang adil antara pribadi dengan masyarakat.
Islam memberikan hak dan kewajiban sesuai dengan kemaslahatan umat, sehingga islam
tidak memberikan hak dan kebebasan individu yang terlalu berlebihan, sebaliknya islam juga
tidak memberikan kekuasaan dan legitimasi yang berlebihan kepada masyarakat, sehingga
masyarakat berlaku aniaya dan sewenang-wenang terhadap hak individu. Firman Allah: “
Dan seperti itulah Kami jadikan kalian sebagai umat yang pertengahan. “ ( Qs. Al-Baqarah;
143 ).
Al-Waqi’iyyah/Realistis
Di antara hakikat yang tak dapat dipungkiri bahwa syariat islam dibangun dan didasarkan
kepada kemudahan, keadilan dan rahmat, mempertimbangkan kemaslahatan manusia di
dunia dan akhirat. Karakteristik ini mengandung makna bahwa ajaran islam dapat diamalkan
oleh semua manusia , apa dan bagaimanapun tingkat pendidikan, kondisi dan situasinya,
kapan dan dimanapun manusia berada. Islam tidak ingin menempatkan ajarannya
mengawang di udara. Islam juga tidak menganggap manusia itu malaikat. Islam
menempatkan manusia sebagai makhluk yang dapat melakukan kebenaran dan melakukan
kesalahan, manusia juga dapat konsisten pada jalan yang lurus tapi juga bisa tersesat,
maka islam memberikan motivasi dan memberikan peringatan , mewajibkan amar ma’ruf
nahi mungkar, mensyariatkan sanksi-sanksi, membuka taubat dan mempunyai hukum
tersendiri dalam kondisi darurat.
`13
6
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Qillat At- Taklif/ Menyedikitkan beban dan menghilangkan kesulitan
Syari’at islam dengan tuntunannya bukan saja tidak membebani manusia dengan tugastugas yang berat, tetapi juga tidak membebaninya dengan tugas-tugas yang banyak.
Pembuat syari’at, yakni Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang yang tidak
menginginkan adanya kesulitan dan keberatan pada hamba-hambaNya, melainkan Dia
menginginkan mereka untuk mendapatkan kebajikan dan kebaikan dunia akhirat. Syari’at
dimudahkan agar dapat diterapkan oleh setiap manusia. Tidak ada satupun taklif hukum
yang dibebankan melaampaui kemampuan manusia. Firman Allah : “ Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. “ ( Qs. Al-Baqarah : 286 ). Dalam
firman yang lain : “ Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. “ ( Qs. Al- Baqarah : 185 ).
Demikian juga hadits Rasulullah menguatkan hal tersebut : “ Sesungguhnya aku diutus
dengan agama yang toleran. “ ( HR Ahmad dari Aisyah ). Hadits yang lain : “ Permudahlah
dan janganlah mempersulit, buatlah kabar gembira dan janganlah membuat orang lari .” (
HR. Muttafaq ‘ Alaih dari Anas ). Tidak mengherankan jika islam mensyari’atkan adanya
keringanan ( rukhshah ) di saat ada penyebabnya, seperti diperbolehkan tayamum apabila
sulit menemukan air, aturan menjamak ( mengumpulkan ) dan mengqashar ( meringkas )
shalat pada saat perjalanan dsb.
Memperhatikan metode gradual / tadarruj ( proses evolusi bertahap).
Syari’at islam tidak diturunkan sekaligus melainkan bertahap, sedikit demi sedikit. Pada
dasarnya yang pertama diturunkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan akidah. Dalam
periode Mekkah yang berlangsung selama 13 tahun, hampir seluruh tuntunannya berkaitan
dengan masalah keimanan/kepercayaan. Sedangkan tuntunan
yang berkaitan dengan
hukum ( muamalah ) pada umumnya diturunkan pada periode Madinah selama kurang lebih
10 tahun. Firman Allah : “ Berkatalah orang-orang kafir, “ mengapa Al-Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja ?” Demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok . “ ( Qs. Al-Furqan : 32 ).
Tidak jarang dalam penetapan hukum- hukum baik yang berkaitan dengan ibadah dan
muamalah dilakukan dengan cara bertahap seperti pada pengharaman minuman keras.
Mula-mula turun ayat yang isinya baru sekedar menyatakan bahwa meminum khamer itu
berdosa. Meskipun manfaatnya banyak, tetapi kerusakan yang ditimbulkannya lebih banyak
lagi. Ini dijelaskan dalam Qs. Al- Baqarah : 219 : “ Mereka bertanya kepadamu tentang
khamer dan judi. Katakanlah, “ pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. “. Dengan turunnya
`13
7
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ayat tersebut, kebiasaan minum khamer mulai ditinggalkansebagian umat tetapi belum
sempurna dan tidak menyeluruh. Bahkan ada juga yang masih meminumnya mendekati
waktu shalat, sehingga ia melaksanakan shalat dalam keadaan mabuk. Sesudah itu turun
ayat yang melarang seseorang yang melakukan shalat dalam keadaan mabuk. Ketentuan
itu terdapat dalam surat An- Nisa : 43 : “ Janganlah kamu shalat sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan. “’
Dengan turunnya ayat tersebut, minum khamer menjadi sangat terbatas waktunya. Namun
karena masih belum tegasnya larangan meminum khamer itu, maka masih ada yang
meminum khamer di luar waktu shalat. Setelah pelaksanaan ketentuan hukum tersebut
berjalan dengan baik, baru turun ayat Al-Qur’an yang secara jelas dan tegas melarang
meminum khamer, melalui surat al – Maidah : 90 : “ Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya ( meminum ) khamer, berjudi, ( berkorban untuk ) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu. “
Demikian beberapa ciri dan karakteristik dari ajaran islam, panjang uraian apabila kita
hendak menjelaskan sifat dan keunggulan ajaran islam. Namun sebagaimana yang
diungkapkan oleh Quraish Shihab -dalam bukunya Membumikan Al-Qur’an- bila hendak
menggambarkan dalam satu kata singkat, maka kata tersebut adalah Adil, dalam arti
menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Tempatkanlah Allah pada “tempat”-Nya,
antara lain Dia Maha Esa, tempatkanlah manusia pada tempatnya, antara lain, dia adalah
makhluk, hamba Allah, dia bukan Tuhan.
Jangan duga bahwa penganiayaan yang merupakan lawan keadilan hanya berbentuk
gangguan, jangan juga menduga bahwa keadilan selalu dalam bentuk memberi manfaat,
Tidak ! kata Imam Ghazali, bahkan seandainya seorang penguasa membuka dan
membagikan isi gudang yang penuh dengan senjata, buku dan harta benda, kemudian dia
membagikan senjata pada ulama,harta benda pada si kaya dan buku-buku pada prajurit
yang siap bertempur, maka meski sang penguasa memberi manfaat kepada mereka, tetapi
dia tidak berlaku adil, dia menyimpang dari keadilan, karena dia menempatkan
pemberiannya itu bukan pada tempatnya. Sebaliknya, kalau seseorang memaksa si sakit
untuk meminum obat yang pahit sehingga mengganggunya, atau menjatuhkan hukuman
mati atau cemeti kepada terhukum, maka inipun, walau menyakitkan , adalah keadilan,
karena pada tempatnya sakit dan gangguan itu. Demikian kesimpulan ajaran islam. Wa
Allah A’lam.
`13
8
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
`13
9
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download