MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Kompetensi Pada bab ini kita akan mempelajari pandangan islam terhadap ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Perintah AlQur’an dan Sunnah Rasul agar manusia mempelajari dan mengembangkan IPTEK serta penghargaan yang diberikan Islam kepada ilmu Pengetahuan dan kepada manusia yang mau mempelajari dan mengembangkan IPTEK . Pada bagian yang lain kita akan membahas IPTEK dalam Narasi Nash dan bagaimana sejarah perkembangan Ilmu Pengetahuan di dunia Islam. Setelah pertemuan ini diharapkan mahasiswa mampu : - Memahami Perintah Allah kepada manusia untuk meraih ilmu pengetahuan dan mengembangkan IPTEK - Memahami peranan agama dan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia - Memahami alasan kenapa umat islam harus menguasai IPTEK - Menguraikan Penghargaan Islam terhadap IPTEK Islam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedudukan Ilmu Dalam Islam Islam adalah agama yang memerintahkan manusia untuk memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bermanfaat sekali untuk memajukan dan mempermudah kehidupan umat manusia. Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan, disamping kehidupannya lebih baik juga derajatnya akan ditinggikan oleh Allah. Islam adalah agama yang menghargai akal sehingga sering dikatakan agama adalah akal, orang yang tidak mempunyai akal itu tidak punya agama. Untuk menangkap islam, Allah selalu mengingatkan supaya manusia menggunakan akalnya : Apakah mereka tidak memperhatikan ? ( ) Apakah mereka tidak merenungkan ? ( ) Apakah mereka tidak menggunakan akalmu ( ) Wahai orang yang berakal ( ) Manusia berstatus khalifah disisi Allah yang salah satu konsekuensinya adalah keharusan memahami apa yang ada di bumi. Dimana konsekuensi ini adalah yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan. Sebab si pembawa amanat atau kahalifah ini akan sangat aneh kalau ia tidak memahami seluk beluk bumi dimana ia menjadi khalifah. Bahkan bumi ini tidak sekedar dalam arti sempitnya, melainkan dalam arti luasnya, yaitu alam raya ini, pemahaman alam raya secara ilmiyah merupakan tantangan bagi setiap muslim dalam rangka kekhalifahannya. Motivasi untuk mengobservasi alam semesta ini sudah dicanangkan dalam wahyu pertama surat al- Alaq ayat 1-5 yang artinya: “ Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”. Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya “.Berscience bagi umat islam adalah memahami Allah, memahami Kebesaran dan KekuasaanNya dalam rangka beriman kepadaNya. Dengan demikian ilmu atau science pada dasarnya adalah suatu proses atau suatu tahap pemahaman kehendak dan pengenalan terhadap Allah melewati berbagai upaya deduktif, empirik, filosofis dan intuitif. Kita menuntut ilmu bukan semata untuk ilmu sebagaimana dinyatakan orang barat “ L’art pour L’ art dan “ La science pour La science”. Tetapi kita menuntut ilmu untuk islam, maka kita harus mengetahui arti islam, tujuan islam, sasaran islam dan tugas islam. `13 2 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupannya. Islam adalah agama yang menghargai akal sehingga sering dikatakan bahwa agama adalah akal, orang yang tidak mempunyai akal itu tidak punya agama. Selain itu Allah juga berjanji akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Ajaran islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir islam pada masa jaman klasik islam ( abad 7-13 masehi ). Mereka berupaya menggali isi kandungan alQur’an dan berusaha memadukan ilmu pengetahuan islam dengan kebudayaan helenisme. Usaha-usaha itu menghasilkan kemajuan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan peradaban islam. Peradaban adalah hasil budaya manusia yang melahirkan ilmu pengetahuan dan sistem ketahanan sosial. Islam mendorong umatnya dan semua manusia untuk mengembangkan intelektual dengan cara memperhatikan alam dan CiptaanNya . Firman Allah : “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. ( Qs. Ali Imran: 190). Kedudukan Akal Dan Wahyu dalam Islam Akal adalah perimbangan antara intelek ( budi ) dan intuisi ( hati nurani ) manusia, antara pikiran dan emosi manusia. Intelek adalah alat untuk memperoleh pengetahuan untuk alam nyata. Dalam membentuk pengetahuan, intelek terikat oleh yang kongkret, oleh karena itu ia hanya mungkin berjalan selangkah demi selangkah, menyelesaikan arah demi arah. Intuisi adalah alat untuk alam tak nyata. Dalam membentuk pengetahuan ia dapat melakukan lompatan dari tidak tahu tiba-tiba menjadi tahu. Sebagai contoh orang yang akan memahami alam semesta melalui astronomi ia tidak dapat melakukannya kecuali bertahap. Ia harus membekali pengetahuan dengan ilimu-ilmu yang terkait dengannya seperti matematika, fisika dan kimia. Lain halnya seseorang yang memperoleh pengetahuan tentang keindahan sekuntum mawar . Cukup dengan melihat sekilas segera ia dapat mengambil kesimpulan tentang keindahan nya. Tanpa harus mengukur diameter, jumlah kelopak atau menentukan berapa jenis warna yang ada pada bunga tersebut.. `13 3 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam hidup manusia kedua lembaga pengetahuan dalam jiwa manusia tersebut tidak dapat bekerja secara terpisah seenuhnya. Keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi dengan pola yang berbeda-beda, dan itulah yang menentukan corak akal manusia.Ada manusia yang akalnya sangat didominasi oleeh inteleknya, dan ada pula yang didominasi oleh intuisinya. Ada yang secara proposional dapat mengatur peran keduanya sesuai kebutuhan dan kenyataan yang dihadapi.Dalam kadar tertentu yang sangat relatif akal seorang pria memiliki corak yang berbeda dengan wanita. Intelek manusia harus dilatih dan dikembangkan sehingga memiliki ketajaman yang tinggi. Demikian pula intuisi harus selalu diasah dengan pengayaan batin, baik dari sisi keyakinan religius, kebudayaan dan lain-lainnya. Apabila intelek dan intuisi manusia benar-benar terasah, maka akal kerja manusia menjadi demikian sensitifnya . Firman Allah : “ Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi , lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami ( Ya’qiluna biha ) atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka mendengar?” Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada “. (Qs. Al-Hajj : 46 ). Wahyu adalah tuntunan yang diberikan Allah sang Pencipta kepada para hamba-hambaNya dan ciptaanNya dalam menjalankan fungsi kehidupannya di alam semesta ini. Selain berarti bimbingan fungsional biologis, wahyu juga merupakan bimbingan ajaran kepada manusia pilihan Allah. Cara penyampaiannya bermacam-macam baik langsung maupun tidak langsung melalui malaikat Jibril. Wahyu mencegah pemikiran seseorang dari pengaruh hawa nafsu dan kecenderungan dominasi akal rasional . Firman Allah : “ Tiadalah ia berkata menurut kemauan hawa nafsu, ucapannya itu tiada lain hanya yang diwahyukan kepadanya”. ( Qs. An-Najm: 3-4 ). Imam Suyuti berpendapat bahwa hadits-hadits Rasulullah pada dasarnya adalah wahyu juga, tetapi jibril menyampaikannya dalam bentuk makna. Sedangkan Al-Qur’an adalah wahyu yang berbentuk lafaz. Sumber dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Sumber Ilmu Pengetahuan. Sumber pengetahuan dalam islam adalah wahyu dan akal fikiran manusia. Keduanya tidak bertentangan, manusia dengan bebas dapat mengembangkan potensi akalnya asal saja dalam pengembangannya itu tetap terikat pada wahyu dan tidak boleh bertentangan dengan syari’at. Dalam islam dikenal istilah ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah. Ayat Qauliyah terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dari ayat ini akan lahir ilmu-ilmu yang selama ini di sebut ilmu`13 4 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ilmu agama seperti tafsir, ilmu ushuluddin, ilmu fiqh dsb. Ayat Kauniyah terdapat dalam alam raya Ini, yang merupakan ciptaan Allah. Ayat ini akan melahirkan berbagai macam cabang ilmu pengetahuan yang selama ini kita kenal dengan ilmu-ilmu umum seperti, matematika, fisika, kimia, biologi, sosial, budaya dsb. Dalam pandangan islam, kedua ayat ini tidak mungkin bertentangan karena berasal dari sumber yang sama. Perkataan Allah tidak mungkin bertentangan dengan ciptaanNya. Menurut ajaran islam, antara wahyu dan ra’yu, akal dan iman, ilmu dan agama tidak boleh dipertentangan atau dipisahkan, keduanya mempunyai tempat terendiri dalam pendidikan dan dalam kehidupan manusia.Ra’yu tidak dapat disamakan dengan wahyu apalagi diletakan di atasnya, karena kemampuan akal manusia sangat terbatas, sedangkan sebagai firman Allah tidak terbatas meliputi segala ruang dan waktu serta menjadi dasar segalagalanya Klasifikasi Ilmu Pengetahuan. Berdasarkan katagori ayat Qauliyan dan Kauniyah seperti yang dijelaskan di atas, para ahli dalam Konferensi Pendidikan Islam sedunia tahun 1977 di kota Makkah membagi ilmu menurut pandangan islam menjadi dua yaitu : a. Ilmu abadi ( Perennial Knowledge ) b. Ilmu Perolehan ( Acquired Knowledge ) Yang dimaksud dengan ilmu abadi adalah ilmu yang langsung berasal dari wahyu Ilahi yang diperjelas dengan Sunnah Rasul yang dapat dikaji dari kitab Suci Al-Qur’an dan Kitab-kitab Hadits Shahih. Kelompok pengetahuan perennial ini melahirkan ilmu-ilmu yang berhubungan dsengan Al-Qur,an, Sunnah, sejarah islam dan bidang-bidang studi tambahan seperti metafisika islam, perbandingan agama dan kebudayaan islam. Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu perolehan adalah ilmu yang diperoleh dengan akal manusia melalui penelitian yang dilakukan para ahli. Kelompok ilmu pengetahuan ini adalah mencakup ilmu-ilmu kealaman, seperti matematika, fisika, kimia, biologi dsb, ilmu-ilmu intelektual seperti filsafat, pendidikan, sosial, ekonomi, psikologi dsb, ilmu-ilmu imajinatif seperti kesenian dan bahasa, ilmu-ilmu terapan seperti teknik sipil, mesin, kedokteran. Kedua ilmu ini harus menjadi materi pendidikan islam agar manusia muslim memiliki wawasan hidup yang terpadu dan menyeluruh. Dalam pendidikan yang berasal dari paham sekuler, perennial knowledge yang berujud wahyu tidak diakui sebagai ilmu. Karenanya wahyu tidak mendapat tempat dalam dunia pendidikan, karena tidak diakui sebagai ilmu pengetahuan. Bahkan wahyu dipertentangkan dengan ra’yu ( akal ) dan iman dipertentangkan dngan ilmu. Padahal kedua hal tersebut tidak boleh dipertentangkan karena keduanya mempunyai tempat tersendiri dalam pendidikan dalam kehidupan manusia. Al`13 5 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Qur’an sebagai wahyu ilahi harus menjadi panduan dan rujukan semua ilmu perolean manusia. Dalam ajaran islam antara iman, ibadah dengan ilmu dan amal shaleh tidak mungkin ada pertentangan. Iman dan ibadah adalah wahyu dari Allah, sedang ilmu selain bersumber dari wahyu juga dari akal manusia dimana akal itu sendiri adalah pemberian Allah. Sedang amal shaleh lahir dari perpaduan antara iman dan ilmu. Dorongan Dalam Islam Untuk Belajar Dan Meneliti Penghargaan Islam terhadap ilmu Penghargaan islam terhadap ilmu pengetahuan sangat tinggi sekali karena sesungguhnya hal ini merupakan cerminan penghargaan bagi kemanusiaan itu sendiri. Manusialah satusatunya makhluk yang secara potensial diberi kemampuan untuk menyerap ilmu pengetahuan . Penghargaan ini dapat dilihat dari beberapa aspek : 1. Turunnya Wahyu pertama kepada Rasulullah Qs. Al-Alaq 1-5 : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan dari apa yang tidak diketahuinya”. Membaca dalam pengertian luas adalah kerja jiwa dalam menangkap dan menghayati berbagai fenomena di dalam dan di sekitar kehidupan manusia sehingga terpahami betul makna dan hakikatnya. 2. Banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyuruh manusia untuk menggunakan akal, pikiran dan pemahaman . Firman Allah : “ Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebajikan, sedang kamu melupakan diri ( kewajiban ) mu sendiri, padahal kamu membaca Al- Kitab. Maka tidakkah kamu berpikir” .( Qs. Al-Baqarah : 44). 3. Allah memandang rendah kepada orang-orang yang tidak menggunakan potensi akalnya. Firman Allah : “ Dan sesungguhnya kami jadikan isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka punya hati tapi tidak digunakan untuk memahami ( ayat-ayat Allah ) dan mereka punya mata tapi tidak digunakan untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan Allah ). Dan mereka punya telinga tapi tidak digunakan untuk mendengar ( ayat-ayat Allah ) . Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang yang lalai”. ( Qs. Al-A’raf : 179 ) 4. Allah memandang lebih tinggi derajat orang yang berilmu dari pada orang yang bodoh. Firman Allah : “ …Allah akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”. ( Qs. Al-Mujadillah : 11 ) `13 6 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Pemahaman terhadap ajaran agama harus berdasarkan ilmu. Seorang muslim tidak 6. boleh menerima ajaran yang tidak memiliki landasan ilmiah yang kokoh. Selain itu ia juga harus memahami ajaran tersebut dengan pemahaman yang benar. Lihat Firman Allah Qs. Ali Imran : 18. 7. Dalam menentukan orang-orang pilihan yang akan memimpin manusia di muka bumi ini Allah melihat sisi keilmuannya. Lihat Qs. Al-Baqarah : 247. 8. Allah menganjurkan kepada orang yang beriman untuk senantiasa berdoa bagi pertambahan dan keluasan ilmunya.Lihat Qs. Thaha : 43. Perintah Menuntut Ilmu Menuntut ilmu adalah bagian yang sangat penting dari pengamalan ajaran islam. Ilmu menunjukkan seseorang pada jalan kehidupan yang memberikan keyakinan. Ilmu juga diperlukan bagi pembangunan masyarakat karena pemanfaatannya dapat meningkatkan kemampuan produksi dalam berbagai sektor kehidupan . Oleh karena itu dalam islam terdapat kewajiban menuntut ilmu baik secara pribadi maupun kelompok. Firman Allah: “ Maka bertanyalah kamu kepada ahli ilmu, jika kamu tidak mengetahui sesuatu “. ( Qs. AnNahl : 43 ). Dalam Firman Allah yang lain : “ Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Dan tiadalah berguna keterangan-keterangan dan peringatan bagi kaum yang tidak beriman “ ( Qs. Yunus: 101 ). Maksud dari ayat tersebut adalah manusia diperintahkan oleh Allah untuk melihat semua yang ada dilangit dan dibumi dan menganalisanya dengan nalarnya apa yang dilihatnya. Orang yang mau melaksanakan perintah Allah ( dalam ayat di atas ) dan melakukan penelitian secara mendalam akan memperoleh pengetahuan yang dapat membantu manusia mengenali alam, mengelola dan memanfaatkannya sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab dia sebagai khalifah. Disamping Firman Allah perintah menuntut ilmu juga banyak didapatkan dari hadis-hadis Rasul Sabda Rasul : Barang siapa menjalani suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka dianugerahi Allah padanya jalan ke syurga. ( HR. Muslim ). Menuntut ilmu wajib atas tiaptiap muslim ( HR. Ibnu Majah ) Allah menegur dan menanyakan tentang penggunaan nalar kita sebagai manusia serta memberikan isyarat tentang hal-hal yang harus diperhatikan. Qs. Al-Ghasiyah : 17-20 : “ Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan, langit bagaimana ia ditinggikan, gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan dan bumi bagaimana ia dihamparkan “. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan yang diperintahkan di dalam islam. Dengan melakukan penelitian, maka hal-hal yang semula belum diketahui menjadi diketahui, hal-hal `13 7 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang belum terungkap menjadi terungkap. Apabila seseorang dalam melakukan penelitiannya menemukan hal-hal yang baru dan baik, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala dan penghargaan yang sangat tinggi dari Allah, karena hasil penelitiannya itu akan bermanfaat untuk kehidupan umat manusia. Model Kewajiban Ada ilmu-ilmu tertentu yang harus dikuasai oleh seseorang pribadi terkait dengan status dirinya sebagai seorang muslim dengan kondisi-kondisi yang menyertainya. Misalnya, seorang muslim wajib memahami makna Syahadatain yang merupakan inti ajaran islam. Kewajiban menuntut ilmu yang terkait dengan kepentingan tiap individu muslim disebut fardlu ain. Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan 4 macam ilmu yang termasuk katagori Fardlu Ain, yaitu : 1. Ilmu mengenai akidah ( prinsip-prinsip akidah yang perlu diyakini ) 2. Ilmu yang membuat ibadah seseorang terhadap Allah berjalan dengan benar sesuai dengan ketentuan yang disyariatkan. 3. Ilmu yang dengannya jiwa dibersihkan, hati disucikan, segala fadilah ( keutamaan ) diketahui kemudian diamalkan, sebaliknya yang razilah ( kenistaan ) ditinggalkan. 4. Ilmu yang mampu mendisiplinkan perilaku seseorang baik dalam hubungannya dengan diri pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan makhluk-makhluk Allah lainnya. Dengan begitu ia mengetahui hukum halal haram, haq dan yang batil, yang bermanfaat dan yang tidak dsb. Sedangkan ilmu-ilmu yang keberadaanya terkait dengan kepentingan masyarakat muslim dan umum termasuk dalam katagori fardlu kifayah . Misalnya ilmu-illmu yang terkait dengan pendalaman pemahaman syri’at seperti tafsir, ilmu mustalahul hadits, ilmu ushul fiqh dsb.Juga ilmu-ilmu yag terkait dengan kebutuhan hidup dii dunia seperti ilmu-ilmu kealaman, sosial, politik dsb. Singkatnya semua yang dibutuhkan kaum muslimin dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kualitas hidupnya sehingga mampu berperan secara optimal sebagai khalifah fil ardh Iptek Dalam Narasi Nash Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan mendorong manusia untuk mempergunakan akal pikirannya dan menambah ilmu pengetahuan semaksimal mungkin. Untuk lebih memperdalam narasi Al-Qur’an tentang deduksi ilmiah yang dapat dikembangkan dengan metodologi eksploratif, terdapat sejumlah ayat-ayat AlQur’an yang memberikan dorongan ( motivation ), pencerahan ( enlightenment ), bahkan perbaikan ( correction ) terhadap pelbagai persoalan mendasar yang dihadapi manusia `13 8 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sejak keberadaannya. Berikut ini antara lain beberapa contoh ayat yang memberikan dorongan kearah itu : 1. Ayat-ayat yang memberikan dorongan berpikir kepada manusia yang selanjutnya melahirkan ilmu-ilmu kealaman. Arahan-arahan Al-Qur’an terhadap ilmu-ilmu kealaman terdapat dalam berbagai ayat, mencakup dalam berbagai bidang yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Diantaranya adalah : a. Penciptaan alam semesta, Qs. Ali Imran : 190, Qs Al-Anbiya : 30, Adz-Dzariyat : 4748. b. Fisika inti : hakikat zarrah ( elemen dasar ), Qs. Yunus: 61 c. Astronomi , Qs. Lukman: 29 d. Asal-usul kehidupan, Qs Al-Anbiya’ : 30 e. Geologi, Qs. An- Nazi’at : 30-31 2. Ayat-ayat yang menceritakan tentang tumbuh-tumbuhan, pertanian yang selanjutnya memunculkan ilmu-ilmu seperti Biologi, botani serta ilmu –ilmu pertanian lainnya. Serta ayat-ayat yang membicarakan tentang dunia hewan. a. Alam tumbuh-tumbuhan : Qs. Al-An’am : 99, Qs. An-Nahl : 10-11, Qs. Ar-Rad : 4, Qs. Al-An’am : 95. b. Alam binatang : Qs. An-Nahl : 5-8, Qs. Al-An’am : 38, Qs. An-Nahl : 68-69, Qs. An-Nur : 45, Qs. Al-Ghasiyah : 17, Qs. Al-Fathir : 28. 3. Ayat-ayat yang berhubungan dengan dunia kedokteran, lingkungan hidup, dan ilmu-ilmu penyakit , antara lain : Qs. Al-Mu’minun : 12-14, Qs. Al-Baqarah : 26, Qs. Al-Hajj : 73, Qs. An-Nahl : 69. 4. Al-Qur,an juga memuat ayat-ayat yang mengisyaratkan kondisi kejiwaan manusia dan segala sifat yang terkait dengan kemanusiaan manusia. Dalam hal ini terdapat beberapa ayat yang berkaitan dengan : a. psikologi, Qs. Al-Mudatsir : 38, Qs. At-Tariq : 4 b. Bahasa, Qs Ar-Ruum : 22 c. Sastra, Qs Asy- Syura : 224-227 5. Ayat-ayat yang mendorong munculnya Ilmu Sosiologi ( kemasyarakatan ) , antropologi, politik, hukum pidana, hukum tata negara, ilmu komunikasi, hubungan internasional antara lain terdapat dalam ayat- ayat Al-Qur’an Qs. Al-Maidah : 2,8,48,49, Qs. Al-Hujurat : 13, Qs. An-Nisa : 58, Qs. Ali Imran : 159, Asy-Syura: 38, An_nahl : 90. `13 9 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sedangkan dalam al-Hadits beberapa contoh teks al-Hadits yang memberikan motivasi bagi manusia untuk menggali ilmu pengetahuan, peradaban dan tekhnologi antara lain : a. “Tidaklah seorang muslim pun yang bertani dan bercocok tanam lalu hasil tanaman itu dimakan burung, orang atau hewan kecuali itu menjadi sedekah baginya“. b. Wahai Hamba Allah ! berobatlah kalian karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit melainkan Dia memberi obat ( penawar ), kecuali satu penyakit tua ( pikun )”. ( HR. Ahmad ) c. “ Sesungguhnya Allah mencintai seseorang dari kalian, apabila ia bekerja maka ia bekerja dngan baik ( profesional )”. ( HR. Baihaqi ). d. “ Ya Allah sesungguhnya aku minta kepadaMu berhemat ( bersikap ekonomis ), dalam kefakiran dan dalam kekayaan “. ( HR. An-Nasa’I ) e. “ Mintalah kepada Allah ampunan, keselamatan dan kesejahteraan. Karena setelah keyakinan, seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik melainkan kesejahteraan” ( HR. An-Nasa’I ). f. “ ….Persiapkan kekuatan untuk menghadap mereka semampu kalian, ingatlah sesungguhnya kekuatan itu ada dalam memanah “ ( HR. Uqbah bin Amir ). g. “ Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Dia juga suka melihat tanda-tanda kenikmatanNya itu terlihat pada hambaNya. Allah tidak suka kemelaratan dan sikap pura-pura melarat “.( HR. Baihaqi ). Perkembangan IPTEK Di Dunia Islam Masa awal kebangkitan Eropa dan dunia Barat ( selanjutnya sebut saja Barat ), pada mulanya ditandai dengan apa yang disebut zaman “ Kebangkitan Kembali “ (Renaisance). Yakni suatu masa di mana berkembang dan lahirnya ideologi kapitalisme dan kolonialisme secara berbarengan yang mendorong manusia berpikir bebas dan sekuler. Masa sebelumnya yang telah membelenggu dunia Barat dengan kefakuman berpikir dinamis karena pengaruh doktrin agama yang sangat kolot dan sekaligus merupakan “ Masa Kegelapan Barat “, justru merupakan masa Kegemilangan dan Kejayaan Peradaban dan Sains bagi “ Dunia Islam “. Pusat-pusat Peradaban dan Sains Islam pada sekitar abad 7 hingga abad 13 ( Zaman Klasik Islam ) terbentang dari Spanyol hingga India. Pada masa- masa itu lahir sejumlah sarjana dan penemu muslim yang sangat berpengaruh bagi perkembangan iptek selanjutnya. Para Sarjana dan ahli ilmu-ilmu pengetahuan muslim pada masa itu telah banyak menemukan teori-teori dan rumus-rumus serta dasar-dasar bagi sains modern sebelum orang-orang Barat mengenal ilmu-ilmu tersebut. Dibawah ini contoh sebagian sarjana muslim dan disiplin ilmu yang ditekuninya yang mempengaruhi perkembangan iptek. `13 10 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Ilmu Pasti dan ilmu pengetahuan alam, diantaranya adalah : a. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi ilmuwan dalam bidang aljabar dan ilmu hitung ( 780 M – 850 M ) b. Ali Al- Hasan Ibnu Al- Khaisam, ahli Fisika dan ahli tekhnik (965 M – 1038 M ) c. Kamaluddin Al- Farisi, Ahli Fisika dan ilmu tentang cahaya, Muhammad Syahrastani ( 1076 M- 1153 M ) ahli ilmu fisika. d. Jabir Al- Hayyan , ( 721 M – 815 M ), Ibnu Zakaria Ar- Razi ( 865 M – 925 M ) Ahli Kimia. 2. Kedokteran dan Kesehatan a. Muhammad Ibnu Zakaria Ar- Razi ( 865 M – 925 M ) ahli kedokteran. b. Abu Ali Al- Husain Ibnu Sina ( wafat tahun 926 M ) ahli kedokteran, farmasi dan juga seorang filosof c. Marwan Abdul Malik Ibnu Abi ala Ibnu Zuhr ( 1091 M – 1162 M ) Ahli Kedokteran spesialis penyakit dalam. d. Abu Al- Wahid Muhammad Ibnu Rusd ( 1226 M- 1298 M ) Ahli kedokteran umum dan perintis ilmu jaringan tubuh. 3. Sejarah dan Geografi - Abu Raihan al- Bairuni, Abu Abdillah al- Qazwaini , Ibnu Qutaibah , At Thabari, Ibnu Khaldun ( sejarah ) , Ibnu Batutah, Al- Mas’udi, Al- Maqdisi ( geografi ) Pandangan Ajaran Islam Terhadap Perkembangan Tekhnologi Tekhnologi diartikan sebagai ilmu tentang cara menerapkan sains atau hukum-hukum alam untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Dalam kamus indonesia, tekhnologi diartikan sebagai kemampuan tekhnik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses tekhnik. Pandangan Al-Qur’an tentang tekhnologi dapat kita temukan di dalam ayat-ayat yang membicarakan mengenai alam semesta. Secara tegas dan berulang-ulang Al-Qur,an mengatakan bahwa alam dan segenap isinya diciptakan dan diutndukkan oleh Allah untuk manusia. Firman Allah : “ Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan di bumi sebagai anugerah dari Nya” ( Qs. 45: 13 ). Dengan kemampuan akalnya manusia akan mampu mengolah potensi alam menjadi sesuatu yang baru yang diperlukan dalam kehidupannya. Kemampuan memanfaatkan alam itu merupakan hasil tekhnologi. Dalam pandangan umat islam, tekhnologi adalah sekedar alat, alat yang netral di tangan manusia. Hanya manusia sendirilah yang dapat dan harus menjiwai tekhnologi dengan nilai-nilai dan `13 11 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia, karena manusialah yang harus bertanggung jawab mengelola dan membermaknakan tekhnologi itu dengan makna manusiawi. Dan yang penting hasil tekhnologi haruslah dimaksudkan untuk memperkukuh kapasitas fikir dan zikir umat islam, serta menumbuh kembangkan potensi akal dan budi manusia agar lebih tahu dan bersyukur.Disinilah peranan agama dalam teknologi yakni mendasari dan memotivai perkembangan teknologi melalui iman, islam dan ikhsan sehingga ia mengabdi kepada kepentingan hidup manusia dan bukan sebaliknya. Banyak ayat-ayat Al-qur’an yang memberikan penegasan bahwa tujuan utama IPTEK adalah untuk mengenal tanda-tanda Allah, menyaksikan kehadiranNya dalam berbagai fenomena yang kita amati dan akhirnya mengagungkan dan bersyukur kepadanya. Karenanya Al-Qur’an menyebutkan sedikitnya tiga hal penting yang harus dilaksanakan oleh manusia dalam pengembangan IPTEK : 1. Iptek harus dilihat dalam perspektif kemanfaatannya bagi kemanusiaan. Karena dalam islam segala makhluk ciptaan Allah dimuka bumi ini digelar dengan maksud tidak lain untuk dipetik manfaatnya bagi manusia dalam perjuangannya untuk mengabdi kepadaNya. Firman Allah : “ Dan karena rahmatNya, dijadikanNya untukmu siang dan malam agar kamu beristirahat pada malam itu, dan supaya kamu mencari sebagian karuniaNya dan agar kamu bersyukur “. ( Qs. Al-Qashash: 73 ). 2. Iptek harus dikembangkan dengan tidak menimbulkan kerusakan atau kemudlaratan di muka bumi ini. Firman Allah : “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang suka berbuat baik “.( Qs.&; 56 ). Iptek dikembangkan degan visi turut membangun peradaban dan kebudayaan islam, suatu kebudayaan yang berakar dari tauhid dan akhlakul karimah. 3. Iptek harus dimaksudkan untuk memperkukuh kapasitas fikir dan zikir manusia pada umumnya dan umat islam khususnya. Karena sebagaimana disebutkan dalam firmanNya: "“Tiadalah Ilmu pengetahuan diberikan Allah kepada manusia kecuali sedikit “ ( Qs. Al-Isra’ : 85 ). Maka pergulatan dalam kancah ilmu dan tekhnologi harus disemangati untuh menumbuh kembangkan potensi akal dan budi manusia agar lebih tahu dan bersyukur. `13 12 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Abdus Salam, ” Sains dan Dunia Islam ”, Bandung : Pustaka 1982 Baiquni, ” Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern ”, Bandung : Pustaka, 1983 A. Tisna Amijaya, ” Iman, Ilmu dan Amal ”, Bandung : Pustaka, 1983 Ali Ashraf, ” Horison Baru Pendidikan Islam ”, Jakarta : Pustaka Firdaus, 1989 SI. Puradisastra, ” Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan Modern ”, Jakarta : Giri Mukti Pasaka, 1981 Muntasir , M. Shaleh ” Mencari Evidensi Islam “. Jakarta : CV rajawali, 1985 `13 13 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id