Islam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Agama Islam
Islam, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Tatap Muka
09
Kode MK
Disusun Oleh
10230
Lestiyani Inayah, SAg
Abstract
Kompetensi
Pada bab ini kita akan mempelajari
pandangan islam terhadap ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Perintah AlQur’an dan Sunnah Rasul agar manusia
mempelajari dan mengembangkan IPTEK
serta penghargaan yang diberikan Islam
kepada ilmu Pengetahuan dan kepada
manusia yang mau mempelajari dan
mengembangkan IPTEK . Pada bagian yang
lain kita akan membahas IPTEK dalam
Narasi Nash dan bagaimana sejarah
perkembangan Ilmu Pengetahuan di dunia
Islam.
Setelah pertemuan ini diharapkan
mahasiswa mampu :
- Memahami Perintah Allah kepada
manusia untuk meraih ilmu
pengetahuan dan mengembangkan
IPTEK
- Memahami peranan agama dan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia
- Memahami alasan kenapa umat islam
harus menguasai IPTEK
- Menguraikan Penghargaan Islam
terhadap IPTEK
Islam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kedudukan Ilmu Dalam Islam
Islam adalah agama yang memerintahkan manusia untuk memiliki dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bermanfaat sekali
untuk memajukan dan mempermudah kehidupan umat manusia. Orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan, disamping kehidupannya lebih baik juga derajatnya akan ditinggikan
oleh Allah. Islam adalah agama yang menghargai akal sehingga sering dikatakan agama
adalah akal, orang yang tidak mempunyai akal itu tidak punya agama. Untuk menangkap
islam, Allah selalu mengingatkan supaya manusia menggunakan akalnya :
Apakah mereka tidak memperhatikan ? (
)
Apakah mereka tidak merenungkan ? (
)
Apakah mereka tidak menggunakan akalmu (
)
Wahai orang yang berakal (
)
Manusia berstatus khalifah disisi Allah yang salah satu konsekuensinya adalah keharusan
memahami apa yang ada di bumi. Dimana konsekuensi ini adalah yang mengarah pada
pengembangan ilmu pengetahuan. Sebab si pembawa amanat atau kahalifah ini akan
sangat aneh kalau ia tidak memahami seluk beluk bumi dimana ia menjadi khalifah. Bahkan
bumi ini tidak sekedar dalam arti sempitnya, melainkan dalam arti luasnya, yaitu alam raya
ini, pemahaman alam raya secara ilmiyah merupakan tantangan bagi setiap muslim dalam
rangka kekhalifahannya.
Motivasi untuk mengobservasi alam semesta ini sudah dicanangkan dalam wahyu pertama
surat al- Alaq ayat 1-5 yang artinya: “ Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”.
Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.
Yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya
“.Berscience bagi umat islam adalah memahami Allah, memahami Kebesaran dan
KekuasaanNya dalam rangka beriman kepadaNya.
Dengan demikian ilmu atau science pada dasarnya adalah suatu proses atau suatu tahap
pemahaman kehendak dan pengenalan terhadap Allah melewati berbagai upaya deduktif,
empirik, filosofis dan intuitif. Kita menuntut ilmu bukan semata untuk ilmu sebagaimana
dinyatakan orang barat “ L’art pour L’ art dan “ La science pour La science”. Tetapi kita
menuntut ilmu untuk islam, maka kita harus mengetahui arti islam, tujuan islam, sasaran
islam dan tugas islam.
`13
2
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul dan penerangan-penerangan
yang keliru. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun
secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan pemikiran,
pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu
pengetahuan adalah agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segala segi
kehidupannya.
Islam adalah agama yang menghargai akal sehingga sering dikatakan bahwa agama adalah
akal, orang yang tidak mempunyai akal itu tidak punya agama. Selain itu Allah juga berjanji
akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.
Ajaran islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir islam pada masa
jaman klasik islam ( abad 7-13 masehi ). Mereka berupaya menggali isi kandungan alQur’an dan berusaha memadukan ilmu pengetahuan islam dengan kebudayaan helenisme.
Usaha-usaha itu menghasilkan kemajuan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan
peradaban islam. Peradaban adalah hasil budaya manusia yang melahirkan ilmu
pengetahuan dan sistem ketahanan sosial. Islam mendorong umatnya dan semua manusia
untuk mengembangkan intelektual dengan cara memperhatikan alam dan CiptaanNya .
Firman Allah : “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. ( Qs. Ali Imran: 190).
Kedudukan Akal Dan Wahyu dalam Islam
Akal adalah perimbangan antara intelek ( budi ) dan intuisi ( hati nurani ) manusia, antara
pikiran dan emosi manusia. Intelek adalah alat untuk memperoleh pengetahuan untuk alam
nyata. Dalam membentuk pengetahuan, intelek terikat oleh yang kongkret, oleh karena itu ia
hanya mungkin berjalan selangkah demi selangkah, menyelesaikan arah demi arah. Intuisi
adalah alat untuk alam tak nyata. Dalam membentuk pengetahuan ia dapat melakukan
lompatan dari tidak tahu tiba-tiba menjadi tahu.
Sebagai contoh orang yang akan memahami alam semesta melalui astronomi ia tidak dapat
melakukannya kecuali bertahap. Ia harus membekali pengetahuan dengan ilimu-ilmu yang
terkait dengannya seperti matematika, fisika dan kimia. Lain halnya seseorang yang
memperoleh pengetahuan tentang keindahan sekuntum mawar . Cukup dengan melihat
sekilas segera ia dapat mengambil kesimpulan tentang keindahan nya. Tanpa harus
mengukur diameter, jumlah kelopak atau menentukan berapa jenis warna yang ada pada
bunga tersebut..
`13
3
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam hidup manusia kedua lembaga pengetahuan dalam jiwa manusia tersebut tidak dapat
bekerja secara terpisah seenuhnya. Keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi
dengan pola yang berbeda-beda, dan itulah yang menentukan corak akal manusia.Ada
manusia yang akalnya sangat didominasi oleeh inteleknya, dan ada pula yang didominasi
oleh intuisinya. Ada yang secara proposional dapat mengatur peran keduanya sesuai
kebutuhan dan kenyataan yang dihadapi.Dalam kadar tertentu yang sangat relatif akal
seorang pria memiliki corak yang berbeda dengan wanita.
Intelek manusia harus dilatih dan dikembangkan sehingga memiliki ketajaman yang tinggi.
Demikian pula intuisi harus selalu diasah dengan pengayaan batin, baik dari sisi keyakinan
religius, kebudayaan dan lain-lainnya. Apabila intelek dan intuisi manusia benar-benar
terasah, maka akal kerja manusia menjadi demikian sensitifnya . Firman Allah : “ Maka
apakah mereka tidak berjalan di muka bumi , lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami ( Ya’qiluna biha ) atau mempunyai telinga
yang dengan itu
mereka mendengar?” Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada “. (Qs. Al-Hajj : 46 ).
Wahyu adalah tuntunan yang diberikan Allah sang Pencipta kepada para hamba-hambaNya
dan ciptaanNya dalam menjalankan fungsi kehidupannya di alam semesta ini. Selain berarti
bimbingan fungsional biologis, wahyu juga merupakan bimbingan ajaran kepada manusia
pilihan Allah. Cara penyampaiannya bermacam-macam baik langsung maupun tidak
langsung melalui malaikat Jibril. Wahyu mencegah pemikiran seseorang dari pengaruh
hawa nafsu dan kecenderungan dominasi akal rasional . Firman Allah : “ Tiadalah ia berkata
menurut kemauan hawa nafsu, ucapannya itu tiada lain hanya yang diwahyukan
kepadanya”. ( Qs. An-Najm: 3-4 ).
Imam Suyuti berpendapat bahwa hadits-hadits Rasulullah pada dasarnya adalah wahyu
juga, tetapi jibril menyampaikannya dalam bentuk makna. Sedangkan Al-Qur’an adalah
wahyu yang berbentuk lafaz.
Sumber dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Sumber Ilmu Pengetahuan.
Sumber pengetahuan dalam islam adalah wahyu dan akal fikiran manusia. Keduanya tidak
bertentangan, manusia dengan bebas dapat mengembangkan potensi akalnya asal saja
dalam pengembangannya itu tetap terikat pada wahyu dan tidak boleh bertentangan dengan
syari’at.
Dalam islam dikenal istilah ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah. Ayat Qauliyah terdapat dalam
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dari ayat ini akan lahir ilmu-ilmu yang selama ini di sebut ilmu`13
4
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ilmu agama seperti tafsir, ilmu ushuluddin, ilmu fiqh dsb. Ayat Kauniyah terdapat dalam alam
raya Ini, yang merupakan ciptaan Allah. Ayat ini akan melahirkan berbagai macam cabang
ilmu pengetahuan yang selama ini kita kenal dengan ilmu-ilmu umum seperti, matematika,
fisika, kimia, biologi, sosial, budaya dsb.
Dalam pandangan islam, kedua ayat ini tidak mungkin bertentangan karena berasal dari
sumber yang sama. Perkataan Allah tidak mungkin bertentangan dengan ciptaanNya.
Menurut ajaran islam, antara wahyu dan ra’yu, akal dan iman, ilmu dan agama tidak boleh
dipertentangan atau dipisahkan, keduanya mempunyai tempat terendiri dalam pendidikan
dan dalam kehidupan manusia.Ra’yu tidak dapat disamakan dengan wahyu apalagi
diletakan di atasnya, karena kemampuan akal manusia sangat terbatas, sedangkan sebagai
firman Allah tidak terbatas meliputi segala ruang dan waktu serta menjadi dasar segalagalanya
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan.
Berdasarkan katagori ayat Qauliyan dan Kauniyah seperti yang dijelaskan di atas, para ahli
dalam Konferensi Pendidikan Islam sedunia tahun 1977 di kota Makkah membagi ilmu
menurut pandangan islam menjadi dua yaitu :
a. Ilmu abadi ( Perennial Knowledge )
b. Ilmu Perolehan ( Acquired Knowledge )
Yang dimaksud dengan ilmu abadi adalah ilmu yang langsung berasal dari wahyu Ilahi yang
diperjelas dengan Sunnah Rasul yang dapat dikaji dari kitab Suci Al-Qur’an dan Kitab-kitab
Hadits
Shahih.
Kelompok
pengetahuan
perennial
ini
melahirkan
ilmu-ilmu
yang
berhubungan dsengan Al-Qur,an, Sunnah, sejarah islam dan bidang-bidang studi tambahan
seperti metafisika islam, perbandingan agama dan kebudayaan islam.
Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu perolehan adalah ilmu yang diperoleh dengan akal
manusia melalui penelitian yang dilakukan para ahli. Kelompok ilmu pengetahuan ini adalah
mencakup ilmu-ilmu kealaman, seperti matematika, fisika, kimia, biologi dsb, ilmu-ilmu
intelektual seperti filsafat, pendidikan, sosial, ekonomi, psikologi dsb, ilmu-ilmu imajinatif
seperti kesenian dan bahasa, ilmu-ilmu terapan seperti teknik sipil, mesin, kedokteran.
Kedua ilmu ini harus menjadi materi pendidikan islam agar manusia muslim memiliki
wawasan hidup yang terpadu dan menyeluruh. Dalam pendidikan yang berasal dari paham
sekuler, perennial knowledge yang berujud wahyu tidak diakui sebagai ilmu. Karenanya
wahyu tidak mendapat tempat dalam dunia pendidikan, karena tidak diakui sebagai ilmu
pengetahuan. Bahkan wahyu dipertentangkan dengan ra’yu ( akal ) dan iman
dipertentangkan dngan ilmu. Padahal kedua hal tersebut tidak boleh dipertentangkan karena
keduanya mempunyai tempat tersendiri dalam pendidikan dalam kehidupan manusia. Al`13
5
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Qur’an sebagai wahyu ilahi harus menjadi panduan dan rujukan semua ilmu perolean
manusia.
Dalam ajaran islam antara iman, ibadah dengan ilmu dan amal shaleh tidak mungkin ada
pertentangan. Iman dan ibadah adalah wahyu dari Allah, sedang ilmu selain bersumber dari
wahyu juga dari akal manusia dimana akal itu sendiri adalah pemberian Allah. Sedang amal
shaleh lahir dari perpaduan antara iman dan ilmu.
Dorongan Dalam Islam Untuk Belajar Dan Meneliti
Penghargaan Islam terhadap ilmu
Penghargaan islam terhadap ilmu pengetahuan sangat tinggi sekali karena sesungguhnya
hal ini merupakan cerminan penghargaan bagi kemanusiaan itu sendiri. Manusialah satusatunya makhluk yang secara potensial diberi kemampuan untuk menyerap ilmu
pengetahuan . Penghargaan ini dapat dilihat dari beberapa aspek :
1. Turunnya Wahyu pertama kepada
Rasulullah Qs. Al-Alaq 1-5 : “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan dari apa yang tidak diketahuinya”.
Membaca dalam pengertian luas adalah kerja jiwa dalam menangkap dan menghayati
berbagai fenomena di dalam dan di sekitar kehidupan manusia sehingga terpahami betul
makna dan hakikatnya.
2. Banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyuruh manusia untuk menggunakan akal, pikiran dan
pemahaman . Firman Allah : “ Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebajikan,
sedang kamu melupakan diri ( kewajiban ) mu sendiri, padahal kamu membaca Al- Kitab.
Maka tidakkah kamu berpikir” .( Qs. Al-Baqarah : 44).
3. Allah memandang rendah kepada orang-orang yang tidak menggunakan potensi akalnya.
Firman Allah : “ Dan sesungguhnya kami jadikan isi neraka jahanam kebanyakan dari jin
dan manusia. Mereka punya hati tapi tidak digunakan untuk memahami ( ayat-ayat Allah )
dan mereka punya mata tapi tidak digunakan untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan
Allah ). Dan mereka punya telinga tapi tidak digunakan untuk mendengar ( ayat-ayat
Allah ) . Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang
yang lalai”. ( Qs. Al-A’raf : 179 )
4. Allah memandang lebih tinggi derajat orang yang berilmu dari pada orang yang bodoh.
Firman Allah : “ …Allah akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat…”. ( Qs. Al-Mujadillah : 11 )
`13
6
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Pemahaman terhadap ajaran agama harus berdasarkan ilmu. Seorang muslim tidak
6. boleh menerima ajaran yang tidak memiliki landasan ilmiah yang kokoh. Selain itu ia juga
harus memahami ajaran tersebut dengan pemahaman yang benar. Lihat Firman Allah
Qs. Ali Imran : 18.
7. Dalam menentukan orang-orang pilihan yang akan memimpin manusia di muka bumi ini
Allah melihat sisi keilmuannya. Lihat Qs. Al-Baqarah : 247.
8. Allah menganjurkan kepada orang yang beriman untuk senantiasa berdoa bagi
pertambahan dan keluasan ilmunya.Lihat Qs. Thaha : 43.
Perintah Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah bagian yang sangat penting dari pengamalan ajaran islam. Ilmu
menunjukkan seseorang pada jalan kehidupan yang memberikan keyakinan. Ilmu juga
diperlukan bagi pembangunan masyarakat karena pemanfaatannya dapat meningkatkan
kemampuan produksi dalam berbagai sektor kehidupan . Oleh karena itu dalam islam
terdapat kewajiban menuntut ilmu baik secara pribadi maupun kelompok. Firman Allah: “
Maka bertanyalah kamu kepada ahli ilmu, jika kamu tidak mengetahui sesuatu “. ( Qs. AnNahl : 43 ). Dalam Firman Allah yang lain : “ Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan tiadalah berguna keterangan-keterangan dan peringatan bagi kaum
yang tidak beriman “ ( Qs. Yunus: 101 ). Maksud dari ayat tersebut adalah manusia
diperintahkan oleh Allah untuk melihat semua yang ada dilangit dan dibumi dan
menganalisanya dengan nalarnya apa yang dilihatnya. Orang yang mau melaksanakan
perintah Allah ( dalam ayat di atas ) dan melakukan penelitian secara mendalam akan
memperoleh pengetahuan yang dapat membantu manusia mengenali alam, mengelola dan
memanfaatkannya sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab dia sebagai khalifah.
Disamping Firman Allah perintah menuntut ilmu juga banyak didapatkan dari hadis-hadis
Rasul
Sabda Rasul : Barang siapa menjalani suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka
dianugerahi Allah padanya jalan ke syurga. ( HR. Muslim ). Menuntut ilmu wajib atas tiaptiap muslim ( HR. Ibnu Majah )
Allah menegur dan menanyakan tentang penggunaan nalar kita sebagai manusia serta
memberikan isyarat tentang hal-hal yang harus diperhatikan. Qs. Al-Ghasiyah : 17-20 : “
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan, langit bagaimana
ia ditinggikan, gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan dan bumi bagaimana ia
dihamparkan “.
Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan yang diperintahkan di dalam islam. Dengan
melakukan penelitian, maka hal-hal yang semula belum diketahui menjadi diketahui, hal-hal
`13
7
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang belum terungkap menjadi terungkap. Apabila seseorang dalam melakukan
penelitiannya menemukan hal-hal yang baru dan baik, maka orang tersebut akan
mendapatkan pahala dan penghargaan yang sangat tinggi dari Allah, karena hasil
penelitiannya itu akan bermanfaat untuk kehidupan umat manusia.
Model Kewajiban
Ada ilmu-ilmu tertentu yang harus dikuasai oleh seseorang pribadi terkait dengan status
dirinya sebagai seorang muslim dengan kondisi-kondisi yang menyertainya. Misalnya,
seorang muslim wajib memahami makna Syahadatain yang merupakan inti ajaran islam.
Kewajiban menuntut ilmu yang terkait dengan kepentingan tiap individu muslim disebut
fardlu ain.
Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan 4 macam ilmu yang termasuk katagori Fardlu Ain, yaitu :
1. Ilmu mengenai akidah ( prinsip-prinsip akidah yang perlu diyakini )
2. Ilmu yang membuat ibadah seseorang terhadap Allah berjalan dengan benar sesuai
dengan ketentuan yang disyariatkan.
3. Ilmu yang dengannya jiwa dibersihkan, hati disucikan, segala fadilah ( keutamaan )
diketahui kemudian diamalkan, sebaliknya yang razilah ( kenistaan ) ditinggalkan.
4. Ilmu yang mampu mendisiplinkan perilaku seseorang baik dalam hubungannya dengan
diri pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan makhluk-makhluk Allah lainnya. Dengan
begitu ia mengetahui hukum halal haram, haq dan yang batil, yang bermanfaat dan yang
tidak dsb.
Sedangkan ilmu-ilmu yang keberadaanya terkait dengan kepentingan masyarakat muslim
dan umum termasuk dalam katagori fardlu kifayah . Misalnya ilmu-illmu yang terkait dengan
pendalaman pemahaman syri’at seperti tafsir, ilmu mustalahul hadits, ilmu ushul fiqh
dsb.Juga ilmu-ilmu yag terkait dengan kebutuhan hidup dii dunia seperti ilmu-ilmu kealaman,
sosial, politik dsb. Singkatnya semua yang dibutuhkan kaum muslimin dalam rangka
meningkatkan kekuatan dan kualitas hidupnya sehingga mampu berperan secara optimal
sebagai khalifah fil ardh
Iptek Dalam Narasi Nash
Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan mendorong
manusia untuk mempergunakan akal pikirannya dan menambah ilmu pengetahuan
semaksimal mungkin. Untuk lebih memperdalam narasi Al-Qur’an tentang deduksi ilmiah
yang dapat dikembangkan dengan metodologi eksploratif, terdapat sejumlah ayat-ayat AlQur’an yang memberikan dorongan ( motivation ), pencerahan ( enlightenment ), bahkan
perbaikan ( correction ) terhadap pelbagai persoalan mendasar yang dihadapi manusia
`13
8
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sejak keberadaannya. Berikut ini antara lain beberapa contoh ayat yang memberikan
dorongan kearah itu :
1. Ayat-ayat yang memberikan dorongan berpikir kepada manusia yang selanjutnya
melahirkan ilmu-ilmu kealaman.
Arahan-arahan Al-Qur’an terhadap ilmu-ilmu kealaman terdapat dalam berbagai ayat,
mencakup dalam berbagai bidang yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Diantaranya adalah :
a. Penciptaan alam semesta, Qs. Ali Imran : 190, Qs Al-Anbiya : 30, Adz-Dzariyat : 4748.
b. Fisika inti : hakikat zarrah ( elemen dasar ), Qs. Yunus: 61
c. Astronomi , Qs. Lukman: 29
d. Asal-usul kehidupan, Qs Al-Anbiya’ : 30
e. Geologi, Qs. An- Nazi’at : 30-31
2. Ayat-ayat yang menceritakan tentang tumbuh-tumbuhan, pertanian yang selanjutnya
memunculkan ilmu-ilmu seperti Biologi, botani serta ilmu –ilmu pertanian lainnya. Serta
ayat-ayat yang membicarakan tentang dunia hewan.
a. Alam tumbuh-tumbuhan : Qs. Al-An’am : 99, Qs. An-Nahl : 10-11, Qs. Ar-Rad : 4, Qs.
Al-An’am : 95.
b. Alam binatang : Qs. An-Nahl : 5-8, Qs. Al-An’am : 38, Qs. An-Nahl : 68-69, Qs. An-Nur
: 45, Qs. Al-Ghasiyah : 17, Qs. Al-Fathir : 28.
3. Ayat-ayat yang berhubungan dengan dunia kedokteran, lingkungan hidup, dan ilmu-ilmu
penyakit , antara lain :
Qs. Al-Mu’minun : 12-14, Qs. Al-Baqarah : 26, Qs. Al-Hajj : 73, Qs. An-Nahl : 69.
4. Al-Qur,an juga memuat ayat-ayat yang mengisyaratkan kondisi kejiwaan manusia dan
segala sifat yang terkait dengan kemanusiaan manusia. Dalam hal ini terdapat beberapa
ayat yang berkaitan dengan :
a. psikologi, Qs. Al-Mudatsir : 38, Qs. At-Tariq : 4
b. Bahasa, Qs Ar-Ruum : 22
c. Sastra, Qs Asy- Syura : 224-227
5. Ayat-ayat yang mendorong munculnya Ilmu Sosiologi ( kemasyarakatan ) , antropologi,
politik, hukum pidana, hukum tata negara, ilmu komunikasi, hubungan internasional
antara lain terdapat dalam ayat- ayat Al-Qur’an Qs. Al-Maidah : 2,8,48,49, Qs. Al-Hujurat
: 13, Qs. An-Nisa : 58, Qs. Ali Imran : 159, Asy-Syura: 38, An_nahl : 90.
`13
9
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan dalam al-Hadits beberapa contoh teks al-Hadits yang memberikan motivasi bagi
manusia untuk menggali ilmu pengetahuan, peradaban dan tekhnologi antara lain :
a. “Tidaklah seorang muslim pun yang bertani dan bercocok tanam lalu hasil tanaman itu
dimakan burung, orang atau hewan kecuali itu menjadi sedekah baginya“.
b. Wahai Hamba Allah ! berobatlah kalian karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan
suatu penyakit melainkan Dia memberi obat ( penawar ), kecuali satu penyakit tua ( pikun
)”. ( HR. Ahmad )
c. “ Sesungguhnya Allah mencintai seseorang dari kalian, apabila ia bekerja maka ia
bekerja dngan baik ( profesional )”. ( HR. Baihaqi ).
d. “ Ya Allah sesungguhnya aku minta kepadaMu berhemat ( bersikap ekonomis ), dalam
kefakiran dan dalam kekayaan “. ( HR. An-Nasa’I )
e. “ Mintalah kepada Allah ampunan, keselamatan dan kesejahteraan. Karena setelah
keyakinan, seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik melainkan kesejahteraan” (
HR. An-Nasa’I ).
f. “ ….Persiapkan kekuatan untuk menghadap mereka semampu kalian, ingatlah
sesungguhnya kekuatan itu ada dalam memanah “ ( HR. Uqbah bin Amir ).
g. “ Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Dia juga suka melihat
tanda-tanda kenikmatanNya itu terlihat pada hambaNya. Allah tidak suka kemelaratan
dan sikap pura-pura melarat “.( HR. Baihaqi ).
Perkembangan IPTEK Di Dunia Islam
Masa awal kebangkitan Eropa dan dunia Barat ( selanjutnya sebut saja Barat ), pada
mulanya ditandai dengan apa yang disebut zaman “ Kebangkitan Kembali “ (Renaisance).
Yakni suatu masa di mana berkembang dan lahirnya ideologi kapitalisme dan kolonialisme
secara berbarengan yang mendorong manusia berpikir bebas dan sekuler. Masa
sebelumnya yang telah membelenggu dunia Barat dengan kefakuman berpikir dinamis
karena pengaruh doktrin agama yang sangat kolot dan sekaligus merupakan “ Masa
Kegelapan Barat “, justru merupakan masa Kegemilangan dan Kejayaan Peradaban dan
Sains bagi “ Dunia Islam “. Pusat-pusat Peradaban dan Sains Islam pada sekitar abad 7
hingga abad 13 ( Zaman Klasik Islam ) terbentang dari Spanyol hingga India.
Pada masa- masa itu lahir sejumlah sarjana dan penemu muslim yang sangat berpengaruh
bagi perkembangan iptek selanjutnya. Para Sarjana dan ahli ilmu-ilmu pengetahuan muslim
pada masa itu telah banyak menemukan teori-teori dan rumus-rumus serta dasar-dasar bagi
sains modern sebelum orang-orang Barat mengenal ilmu-ilmu tersebut. Dibawah ini contoh
sebagian sarjana muslim dan disiplin ilmu yang ditekuninya yang mempengaruhi
perkembangan iptek.
`13
10
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Ilmu Pasti dan ilmu pengetahuan alam, diantaranya adalah :
a. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi ilmuwan dalam bidang aljabar dan ilmu hitung (
780 M – 850 M )
b. Ali Al- Hasan Ibnu Al- Khaisam, ahli Fisika dan ahli tekhnik (965 M – 1038 M )
c. Kamaluddin Al- Farisi, Ahli Fisika dan ilmu tentang cahaya, Muhammad Syahrastani (
1076 M- 1153 M ) ahli ilmu fisika.
d. Jabir Al- Hayyan , ( 721 M – 815 M ), Ibnu Zakaria Ar- Razi ( 865 M – 925 M ) Ahli
Kimia.
2. Kedokteran dan Kesehatan
a. Muhammad Ibnu Zakaria Ar- Razi ( 865 M – 925 M ) ahli kedokteran.
b. Abu Ali Al- Husain Ibnu Sina ( wafat tahun 926 M ) ahli kedokteran, farmasi dan juga
seorang filosof
c. Marwan Abdul Malik Ibnu Abi ala Ibnu Zuhr ( 1091 M – 1162 M ) Ahli Kedokteran
spesialis penyakit dalam.
d. Abu Al- Wahid Muhammad Ibnu Rusd ( 1226 M- 1298 M ) Ahli kedokteran umum dan
perintis ilmu jaringan tubuh.
3. Sejarah dan Geografi
- Abu Raihan al- Bairuni, Abu Abdillah al- Qazwaini , Ibnu Qutaibah , At Thabari, Ibnu
Khaldun ( sejarah ) , Ibnu Batutah, Al- Mas’udi, Al- Maqdisi ( geografi )
Pandangan Ajaran Islam Terhadap Perkembangan Tekhnologi
Tekhnologi diartikan sebagai ilmu tentang cara menerapkan sains atau hukum-hukum alam
untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Dalam kamus
indonesia,
tekhnologi
diartikan
sebagai
kemampuan
tekhnik
yang
berlandaskan
pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses tekhnik.
Pandangan Al-Qur’an tentang tekhnologi dapat kita temukan di dalam ayat-ayat yang
membicarakan mengenai alam semesta. Secara tegas dan berulang-ulang Al-Qur,an
mengatakan bahwa alam dan segenap isinya diciptakan dan diutndukkan oleh Allah untuk
manusia. Firman Allah : “ Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan di
bumi sebagai anugerah dari Nya” ( Qs. 45: 13 ). Dengan kemampuan akalnya manusia akan
mampu mengolah potensi alam menjadi sesuatu yang baru yang diperlukan dalam
kehidupannya. Kemampuan memanfaatkan alam itu merupakan hasil tekhnologi. Dalam
pandangan umat islam, tekhnologi adalah sekedar alat, alat yang netral di tangan manusia.
Hanya manusia sendirilah yang dapat dan harus menjiwai tekhnologi dengan nilai-nilai dan
`13
11
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia, karena manusialah yang harus bertanggung
jawab mengelola dan membermaknakan tekhnologi itu dengan makna manusiawi. Dan yang
penting hasil tekhnologi haruslah dimaksudkan untuk memperkukuh kapasitas fikir dan zikir
umat islam, serta menumbuh kembangkan potensi akal dan budi manusia agar lebih tahu
dan bersyukur.Disinilah peranan agama dalam teknologi yakni mendasari dan memotivai
perkembangan teknologi melalui iman, islam dan ikhsan sehingga ia mengabdi kepada
kepentingan hidup manusia dan bukan sebaliknya.
Banyak ayat-ayat Al-qur’an yang memberikan penegasan bahwa tujuan utama IPTEK
adalah untuk mengenal tanda-tanda Allah, menyaksikan kehadiranNya dalam berbagai
fenomena yang kita amati dan akhirnya mengagungkan dan bersyukur kepadanya.
Karenanya Al-Qur’an menyebutkan sedikitnya tiga hal penting yang harus dilaksanakan oleh
manusia dalam pengembangan IPTEK :
1. Iptek harus dilihat dalam perspektif kemanfaatannya bagi kemanusiaan. Karena dalam
islam segala makhluk ciptaan Allah dimuka bumi ini digelar dengan maksud tidak lain
untuk dipetik manfaatnya bagi manusia dalam perjuangannya untuk mengabdi
kepadaNya. Firman Allah : “ Dan karena rahmatNya, dijadikanNya untukmu siang dan
malam agar kamu beristirahat pada malam itu, dan supaya kamu mencari sebagian
karuniaNya dan agar kamu bersyukur “. ( Qs. Al-Qashash: 73 ).
2. Iptek harus dikembangkan dengan tidak menimbulkan kerusakan atau kemudlaratan di
muka bumi ini. Firman Allah : “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut dan
harapan. Sesungguhnya Rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang suka berbuat
baik “.( Qs.&; 56 ). Iptek dikembangkan degan visi turut membangun peradaban dan
kebudayaan islam, suatu kebudayaan yang berakar dari tauhid dan akhlakul karimah.
3. Iptek harus dimaksudkan untuk memperkukuh kapasitas fikir dan zikir manusia pada
umumnya dan umat islam khususnya. Karena sebagaimana disebutkan dalam
firmanNya: "“Tiadalah Ilmu pengetahuan diberikan Allah kepada manusia kecuali sedikit “
( Qs. Al-Isra’ : 85 ). Maka pergulatan dalam kancah ilmu dan tekhnologi harus
disemangati untuh menumbuh kembangkan potensi akal dan budi manusia agar lebih
tahu dan bersyukur.
`13
12
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Abdus Salam, ” Sains dan Dunia Islam ”, Bandung : Pustaka 1982
Baiquni, ” Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern ”, Bandung : Pustaka, 1983
A. Tisna Amijaya, ” Iman, Ilmu dan Amal ”, Bandung : Pustaka, 1983
Ali Ashraf, ” Horison Baru Pendidikan Islam ”, Jakarta : Pustaka Firdaus, 1989
SI. Puradisastra, ” Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan Modern ”, Jakarta : Giri Mukti
Pasaka, 1981
Muntasir , M. Shaleh ” Mencari Evidensi Islam “. Jakarta : CV rajawali, 1985
`13
13
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download