Modul Pendidikan Agama [TM12]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Agama Islam
Demokrasi Dalam Islam
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Tatap Muka
11
Kode MK
Disusun Oleh
10230
Lestiyani Inayah, SAg
Abstract
Kompetensi
Pada pertemuan ini kita akan membahas
tentang pandangan Islam terhadap isu
demokrasi. Bahwa Islam sangat menghormati
demokrasi dan Rasulullah telah mencontohkan
praktek demokrasi pada pembentukan negara
Madinah dengan membangun masyarakat
Madani. Pada bagian yang lain kita akan
mempelajari prinsip persamaan kedudukan
manusia dalam islam, kemudian mengetahui
pentingnya melaksanakan konsep tasamuh (
toleransi ) termasuk toleransi beragama dalam
kehidupan sosial masyarakat. Pada bagian
akhir kita akan mempelajari sekilas kondisi
keberagamaan masyarakat Indonesia
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa
diharapkan mampu :
- Memahami konsep demokrasi dalam islam
- Menjelaskan pelaksanaan praktek
demokrasi di kota Madinah sebagai contoh
pelaksanaan demokrasi dalam islam
- Menguraikan implementasi demokrasi
islam dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan
- Memahami konsep persamaan manusia
dalam islam
- Memahami pentingnya toleransi beragama
dalam kehidupan sehari-hari
- Menjelaskan kondisi keberagamaan
masyarakat di Indonesia
Demokrasi Dalam Islam
Pengertian Demokrasi.
Secara etimologi kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang berakar dari kata ”
demos ”
yang berarti rakyat dan ” kratos ” atau cratein yang berarti pemerintahan.
Demokrasi berarti pemerintahan yang didasarkan atas kedaulatan rakyat. Dalam ” demos ”
harus menyangkut seluruh aspek, politik, gender, agama, ras, hak sosial dan lain
sebagainya. Prinsip utama dalam demos adalah persamaan. Persamaan yang dimaksud
adlah bahwa setiap anggota masyarakat mempunyai hak yang sama, seperti hak untuk
memilih dan dipilih dan mendapat previlege serta hak berpartisipasi dalam pemerintahan.
Sementara yang dimaksudkan ” kratos ” adalah bahwa semua keputusan dibuat secara
bersama.
Rakyat
secara
langsung
atau
perwakilan
ikut
menetukan
terhadap
kebijakan=kebijakan pemerintahan, atau yang di kenal dengan ” pemerintahan rakyat ”.
Dalam demokrasi, kedaulatan dan keputusan apapun sepenuhnya berada di tangan rakyat .
Ada beberapa prinsip demokrasi :
Pertama : Pertanggung jawaban, yakni pentingnya tanggung jawab penguasa terhadap
rakyat. Adanya proses pemilihan umum, konstitusi, referendum, recall, kegiatan berpolitik,
kebebasan pers, dan pemungutan suara yang merupakan tanggung jawab penguasa
terhadap rakyat. Adanya prinsip pertanggung jawaban ini menjadi alat untuk menekan
kemungkinan timbulnya kekuasaan sewenang-wenang.
Kedua : Kebebasan sipil ( warga negara ). Jaminan terhadap individu yang tidak dibatasi
dengan sewenang-wenang oleh pemerintah.
Ketiga : Individualisme, yakni prinsip yang menekankan tanggung jawab pemerintah untuk
berperan aktif dalam memajukan kemakmuran individu dan memberikan kesempatan
kepada setiap orang untuk mengembangkan potensinya. Pemerintah punya tanggung jawab
untuk menghormati dan melindungi hak setiap warganya.
Keempat : Asas mayoritas. Keputusan tertinggi berada pada suara terbanyak. Meskipun
asas mayoritas dilakukan dalam sistem dua partai, namun pemerintahan koalisi yang
didasarkan pada gabungan beberapa partai merupakan hal yang biasa dalam pemerintahan
demokrasi.
Kelima : Hukum alam ( natural Law ), yakni aturan yang memberikan arahan hubungan
antar manusia dan memberi ukuran moral untuk menilai tindakan manusia dan
pemerintahan.
`13
2
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dan keenam : Kedaulatan rakyat, bahwa otoritas tertinggi dimiliki rakyat yang tercantum
dalam konstitusi yang dihasilkan melalui pemilihan umum yang bebas.
Konsep Demokrasi Dalam Islam
Sampai saat sekarang ini sistem demokrasi dalam pemerintahan dinilai sebagai sebuah
sistem yang paling bisa menghargai nilai-nilai kemanusiaan, sehingga sejalan dengan
proses globalisasi, persamaan, kebebasan dan kemajemukan ( pluralisme ). Demokrasi
tidak hanya sebatas dalam sebuah masyarakat atau negara, tapi juga antar negara.
Dengan demikian , demokrasi kini sudah menjadi sebuah ide yang bersifat universal, hampir
seluruh negara di dunia, termasuk negara-negara muslim, meskipun dengan disertai
modifikasi baik dari segi konsep maupun bentuknya, sesuai dengan sisitem keyakinan dan
budaya lokal masing-masing.
Secara historis, demokrasi ini muncul sebagai respons terhadap sistem monarki diktator di
Yunani pada abad V SM. Namun demokrasi modern yang muncul sejak abad XVI M, telah
mengalami perkembangan dimana demokrasi tidak hanya di pahami sebagai kelembagaan
trias politika, tetapi juga mengandung nilai-nilai universal, terutama persamaan, kebebasan
dan pluralisme
Dalam tradisi pemikiran islam, para cendekiawan muslim yang mendukung ide demokrasi
beranggapan bahwa sistem demokrasi ini merupakan sistem pemerintahan mayoritas yang
menerapkan
metode
permusyawaratan
dalam
pengambilan
keputusan.
Mereka
menyamakan konsep demokrasi ini dengan konsep ” syura ” yang terdapat dalam Kitab suci
Al-Qur’an surat As-Syura : 38 dan surat Ali Imran : 159. Hal ini juga didukung oleh fakta
sejarah bahwa Rasulullah juga pernah mengambil keputusan berdasarkan kepada suara
terbanyak atau demokratis, yakni ketika beliau memutuskan posisi kaum Muslimin dalam
peperangan Uhud untuk melakukan tindakan ofensif menghadapi serbuan kaum musyrikin.
Fazlur Rahman menambahkan argumentasi ini dengan proses permusyawaratan yang
terjadi pada pertemuan di Balai Saidah segera setelah Rasulullah wafat. Pada waktu itu Abu
Bakar yang terpilih sebagai khalifah pertama menyampaikan pidato pelantikannya, yang
isinya menerima mandat dari rakyat untuk melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selama
beliau melaksanakan mandat tersebut, ia harus dipertahankan , sebaliknya jika ia berbuat
kesalahan fatal, maka beliau harus diturunkan.
Adapun bentuk demokrasi dapat berbeda-beda sesuai kondisi yang ada pada masyarakat
islam. Yang terpenting adalah pelaksanaan prinsip ”as-Syura ” yang secara sadar dihormati
dan dipertahankan. Dalam konteks ini ijtihad politik berperan penting untuk merumuskan
bentuk demokrasi yang sesuai dengan budaya masyarakat islam setempat. Oleh karena itu
`13
3
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
umat islam bebas menentukan tipe sistem politik demokrasi yang mereka inginkan. Secara
historis, institusi semacam syura ini sudah ada semenjak masyarakat pra islam. Dalam
urusan bersama mereka menjalankan melalui permusyawaratan.
Tentu saja Al-Qur’an melakukan perubahan mendasar terutama merubah syura dari institusi
suku menjadi institusi komunitas, karena itu ia menggantikan hubungan darah dengan iman.
Menurut Muhammad Iqbal, kohesi antara islam dengan ide demokrasi terletak pada prinsip
persamaan ( al Musawa ) atau equality yang dalam islam dimanifestasikan oleh ajaran
tauhid ( Ke-Esaan Allah ). Islam tidak membedakan suku, ras, golongan, warna kulit, kaya
miskin dan lain. Hal ini didasarkan pada firman-firman Allah dan sabda Rasulullah bahwa
tidak ada kelas sosial dalam islam dan semua makhluk diperlakukan sama oleh Allah
kecuali kadar ibadahnya
Disamping prinsip as-Syura dan persamaan, ciri demokrasi islam yang lain adalah keadilan
dan kebebasan. Keadilan harus dijalankan dalam berbagai aspek kehidupan sejalan dengan
Al-Qur’an surat An-Nisa : 135.
Demokrasi Dalam Piagam Madinah
Piagam Madinah merupakan babk baru sejarah tertulis sebagai sebuah dokumen hukum
yang diterapkan secara sistematis dan konkrit dari tahun 622/623. Berbagai wacana
demokrasi seperti prinsip musyawarah, keadilan ( egaliteterianisme ), keterbukaan (
inkluvisme ), Kebebasan ( feedom ), pemberdayaan rakyat, ataupun penghargaan terhadap
pluralitas masyarakat dapat kita temukan dalam dokumen tersebut. Gagasan John Locke
dengan tiga hak alami manusia – life, liberty dan property, ataupun ide Franklin Rosevelt
tentang four freedom- freedom of speech and exspression, freedom of worship, freedom
from fear dan feedom from want – jauh sebelumnya telah digagas oleh islam dalam piagam
Madinah. Negara Madinah merupakan contoh konkrit tentang kerukunan hidup bernegara
dan beragama.
Piagam Madinah merupakan sebuah konsensus bersama antara berbagai golongan , baik
ras, suku, maupun agama yang paling demokratis sepanjang sejarah. Piagam Madinah
telah mewariskan prinsip-prinsip yang tahan banting dalam menegakkan masyarakat
pluralistik yang harmonis. Piagam Madinah merupakan karya besar ( magnum opus )
seorang Muhammad SAW. Rasulullah adalah perpaduan sakralitas wahyu dan profanitas
dunia nyata: sebagai Nabi, Negarawan, legislator, penyeru moral, pembaharu, ahli politik
dan ekonomi. Ia mendirikan negara dari titik awal dan di tengah-tengah bangsa yang tidak
memiliki pengalaman politik selain organisasi kesukuan ( kondisi sosial masyarakat Madinah
selengkapnya dapat anda lihat dalam buku serial etika membangaun Masyarakat Islam ) .
`13
4
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rasulullahpun berhasil menetapkan norma-norma hukum yang lebih kosmopolit dan
manusiawi dari norma hukum yang telah ada pada saat itu .
Makna Kedaulatan Tertinggi Dalam Islam
Demokrasi sebagai sistem bernegara adalah sebuah realitas era sekarang ini. Masalahnya
adalah bagaimana kita harus memilih dan memilah demokrasi yang hendak diterapkan.
Demokrasi dapat kita ambil sebagai suatu sistem politik utuh dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, tetapi hanya sebatas tatanan pranata sosial politik an sich. Atau sebaliknya,
penolakan tegas terhadap ” demokrasi ” dengan embel-embel tertentu. Apa yang diajarkan
Rasulullah dalam praktek Negara Madinah menunjukkan adanya kehidupan ” demokrasi ”
berdasarkan kepada wahyu ilahi.
Negara-negara yang menganut sistem demokrasi pada masa sekarang menggunakan
sistem trias politika dalam menjalankan roda pemerintahan . Sistem ini membagi lembaga
menjadi tiga yaitu legislatif ( DPR ), eksekutf ( pemerintah ) dan Yudikatif ( lembaga Hukum
). Sedangkan dalam sejarah islam yang paling menonjol dikenal oleh umat islam adalah
sistem khilafah yang sejak masa awal islam telah berkembang di dunia islam. Yang
mendasari sistem Khilafah adalah aqidah islam, di mana segala sesuatu yang menyangkut
masalah kenegaraan bersumber dari aqidah islam. Dalam khilafah islam tidak dikenal nama
lembaga legislatif pembuat undang-undang dengan melalui pengambilan suara mayoritas
seperti yang ada dalam sistem trias politika. Karena dalam khilafah islam adalah Allah yang
berdaulat. Jadi, khalifah sebagai kepala tertinggi dalam khilafah hanya bertugas mengankat
dan menerapkan serta melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dalam khilafah islam, kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh majlis syura. Majelis Syura
bertindak sebagai badan musyawarah tempat membicarakan segala sesuatu baik yang
disampaikan oleh rakyat maupun yang timbul dari anggota majlis syura itu sendiri. Apabila
urusan yang disampaikan oleh rakyat atau oleh para anggota majelis syura
tidak ada
nashnya ( dasar Al-Qur’an dan Hadits yang kuat ) , maka para mujtahid dan para ahli dalam
bidang masing-masing dari anggota majelis melakukan proses ijtihad.
`13
5
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Prinsip Persamaan dan Kedudukan Dalam Islam
Demokrasi modern secara teoritis telah menyepakati adanya hak-hak persamaan pada
seluruh warga negara tetapi sejumlah negara pada kenyataannya lebih diistimewakan dari
yang lain. Visi islam tidak mengakui keistimewaan semacam itu. Bahkan, seorang budak
kulit hitam dapat mengklaim istimewa sama sebagaimana muslim yang lain. Bukanlah tanpa
makna penunjukkan Rasulullah atas budak Bilal yang baru dimerdekakan untuk menjadi
muadzin, sebuah kehormatan yang dicemburui oleh banyak sahabat yang menikmati status
tinggi di masyarakat pada masa itu.
Konsep Ummahnya juga sangat inklusif. Nabi memasukkan umat Yahudi, penyembah
berhala, Nasrani dan umat muslim di dalamnya. Beliau memberikan kebebasan penuh
kepada masing-masing pemeluk agama untuk mengikuti dan menjalankan kepercayaannya
masing-masing tanpa halangan. Nabi telah memberikan contoh dalam hal ini, Nabi tidak
pernah memberikan isyarat preseden sekecil apapun adanya perlakuan tidak adil terhadap
non-Muslim.
Kerukunan antar Umat Beragama Menurut Ajaran Islam.
Istilah kerukunan hidup beragama pertama kali muncul dalam pidato Menteri Agama K.H.A
Dahlan dalam Pembukaan Musyawarah antar agama tgl. 30 November 1967. Istilah
kerukunan berasal dari bahasa arab “ Ruknun “ yang berarti asas-asas, dasar, seperti rukun
islam. Rukun dalam arti adjektiva berarti baik, damai.Kerukunan hidup beragama berarti
hidup dalam suasana damai, tenteram walaupun berbeda dalam agama.
Manusia adalah makhluk sosial dan sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa melepaskan
diri dari komunikasi dan hubungan pergaulan antar sesama. Pada tataran ini akan terjadi
proses pembauran. Artinya seorang muslim sudah pasti akan bergaul dan berkomunikasi
dengan seorang non muslim. Bahkan tidak hanya dalam perbedaan agama, tetapi juga
perbedaan suku, ras dsb. Proses ini merupakan hal yang wajar dan alami, dan ini
merupakan konsekuensi logis atas keberadaan manusia sebagai makhluk sosial. Interaksi
dan interelasi pluralistik terjadi dan itu diakui oleh agama islam sebagaimana disebutkan
dalam Qs. Al-Hujurat :13 : “ Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal..."” Ayat tersebut jelas sekali maksudnya yaitu
diciptakannya manusia dalam keadaan berbeda yakni berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar manusia basa saling mengenal
`13
6
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Agar proses kelangsungan komunikasi melalui sarana kenal mengenal dapat terjadi secara
sehat, maka masing-masing manusia harus memiliki rasa tasamuh atau toleran( yang dalam
istilah masyarakat Indonesia dikenal dengan kerukunan Antar Umat Beragama ) yaitu
tenggang rasa dan lapang dada dalam memahami perbedaan dan menyadari perbedaan
tersebut sebagai sesuatu yang wajar . Prof. Dr. Mukti Ali menyebutkan sebagai “ agree in
disagreement “ ( setuju dalam perbedaan ). Rasa toleran ini sama sekali tidak dimaksudkan
untuk menjual prinsip kebenaran, apalagi menukarnya dengan harga yang murah.
Dalam islam sikap toleran atau tasamuh hanya diperintahkan pada persoalan-persoalan
kemasyarakatan dalam tataran hablumminannas ( hubungan sesama manusia ), bukan
dalam persoalan aqidah, ritual atau ibadah dan keyakinan-keyakinan prinsipil lainnya. Dalam
tataran hablumminallah ( hubungan manusia dengan Allah ) tersebut disesuaikan dengan
ketentuan agama masing-masing.
Mengenai hal tersebut telah ditegaskan didalam Al-Qur’an yakni Qs. Al- Kafirun: 11-6 : “
Katakanlah hai orang-orang kafir. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
tidak pula menyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku”.
Perintah agama islam agar umatnya bersikap toleran juga ditunjukkan dalam Qs. AlBaqarah : 256 yang mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam soal agama karena jalan
lurus dan benar telah telah dapat dibedakan dengan jelas dari jalan salah dan sesat
.Terserah kepada manusia memilih jalan yang dikehendakinya . Allah telah menunjukkan
mana jalan yang benar yang akan membawa kepada keselamatan, dan mana jalan yang
salah yang akan membawa manusia kepada kesengsaraan . Dalam hubungan ini ayat 29
surat Al-Kahfi mengatakan kebenaran telah dijelaskan Tuhan, siapa yang mau percaya ,
percayalah dan siapa yang tidak mau janganlah ia percaya. Ayat –ayat tersebut di atas
memberi kemerdekaan bagi manusia untuk percaya kepada ajaran yang di bawa Nabi
Muhammad dan tidak percaya kepadanya. Kemerdekaan itu diperkuat oleh ayat terakhir
surat Al-Kafirun yang mengatakan untukmu agamamu dan untukku agamaku.
Semua ajaran itu dapat dijadikan landasan bagi jiwa toleransi beragama dalam islam.Islam
mengajarkan kebebasan beragama, yakni setiaporang bebas memilih agama berdasarkan
keyakinannya. Akan tatapi, jika seseorang telah meyakini islam sebagai agamanya, ia
diwajibkan untuk membela dan mempertahankan agama yang telah diyakininya itu. Kalau
perlu dengan mengorbankan harta dan jiwanya. Islam tidak membenarkan seorang muslim
memaksa seseorang untuk berpindah agama kedalam islam karena di dalam islam secara
tegas diajarkan bahwa tidak ada paksaan di dalam beragama( lihat Qs.2 : 256 ).
Dan kalau kita kembali kepada sejarah, toleransi beragama ini telah dilaksanakan oleh umat
islam sejak zaman Rasulullah dan juga para sahabat. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah,
`13
7
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kerukunan hidup beragama dan sosial kemasyarakatan telah ditampakkan pada masyarakat
Madinah pertama. Pada saat itu Rasul dan kaum muslimin hidup berdampngan dengan
masyarakat Madinah yang berbeda agama ( Yahudi dan Nasrani ). Semua golongan
termasuk Muslim, Yahudi dan penganut lain diberi kebebasan yang sama dalam
melaksanakan ajaran suatu agama. Mereka diberi kebebasan berfikir dan menyatakan
pendapat serta kebebasan dalam mendakwahkan setiap agamanya. Piagam Madinah
adalah data otentik mengenai hal tersebut.
Demikian juga sesudah zaman Rasulullah sewaktu islam meluas dari semenanjung Arabia
ke Palestina, Suriah, Mesopotamia, Persia dan India di timur dan ke Mesir melalui Afrika
Utara sampai ke Spanyol di Barat, penduduk daerah-daerah ini tidak dipaksa meninggalkan
agama mereka untuk masuk islam. Kepada mereka diberi kebebasan memilih antara agama
mereka yang lama dan agama islam. Siapa yang mau masuk islam, itu lebih baik dalam
pandangan islam, tetapi siapa yang ingin tetap memeluk agamanya yang lama ia tidak
diganggu. Mereka diberi kemerdekaan menjalankan ajaran-ajaran agama mereka masingmasing.
Tujuan Kerukunan Hidup Beragama menurut Ajaran Islam
Paling tidak ada lima alasan mengapa manusia perlu hidup secara toleran sebagaimana
dinyatakan oleh Thohir Luth dalam Buku Masyarakat Madani Solusi Damai dalam
Perbedaan :
Pertama : Meneguhkan fitrah sosial. Sebagai makhluk yang bermasyarakat, fitrah sosial
seperti ini mempunyai ketentuan hukum normatif keagamaan sebagaimana disebutkan di
dalam Qs. Hujurat : 13.
Kedua : Memperteguh ukhuwah basyariyah ( persaudaraan sesama ) sebagai wujud dari
asal ciptaan yang satu (Allah SWT ) dan dari asal turunan yang satu ( Adam ), sebagaimana
dinyatakan dalam Qs. An-Nisa : 1 “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada
TuhanMu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah telah
menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah yang dengan (
mempergunakan ) namaNya kamu saling meminta satu sama lain. Dan peliharalah
hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu “.
Ketiga : Mempersempit ruang gerak permusuhan dan konflik. Hal ini sesuai dengan pesan
Allah : “ Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali ( agama ) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai , dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahuliu (masa
jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu
`13
8
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karena nikmat Allahorang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada ditepi jurang
nerak, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayatNya kepadamu, agar amu mendapat petunjuk”. ( Qs. Ali Imran : 105 ).
Keempat
:
Menjamin kelangsungan hidup saling menghormati, menghargai dan
kelangsungan perilaku kemanusiaan di antara sesama. Sesuai dengan firman Allah : “ Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali orang-orang yang
menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di
antara manusia. Dan barang siapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar “. ( Qs. An-Nisa : 114 )
Kelima : Menyadari sesungguhnya bahwa antara sesama manusia terdapat
saling ketergantungan yang tidak mungkn dipisahkan, apakah ketergantungan dalam biang
ekonomi, politik, sosial budaya ataupun pendidikan dan iptek. Karenanya Nabi
memerintahkan ;'’Dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik dan
budi pekerti yang mulia’.Dengan demikian akan timbul rasa solidaritas untuk menolong,
membantu atau setidak-tidaknya ikut membantu memberikan jaminan keamanan terhadap
sesama.
Kerukunan Beragama di Indonesia
Kondisi keberagamaan di Indonesia pasca krisis 1997 sangat memprihatinkan. Konflik
bernuansa agama terjadi di beberapa tempat seperti Ambon dan Poso. Konflik tersebut
terjadi karena kondisi masyarakat Indonesia yang multi etnis, multi agama dan multi budaya.
Dalam menghadapi konflik-konflik di atas serta upaya-upaya untuk m,emperbaiki kondisi
keberagamaan dalam masyarakat. Jalan keluar yang paling baik adalah kembali kepada
ajaran agama masing-masing dan mengamalkan secara sungguh-sungguh nilai-nilai
universal dari agama-agama itu sendiri, seraya saling manghargai perbedaan masingmasing.
Sebab semua agama pasti mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat yang shalihat (
baik/konstruktif ), seraya menjauhkan diri dari sayyi’at
(buruk / destruktif ). Pernahkan
agama menyuruh kita agar melancarkan permusuhan, menebar fitnah dan saling menghasut
sampai saling membantai /. Oleh sebab itu, bisa dipastikan bahwa pelaku –pelaku
kezaliman itu adalah mereka yang telah menjadi pengikut-pengikut setan yang setiap saat
selalu membennci yang baik dan benar.
Sasaran pembangunan bidang agama di Indonesia adalah terciptanya suasana kehidupan
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang penuh keimanan dan
ketaqwaan, kerukunan yang dinamiis baik kerukunan secara intern maupun secara ekstern
`13
9
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara bersama-sama
makin memperkuat landasan spirituil, moral, dan etik bagi penbangunan nasional.
Sebagai warga negara Indonesia, umat islam Indonesia harus berpartisipasi secara
langsung dalam pembangunan negara Indonesia,bersama pemeluk agama lain. Ajaran
Islam tidak membenarkan umat islam bersikap eksklusif dalam tugas dan kewajiban
bersama
`13
10
sebagai
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
anggota
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masyarakat.
Daftar Pustaka
Qamaruddin Khan, Tentang Teori Politik Islam, ( Bandung: Pustaka, 1987 )
Ismail Raji’ Al-Faruqi, Tauhid ( Bandung : Mizan , 1988)
Ashghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan ( Yogyakarta : LkiS, 1993 )
Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung : Mizan, 1995 )
Dr. Musdah Mulia, Negara Islam Pemikiran Politik Husain Haikal ( Jakarta : Paramadina,
2001 ).
Tim Dosen PAI Universitas Gajah Mada , Pendidikan Agama Islam ( Yogyakarta : Badan
Penerbitan Filsafat UGM, 2006 )
`13
11
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download