MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Demokrasi Dalam Islam Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen Tatap Muka 11 Kode MK Disusun Oleh 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Kompetensi Pada pertemuan ini kita akan membahas tentang pandangan Islam terhadap isu demokrasi. Bahwa Islam sangat menghormati demokrasi dan Rasulullah telah mencontohkan praktek demokrasi pada pembentukan negara Madinah dengan membangun masyarakat Madani. Pada bagian yang lain kita akan mempelajari prinsip persamaan kedudukan manusia dalam islam, kemudian mengetahui pentingnya melaksanakan konsep tasamuh ( toleransi ) termasuk toleransi beragama dalam kehidupan sosial masyarakat. Pada bagian akhir kita akan mempelajari sekilas kondisi keberagamaan masyarakat Indonesia Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu : - Memahami konsep demokrasi dalam islam - Menjelaskan pelaksanaan praktek demokrasi di kota Madinah sebagai contoh pelaksanaan demokrasi dalam islam - Menguraikan implementasi demokrasi islam dalam kehidupan sosial kemasyarakatan - Memahami konsep persamaan manusia dalam islam - Memahami pentingnya toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari - Menjelaskan kondisi keberagamaan masyarakat di Indonesia Demokrasi Dalam Islam Pengertian Demokrasi. Secara etimologi kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang berakar dari kata ” demos ” yang berarti rakyat dan ” kratos ” atau cratein yang berarti pemerintahan. Demokrasi berarti pemerintahan yang didasarkan atas kedaulatan rakyat. Dalam ” demos ” harus menyangkut seluruh aspek, politik, gender, agama, ras, hak sosial dan lain sebagainya. Prinsip utama dalam demos adalah persamaan. Persamaan yang dimaksud adlah bahwa setiap anggota masyarakat mempunyai hak yang sama, seperti hak untuk memilih dan dipilih dan mendapat previlege serta hak berpartisipasi dalam pemerintahan. Sementara yang dimaksudkan ” kratos ” adalah bahwa semua keputusan dibuat secara bersama. Rakyat secara langsung atau perwakilan ikut menetukan terhadap kebijakan=kebijakan pemerintahan, atau yang di kenal dengan ” pemerintahan rakyat ”. Dalam demokrasi, kedaulatan dan keputusan apapun sepenuhnya berada di tangan rakyat . Ada beberapa prinsip demokrasi : Pertama : Pertanggung jawaban, yakni pentingnya tanggung jawab penguasa terhadap rakyat. Adanya proses pemilihan umum, konstitusi, referendum, recall, kegiatan berpolitik, kebebasan pers, dan pemungutan suara yang merupakan tanggung jawab penguasa terhadap rakyat. Adanya prinsip pertanggung jawaban ini menjadi alat untuk menekan kemungkinan timbulnya kekuasaan sewenang-wenang. Kedua : Kebebasan sipil ( warga negara ). Jaminan terhadap individu yang tidak dibatasi dengan sewenang-wenang oleh pemerintah. Ketiga : Individualisme, yakni prinsip yang menekankan tanggung jawab pemerintah untuk berperan aktif dalam memajukan kemakmuran individu dan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan potensinya. Pemerintah punya tanggung jawab untuk menghormati dan melindungi hak setiap warganya. Keempat : Asas mayoritas. Keputusan tertinggi berada pada suara terbanyak. Meskipun asas mayoritas dilakukan dalam sistem dua partai, namun pemerintahan koalisi yang didasarkan pada gabungan beberapa partai merupakan hal yang biasa dalam pemerintahan demokrasi. Kelima : Hukum alam ( natural Law ), yakni aturan yang memberikan arahan hubungan antar manusia dan memberi ukuran moral untuk menilai tindakan manusia dan pemerintahan. `13 2 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dan keenam : Kedaulatan rakyat, bahwa otoritas tertinggi dimiliki rakyat yang tercantum dalam konstitusi yang dihasilkan melalui pemilihan umum yang bebas. Konsep Demokrasi Dalam Islam Sampai saat sekarang ini sistem demokrasi dalam pemerintahan dinilai sebagai sebuah sistem yang paling bisa menghargai nilai-nilai kemanusiaan, sehingga sejalan dengan proses globalisasi, persamaan, kebebasan dan kemajemukan ( pluralisme ). Demokrasi tidak hanya sebatas dalam sebuah masyarakat atau negara, tapi juga antar negara. Dengan demikian , demokrasi kini sudah menjadi sebuah ide yang bersifat universal, hampir seluruh negara di dunia, termasuk negara-negara muslim, meskipun dengan disertai modifikasi baik dari segi konsep maupun bentuknya, sesuai dengan sisitem keyakinan dan budaya lokal masing-masing. Secara historis, demokrasi ini muncul sebagai respons terhadap sistem monarki diktator di Yunani pada abad V SM. Namun demokrasi modern yang muncul sejak abad XVI M, telah mengalami perkembangan dimana demokrasi tidak hanya di pahami sebagai kelembagaan trias politika, tetapi juga mengandung nilai-nilai universal, terutama persamaan, kebebasan dan pluralisme Dalam tradisi pemikiran islam, para cendekiawan muslim yang mendukung ide demokrasi beranggapan bahwa sistem demokrasi ini merupakan sistem pemerintahan mayoritas yang menerapkan metode permusyawaratan dalam pengambilan keputusan. Mereka menyamakan konsep demokrasi ini dengan konsep ” syura ” yang terdapat dalam Kitab suci Al-Qur’an surat As-Syura : 38 dan surat Ali Imran : 159. Hal ini juga didukung oleh fakta sejarah bahwa Rasulullah juga pernah mengambil keputusan berdasarkan kepada suara terbanyak atau demokratis, yakni ketika beliau memutuskan posisi kaum Muslimin dalam peperangan Uhud untuk melakukan tindakan ofensif menghadapi serbuan kaum musyrikin. Fazlur Rahman menambahkan argumentasi ini dengan proses permusyawaratan yang terjadi pada pertemuan di Balai Saidah segera setelah Rasulullah wafat. Pada waktu itu Abu Bakar yang terpilih sebagai khalifah pertama menyampaikan pidato pelantikannya, yang isinya menerima mandat dari rakyat untuk melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selama beliau melaksanakan mandat tersebut, ia harus dipertahankan , sebaliknya jika ia berbuat kesalahan fatal, maka beliau harus diturunkan. Adapun bentuk demokrasi dapat berbeda-beda sesuai kondisi yang ada pada masyarakat islam. Yang terpenting adalah pelaksanaan prinsip ”as-Syura ” yang secara sadar dihormati dan dipertahankan. Dalam konteks ini ijtihad politik berperan penting untuk merumuskan bentuk demokrasi yang sesuai dengan budaya masyarakat islam setempat. Oleh karena itu `13 3 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id umat islam bebas menentukan tipe sistem politik demokrasi yang mereka inginkan. Secara historis, institusi semacam syura ini sudah ada semenjak masyarakat pra islam. Dalam urusan bersama mereka menjalankan melalui permusyawaratan. Tentu saja Al-Qur’an melakukan perubahan mendasar terutama merubah syura dari institusi suku menjadi institusi komunitas, karena itu ia menggantikan hubungan darah dengan iman. Menurut Muhammad Iqbal, kohesi antara islam dengan ide demokrasi terletak pada prinsip persamaan ( al Musawa ) atau equality yang dalam islam dimanifestasikan oleh ajaran tauhid ( Ke-Esaan Allah ). Islam tidak membedakan suku, ras, golongan, warna kulit, kaya miskin dan lain. Hal ini didasarkan pada firman-firman Allah dan sabda Rasulullah bahwa tidak ada kelas sosial dalam islam dan semua makhluk diperlakukan sama oleh Allah kecuali kadar ibadahnya Disamping prinsip as-Syura dan persamaan, ciri demokrasi islam yang lain adalah keadilan dan kebebasan. Keadilan harus dijalankan dalam berbagai aspek kehidupan sejalan dengan Al-Qur’an surat An-Nisa : 135. Demokrasi Dalam Piagam Madinah Piagam Madinah merupakan babk baru sejarah tertulis sebagai sebuah dokumen hukum yang diterapkan secara sistematis dan konkrit dari tahun 622/623. Berbagai wacana demokrasi seperti prinsip musyawarah, keadilan ( egaliteterianisme ), keterbukaan ( inkluvisme ), Kebebasan ( feedom ), pemberdayaan rakyat, ataupun penghargaan terhadap pluralitas masyarakat dapat kita temukan dalam dokumen tersebut. Gagasan John Locke dengan tiga hak alami manusia – life, liberty dan property, ataupun ide Franklin Rosevelt tentang four freedom- freedom of speech and exspression, freedom of worship, freedom from fear dan feedom from want – jauh sebelumnya telah digagas oleh islam dalam piagam Madinah. Negara Madinah merupakan contoh konkrit tentang kerukunan hidup bernegara dan beragama. Piagam Madinah merupakan sebuah konsensus bersama antara berbagai golongan , baik ras, suku, maupun agama yang paling demokratis sepanjang sejarah. Piagam Madinah telah mewariskan prinsip-prinsip yang tahan banting dalam menegakkan masyarakat pluralistik yang harmonis. Piagam Madinah merupakan karya besar ( magnum opus ) seorang Muhammad SAW. Rasulullah adalah perpaduan sakralitas wahyu dan profanitas dunia nyata: sebagai Nabi, Negarawan, legislator, penyeru moral, pembaharu, ahli politik dan ekonomi. Ia mendirikan negara dari titik awal dan di tengah-tengah bangsa yang tidak memiliki pengalaman politik selain organisasi kesukuan ( kondisi sosial masyarakat Madinah selengkapnya dapat anda lihat dalam buku serial etika membangaun Masyarakat Islam ) . `13 4 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Rasulullahpun berhasil menetapkan norma-norma hukum yang lebih kosmopolit dan manusiawi dari norma hukum yang telah ada pada saat itu . Makna Kedaulatan Tertinggi Dalam Islam Demokrasi sebagai sistem bernegara adalah sebuah realitas era sekarang ini. Masalahnya adalah bagaimana kita harus memilih dan memilah demokrasi yang hendak diterapkan. Demokrasi dapat kita ambil sebagai suatu sistem politik utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tetapi hanya sebatas tatanan pranata sosial politik an sich. Atau sebaliknya, penolakan tegas terhadap ” demokrasi ” dengan embel-embel tertentu. Apa yang diajarkan Rasulullah dalam praktek Negara Madinah menunjukkan adanya kehidupan ” demokrasi ” berdasarkan kepada wahyu ilahi. Negara-negara yang menganut sistem demokrasi pada masa sekarang menggunakan sistem trias politika dalam menjalankan roda pemerintahan . Sistem ini membagi lembaga menjadi tiga yaitu legislatif ( DPR ), eksekutf ( pemerintah ) dan Yudikatif ( lembaga Hukum ). Sedangkan dalam sejarah islam yang paling menonjol dikenal oleh umat islam adalah sistem khilafah yang sejak masa awal islam telah berkembang di dunia islam. Yang mendasari sistem Khilafah adalah aqidah islam, di mana segala sesuatu yang menyangkut masalah kenegaraan bersumber dari aqidah islam. Dalam khilafah islam tidak dikenal nama lembaga legislatif pembuat undang-undang dengan melalui pengambilan suara mayoritas seperti yang ada dalam sistem trias politika. Karena dalam khilafah islam adalah Allah yang berdaulat. Jadi, khalifah sebagai kepala tertinggi dalam khilafah hanya bertugas mengankat dan menerapkan serta melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah. Dalam khilafah islam, kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh majlis syura. Majelis Syura bertindak sebagai badan musyawarah tempat membicarakan segala sesuatu baik yang disampaikan oleh rakyat maupun yang timbul dari anggota majlis syura itu sendiri. Apabila urusan yang disampaikan oleh rakyat atau oleh para anggota majelis syura tidak ada nashnya ( dasar Al-Qur’an dan Hadits yang kuat ) , maka para mujtahid dan para ahli dalam bidang masing-masing dari anggota majelis melakukan proses ijtihad. `13 5 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Prinsip Persamaan dan Kedudukan Dalam Islam Demokrasi modern secara teoritis telah menyepakati adanya hak-hak persamaan pada seluruh warga negara tetapi sejumlah negara pada kenyataannya lebih diistimewakan dari yang lain. Visi islam tidak mengakui keistimewaan semacam itu. Bahkan, seorang budak kulit hitam dapat mengklaim istimewa sama sebagaimana muslim yang lain. Bukanlah tanpa makna penunjukkan Rasulullah atas budak Bilal yang baru dimerdekakan untuk menjadi muadzin, sebuah kehormatan yang dicemburui oleh banyak sahabat yang menikmati status tinggi di masyarakat pada masa itu. Konsep Ummahnya juga sangat inklusif. Nabi memasukkan umat Yahudi, penyembah berhala, Nasrani dan umat muslim di dalamnya. Beliau memberikan kebebasan penuh kepada masing-masing pemeluk agama untuk mengikuti dan menjalankan kepercayaannya masing-masing tanpa halangan. Nabi telah memberikan contoh dalam hal ini, Nabi tidak pernah memberikan isyarat preseden sekecil apapun adanya perlakuan tidak adil terhadap non-Muslim. Kerukunan antar Umat Beragama Menurut Ajaran Islam. Istilah kerukunan hidup beragama pertama kali muncul dalam pidato Menteri Agama K.H.A Dahlan dalam Pembukaan Musyawarah antar agama tgl. 30 November 1967. Istilah kerukunan berasal dari bahasa arab “ Ruknun “ yang berarti asas-asas, dasar, seperti rukun islam. Rukun dalam arti adjektiva berarti baik, damai.Kerukunan hidup beragama berarti hidup dalam suasana damai, tenteram walaupun berbeda dalam agama. Manusia adalah makhluk sosial dan sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa melepaskan diri dari komunikasi dan hubungan pergaulan antar sesama. Pada tataran ini akan terjadi proses pembauran. Artinya seorang muslim sudah pasti akan bergaul dan berkomunikasi dengan seorang non muslim. Bahkan tidak hanya dalam perbedaan agama, tetapi juga perbedaan suku, ras dsb. Proses ini merupakan hal yang wajar dan alami, dan ini merupakan konsekuensi logis atas keberadaan manusia sebagai makhluk sosial. Interaksi dan interelasi pluralistik terjadi dan itu diakui oleh agama islam sebagaimana disebutkan dalam Qs. Al-Hujurat :13 : “ Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal..."” Ayat tersebut jelas sekali maksudnya yaitu diciptakannya manusia dalam keadaan berbeda yakni berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar manusia basa saling mengenal `13 6 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Agar proses kelangsungan komunikasi melalui sarana kenal mengenal dapat terjadi secara sehat, maka masing-masing manusia harus memiliki rasa tasamuh atau toleran( yang dalam istilah masyarakat Indonesia dikenal dengan kerukunan Antar Umat Beragama ) yaitu tenggang rasa dan lapang dada dalam memahami perbedaan dan menyadari perbedaan tersebut sebagai sesuatu yang wajar . Prof. Dr. Mukti Ali menyebutkan sebagai “ agree in disagreement “ ( setuju dalam perbedaan ). Rasa toleran ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menjual prinsip kebenaran, apalagi menukarnya dengan harga yang murah. Dalam islam sikap toleran atau tasamuh hanya diperintahkan pada persoalan-persoalan kemasyarakatan dalam tataran hablumminannas ( hubungan sesama manusia ), bukan dalam persoalan aqidah, ritual atau ibadah dan keyakinan-keyakinan prinsipil lainnya. Dalam tataran hablumminallah ( hubungan manusia dengan Allah ) tersebut disesuaikan dengan ketentuan agama masing-masing. Mengenai hal tersebut telah ditegaskan didalam Al-Qur’an yakni Qs. Al- Kafirun: 11-6 : “ Katakanlah hai orang-orang kafir. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pula menyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Perintah agama islam agar umatnya bersikap toleran juga ditunjukkan dalam Qs. AlBaqarah : 256 yang mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam soal agama karena jalan lurus dan benar telah telah dapat dibedakan dengan jelas dari jalan salah dan sesat .Terserah kepada manusia memilih jalan yang dikehendakinya . Allah telah menunjukkan mana jalan yang benar yang akan membawa kepada keselamatan, dan mana jalan yang salah yang akan membawa manusia kepada kesengsaraan . Dalam hubungan ini ayat 29 surat Al-Kahfi mengatakan kebenaran telah dijelaskan Tuhan, siapa yang mau percaya , percayalah dan siapa yang tidak mau janganlah ia percaya. Ayat –ayat tersebut di atas memberi kemerdekaan bagi manusia untuk percaya kepada ajaran yang di bawa Nabi Muhammad dan tidak percaya kepadanya. Kemerdekaan itu diperkuat oleh ayat terakhir surat Al-Kafirun yang mengatakan untukmu agamamu dan untukku agamaku. Semua ajaran itu dapat dijadikan landasan bagi jiwa toleransi beragama dalam islam.Islam mengajarkan kebebasan beragama, yakni setiaporang bebas memilih agama berdasarkan keyakinannya. Akan tatapi, jika seseorang telah meyakini islam sebagai agamanya, ia diwajibkan untuk membela dan mempertahankan agama yang telah diyakininya itu. Kalau perlu dengan mengorbankan harta dan jiwanya. Islam tidak membenarkan seorang muslim memaksa seseorang untuk berpindah agama kedalam islam karena di dalam islam secara tegas diajarkan bahwa tidak ada paksaan di dalam beragama( lihat Qs.2 : 256 ). Dan kalau kita kembali kepada sejarah, toleransi beragama ini telah dilaksanakan oleh umat islam sejak zaman Rasulullah dan juga para sahabat. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah, `13 7 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kerukunan hidup beragama dan sosial kemasyarakatan telah ditampakkan pada masyarakat Madinah pertama. Pada saat itu Rasul dan kaum muslimin hidup berdampngan dengan masyarakat Madinah yang berbeda agama ( Yahudi dan Nasrani ). Semua golongan termasuk Muslim, Yahudi dan penganut lain diberi kebebasan yang sama dalam melaksanakan ajaran suatu agama. Mereka diberi kebebasan berfikir dan menyatakan pendapat serta kebebasan dalam mendakwahkan setiap agamanya. Piagam Madinah adalah data otentik mengenai hal tersebut. Demikian juga sesudah zaman Rasulullah sewaktu islam meluas dari semenanjung Arabia ke Palestina, Suriah, Mesopotamia, Persia dan India di timur dan ke Mesir melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat, penduduk daerah-daerah ini tidak dipaksa meninggalkan agama mereka untuk masuk islam. Kepada mereka diberi kebebasan memilih antara agama mereka yang lama dan agama islam. Siapa yang mau masuk islam, itu lebih baik dalam pandangan islam, tetapi siapa yang ingin tetap memeluk agamanya yang lama ia tidak diganggu. Mereka diberi kemerdekaan menjalankan ajaran-ajaran agama mereka masingmasing. Tujuan Kerukunan Hidup Beragama menurut Ajaran Islam Paling tidak ada lima alasan mengapa manusia perlu hidup secara toleran sebagaimana dinyatakan oleh Thohir Luth dalam Buku Masyarakat Madani Solusi Damai dalam Perbedaan : Pertama : Meneguhkan fitrah sosial. Sebagai makhluk yang bermasyarakat, fitrah sosial seperti ini mempunyai ketentuan hukum normatif keagamaan sebagaimana disebutkan di dalam Qs. Hujurat : 13. Kedua : Memperteguh ukhuwah basyariyah ( persaudaraan sesama ) sebagai wujud dari asal ciptaan yang satu (Allah SWT ) dan dari asal turunan yang satu ( Adam ), sebagaimana dinyatakan dalam Qs. An-Nisa : 1 “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada TuhanMu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah telah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah yang dengan ( mempergunakan ) namaNya kamu saling meminta satu sama lain. Dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu “. Ketiga : Mempersempit ruang gerak permusuhan dan konflik. Hal ini sesuai dengan pesan Allah : “ Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali ( agama ) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai , dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahuliu (masa jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu `13 8 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id karena nikmat Allahorang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada ditepi jurang nerak, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayatNya kepadamu, agar amu mendapat petunjuk”. ( Qs. Ali Imran : 105 ). Keempat : Menjamin kelangsungan hidup saling menghormati, menghargai dan kelangsungan perilaku kemanusiaan di antara sesama. Sesuai dengan firman Allah : “ Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali orang-orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar “. ( Qs. An-Nisa : 114 ) Kelima : Menyadari sesungguhnya bahwa antara sesama manusia terdapat saling ketergantungan yang tidak mungkn dipisahkan, apakah ketergantungan dalam biang ekonomi, politik, sosial budaya ataupun pendidikan dan iptek. Karenanya Nabi memerintahkan ;'’Dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik dan budi pekerti yang mulia’.Dengan demikian akan timbul rasa solidaritas untuk menolong, membantu atau setidak-tidaknya ikut membantu memberikan jaminan keamanan terhadap sesama. Kerukunan Beragama di Indonesia Kondisi keberagamaan di Indonesia pasca krisis 1997 sangat memprihatinkan. Konflik bernuansa agama terjadi di beberapa tempat seperti Ambon dan Poso. Konflik tersebut terjadi karena kondisi masyarakat Indonesia yang multi etnis, multi agama dan multi budaya. Dalam menghadapi konflik-konflik di atas serta upaya-upaya untuk m,emperbaiki kondisi keberagamaan dalam masyarakat. Jalan keluar yang paling baik adalah kembali kepada ajaran agama masing-masing dan mengamalkan secara sungguh-sungguh nilai-nilai universal dari agama-agama itu sendiri, seraya saling manghargai perbedaan masingmasing. Sebab semua agama pasti mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat yang shalihat ( baik/konstruktif ), seraya menjauhkan diri dari sayyi’at (buruk / destruktif ). Pernahkan agama menyuruh kita agar melancarkan permusuhan, menebar fitnah dan saling menghasut sampai saling membantai /. Oleh sebab itu, bisa dipastikan bahwa pelaku –pelaku kezaliman itu adalah mereka yang telah menjadi pengikut-pengikut setan yang setiap saat selalu membennci yang baik dan benar. Sasaran pembangunan bidang agama di Indonesia adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang penuh keimanan dan ketaqwaan, kerukunan yang dinamiis baik kerukunan secara intern maupun secara ekstern `13 9 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara bersama-sama makin memperkuat landasan spirituil, moral, dan etik bagi penbangunan nasional. Sebagai warga negara Indonesia, umat islam Indonesia harus berpartisipasi secara langsung dalam pembangunan negara Indonesia,bersama pemeluk agama lain. Ajaran Islam tidak membenarkan umat islam bersikap eksklusif dalam tugas dan kewajiban bersama `13 10 sebagai Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag anggota Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id masyarakat. Daftar Pustaka Qamaruddin Khan, Tentang Teori Politik Islam, ( Bandung: Pustaka, 1987 ) Ismail Raji’ Al-Faruqi, Tauhid ( Bandung : Mizan , 1988) Ashghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan ( Yogyakarta : LkiS, 1993 ) Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung : Mizan, 1995 ) Dr. Musdah Mulia, Negara Islam Pemikiran Politik Husain Haikal ( Jakarta : Paramadina, 2001 ). Tim Dosen PAI Universitas Gajah Mada , Pendidikan Agama Islam ( Yogyakarta : Badan Penerbitan Filsafat UGM, 2006 ) `13 11 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id