MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Mengenal Islam Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Kompetensi Dalam bab ini kita akan mempelajari dan mengenal islam. Diawali dengan memahami arti dan makna islam baik secara etimologis maupun terminologis. Selanjutnya mempelajari kerangka dasar ajaran islam yang meliputi Akidah, syari’ah dan Akhlak serta bagaimana korelasi antara satu dengan yang lainnya. Kemudian pembahasan selanjutnya adalah mengenai esensi dan keuniversalan ajaran islam. Dan yang terakhir mempelajari peran islam dalam menciptakan peradaban dunia. - Meyakini Agama Islam sebagai Agama Wahyu yang memberikan petunjuk bagi manusia dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. - Mahasiswa diharapkan mampu memahami arti, makna dan ruang lingkup ajaran islam - Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan Kerangka Dasar Ajaran Islam yang meliputi Akidah, Syari’ah dan Akhlak - Mahasiswa dapat memahami korelasi antara Akidah, Syari’ah dan Akhlak yang merupakan sustu totalitas system. - Mengetahui peran dan sumbangan islam dalam peradaban dunia Mengenal Islam PENGERTIAN ISLAM. Islam menurut pengertian etimologis berasal dari kata arab salama artinya selamat, sejahtera. Dari kata salama ini dibentuk masdar kata kerja aslama-yuslimu yang artinya menyerahkan diri, tunduk , patuh , taat. Kata islam adalah nama yang diberikan Allah sendiri. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkannya antara lain: Qs. [3] : 19 “ Sesungguhya Agama di sisi Allah hanyalah islam…” Qs.[3] : 85 “ Barangsiapa yang mencari agama selain islam, tidak akan diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi “. Qs. [5] : 3 “ Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhoi islam menjadi agamamu. Lihat juga Qs, Az-Zumar :22, Qs. As-Shaf : 7, Qs. At-Taubah : 74. Kata aslama menjadi pokok kata islam, mengandung segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya, sebab itu orang yang melakukan aslama atau masuk islam ( muslim ) berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh kepada Allah. Selanjutnya dengan melakukan aslama orang itu terjamin keselamatan hidupnya di dunia dan di akhirat Qs. Al-Baqarah : 112. Secara terminologis agama islam adalah agama Allah yang ditururunkan kepada para RasulNya sejak Nabi Adam sampai nabi Muhammad. Islam dibawa secara estafet dari suatu generasi ke generasi selanjutnya, dan dari suatu angkatan ke angkatan berikutnya. Ia adalah rahmat, hidayah dan petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya di dunia, merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah. Adapun Islam dalam kurun sebelum risalah Muhammad sifatnya lokal atau nasional. Ia hanya untuk kepentingan bangsa tertentu dan daerah tertentu, dan terbatas pula waktu atau periodenya.Para Rasul yang mengajarkan islam itu laksana mata rantai yang berkesinambungan. Tapi mereka dalam satu kesatuan tugas pokok yaitu Risalah Ilahiyah ( misi Ketuhanan ) atau Tauhid.. Disamping itu dilengkapi hukum-hukum berdasar atas kepentingan bangsa dan daerah itu. Akhirnya ketika Islam datang ke pangkuan Muhammad menjadi agama intenasional, ditujukan untuk seluruh umat manusia di bumi ini dan sampai akhir zaman. `13 2 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ditinjau dari ajarannya, Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia yang meliputi : 1. Hubungan manusia dengan Allah ( Hablum Minallah ). Hubungan manusia dengan Allah dimanifestasikan dalam bentuk pengabdian kebada Allah. Pengabdian manusia kepada Allah, bukan untuk kepentingan manusia, karena Allah tidak berhajat ( butuh ) kepada siapapun, pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada fitrahNya.Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an : Qs. 51: 56, yang artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”. Qs.98: 5, yang artinya : “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNyadalam (menjalankan) agama dengan lurus dan mereka menjalankan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah orang-orang yang lurus”, 2. Hubungan manusia dengan manusia ( Hablum Minan-Nass ) Agama islam mempunyai konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan, kenegaraan, perekonomian dsb. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran mengenai ajaran-ajaran yang berkenaan hubungan manusia dengan sesama dalam berbagai aspek kehidupannya. Seluruh konsep tersebut yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara sesama manusia. Firman Allah dalam Al-Qur’an : Qs.5: 2, yang artinya : “ Dan tolong menolonglah kamu dalam ( mengerjakan ) kebaikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. Qs. 49: 13, yang artinya : “ Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal “. 3. Hubungan Manusia Dengan Makhluk lainnya ( lingkungannya ). Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam semesta inimengandung manfaat bagi kehidupan manusia. Alam semesta ini wujudnya tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptakan oleh Allah dengan sengaja dan dengan hak. Firman Allah dalam Al-Qur’an : Qs.14: 19, yang artinya : “ Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak ?” Qs.3: 191, yang artinya : “ Wahai Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan ini dengan siasia”. `13 3 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Qs.31: 20, yang artinya : “ Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk ( kepentingan ) mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan batin “. Qs.11: 6, yang artinya : “ Dia telah menciptakan kamu dari bumi ( tanah ) dan menjadikan kamu kemakmuran “. Firman-firman Allah di atas menjelaskan bahwa alam semesta ini diciptakan untuk manusia dan manusia diperintahkan untuk memakmurkan dan memanfaatkan dengan sebaikbaiknya. Hanya saja dalam memanfaatkan alam ini manusia harus tunduk kepada hukum dan ketentuan Allah sebagai pencipta alam ini. METODE MEMPELAJARI ISLAM. Memahami Islam secara menyeluruh adalah penting walaupun tidak secara detil. Tujuannya adalah untuk menghindari kesalahfahaman yang memungkinkan timbulnya pandangan dan sikap negatif terhadap islam dan juga bertujuan untuk menumbuhkan sikap hormat atas kesucian nilai-nilai agama. Maka untuk memahami islam secara benar dapat dilakukan dengan beberapa metode : a. Islam harus dipelajari dari sumber yang asli yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, baik dengan pendekatan historis, filologi, anthropologis serta sosiologis. b. Studi tentang keislaman haruslah secara integral bukan parsial. Artinya ia harus dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh tidak sebagian saja atau satu sisi saja. Ada tiga komponen pokok ajaran islam yang saling berkaitan, yakni Aqidah, Syari’ah ( meliputi ibadah dan Muamalah ) dan Akhlaq. c. Islam harus dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama yang berkaliber atau dari para sarjana muslim yang menguasai disiplin ilmu islam . Bukan darri para orientalis yang islamophobia yang dalam penelaahan dan penulisan mereka tentang islam berdasar atas kepentingan- kepentingan seperti pesanan dari imperialis, kepentngan tanshiriyah ( hanya untuk ilmu belaka ) d. Kesalahan sementara orang mempelajari islam ialah dengan jalan mempelajari kenyataan umat islam an sich, bukan agama islam yang dipelajari. Sikap konservatif sebagian golongan islam, keterbelakangan dibidang pendidikan, keawanan, kebodohan, disintegrasi dan kemiskinan masyarakat islam itulah yang dinilai sebagai islamnya sendir `13 4 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kerangka Dasar Ajaran Islam Islam bukan hanya suatu sistem kepercayaan dan ritual saja, tapi merupakan suatu sistem kehidupan yang lengkap, integral, utuh dan universal. Tanpa diawali dengan visi yang tepat dan benar, maka suatu sistem tidak akan dapat diwujudkan dengan sempurna atau bahkan salah sama sekali. Demikian juga untuk menjadikan islam sebagai suatu sistem hidup harus berangkat dari visi yang benar dan tepat pula. Muhammad Quthub dalam bukunya Syubhat Hawl Al- Islam ( salah faham terhadap Islam ) menjelaskan bahwa diantara sebab terjadinya salah faham terhadap islam ( baik dari kalangan muslim maupun non muslim ) adalah juga karena salah memahami ruang lingkup ajaran islam dan salah dalam menggambarkan bagian-bagian atau segmen-segmen dalam kerangka keseluruhan ajaran islam. Disinilah letak pentingnya pokok bahasan islam dan kerangka dasar ajaannya. Mengenai garis besar ajaran islam dapat dapat kita ketahui dari dialog antara jibril dan Nabi Muhammad tentang iman, islam dan ikhsan, serta memperhatikan isi Al-Qur’an. Maka dapat diketahui bahwa sistematika dan pengelompokan ajaran islam adalah Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq. Aqidah Aqidah secara etimologi adalah ikatan, dalam pengertian teknis aqidah berarti iman dan keprecayaan. Jadi aqidah adalah ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi kepercayaan dan penyembahan. Ruang lingkup pembahasan aqidah adalah rukun iman yang enam. Aqidah adalah masalah yang sangat fundamental dalam islam karena ia menyangkut tempat mendirikan seluruh ajaran islam dan menjadi titik tolak permulaan muslim. Seballiknya tegaknya aktifitas keislaman dalam kehidupan seseorang itulah yang menunjukkan kualitas iman yang ia miliki. Iman atau aqidah seseorang dapat naik dan kuat dan dapat pula turun dan lemah, manusia harus terus berupaya memperbaharui imannya agar senantiasa kokoh dan kuat. Sistem keyakinan dalam islam dibangun di atas enam landasan atau asas yang lazim disebut Rukun Iman. Sebagaimana Firman Allah Qs.4: 136, yang artinya : “ Wahai orangorang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada RasullNya, serta kitab yang telah Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari kenudian, maka sesungguhnya orang itu sesat sejauh-jauhnya”. `13 5 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Syari’ah Secara etimologis syari’ah berarti jalan, dalam pengertian terminologis berarti seperangkat aturan atau norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia dan makhluk ciptaan Allah lainnya. Dalam bahasa Al-Qur’an disebut Hablumminallah dan Hablumminannas. Norma ilahi yang mengatur tata hubungan itu dapat dikatagorikan kepada : 1. Ibadah : norma ilahi yang mengatur tata cara dan pelaksanaan hubungan manusia dengan Allah . Pembahasan mengenai ibadah dalam arti khusus ( ibadah Mahdhoh ) umumnya berkisar pada rukun islam. 2. Muamalah : Norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan makhluk ciptaan Allah lainnya dalam masyarakat dan lingkungan hidupnya.Hukum muamalah prinsip-prinsipnya atau dasar-dasarnya ditentukan dalam Al-Qur’an dan Assunnah sementara perinciannya dan tata cara pelaksanaannya diserahkan kepada akal manusia melalui ijtihad. Pembahasan muamalah mencakup semua aspek yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Melalui penelitian dalam aspek-aspek muamalah akan melahirkan sistem-sistem dalam islam, seperti sistem hukum islam, keluarga islam, ekonomi islam, flsafat islam, pendidikan islam dsb. Akhlak Akhlak merupakan komponen ketiga dari sumber ajaran islam setelah aqidah dan syari’ah. Kalau aqidah menyangkut masalah yang harus diimani dan diyakini oleh manusia sebagai suatu yang sangat mendasar, maka syari’ah menyangkut ketentuan-ketentuan berbuat dalam menata hubungan baik dengan Allah, manusia dan dengan seama makhluk Allah lainnya. Selanjutnya akhlak menyangkut masalah-masalah kehidupan yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan dan ukuran-ukuran baik dan buruk atau benar salahnya suatu perbuatan. Perbuatan itu dapat berupa perbuatan lahir batin baik yang menyangkut diri pribadi, berkaitan dengan orang lain maupun dengan alam sekitar. Akhlak berkaitan dengan bagaimana seharusnya orang bertindak sehingga ia dapat mengukur dan diukur moralitasnya. Dengan itu dapat ditentukan apakah ia bermoral atau tidak berdasar kaidah-kaidah moral yang telah ditentukan syari’ah islam. Dengan ajaran akhlak, manusia dibersihkan jiwanya baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat dan dijauhkan dari dorongan-dorongan dan kecenderungan –kecenderungan melakukan tindakan yang mungkin dapat merugikan diri pribadi dan orang lain. `13 6 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perbaikan akhlak merupakan tujuan dari setiap diutusnya setiap nabi dan rasul. Para nabi dan rasul mengajarkan kepada manusia tentang akhlak yang mulia. Para nabi dan rasul mengingatkan manusia akan dampak buruk yang akan menimpa seandainya manusia melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji. Keimanan yang benar dan komitmen yang tinggi pada syari’at tidakalh sempurna jika tidak diikuti akhlak yang mulia. Iman yang benar adalah iman yang mampu menjadikan seseorang berakhlak mulia. Akhlak sebagai ajaran moral dalam islam mempunyai sasaran dan obyek yang luas, meliputi seluruh aspek hubungan dengan manusia, termasuk pada diri pribadi, dan hubungan dengan Allah sebagai Tuhannya serta hubungan dengan alam lingkungan hidupnya. Akhlak dalam islam bersifat sakral, absoluth, imperatif, akurat, universal dan memiliki makna ukhrowi. Dikatakan sakral, karena norma-normanya berhubungan dan terkait dengan Allah serta merupakan ibadah kepadaNya. Dkatakan absolut, dalam pengertian memiliki kemutlakan sebagai standar baik dan buruk, benar atau salah secara baku dan tidak berubah-ubah baik karena perbedaan budaya masyarakat maupun perkembangan waktu. Dikatakan imperatif, karena norma-normanya bersifat mengikat. Dikatakan akurat, karena norma-norma itu tepat sebagai alat untuk mengendalikan manusia dan selaras dengan kepentingan penataan kehidupan yang sejahtera. Dikatakan universal, karena berlaku di manapun dan kapanpun. Sedang bersifat ukhrawi, dalam pengertian bahwa keuntungan dari pelaksanaan akhlak tidak hanya dirasakan pada waktu kehidupan didunia ini saja tetapi juga untuk kehidupan akhirat. HUBUNGAN AKIDAH, SYARI’AH DAN AKHLAK. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an digambarkan bahwa akidah, syari’ah dan akhlak merupakan suatu totalitas sistem. Artinya bahwa seluruh ajaran islam itu merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan,hubungan ketiga komponen itu merupakan hubungan kausalitas. Aqidah harus mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan dan mematuhi ajaran islam. Ajaran yang dilakukan itu diharapkan dapat mendidik seseorang berkepribadian karimah sehari-hari.Bila kita perhatikan ayat-ayat dalam Al-Qur’an pada umumnya selalu mencermnkan adanya hubungan antara ketiga aspek tersebut. Sebagai contoh di antaranya yaitu ayat yang menggambarkan hubungan akidah dengan syari’ah khususnya dalam ibadah mahdhoh misalnya Qs, Al-Hajj :77 yang artinya : “ Hai orang-orang yang beriman ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuat baiklah kamu agar kamu mendapat kemenangan “. Tuntutan ruku’, sujud, menyembah dan berbuat baik ditujukan `13 7 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kepada setiap orang yang beriman. Contoh lain adalah hubungan akidah dan syari’ah yang digambarkan dalam Qs. Al-Maidah :8 yang mengandung arti : “ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan kebenaran Allah dan menjadi saksi yang adil. Janganlah kebenciann\mu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. Ayat ini menjelaskan bahwa keadilan akan berdiri bila penegak hukum yakin bahwa tugas yang diberikan kepadanya merupakan amanah Allah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Contoh lain adalah hubungan akidah dan akhlak yang dijelaskan dalam surat An-Nur :27 yang artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bua\kan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat”. Selanjutnya hubungan syari’ah dengan akhlak adalah seperti yang digambarkan dalam Qs. Al-Ankabut : 45 yang artinya “ …dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar” . Inilah diantara ayat-ayat Al-Qur’an yang menggambarkan adanya integrasi antara Akidah, Syari’ah dan Akhlak. Kerangka Dasar Ajaran Islam seperti yang telah dijelaskan di atas mengatarkan kita pada pemahaman bahwa Islam adalah agama yang mengatur kehidupan dunia akhirat, spiritual dan material yang mengatur kehidupan manusia baik secara pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara dan hubungan antara bangsa tanpa membedakan satu sama lain. Setiap aktivitas muslim dalam segala lapangan kehidupan adalah merupakan ibadah atau pengabdian kepada Allah, dan bahwa tidak ada satupun segi kehidupan manusia muslim yang terlepas dari rangka ibadah kepada Allah, firman Allah dalam Qs.Adz-Dzariat: 56: “ Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyenbah-Ku ( beribadah kepada-Ku )”.. Oleh karena itu islam menolak sekularisme yakni paham yang memusatkan perhatian pada kehidupan duniawi dan meninggalkan agama. Sebaliknya umat islam diperkenalkan oleh Al-Qur’an sebagai ummatan wasathan (umat pertengahan ) yakni umat yang tidak terlalu larut dalam spiritualisme tapi juga tidak terlalu hanyut dalam alam materialisme. Semua diletakkan dalam posisi yang seimbang. `13 8 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ESENSI DAN KEUNIVERSALAN AJARAN ISLAM Esensi Ajaran Islam Al-Qur’an telah memberikan pesan yang jelas kepada kita, bahwa islam merupakan ad-dien bagi seluruh nabi dan rasul sejak Nabi Adam hingga Rasulullah Muhammad. Salah satu ayat menunjukkan bahwa islam dianut oleh Nabi-nabi terdahulu sebelum Rasul akhir zaman Muhammad, sebagaimana pesan Ya’kub As. Kepada anak cucunya yang kemudian diceritakan da dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 132: “ …Nabi Ya’kub berpesan kepada anak –anaknya: “ Hai anak-anakku sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam untuk kamu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk islam “. Qs. Asy-Syura; 13 : “ Dia telah mensyari’atkan agama kepadamu, sebagaimana telah diwasiatkan kepada Nuh, dan Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: “ Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…”. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim: “ Rasulullah bersabda: “ Perumpamaanku dengan para nabi-nabi terdahulu ibarat orang yang membangun sebuaqh rumah. Ia memperindah dan mempercantik rumah itu, kecuali letak batu bata dari satu sisi bangunan dari beberapa sisi lainnya. Kemudian manusia mengelilingi rumah tersebut dan mengaguminya seraya berkata: alangkah indahnya bangunan ini dan aku adalah bangunan itu, aku adalah penutup para Nabi”. Islam pada hakekatnya mempunyai arti “ berserah diri kepada hukum Allah tanpa bantahan” atau sami’na wa atha’naa” ( kami dengar dan kami taat ). Sebagaimana Firman Allah Qs.6: 162-163: “ Katakanlah, “ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rab alam semesta. Tidak ada sekutu bagiNya, dan dengan itu aku diperintahkan dan aku adalah orang yang pertama berserah diri ( islam ). Keuniversalan Islam. Keuniversalan islam adalah menunjuk kepada pengertian bahwa islam dilihat dari sudut pandang yang utuh, maka dapat berlaku untuk semua orang, di seluruh dunia sepanjang zaman. Tapi kalau dilihat secara parsial ajaran islam dapat dibedakan atas: a. Iqlimiyah al-Islam, dalam arti adanya ajaran-ajaran islam yang berbeda antara satu iklim ( wilayah ) dengan wilayah lainnya, sebagai akibat dari perbedaan situasi dan kondisi. b. Al-Qawaid Al-Hakimah, yaitu ajaran islam yang memiliki konteks keberlakuan kaidah secara mendunia sepanjang masa. `13 9 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada hakekatnya dalam kehidupan bermasyarakat dimana perbedaan sangat dimungkinkan, islam lebih mementingkan isi dan makna dibandingkan dengan bentukbentuk lahiriyahnya, walaupun hal tersebut bersumber dari petunjuk nabi, tetapi hal itu harus dipahami dalam konteks kemasyarakatan yang beliau alami dan tentunya berbeda dengan masyarakat yang lain sebagai akibat dari perbedaan waktu dan tempat. Disinilah, keuniversalan islam yang tergambar pada prinsip dan nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern. Seperti contoh, bentuk kepemerintahan dapat berubah-ubah tetapi prinsip-prinsip dan nilai-nilainya bersifat tetap dan universal.Contoh lain, Nabi memerintahkan berlatih naik kuda dan main panah, dalam rangka mempertahankan diri dari musuh. Prinsip mempertahankan dirinya bersifat universal, tetapi bentuk-bentuk pertahanan dirinya dapat berbeda-beda sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Dalam prinsip-prinsip islam mengantar kita untuk berkesimpulan bahwa perbedaan atau partikularisme bukan saja dimungkinkan oleh islam, tetapi justru direstui selama perbedaan tersebut masih dalam kerangka keuniversalan. Islam dan Peradaban Dunia Sejarah islam saat ini telah berjalan empat belas abad lamanya. Dan dalam rentang waktu tersebut sejarah mencatat bahwa abad ke 7 hingga abad ke 14 merupakan masa gemilangnya peradaban dan sains bagi dunia islam. Pusat-pusat peradaban dan sains islam pada saat itu terbentang dari Spanyol hingga Iindia. Pada masa-masa itu lahir sejumlah ilmuwan-ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan Para sarjana dan ahli-ahli ilmu pengetahuan muslim telah banyak menemukan teori dan rumus serta dasar-dasar bagi sains modern. Contoh ilmuwan muslim yang sangat terkenal dalam bidang ilmu pasti adalah al- Khawarizmi. Beliau ahli dalam ilmu hitung dan aljabar. Teori tentsng aljabar dibahas dalam bukunya Al- Jabr wa Al-Muqabbalah. Buku tersebut setelah diterjemahkan merupakan pendorong berkembangnya ilmu pasti di Eropa. Ilmuwan lain dalam bidang kedokteran antara lain Muhammad Ibnu Zakariya Al-Razi Orang barat menyebutnya Rhases, Ibn Sina atau Avecine, Ibnu Rusyd atau Averoes. Dan masih banyak ilmuwan-ilmuwan lainnya yang memberikan kontribusi dan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan `13 10 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kesimpulan Agama islam adalah agama wahyu terakhir yang diturunkan demi kepentingan umat manusia melalui Rasulullah. Pintu gerbang keselamatan dan kebahagiaan abadi ini di buka untuk umat manusia agar manusia meninggalkan masa ketidakmatangan dan kekurang mampuan mereka mempersiapkan diri untuk mencapai kemanusiaan seutuhnya dan menumbuhkan kesadaran untuk menerima ajaran-ajaran spiritual yang luhur dan melaksanakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari. Islam bukan hanya suatu sistem kepercayaan (akidah ) dan ritual ( ibadah ) saja, tapi merupakan suatu sistem kehidupan yang lengkap, integral, utuh dan universal. Ajaran islam terdiri dari serangkaian kepedulian kritis dan aturan etis mencakup seluruh wilayah kehidupan individual dan sosial manusia. Aturan-aturan islam disusun sedemikian rupa hingga setiap individu dan masyarakat manapun yang melaksanakannya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik serta mencapai kemajuan yang paling besar menuju kesempurnaan manusia. `13 11 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka `13 12 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id