MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Akhlak Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Kompetensi Dalam bab ini kita akan mempelajari tentang akhlak islam meliputi pengertian akhlak, karakteristik akhlak islam,ruanglingkup akhlak meliputi akhlak terhadap Allah dan kepada makhluk. Akhlak kepada makhluk antara lain akhlak kepada Rasulullah, diri sendiri ( pribadi ), kepada orang tua, kerabat, masyarakat dan lingkungan. Kemudian pembahasan dilanjutkan mempelajari bagaimana upaya meningkatkan kualitas akhlak dan diakhiri dengan pembahasan mengenai persamaan dan perbedaan akhlak dengan filsafat etika dan moral yang dikembangkan oleh manusia. - Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian akhlak dalam islam Mahasiswa dapat menjelaskan ruang lingkup akhlak Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik akhlak dalam islam Mahasiswa dapt menguraikan perbedaan akhlak dengan filsafat etika dan moral Mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai akhlak islam dalam kehidupan sehari-hari Akhlak Pengertian dan Ruang lingkup Akhlak. Akhlak dalam kehidupan manusia menempati kedudukan yang sangat penting baik dalam kehidupan individu, masyarakat maupun suatu bangsa. Sebab jatuh bangunnya, sejahtera dan rusaknya suatu masyarakat atau bangsa tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah suatu masyarakat dan bangsa, tetapi bila akhlaknya buruk maka rusak dan hancurlah suatu bangsa. Secara bahasa akhlak berasal dari kata khuluk ( bhs. Arab ) yang berarti perangai, tingkah laku dan budi pekerti. Budi adalah apa yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran rasio dan disebut karakter. Sedang pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia yang didorong oleh perasaan hati yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanivestasi pada tingkah laku manusia. Sedang dalam pengertian istilah sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak memerlukan pemikiran. Sedang Al – Ghazali mengatakan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada lubuk hati yang paling dalam yang dengan akhlak itu melahirkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pikiran terlebih dahulu. Sedang Ahmad Amin mengartikan akhlak sebagai membiasakan kehendak. Yang dimaksud dengan membiasakan bahwa suatu perbuatan itu selalu di ulang-ulang dan untuk mengerjakannya perlu ada kecenderungan hati dan adanya pengulangan yang cukup banyak sehingga menyebabkan mudah mengerjakan tanpa memerlukan pikiran lagi.Yang dimaksud kehendak adalah menangnya keinginan manusia setelah dia bimbang. Dari pengertian di atas dapatlah ditarik suatu definisi dari Akhlak yaitu suatu kemantapan jiwa yang menghasilkan perbuatan atau pengamalan dengan mudah tanpa direnungkan terlebih dulu. Jika kemantapan itu sedemikian, sehingga menghasilkan amal-amal yang baik yaitu amal terpuji menurut syari’ah, maka ini di sebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah atau mahmudah .Sebaliknya, jika amal yang tercela yang muncul dari kemantapan itu maka dinamakan akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah atau sayyiah Akhlak dalam islam bersumberkan atas aturan-aturan ( norma-norma ) yang telah ditetapkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul . Akhlak dalam islam memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut : 1. Bersifat sakral yaitu memiliki keterkaitan dengan Allah serta merupakan ibadah yang berdampak pahala bagi orang yang mentaatinya dan dosa bila melanggarnya. `13 2 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Bersifat absolut, karena akhlak islam bersumber kepada firman Allah dan sunnah rasul maka memiliki kemutlakan sebagai standar baik atau buruk, benar atau salah, secara baku dan tidak berubah, baik karena perbedaan budaya masyarakat, maupun perkembangan waktu dan zaman 3. Bersifat imperatif yakni mengikat dan memaksa. 4. Bersifat akurat karena norma-norma itu sangat tepat sebagai media untuk mengendalikan perilaku manusia, sehinnga selaras dengan kepentingan penataan kehidupan yang damai dan harmonis. 5. Bersifat universal yakni berlaku untuk siapapun, kapanpun dan dimanapun. 6. Memiliki makna ukhrawi yaitu dalam pengertian bahwa keuntungan dari pelaksanaanya tidak hanya dirasakan dalam kehidupan duniawa tetapi juga nanti di akhirat. Ruang lingkup Akhlak Ruang lingkup Akhlak meliputi : Akhlak sebagai ajaran moral dalam islam mencakup dimensi yang sangat luas meliputi seluruh aspek hubungan dengan manusia, termasuk pada dirinya sendiri dan hubungan dengan Allah selaku pencipta alam semesta ini, serta hubungan dengan masyarakat dan lingkungan. Dalam bab ini kita akan lebih banyak membahas tentang akhlak terhadap diri pribadi atau akhlak pribadi islam , sementara akhlak terhadap sesama atau akhlak sosial akan kita bahas pada bab yang selanjutnya. Namun sedikit akan kita bahas terlebih dulu secara singkat akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap Allah ( Khalik ) antara lain meliputi : a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan menjadikan firmanNya sebagai pedoman hidup dalam menjalankan setiap perintah dan laranganNya. b. Al-Raja’, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh kehidupan, kecintaan kita kepada Allah diwujudkan dengan cara mengharapkan keridlaan Allah. c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah dengan selalu membelanjakan hartanya di jalan Allah. d. Qana’ah, yaitu menerima dengan ikhlas semua qadha dan qadar Allah setelah berikhtiar dan berusaha secara maksimal. e. At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah, tidak mengulangi kembali dan bersungguh- sungguh untuk melaksanakan perintah Nya dan menjauhi setiap laranganNya. `13 3 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua : a. Akhlak terhadap manusia, dapat dirinci menjadi : 1. Akhlak terhadap Rasulullah, antara lain : a) Mencintai Rasulullah dengan mentaati SunnahNya. b) Menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan, panutan dalam kehidupan manusia. 2. Akhlak terhadap orang tua ( birrul walidain ) antara lain : a) Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat b) Merendahkan diri kepada keduanya dengan diiringi kasih sayang. c) Berkomunikasi dengan kedua orang tua secara khidmat dan menggunakan kata – kata yang sopan. d) Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun mereka telah meninggal dunia. 3. Akhlak terhadap diri sendiri ( Akhlak Pribadi ) Setiap umat harus menyadari sepenuhnya bimbingan Allah melalui Firman Allah dan Sunnah Rasul agar selalu membersihkan diri dan mensucikan dirinya, dan sadar sepenuhnya bahwa ukuran dasar islam tentang akhlak adalah sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits Rasulullah “ Tiada berilmu orang yang tidak berakhlak atau berkarakter “. Seorang muslim wajib memperbaiki dirinya sebelum bertindak keluar, ia harus berupaya memiliki akhlak karimah, karena ia dikenakan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakat. Diantara akhlak terhadap diri sendiri meliputi antara lain : a. Jujur dalam perkataan dan perbuatan. Hubungan antar individu yang merupakan basis masyarakat didasarkan pada perbincangan . Oleh karena itu pembicaraan yang benar, yang mengungkapkan realitas yang tersembunyi kepada orang lain , merupakan landasan penting dalam hidup bermasyarakat. Kita dapat meringkas manfaat kejujuran dalam beberapa kalimat: - Orang yang bicara dengan jujur akan memperoleh kepercayaan sesamanya, yang tak perlu lagi meneliti kebenaran setiap perkataannya. - Orang yang jujur memiliki hati nurani yang jernih dan tidak tersiksa oleh kebohongannya sendiri. - Orang yang jujur tidak akan mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya, sebab perkataan yang jujur biasanya berkaitan dengan perilaku yang jujur. `13 4 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Banyak pelanggaran moral dan hukum bisa di cegah, sebab alasan utama orang berdusta adalah untuk menutupi kesalahan dan pelanggaran. - Kejujuran menghilangkan sebagian besar pertengkaran, kebanyakan pertengkaran timbul karena salah satu atau kedua belah pihak mengingkari kebenaran. Amirul mu’minin Ali bin Abi Thalib berkata : ” Orang islam sejati adalah orang yang menyukai kebenaran meskipun itu menghancurkan dirinya, daripada berdusta meskipun itu akan bermanfaat baginya, dan yang menemukan kedamaian batin dalam sikap yang demikian itu ”. b. Sabar, sabar adalah perilaku seseorang terhadap diri sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar dimanifestasikan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditmpa musibah. Sabar adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar, lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas. Dalam Al- Qur’an banyak diterangkan masalah sabar antara lain lihat : Qs. 3 : 18, 120, 125, 126, 200, Qs. 4 : 24, Qs. Hud : 11, 49, 116 dll c. Bersyukur, yakni sikap selalu ingin memanfaatkan dengan semaksimal mungkin nikmat yang telah diberikan Allah , lalu disertai dengan pendekatan diri kepada yang memberi nikmat, yaitu Allah. Syukur dapat diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Lihat Qs. 2 : 52, 56, 152, 158, 172, 185, Qs. 4 : 146, Qs. # : 123, 144 dsb. d. Tawadhu, yaitu rendah hati selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya tidak memandang usia dan status sosial. Sikap rendah hati ini lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai makhluk yang serba terbatas dan tidak layak untuk menyombongkan diri dan angkuh . e. Menghindari perbuatan yang tidak baik, yakni menganjurkan untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan dirinya sendiri konsisten dengan apa yang dianjurkannya. Firman Allah : ” Dosa besar disisi Allah, engkau mengatakan sesuatu, tetapi engkau tidak melakukannya” ( Qs. Ash- Shaff : 3 ) f. Semangat Kerja Keras. Setiap orang punya tujuan, dalam mencapai tujuan seseorang harus bekerja keras dan menggunakan segala kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan tersebut. Bekerja adalah landasan penciptaan dan satu-satunya jaminan bagi setiap makhluk untuk tetap hidup. Islam mewajibkan kepada umatnya untuk mempunyai pekerjaan yang halal, islam tidak menghargai orang-orang yang menganggur. Sabda Rasul : ” Mencari `13 5 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penghidupan wajib bagi setiap muslim ”. Dan Firman Allah :” Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya ” ( Qs. AlNajm : 39 ) g. Mandiri. Setiap muslim wajib bergantung terhadap dirinya sendiri dan menggunakan kepercayaan diri yang telah dianugerahkan oleh Allah. Manusia harus menggunakan potensi dan sarana yang telah Allah berikan dan tidak boleh menggantungkan harapannya pada orang lain. Mandiri berarti menggunakan kemampuan bawaan seseorang dalam kehidupan dan tidak duduk – duduk saja menunggu pertolongan dan bantuan orang lain. Sebaliknya, hidup sebagai parasit berarti mencmpakkan kehormatan diri sendiri dan mencampakkan martabat kemandiriannya. Hidup semacam ini merupakan sumber segala kejahatan dan perbuatan anti sosial lainnya yang muncul dari kehinaan dan kemerosotan moral. Dalam islam, terlarang untuk mengemis kecuali jika terpaksa, dan bantuan keuangan untuk orang miskin yang diperintahkan dalam islamhanya berlaku untuk orang-orang miskin yang pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan mereka, atau orang- orang yang tak mampu bekerja. Akhlak terhadap Keluarga, antara lain dengan : a. Saling membina ras cinta dan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga. b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak. c. Berbakti pada kedua orang tua dan mendidik anak dengan kasih sayang. d. Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia. Akhlak terhadap Tetangga dan Masyarakat, antara lain dengan : a. Menghormati niali dan norma yang berlaku dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. b. Saling tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa. c. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain dan masyarakat. d. Bermusyawarah dalam segala urusan yang berkenaan dengan kepentingan bersama. e. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat. Akhlak terhadap Lingkungan, antara lain dengan : a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. b. Memanfaatkan alam dengan tanpa merusak untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya. c. Menyayangi semua makhluk Allah. `13 6 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Upaya Meningkatkan Kualitas Akhlak Dalam upaya meningkatkan kualitas akhlak terdapat beberapa metode penting antara lain : a. Memperdalam dan menambah ilmu pengetahuan yang merupakan pendekatan global untuk memahami akhlak yang baik dan yang buruk serta yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan fitrah kemanusiaan b. Menanamkan secara intensif kegunaan akhlak yang baik dalam konteks keimanan dan ketakwaan kepada Allah. c. Keinginan kuat untuk memperkokoh keyakinan tentang islam guna meraih mardhatillah dikemudian hari, sebagaimana Firman Allah:” Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tiada dapat menghilangkan kecuali Dia dan jika Allah menghendakikebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya”. ( Yunus; 107 ) d. Membudayakan dzikrullah dan ucapan istighfar. Firman Allah: “ Ingatlah hanya dengan mengingat hati menjadi tenteram” ( Ar-Ra’du: 28 ) e. Membiasakan melatih diri untuk berbuat baik dan memotifasi jiwadengan melawan anasir destruktif. Firman Allah: “ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari kejahatan dan kemungkaran” (Al-Ankabut: 45). Firman Allah: “ Ambillah sedekah dari harta mereka itu, buat membersihkan dan menghapus kesalahan” ( Al-Ahzab: 21 ) f. Konfrontatif terus menerus dengan bisikan syetan yang selalu mendorong manusia untuk berbuat kejahatan. g. Meneladani perilaku Rasulullah. Firman Allah: “ Sesungguhnya Rasulullah itu menjadi yang terbaikbagi kamu, bagi orang yang mengharapkan pahala dari Allah dan hari kemudian serta dia mengingat Allah ( Al-Ahzab: 21 ) h. Menanamkan dalam jiwa keinginan berbuat kebajikan dan menjadi manusia yang baik. i. Membuka diri untuk menerima nasihat orang lain terutama dari ahli agama. `13 7 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika. Sinonim akhlak adalah etika dan moral. Kata etika berasal dari bahasa latin etos yang artinya kebiasaan . Kata moral juga berasal dari bahasa latin mores yang juga berarti kebiasaan. Etika adalah nilai mengenai baik buruknya, benar salahnya suatu perbuatan yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika lebih merupakan kesepakatan masyarakat pada suatu waktu di tempat tertentu. Bila suatu masyarakat bercorak religius, maka etika yang dikembangkan pada masyarakat tersebut tentu akan bercorak religius pula. Sebaliknya jika masyarakatnya bercorak sekuler, maka etika yang dikembangkannya tentu bercorak sekuler. Moral juga merupakan ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai sikap dan perbuatan, namun moral tidak seoperasional etika. Moral dan etika dapat saja sama dengan akhlak manakala sumber atau produk budaya ( yang di sebut moral dan etika ) itu sesuai dengan prinsip-prinsip akhlak islamiyah. Moral dan etika dapat pula bertentangan dengan akhlak jika bertentangan dengan dasar-dasar ajaran agama islam. Moral dan etika yang sejalan dengan pandangan islam adalah yang memandang tinggi martabat manusia dan dapat mendekatkan manusia kepada Allah. Ukuran Baik dan Buruk Ukuran baik dan buruk dalam akhlak adalah ketentuan-ketentuan dari Allah dan RasulNya. Yang baik adalah segala yang sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul dan yang buruk adalah segala yang bertentangan dengan kehendak Allah Dan RasulNya. Allah berfirman : “ Hanya yang datang dari sisi Allah yang baik bagimu jika kalian mengetahui “ ( Qs. An-Nahl : 95 ). Ukuran baik dan buruk dalam filsafat etika tidak selalu sejalan dengan ajaran islam, karena tidak mengantarkan manusia kepada sesuai kehidupan manusia yang benar-benar damai dan harmonis. Standar ukuran baik dan buruk dalam filsafat etika dan moral mengandung kelemahan-kelemahan bila dibandingkan dengan kebenaran wahyu ilahi. Berikut ini secara singkat dikemukakan sebagian aliran-aliran dalam filsafat etika yang membahas ukuran baik dan buruk dan kemudian dibandingkan secara sederhana dengan prinsip-prinsip akhlak islamiyah : 1. Hedonisme Menurut aliran ini, ukuran baik suatu perbuatan adalah hedone artinya kenikmatan, kelezatan atau kepuasan rasa. Semua perbuatan yang mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan rasa inilah yang di sebut baik. Sebaliknya akan dipandang buruk jika tidak membawa kenikmatan.dan kelezatan. `13 8 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bila pendapat ini dipegang, tanpa berpedoman pada wahyu Allah, akan mengakibatkan adanya pelanggaran-pelanggaran hukum terutama hukum islam. Karena orang yang mengutamakan kelezatan dan kenikmatan tidak akan mempertimbangkan apakah perbuatan itu akan berbahaya pada dirinya dan masyarakat atau tidak, dan sekalipun ia menyadari akan bahaya yang mengancam, ia tidak akan mendengarkannya. Misalnya minum-minuman keras, narkoba, pergaulan bebas akan terus berlanjut dan dinilai baik karena akan membawa pada suatu kenikmatan dan kelezatan. 2. Utilitarisme Utilitarieme berasal dari kata utility yang berarti manfaat atau berguna. Faham ini menilai baik dan buruk perbuatan manusia ditinjau dari besar kecilnya manfaat dan gunanya bagi manusia. Islam tidak meletakkan satu-satunya ukuran baik itu pada manfaat, karena ada ukuran-ukuran lain seperti nilai kemanusiaan, keadilan dan ketaatan kepada Allah. Bila faham ini dijadikan sebagai pedoman tanpa didukung oleh pemahaman keagamaan dikhawatirkan akan terjadi pelanggaran dan pelecehan terhadap hak-hak manusia yang berakibat kehidupan manusia menjadi gersang dan membosankan. Karena semua orang akan berpacu untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari setiap apa yang dilakukan. 3. Vitalisme Menurut faham ini yang dianggap baik adalah yang mencerminkan kekuatan (power) dalam hidup manusia. Manusia yang berkuasa itulah manusia yang baik. Paham ini akan mendorong manusia di samping bersaing terus-menerus untuk menguasai orang lain, juga akan jatuh menjatuhkan dalam lembaga-lembaga sosial serta penindasan terhadap sesama manusia yang dilakukan oleh yang berkuasa dan yang kuat terhadap yang dikuasai dan yang lemah.Ini mengakibatkan kehidupan manusia menjadi tidak tentram dan damai. 4. Sosialisme Faham ini berpendapat bahwa ukuran baik dan buruk suatu perbuatan ditentukan oleh masyarakat. Apa yang lazim dianggap baik dalam masyarakat itulah yang baik. Dalam aliran ini seringkali suatu adat kebiasaan dalam suatu masyarakat dijadikan standar untuk menentukan nilai perbuatan manusia.Sesuatu dianggap baik jika tidak bertentangan dengan adat. Dan sebaliknya suatu dipandang buruk jika bertentangan dengan adat. Setiap kelompok masyarakat memiliki adat yang berbeda-beda. Masing-masing akan mengatakan bahwa adat mereka yang paling baik . Yang baik bagi masyarakat barat belum tentu baik bagi masyarakat timur. Ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada sosialisme melahirkan sikap fanatik pada kelompok, suku, ras, dan bangsa. Jika paham `13 9 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ini menjadi keyakinan masyarakat dan bangsa maka akan sulit dicapai kedamaian dan masyarakat mudah diprovokasi dan timbulnya rasa curiga mencurigai serta berbangga dengan kelompoknya masing-masing. Humanisme Menurut aliran ini yang baik ialah yang sesuai dengan kodrat manusia. Manusia dibekali akal dan perasaan oleh Allah, sebagai alat untuk mempertahankan hidupnya. Dengan akal dan perasaan manusia dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dan keinginan serta dapat pula menetapkan norma baik dan buruk. Manusia adalah makhluk yang berdimensi jasmani dan rohani dan adanya mempunyai proses serta mempunyai kemampuan yang terbatas. Manusia hanya dapat merumuskan dan menyatakan sesuatu dengan kemampuannya dlam waktu yang tertentu dan mustahil dapat mengungkapkan apa yang dapat melebihi kemampuannya. Disini kelihatan ada kesukaran untuk menjadikan pendapat aliran ini sebagai ukuran untuk menetukan baik dan buruk suatu perbuatan. Karena ukuran yang ideal itu harus memuat dan bernilai kelengkapan ilmu serta kebenaran yang absolut, sedangkan manusia hanya dikaruniai ilmu sangat terbatas ( sedikit sekali ). AKHLAK AL-QUR’AN a. Akhlakul Karimah - Al-Amanah ( An-Nisa: 107, Al-Mukminun: 1-8 ) - Al-Aliefah ( Al- Maidah: 27-29 ) - Al-Khairu ( Al-Baqarah: 44,148,195 ) - Al-Khusyu ( Al-An’am: 63-64; Al-A’raf: 55,205 ) - Al-Hukmu bil Adli ( An-Nisa’: 58-59 ) - Al-Ikhsan: Al-Baqarah: 83,177,261) - Al-Ifafah: ( An-Nisa: 25; Al-Maidah: 5 ) - Ar-Rahmah ( Al-Balad: 12-17 ) - At-Tawadhu ( An-Nur: 30, Al- Furqan: 63 ) - Ql-Qanaah ( An-Najm: 39-40 ) - Izzatun Nafsi ( Fathir: 10 ) `13 10 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Akhlak Mazmumah - Al-Khamru ( Al-Baqarah: 2119, Al-Maidah: 90-91 ) - Al-Khianat ( An Nisa’ : 105-108, An-Nahl: 92,94 ) - Al-Fawahisy ( Al-An’am: 151, An-Nahl: 90, Al-A’raf: 28 ) - Al-Ghibah ( An-Nisa’: 148, Al-Hujurat: 12 ) - Al-Jubun ( Ali Imran: 156,158, An-Nisa’: 72-73 ) - Al-Israf ( Al-A’raf: 31, Yunus: 16 ) - Al-Kufran ( Al-Anfal: 55, Huud: 9-10 ) - Al-Hasad ( Al-Falaq; 1-5 ) `13 11 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Djatmika, Rahmat, “Sistem Etika Islam”, Pustaka Islam, Surabaya, 1985 Quasera, M. Abid, “Etika al-Ghazali”, Bandung, 1988 Amin, Ahmad, “ Akhlak “, Bulan Bintang, Jakarta, 1995 Mahyuddin, “ Kuliah Akhlak Tasauf ”, Kalam Mulia, Jakarta, 2001 Thabathaba’i Inilah Islam ( Upaya memahami seluruh konsep islam secara mudah ), Pustaka Hidayah, 1996. `13 12 Pendidikan Agama Islam Lestiyani Inayah. S.Ag Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id