Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika.

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan
Agama Islam
Akhlak
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
10230
Lestiyani Inayah, SAg
Abstract
Kompetensi
Dalam bab ini kita akan mempelajari
tentang akhlak islam meliputi pengertian
akhlak, karakteristik akhlak
islam,ruanglingkup akhlak meliputi akhlak
terhadap Allah dan kepada makhluk.
Akhlak kepada makhluk antara lain akhlak
kepada Rasulullah, diri sendiri ( pribadi ),
kepada orang tua, kerabat, masyarakat
dan lingkungan. Kemudian pembahasan
dilanjutkan mempelajari bagaimana upaya
meningkatkan kualitas akhlak dan diakhiri
dengan pembahasan mengenai
persamaan dan perbedaan akhlak
dengan filsafat etika dan moral yang
dikembangkan oleh manusia.
-
Mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan pengertian akhlak
dalam islam
Mahasiswa dapat menjelaskan
ruang lingkup akhlak
Mahasiswa mampu menjelaskan
karakteristik akhlak dalam islam
Mahasiswa dapt menguraikan
perbedaan akhlak dengan filsafat
etika dan moral
Mahasiswa diharapkan dapat
mengimplementasikan nilai-nilai
akhlak islam dalam kehidupan
sehari-hari
Akhlak
Pengertian dan Ruang lingkup Akhlak.
Akhlak dalam kehidupan manusia menempati kedudukan yang sangat penting baik dalam
kehidupan individu, masyarakat maupun suatu bangsa. Sebab jatuh bangunnya, sejahtera
dan rusaknya suatu masyarakat atau bangsa tergantung kepada bagaimana akhlaknya.
Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah suatu masyarakat dan bangsa, tetapi bila
akhlaknya buruk maka rusak dan hancurlah suatu bangsa.
Secara bahasa akhlak berasal dari kata khuluk ( bhs. Arab ) yang berarti perangai, tingkah
laku dan budi pekerti. Budi adalah apa yang ada pada manusia yang berhubungan dengan
kesadaran yang didorong oleh pemikiran rasio dan disebut karakter. Sedang pekerti adalah
apa yang terlihat pada manusia yang didorong oleh perasaan hati yang disebut behavior.
Jadi budi pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanivestasi pada
tingkah laku manusia. Sedang dalam pengertian istilah sebagaimana diterangkan oleh Ibnu
Maskawaih akhlak adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan
perbuatan dengan tidak memerlukan pemikiran. Sedang Al – Ghazali mengatakan bahwa
akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada lubuk hati yang paling dalam yang dengan akhlak
itu melahirkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pikiran terlebih dahulu. Sedang
Ahmad Amin mengartikan akhlak sebagai membiasakan kehendak.
Yang dimaksud dengan membiasakan bahwa suatu perbuatan itu selalu di ulang-ulang dan
untuk mengerjakannya perlu ada kecenderungan hati dan adanya pengulangan yang cukup
banyak sehingga menyebabkan mudah mengerjakan tanpa memerlukan pikiran lagi.Yang
dimaksud kehendak adalah menangnya keinginan manusia setelah dia bimbang. Dari
pengertian di atas dapatlah ditarik suatu definisi dari Akhlak yaitu suatu kemantapan jiwa
yang menghasilkan perbuatan atau pengamalan dengan mudah tanpa direnungkan terlebih
dulu. Jika kemantapan itu sedemikian, sehingga menghasilkan amal-amal yang baik yaitu
amal terpuji menurut syari’ah, maka ini di sebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah atau
mahmudah .Sebaliknya, jika amal yang tercela yang muncul dari kemantapan itu maka
dinamakan akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah atau sayyiah
Akhlak dalam islam bersumberkan atas aturan-aturan ( norma-norma ) yang telah ditetapkan
oleh Allah di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul . Akhlak dalam islam memiliki ciri-ciri dan
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Bersifat sakral yaitu memiliki keterkaitan dengan Allah serta merupakan ibadah yang
berdampak pahala bagi orang yang mentaatinya dan dosa bila melanggarnya.
`13
2
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Bersifat absolut, karena akhlak islam bersumber kepada firman Allah dan sunnah rasul
maka memiliki kemutlakan sebagai standar baik atau buruk, benar atau salah, secara
baku dan tidak berubah, baik karena perbedaan budaya masyarakat, maupun
perkembangan waktu dan zaman
3. Bersifat imperatif yakni mengikat dan memaksa.
4. Bersifat
akurat
karena
norma-norma
itu
sangat
tepat
sebagai
media
untuk
mengendalikan perilaku manusia, sehinnga selaras dengan kepentingan penataan
kehidupan yang damai dan harmonis.
5. Bersifat universal yakni berlaku untuk siapapun, kapanpun dan dimanapun.
6. Memiliki makna ukhrawi yaitu dalam pengertian bahwa keuntungan dari pelaksanaanya
tidak hanya dirasakan dalam kehidupan duniawa tetapi juga nanti di akhirat.
Ruang lingkup Akhlak
Ruang lingkup Akhlak meliputi :
Akhlak sebagai ajaran moral dalam islam mencakup dimensi yang sangat luas meliputi
seluruh aspek hubungan dengan manusia, termasuk pada dirinya sendiri dan hubungan
dengan Allah selaku pencipta alam semesta ini, serta hubungan dengan masyarakat dan
lingkungan. Dalam bab ini kita akan lebih banyak membahas tentang akhlak terhadap diri
pribadi atau akhlak pribadi islam , sementara akhlak terhadap sesama atau akhlak sosial
akan kita bahas pada bab yang selanjutnya. Namun sedikit akan kita bahas terlebih dulu
secara singkat akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah ( Khalik ) antara lain meliputi :
a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan
menjadikan firmanNya sebagai pedoman hidup dalam menjalankan setiap perintah dan
laranganNya.
b. Al-Raja’, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh kehidupan, kecintaan
kita kepada Allah diwujudkan dengan cara mengharapkan keridlaan Allah.
c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah dengan selalu membelanjakan
hartanya di jalan Allah.
d. Qana’ah, yaitu menerima dengan ikhlas semua qadha dan qadar Allah setelah berikhtiar
dan berusaha secara maksimal.
e. At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah, tidak mengulangi kembali dan
bersungguh- sungguh untuk melaksanakan perintah Nya dan menjauhi setiap
laranganNya.
`13
3
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua :
a. Akhlak terhadap manusia, dapat dirinci menjadi :
1.
Akhlak terhadap Rasulullah, antara lain :
a) Mencintai Rasulullah dengan mentaati SunnahNya.
b) Menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan, panutan dalam kehidupan manusia.
2.
Akhlak terhadap orang tua ( birrul walidain ) antara lain :
a) Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat
b) Merendahkan diri kepada keduanya dengan diiringi kasih sayang.
c) Berkomunikasi dengan kedua orang tua secara khidmat dan menggunakan kata –
kata yang sopan.
d) Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun mereka telah
meninggal dunia.
3.
Akhlak terhadap diri sendiri ( Akhlak Pribadi )
Setiap umat harus menyadari sepenuhnya bimbingan Allah melalui Firman Allah dan
Sunnah Rasul agar selalu membersihkan diri dan mensucikan dirinya, dan sadar
sepenuhnya bahwa ukuran dasar islam tentang akhlak adalah sebagaimana
dinyatakan dalam sebuah hadits Rasulullah “ Tiada berilmu orang yang tidak
berakhlak atau berkarakter “. Seorang muslim wajib memperbaiki dirinya sebelum
bertindak keluar, ia harus berupaya memiliki akhlak karimah, karena ia dikenakan
tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan
masyarakat.
Diantara akhlak terhadap diri sendiri meliputi antara lain :
a. Jujur dalam perkataan dan perbuatan.
Hubungan antar individu yang merupakan basis masyarakat didasarkan pada
perbincangan . Oleh karena itu pembicaraan yang benar, yang mengungkapkan
realitas yang tersembunyi kepada orang lain , merupakan landasan penting dalam
hidup bermasyarakat. Kita dapat meringkas manfaat kejujuran dalam beberapa
kalimat:
- Orang yang bicara dengan jujur akan memperoleh kepercayaan sesamanya,
yang tak perlu lagi meneliti kebenaran setiap perkataannya.
- Orang yang jujur memiliki hati nurani yang jernih dan tidak tersiksa oleh
kebohongannya sendiri.
- Orang yang jujur tidak akan mengkhianati kepercayaan yang diberikan
kepadanya, sebab perkataan yang jujur biasanya berkaitan dengan perilaku
yang jujur.
`13
4
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
- Banyak pelanggaran moral dan hukum bisa di cegah, sebab alasan utama
orang berdusta adalah untuk menutupi kesalahan dan pelanggaran.
- Kejujuran
menghilangkan
sebagian
besar
pertengkaran,
kebanyakan
pertengkaran timbul karena salah satu atau kedua belah pihak mengingkari
kebenaran.
Amirul mu’minin Ali bin Abi Thalib berkata : ” Orang islam sejati adalah orang yang
menyukai kebenaran meskipun itu menghancurkan dirinya, daripada berdusta
meskipun itu akan bermanfaat baginya, dan yang menemukan kedamaian batin
dalam sikap yang demikian itu ”.
b. Sabar, sabar adalah perilaku seseorang terhadap diri sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar
dimanifestasikan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika
ditmpa musibah. Sabar adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar, lalu diakhiri
dengan ridha dan ikhlas. Dalam Al- Qur’an banyak diterangkan masalah sabar
antara lain lihat : Qs. 3 : 18, 120, 125, 126, 200, Qs. 4 : 24, Qs. Hud : 11, 49, 116
dll
c. Bersyukur, yakni sikap selalu ingin memanfaatkan dengan semaksimal mungkin
nikmat yang telah diberikan Allah , lalu disertai dengan pendekatan diri kepada
yang memberi nikmat, yaitu Allah. Syukur dapat diungkapkan dalam bentuk
ucapan dan perbuatan. Lihat Qs. 2 : 52, 56, 152, 158, 172, 185, Qs. 4 : 146, Qs. #
: 123, 144 dsb.
d. Tawadhu, yaitu rendah hati selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya tidak
memandang usia dan status sosial. Sikap rendah hati ini lahir dari kesadaran akan
hakikat dirinya sebagai makhluk yang serba terbatas dan tidak layak untuk
menyombongkan diri dan angkuh .
e. Menghindari perbuatan yang tidak baik, yakni menganjurkan untuk tidak
melakukan perbuatan yang tidak baik dan dirinya sendiri konsisten dengan apa
yang dianjurkannya. Firman Allah : ” Dosa besar disisi Allah, engkau mengatakan
sesuatu, tetapi engkau tidak melakukannya” ( Qs. Ash- Shaff : 3 )
f. Semangat Kerja Keras. Setiap orang punya tujuan, dalam mencapai tujuan
seseorang harus bekerja keras dan menggunakan segala kemampuan dan
potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan tersebut. Bekerja adalah landasan
penciptaan dan satu-satunya jaminan bagi setiap makhluk untuk tetap hidup.
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk mempunyai pekerjaan yang halal, islam
tidak menghargai orang-orang yang menganggur. Sabda Rasul : ” Mencari
`13
5
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penghidupan wajib bagi setiap muslim ”. Dan Firman Allah :” Dan bahwasanya
seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya ” ( Qs. AlNajm : 39 )
g. Mandiri.
Setiap
muslim
wajib
bergantung
terhadap
dirinya
sendiri
dan
menggunakan kepercayaan diri yang telah dianugerahkan oleh Allah. Manusia
harus menggunakan potensi dan sarana yang telah Allah berikan dan tidak boleh
menggantungkan harapannya pada orang lain. Mandiri berarti menggunakan
kemampuan bawaan seseorang dalam kehidupan dan tidak duduk – duduk saja
menunggu pertolongan dan bantuan orang lain. Sebaliknya, hidup sebagai parasit
berarti mencmpakkan kehormatan diri sendiri dan mencampakkan martabat
kemandiriannya. Hidup semacam ini merupakan sumber segala kejahatan dan
perbuatan anti sosial lainnya yang muncul dari kehinaan dan kemerosotan moral.
Dalam islam, terlarang untuk mengemis kecuali jika terpaksa, dan bantuan
keuangan untuk orang miskin yang diperintahkan dalam islamhanya berlaku untuk
orang-orang miskin yang pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan mereka,
atau orang- orang yang tak mampu bekerja.
Akhlak terhadap Keluarga, antara lain dengan :
a. Saling membina ras cinta dan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga.
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
c. Berbakti pada kedua orang tua dan mendidik anak dengan kasih sayang.
d. Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan hubungan silaturahmi
yang dibina
orang tua yang telah meninggal dunia.
Akhlak terhadap Tetangga dan Masyarakat, antara lain dengan :
a. Menghormati niali dan norma yang berlaku dalam kehidupan bertetangga dan
bermasyarakat.
b. Saling tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa.
c. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain dan masyarakat.
d. Bermusyawarah dalam segala urusan yang berkenaan dengan kepentingan bersama.
e. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat.
Akhlak terhadap Lingkungan, antara lain dengan :
a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b. Memanfaatkan alam dengan tanpa merusak untuk kepentingan manusia dan makhluk
lainnya.
c. Menyayangi semua makhluk Allah.
`13
6
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Upaya Meningkatkan Kualitas Akhlak
Dalam upaya meningkatkan kualitas akhlak terdapat beberapa metode penting antara lain :
a. Memperdalam dan menambah ilmu pengetahuan yang merupakan pendekatan global
untuk memahami akhlak yang baik dan yang buruk serta yang sesuai dan yang tidak
sesuai dengan fitrah kemanusiaan
b. Menanamkan secara intensif kegunaan akhlak yang baik dalam konteks keimanan dan
ketakwaan kepada Allah.
c. Keinginan kuat untuk memperkokoh keyakinan tentang islam guna meraih mardhatillah
dikemudian hari, sebagaimana Firman Allah:” Jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, maka tiada dapat menghilangkan kecuali Dia dan jika Allah
menghendakikebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya”. (
Yunus; 107 )
d. Membudayakan dzikrullah dan ucapan istighfar. Firman Allah: “ Ingatlah hanya dengan
mengingat hati menjadi tenteram” ( Ar-Ra’du: 28 )
e. Membiasakan melatih diri untuk berbuat baik dan memotifasi jiwadengan melawan anasir
destruktif. Firman Allah: “ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari kejahatan dan
kemungkaran” (Al-Ankabut: 45). Firman Allah: “ Ambillah sedekah dari harta mereka itu,
buat membersihkan dan menghapus kesalahan” ( Al-Ahzab: 21 )
f. Konfrontatif terus menerus dengan bisikan syetan yang selalu mendorong manusia untuk
berbuat kejahatan.
g. Meneladani perilaku Rasulullah. Firman Allah: “ Sesungguhnya Rasulullah itu menjadi
yang terbaikbagi kamu, bagi orang yang mengharapkan pahala dari Allah dan hari
kemudian serta dia mengingat Allah ( Al-Ahzab: 21 )
h. Menanamkan dalam jiwa keinginan berbuat kebajikan dan menjadi manusia yang baik.
i. Membuka diri untuk menerima nasihat orang lain terutama dari ahli agama.
`13
7
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika.
Sinonim akhlak adalah etika dan moral. Kata etika berasal dari bahasa latin etos yang
artinya kebiasaan . Kata moral juga berasal dari bahasa latin mores yang juga berarti
kebiasaan. Etika adalah nilai mengenai baik buruknya, benar salahnya suatu perbuatan
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika lebih merupakan kesepakatan
masyarakat pada suatu waktu di tempat tertentu. Bila suatu masyarakat bercorak religius,
maka etika yang dikembangkan pada masyarakat tersebut tentu akan bercorak religius pula.
Sebaliknya jika masyarakatnya bercorak sekuler, maka etika yang dikembangkannya tentu
bercorak sekuler. Moral juga merupakan ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum
mengenai sikap dan perbuatan, namun moral tidak seoperasional etika. Moral dan etika
dapat saja sama dengan akhlak manakala sumber atau produk budaya ( yang di sebut
moral dan etika ) itu sesuai dengan prinsip-prinsip akhlak islamiyah. Moral dan etika dapat
pula bertentangan dengan akhlak jika bertentangan dengan dasar-dasar ajaran agama
islam. Moral dan etika yang sejalan dengan pandangan islam adalah yang memandang
tinggi martabat manusia dan dapat mendekatkan manusia kepada Allah.
Ukuran Baik dan Buruk
Ukuran baik dan buruk dalam akhlak adalah ketentuan-ketentuan dari Allah dan RasulNya.
Yang baik adalah segala yang sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul dan yang buruk
adalah segala yang bertentangan dengan kehendak Allah
Dan RasulNya. Allah berfirman : “ Hanya yang datang dari sisi Allah yang baik bagimu jika
kalian mengetahui “ ( Qs. An-Nahl : 95 ).
Ukuran baik dan buruk dalam filsafat etika tidak selalu sejalan dengan ajaran islam, karena
tidak mengantarkan manusia kepada sesuai kehidupan manusia yang benar-benar damai
dan harmonis. Standar ukuran baik dan buruk dalam filsafat etika dan moral mengandung
kelemahan-kelemahan bila dibandingkan dengan kebenaran wahyu ilahi.
Berikut ini secara singkat dikemukakan sebagian aliran-aliran dalam filsafat etika yang
membahas ukuran baik dan buruk dan kemudian dibandingkan secara sederhana dengan
prinsip-prinsip akhlak islamiyah :
1. Hedonisme
Menurut aliran ini, ukuran baik suatu perbuatan adalah hedone artinya kenikmatan,
kelezatan atau kepuasan rasa. Semua perbuatan yang mendatangkan kenikmatan,
kelezatan dan kepuasan rasa inilah yang di sebut baik. Sebaliknya akan dipandang buruk
jika tidak membawa kenikmatan.dan kelezatan.
`13
8
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bila pendapat ini dipegang, tanpa berpedoman pada wahyu Allah, akan mengakibatkan
adanya pelanggaran-pelanggaran hukum terutama hukum islam. Karena orang yang
mengutamakan kelezatan dan kenikmatan tidak akan mempertimbangkan apakah
perbuatan itu akan berbahaya pada dirinya dan masyarakat atau tidak, dan sekalipun ia
menyadari akan bahaya yang mengancam, ia tidak akan mendengarkannya. Misalnya
minum-minuman keras, narkoba, pergaulan bebas akan terus berlanjut dan dinilai baik
karena akan membawa pada suatu kenikmatan dan kelezatan.
2. Utilitarisme
Utilitarieme berasal dari kata utility yang berarti manfaat atau berguna. Faham ini menilai
baik dan buruk perbuatan manusia ditinjau dari besar kecilnya manfaat dan gunanya bagi
manusia. Islam tidak meletakkan satu-satunya ukuran baik itu pada manfaat, karena ada
ukuran-ukuran lain seperti nilai kemanusiaan, keadilan dan ketaatan kepada Allah. Bila
faham ini dijadikan sebagai pedoman tanpa didukung oleh pemahaman keagamaan
dikhawatirkan akan terjadi pelanggaran dan pelecehan terhadap hak-hak manusia yang
berakibat kehidupan manusia menjadi gersang dan membosankan. Karena semua orang
akan berpacu untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari setiap apa yang
dilakukan.
3. Vitalisme
Menurut faham ini yang dianggap baik adalah yang mencerminkan kekuatan (power)
dalam hidup manusia. Manusia yang berkuasa itulah manusia yang baik. Paham ini akan
mendorong manusia di samping bersaing terus-menerus untuk menguasai orang lain,
juga akan jatuh menjatuhkan dalam lembaga-lembaga sosial serta penindasan terhadap
sesama manusia yang dilakukan oleh yang berkuasa dan yang kuat terhadap yang
dikuasai dan yang lemah.Ini mengakibatkan kehidupan manusia menjadi tidak tentram
dan damai.
4. Sosialisme
Faham ini berpendapat bahwa ukuran baik dan buruk suatu perbuatan ditentukan oleh
masyarakat. Apa yang lazim dianggap baik dalam masyarakat itulah yang baik. Dalam
aliran ini seringkali suatu adat kebiasaan dalam suatu masyarakat dijadikan standar untuk
menentukan nilai perbuatan manusia.Sesuatu dianggap baik jika tidak bertentangan
dengan adat. Dan sebaliknya suatu dipandang buruk jika bertentangan dengan adat.
Setiap kelompok masyarakat memiliki adat yang berbeda-beda. Masing-masing akan
mengatakan bahwa adat mereka yang paling baik . Yang baik bagi masyarakat barat
belum tentu baik bagi masyarakat timur. Ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada
sosialisme melahirkan sikap fanatik pada kelompok, suku, ras, dan bangsa. Jika paham
`13
9
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini menjadi keyakinan masyarakat dan bangsa maka akan sulit dicapai kedamaian dan
masyarakat mudah diprovokasi dan timbulnya rasa curiga mencurigai serta berbangga
dengan kelompoknya masing-masing.
Humanisme
Menurut aliran ini yang baik ialah yang sesuai dengan kodrat manusia. Manusia dibekali
akal dan perasaan oleh Allah, sebagai alat untuk mempertahankan hidupnya. Dengan akal
dan perasaan manusia dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dan keinginan serta dapat
pula menetapkan norma baik dan buruk.
Manusia adalah makhluk yang berdimensi jasmani dan rohani dan adanya mempunyai
proses serta mempunyai kemampuan yang terbatas. Manusia hanya dapat merumuskan
dan menyatakan sesuatu dengan kemampuannya dlam waktu yang tertentu dan mustahil
dapat mengungkapkan apa yang dapat melebihi kemampuannya.
Disini kelihatan ada kesukaran untuk menjadikan pendapat aliran ini sebagai ukuran untuk
menetukan baik dan buruk suatu perbuatan. Karena ukuran yang ideal itu harus memuat
dan bernilai kelengkapan ilmu serta kebenaran yang absolut, sedangkan manusia hanya
dikaruniai ilmu sangat terbatas ( sedikit sekali ).
AKHLAK AL-QUR’AN
a. Akhlakul Karimah
- Al-Amanah ( An-Nisa: 107, Al-Mukminun: 1-8 )
- Al-Aliefah ( Al- Maidah: 27-29 )
- Al-Khairu ( Al-Baqarah: 44,148,195 )
- Al-Khusyu ( Al-An’am: 63-64; Al-A’raf: 55,205 )
- Al-Hukmu bil Adli ( An-Nisa’: 58-59 )
- Al-Ikhsan: Al-Baqarah: 83,177,261)
- Al-Ifafah: ( An-Nisa: 25; Al-Maidah: 5 )
- Ar-Rahmah ( Al-Balad: 12-17 )
- At-Tawadhu ( An-Nur: 30, Al- Furqan: 63 )
- Ql-Qanaah ( An-Najm: 39-40 )
- Izzatun Nafsi ( Fathir: 10 )
`13
10
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Akhlak Mazmumah
- Al-Khamru ( Al-Baqarah: 2119, Al-Maidah: 90-91 )
- Al-Khianat ( An Nisa’ : 105-108, An-Nahl: 92,94 )
- Al-Fawahisy ( Al-An’am: 151, An-Nahl: 90, Al-A’raf: 28 )
- Al-Ghibah ( An-Nisa’: 148, Al-Hujurat: 12 )
- Al-Jubun ( Ali Imran: 156,158, An-Nisa’: 72-73 )
- Al-Israf ( Al-A’raf: 31, Yunus: 16 )
- Al-Kufran ( Al-Anfal: 55, Huud: 9-10 )
- Al-Hasad ( Al-Falaq; 1-5 )
`13
11
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Djatmika, Rahmat, “Sistem Etika Islam”, Pustaka Islam, Surabaya, 1985
Quasera, M. Abid, “Etika al-Ghazali”, Bandung, 1988
Amin, Ahmad, “ Akhlak “, Bulan Bintang, Jakarta, 1995
Mahyuddin, “ Kuliah Akhlak Tasauf ”, Kalam Mulia, Jakarta, 2001
Thabathaba’i Inilah Islam ( Upaya memahami seluruh konsep islam secara mudah ),
Pustaka Hidayah, 1996.
`13
12
Pendidikan Agama Islam
Lestiyani Inayah. S.Ag
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download