1 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Entrepreneur
Menurut Kuratko (2010:4) adalah sebagai berikut :
Entrepreneur is derived from the French entreprendre, meaning “to
undertake.” The entrepreneur is one who undertakes to organize,
manage, and assume the risks of a business.
Scarborough
dan
Zimmerer
(2006:4)
mendefinisikan
entrepreneurs sebagai berikut:
“Entrepreneur is one who create a new business in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by
identifying opportunities and assembling the necessary resources to
capitalize on those opportunities...” entrepreneurship bermanfaat
untuk berbagai peluang, yaitu peluang mengendalikan nasib sendiri,
kesempatan melakukan perubahan, peluang untuk berperan untuk
masyarakat dan mendapat pengakuan atas usaha, dan peluang untuk
melakukan yang kita sukai.
2.1.2 Pengertian Manajemen
Menurut Daft (2007:6) manajemen adalah pencapaian tujuan
organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
organisasi.
Menurut
Solihin
(2009:4)
manajemen
adalah
proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari
15
16
berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
2.1.3 Pengertian Strategi
Menurut David (2006:16-17) strategi adalah alat untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup
ekspansi geografis, diversivikasi, akuisisi, pengembangan produk,
penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi dan joint
venture.
Strategi
juga
merupakan
tindakan
potensial
yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
perusahaan
dalam
jumlah
yang
besar.
Selain
itu,
strategi
mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang,
khusus untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi
memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
perusahaan.
Menurut Dewanti (2008:29) Strategi adalah tindakan utama
yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi-misinya.
Menurut Pearce dan Robinson (2008:6) strategi adalah rencana
berskala besar, bertujuan ke masa depan untuk berinteraksi dengan
kondisi persaingan demi mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Chandler yang dikutip dari buku Rangkuti (2009:3)
strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya.
Menururt Pendapat Porter dari buku Rangkuti (2009:4) strategi
adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan bersama.
17
2.1.4 Pengertian Manajemen Strategi
Menurut Robbins dan Coulter (2007:218) manajemen strategis
adalah sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja jangka panjang organisasi.
Manajemen Strategi menurut David (2011:5) didefinisikan
sebagai
seni
dan
pengetahuan
dalam
merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Jadi manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan
manajemen,
pemasaran,
keuangan/akuntansi,
produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk
mencapai keberhasilan organisasional.
Manajemen Strategi menurut David (2011:179) manajemen
strategis adalah proses yang sangan interaktid dan membutuhkan
koordinasi yang efektif di antara para manajer manajemen,
keuangan/akuntansi, produk/operasi, litbang, dan sistem informasi
manajemen.
2.1.5 Pengertian Persaingan
Menurut (Porter, 1996) “Persaingan akan terjadi pada
beberapa kelompok pesaing yang tidak hanya pada produk atau jasa
sejenis, dapat pada produk atau jasa subtitusi maupun persaingan
pada hulu dan hilir.”
Menurut (Kotler, 2002) “Persaingan adalah keadaan
dimana perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan
memperlihatkan keunggulannya masing-masing, dengan atau tanpa
terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya.
18
2.1.6 Konsep Manajemen Strategi
2.1.6.1 Model Manajemen Strategi Komprehensif
Gambar 2.1 : Model Komprehensif Manajemen Strategis
Sumber: Buku Manajemen Strategis-Konsep (Fred R. David, 2011:21)
2.1.6.2 Tahapan Atau Proses Dalam Manajemen Strategis
Menurut David (2011, p6-7), proses manajemen
strategis terdiri tiga tahap:
1. Perumusan Strategi
Mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi
peluang dan ancaman eksternal suatu organiasi, kesadaran
akan kekuatan dan kelemahan internalm penetapan tujuan
jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan
pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Isu-isu
perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang
akan dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan,
bagaimana
mengalokasikan
sumber
daya,
perlukah
ekspansi atau diversifikasi operasional dilakukan, perlukah
19
perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukah merger
atau
penggabungan
usaha
dibuat,
dan
bagaimana
menghindari pengambilalihan yang merugikan. Karena
tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tak
terbatasm para penyusun strategi harus memutuskan
strategi alternatif mana yang akan paling menguntungkan
perusahaan.
2. Penerapan Strategi
Penerapan
menetapkan
strategi
mengharuskan
tujuan
tahunan,
perusahaan
membuat
untuk
kebijakan,
memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya,
sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat
dijalankan. Penerapan strategi mencakup pengembangan
budaya yang suportif pada strategi, penciptaan struktur
penciptaan organisasional yang efektif, pengerahan ulang
upaya-upaya
pemasaran,
penyimpanan
anggaran,
pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi, dan
pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari
manajemen
strategis.
Menerapkan
strategi
berarti
memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan
strategi yang telah dirumuskan. Penerapan strategi yang
berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk
memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada
pengetahuan. Strategi tersebut dirumuskan namun bila
tidak diterapkan tidak ada gunanya.
3. Penilaian strategi
Penilaian strategi adalah tahap akhir dalam manajemen
strategis. Manajer musti tahu kapan ketika strategi tertentu
tidak berjalan dengan baik, penilaian atau evaluasi strategi
merupakan cara utama untuk memperoleh infomasi
semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi
20
dimasa yang akan datang karena berbagai faktor eksternal
dan internal yang terus berubah. Tiga aktivitas penilaian
strategi yang mendasar adalah (1) peninjauan ulang faktor
eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi
saat ini, (2) pengukuran kinerja, dan (3) pengambilan
langkah korektif. Penilaian strategi diperlukan karena apa
yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti.
Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan
berbeda; organisasi yang mudah berpuas diri akan
mengalami kegagalan.
2.1.7 Formulasi Strategi
2.1.7.1 Visi Dan Misi Perusahaan
Menurut David (2011:16) Banyak organisasi dewasa
ini mengembangkan suatu pertanyaan visi untuk menjawab
pertanyaan,”Kita ingin menjadi seperti apa?” Mengembangkan
pernyataan visi sering kali dipandang sebagai langkah pertama
dari perencanaan strategism bahkan mendahului pembuatan
pernyataan misi. Banyak pernyataan visi berupa satu kalimat
tunggal. Sebagai contoh , pernyataan visi Stokes Eye Clinik di
Amerika Serikat bagian selatan berbunyi, “Visi kami adalah
merawat
visi
Anda.”
Visi
Institute
Of
Management
Accountants adalah “Pemimpin global dalam pendidikan,
sertifikasi, dan praktik akuntansi manajemen dan manajemen
keuangan.” Pernnyataan misi adalah “pernyataan tujuan yang
secara jelas membedakan suatu bisnis dari perusahaanperusahaan lain yang sejenis. Sebuah pernyataan visi
menunjukan cakupan operasi perusahaan dalam hal produk
dan pasar.” Ia menjawab pertanyaan dasar yang dihadapi oleh
semua penyusum strategi : “Apakah bisnis kita ini?.”
Pernyataan misi yang jelas melukiskan nilai dan prioritas dari
sebuah organisasi. Mengembangkan sebuah pernyataan misi
21
memaksa para penyusun strategi untuk berpikir mengenai
hakikat dan cakupan operasi saat ini dan menilai potensi pasar
dan aktivitas di masa yang akan datang. Pernyataan misi
secara umum menggambarkan arah masa depan suatu
organisasi.
Menurut David (2011:102), pernyataan misi dapat dan
memang beragam dalam hal panjang kalimat, kandungan,
format, dan kekhususannya. Oleh karena pernyataan misi
merupakan bagian yang paling kasat mata dan umum dari
proses manajemen strategis, maka pernyataan misi seharusnya
memasukan semua komponen penting seperti di bawah ini:
1. Konsumen (customer) – Siapakah konsumen perusahaan?
2. Produk atau Jasa (product and service) – Apakah produk atau
jasa utama perusahan?
3. Pasar (market) – Secara geografis, di manakah perusahaan
bersaing?
4. Teknologi (technology) – Apakah perusahaan canggih secara
teknologi?
5. Fokus
pada
kelangsungan
hidup,
pertumbuhan,
dan
profitabilitas (concern for survival, growth, amd profitability)
– Apakah perusahaan komitmen terhadap pertumbuhan dan
kondisi keuangan yang sehat?
6. Folosofi (philosophy) – Apakah keyakinan, nilai, aspirasi, dan
prioritas etis dasar perusahaan?
7. Konsep diri (self-concept) – Apakah kompetensi khusus atau
keunggulan kompetititf utama perusahaan?
22
8. Fokus pada Citra Publik (Concern for public image) – Apakah
perusahaan
responsif
terhadap
masalah-masalah
sosial,
komunitas, dan lingkungan hidup?
9. Fokus pada karyawan (concern for employees) – Apakah
karyawan dipandang sebagai aset perusahaan yang berharga?
2.1.7.2 Audit Eksternal
Menurut David (2011:120) Tujuan audit eksternal
adalah untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas dari
peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan
ancaman yang harus dihindarinya. Sebagaimana diisyaratkan
dengan istilah terbatas, audit eksternal tidak bertujuan
mengembangkan sebuah daftar lengkap dan menyeluruh dari
setiap faktor yang mempengaruhi bisnis, melainkan bertujuan
mengidentifikasi variabel-variabel penting yang menawarkan
respons berupa tindakan. Perusahaan harus mampu merespons
entah secara ofensif maupun defensif terhadap berbagai faktor
tersebut dengan merumuskan strategi yang bisa mengambil
keuntungan dan peluang eksternal atau yang meminimalkan
dampak dari ancaman potensial.
Kekuatan-kekuatan eksternal utama dibagi menjadi
lima kategori luas:
1. Kekuatan Ekonomi
2. Kekuatan
Sosial,
Budaya,
Demografis,
Lingkungan.
3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum.
4. Kekuatan Teknologi
dan
23
5. Kekuatan Kompetitif
2.1.7.3 Analisis Kompetitif: Model Lima Kekuatan Porter
Model
Lima
Kekuatan
Porter
tentang
analisis
kompetitif menurut David (2011:145-146) adalah pendekatan
yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di
banyak industri. Intensitas persaingan antar perusahaan sangat
beragam dari satu industri ke industri lain. Menurut Porter,
hakikat persaingan suatu industri tertentu dapat dipandang
sebagai perpaduan dari lima kekuatan:
1. Persaingan antar perusahaan saingan
2. Potensi masuknya pesaing baru
3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti
4. Daya tawar pemasok
5. Daya tawar konsumen
Gambar 2.2 : Model Lima Kekuatan Porter
Sumber: Buku Manajemen Strategis-Konsep (Fred, R. David,2011,p146)
24
2.1.7.4 Audit Internal
Menurut David (2011:176) Suatu organisasi memiliki
kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak
ada bisnis yang sama kuatnya atau sama lemahnya di semua
area.
Kekuatan/kelemahan
internal,
ditambah
dengan
peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas,
memberi landasan untuk menetapkan tujuan dan strategi.
Tujuan
dan
strategi
mendayagunakan
ditetapkan
kekuatan
serta
dengan
tujuan
mengatasi
untuk
kelemahan
internal.
Kekuatan internal dapat dibagi menjadi enam kategori yaitu:
1. Kekuatan manajemen
2. Kekuatan pemasaran
3. Kekuatan keuangan/akuntansi
4. Kekuatan produksi/operasi
5. Kekuatan penelitian dan pengembangan
6. Kekuatan sistrem informasi manajemen
2.1.7.5 Menetapkan Tujuan Jangka Panjang
Menurut David (2011:244) Tujuan-tujuan jangka
panjang mempresentasikan hasil-hasil yang diharapkan dari
pelaksanaan strategi tertentu. Strategi mempresentasikan
berbagai tindakan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Kerangka waktu bagi tujuan dan strategi harus
konsisten, biasanya berkisar antara dua sampai lima tahun.
Tujuan harus kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat
dimengerti, menantang, hierarkis, mungkin untuk dicapai, dan
25
kongruen antar unit organisasional. Tiap-tiap tujuan juga harus
terkait dengan garis waktu. Tujuan pada umumnya dinyatakan
dalam
pengertian-pengertian
seperti
pertumbuhan
aset,
pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pangsa pasar, tingkat,
dan hakikat diversifikasim tingkat dan hakikat intergrasi
vertikal, laba per saham, dan tanggung jawab sosial.
2.1.7.6 Kerangka Perumusan Strategi Yang Komprehensif
Menurut
David
(2011:323-324)
Teknik-teknik
perumusan strategi yang penting diintegrasikan ke dalam
pengambilan keputusan tiga tahap:
Tahap 1
Dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal (External Factor Evaluation-EFE), Matriks Evaluasi
Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE), Matriks
Profil Kompetitif (Competitive Profil Matrix-CPM), Tahap 1
disebut Tahap Input (Input Stage), berisi informasi input dasar
yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Tahap 2
Tahap
Pencocokan
(Matching
Stage),
berfokus
pada
penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan
memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama.
Teknik Tahap 2 meliputi Matriks Kekuatan-KelemahanPeluang-Ancaman (Strengths – Weaknesses –Opportunities –
Threats - SWOT), Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi
Tindakan (Strategic Position and Action Evaluation-SPACE),
Matriks Boston Consulting Group (BCG), Matriks InternalEksternal (Internal-External-IE), dan Matriks Strategi Besar
(Grand Strategy Matrix).
26
Tahap 3
Tahap Keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik
saja, Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative
Strategic Planning Matrix-QSPM), QSPM menggunakan
informasi input dari Tahap 1 untuk secara objektif
mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi
dalam Tahap 2. QSPM menunjukan daya tarik relatif berbagai
strategi alternatif dan dengan demikian, memberikan landasan
objektif bagi pemilihan strategi alternatif.
Gambar 2.3 : Kerangka Perumusan Strategi Komprehensif
Sumber: Buku Manajemen Strategis-Konsep David (2011,p323)
2.1.8 Tingkatan Strategi
Menurut Umar (2008:8-10) tingkatan strategi pada perusahaan
konglomerasi, Holding atau Group, terdiri atas 3 tingkatan:
1.
Corporate Strategy (Strategi Korporasi)
2.
Bussiness Unit Strategy (Strategi Unit Bisnis)
27
3.
Functional Strategy (Strategi Fungsional)
Gambar 2.4: Tingkatan Strategi pada Perusahaan Konglomerasi,
Holding atau Group
Sumber: Buku Strategic Management in Action (Husein Umar, 2008:8)
Pada perusahaan kecil maksudnya perusahaan yang tidak mempunyai
anak perusahaan atau perusahaan yang hanya memiliki satu bisnis
usaha, tingkatan strateginya hanya 2 tingkatan:
1.
Corporate Strategy (Strategi Korporasi)
2.
Functional Strategy (Strategi Fungsional)
Gambar 2.5: Tingkatan Strategi Pada Perusahaan Kecil
Sumber: Buku Strategic Management in Action Husein Umar (2008:8)
28
2.1.9
Jenis-Jenis Strategi
Menurut David (2011:252-273) Jenis-jenis strategi antara lain:
1. Strategi-Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal
secara kolektif kadang disebut sebagai strategi-strategi vertikal.
Strategi-strategi
integrasi
vertikal
memungkinkan
sebuah
perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan
pesaing.
a.
Integrasi Ke Depan (forward integration)
Integrasi ke depan berkaitan dengan usaha untuk memperoleh
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau
peritel. Semakin banyak produsen (pemasok) dewasa ini yang
menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara
membangaun situs Web secara langsung menjual produk
mereka kepada konsumen. Secara efektif untuk menerapkan
integrasi ke depan adalah pewaralabaan (franchising). Bisnis
memanfaatkan pewaralabaan untuk mendistribusikan produk
atau jasa mereka. Bisnis dapat melakukan ekspansi secara
cepat melalui pewaralabaan karena biaya dan peluang yang
muncul disebar di kalangan banyak individu.
Enam pedoman tentang kapan integrasi ke depan dapat
menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika distributor organisasi saat ini menjadi sangat mahal,
atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi
kebutuhan distribusi perusahaan.
-
Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu
terbatas untuk menawarkan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan-perusahaan yang melakukan integrasi ke
depan.
29
-
Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang
tengan tumbuh dan diharapkan akan terus berkembang
pesat.
-
Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola
bisnis baru pendistribusian produk-produknya sendiri.
-
Ketika keuntungan dari produksi yang stabil yang sangat
tinggi, ini menjadi pertimbangan organisasi
b.
Integrasi Ke Belakang (backward integration)
Integrasi
ke
belakang
adalah
sebuah
strategi
yang
megupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atau
pemasok perusahaan. Strategi tersebut sangat tepat ketika
pemasok perusahaan yang ada saat ini tidak bisa diandalkan,
terlampau mahal, atu tidak mampu memenuhi kebutuhan
perusahaan.
Tujuh pedoman tentang kapan integrasi ke belakang dapat
menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal,
atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi
kebutuhan perusahaan akan onderdil, komponenm barang
rakitan atau bahan mentah.
-
Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing
banyak.
-
Ketika
industri
bersaing
di
sebuah
industri
yang
berkembang pesat, ini merupakan faktor karena strategi
jenis integratif mengurangi kemampuan organisasi untuk
melakukan diversifikasi di industri yang tengah mengalami
kemerosotan.
-
Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber
daya manusia untuk mengelola bisnis pemasokan bahan
mentahnya sendiri yang baru.
30
-
Ketika keuntungan dari harga yang stabil sangat penting,
ini menjadi faktor karena organisasi dapat menstabilkan
biaya bahan mentahnya dan biaya-biaya lain yang terkait
dengan produknya melalui integrasi ke belakang.
-
Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi,
yang menunjukan bahwa bisnis pemasokan produk atau
jasa di suatu industri layak untuk dikembangkan.
-
Ketika organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh
sumber daya yang dibutuhkannya secara cepat.
c.
Integrasi Horizontal (horizontal integration)
Mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau
kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Salah satu
tren paling signifikan dalam manajemen strategis dewasa ini
adalah meningkatnya pemakaian integrasi horizontal sebagai
strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan
di antara para pesaing memungkinkan peningkatan skala
ekonomi
serta mendorong transfer sumber
daya
dan
kompetensi.
Lima pedoman tentang kapan integrasi horizontal dapat
berubah menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika
perusahaan
bisa
mendapatkan
karakteristik
monopolistik dalam area atau daerah tertentu tanpa
ditentang oleh pemerintah atas upaya “besar-besaran”
untuk mengurangi persaingan.
-
Ketika
perusahaan
bersaing
dalam
industri
yang
berkembang.
-
Ketika
meningkatnya
skala
ekonomi
memberikan
keunggulan kompetitif yang besar.
-
Ketika perusahaan memiliki talenta manusia dan modal
yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi yang
berkembang dengan sukses.
31
-
Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan
manajerial atau kebutuhan akan sumber daya tertentu yang
dimiliki sebuah organisasi; perhatikan bahwa integrasi
horizontal tidak akan tepat jika pesaing mempunyai
kinerja yang buruk, sebab dalam kasus ini penjualan
industri keseluruhan tengah merosot.
2. Strategi-Strategi Intensif
Penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk
kadang disebut sebagai strategi-strategi intensif. Sebab hal
tersebut mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika posisi
kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini
ingin membaik.
a.
Penetrasi Pasar (market penetration)
Adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar
untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui
upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini secara
luas digunakan dalam bentuk murni maupun dalam bentuk
kombinasi (gabungan) dengan strategi-strategi lainnya. Ini
meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan
pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk promosi
penjualan secara ekstensif, atau pelipatgandaan upaya-upaya
pemasaran.
Lima pedoman tentang kapan penetrasi pasar dapat menjadi
sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa
tertentu
-
Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikan
secara signifikan
-
Ketika pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total
penjualan industri meningkat
32
-
Ketika korelasi antara pengeluaran penjualan euro dan
pemasaran euro secara historis tinggi
-
Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
kompetitif yang besar
b.
Pengembangan Pasar (market development)
Meliputi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke
wilayah-wilayah geografis yang baru. Sebagai contoh, United
Airlines yang berbasis di Chicago pada 2007 memenangkan
kontes empat jalur untuk menyediakan layanan baru ke China.
Strategi ini dapat dilakukan bila perusahaan memiliki jaringan
distribusi yang kuat dan adanya peluang pasar baru, sehingga
memungkinkan untuk melakukan penambahan kapasitas
produksi. Jadi strategi ini dapat dilakukan dengan menambah
saluran distribusi ke berbagai wilayah pasar yang baru secara
geografi.
Enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat
menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan,
tidak mahal, dan berkualitas baik.
-
Ketika
organisasi
sangat
berhasil
dalam
bisnis
yang
dijalankannya.
-
Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh
muncul.
-
Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih.
-
Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi.
-
Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang
menjadi global dalam cakupannya.
c.
Pengembangan Produk (product development)
Adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan
penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk
33
atau jasa yang ada saat ini. Pengembangan produk biasanya
membutuhkan pengeluaran yang beasar untuk penelitian dan
pengembangan. Strategi ini dapat dilakukan bila perusahaan
memiliki
kemampuan
untuk
membuat/mengembangkan
produk baru, dimana perekonomian sedang tumbuh dan pada
kondisi dimana kompetitor menawarkan produk yang semakin
bersaing.
Strategi
ini
biasanya
memerlukan
anggaran
penelitian yang cukup besar.
Lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat
menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika organsasi memiliki produk yang berhasil berada di
tahap kematangan dari siklus hidup produk. Gagasannya di
sini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk
mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari
pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi
saat ini.
-
Ketika organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh
perkembangan teknologi yang cepat.
-
Ketika pesaing utama menawarkan produk yang berkualitas
lebih baik dengan harga “bagus”.
-
Ketika organisasi bersaing dalam industri dalam industri
dengan tingkat pertumbuhan tinggi.
-
Ketika
organisasi
memiliki
kapabilitas
penilitan
dan
pengembangan yang sangat kuat.
3.
Strategi Diversifikasi (divesification strategies)
Terdapat dua jenis umum strategi-strategi diversifikasi, terkait dan
tidak terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis
memiliki kesesuaian strategis lintas bisnis yang bernilai secara
kompetitif. Bisnis dikatakan tak terkait ketika rantai nilai bisnis
sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang
bernilai secara kompetitif. Strategi diversifikasi menjadi tidak
34
terlalu disukai manakala organisasi mendapati bahwa mengelola
berbagai bisnis yang beragam tidaklah mudah.
a.
Diversifikasi Terkait
Adalah strategi penambahan produk atau jasa tetapi berkaitan
secara umum. Strategi ini dilakukan perusahan dengan cara
menambah produk atau jasa baru yang masih berhubungan.
Enam pedoman tentang kapan diversifikasi terkait dapat
menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika organisasi berkompetensi di sebuah industri yang tidak
mengalami pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat.
-
Ketika menambahkan produk yang baru namun terkait akan
secara signifikan mendongkrak penjualan produk saat ini.
-
Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan
dengan harga yang sangat bersaing.
-
Ketika produk yang baru namun terkait memiliki tingkat
penjualan musiman yang dapat mengimbangi puncak dan
jurang penjualan yang ada saat ini di perusahaan.
-
Ketika organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap
penurunan dari siklus hidup produk.
-
b.
Ketika organisasi memiliki tim manajemen yang kuat.
Diversifikasi Tak Terkait
Strategi diversifikasi tak terkait lebih memilih portofolio bisnis
yang sanggup memberikan kinerja keuangan yang sangat baik
di industrinya sendiri, alih-alih berupaya memanfaatkan
kesesuaian strategis rantai nilai di antara bisnis. Perusahaan
yang menjalankan diversifikasi tak terkait terus-menerus
mencari di berbagai industri yang berbeda perusahaanperusahaan yang dapat diakuisisi dalam suatu kesepakatan dan
memiliki potensi untuk menghasilkan pengembalian atas
investasi yang tinggi. Diversifikasi tak terkait melibatkan
usaha untuk mencari dan mengakuisisi perusahaan-perusahaan
35
yang asetnya bernilai rendah, atau yang secara finansial
sedang tertekan, atau yang memiliki prospek pertumbuhan
tinggi namun kekurangan modal investasi.
Sepuluh pedoman tentang kapan diversifikasi tak terkait dapat
menjadi sebuah strategi yang sangat efektif:
-
Ketika pendapatan yang dihasilkan dari produk atau jasa
perusahaan saat ini akan meningkat secara signifikan
dengan penambahan produk baru, yang tidak terkait.
-
Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang
sangat kompetitif dan/atau tidak mengalami pertumbuhan,
seperti diindikasikan oleh hasil dan margin laba industri
yang rendah.
-
Ketika jalur distribusi organisasi saat ini dapat digunakan
untuk memasarkan produk baru ke konsumen saat ini.
-
Ketika produk baru memiliki pola penjualan dengan siklus
terbaik dibandingkan dengan produk perusahaan saat ini.
-
Ketika
industri
dasar
sutu
organisasi
mengalami
penurunan dalam penjualan dan laba tahunan.
-
Ketika organisasi memiliki modal dan talenta manajerial
yang dibutuhkan untuk bersaing dengan baik di industri
baru.
-
Ketika organisasi memiliki peluang untuk membeli bisnis
tak terkait yang menarik secara investasi.
-
Ketika ada sinergi finansial antara peprusahaan yang
diakuisisi dan mengakuisisi.
-
Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk
organisasi saat ini.
-
Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi
yang secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis
industri.
36
4.
Strategi Defensif
Selain integratif, insentif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat
melakukan penciutan, divestasi dan likuidasi.
a.
Penciutan (Retrenchment)
Terjadi
manakala
sebuah
organisasi
melakukan
pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan aset
untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Kadang
kala disebut pembalikan atau strategi reorganisasional,
penciutan dirancang untuk memperkuat kompetensi khusus
dasar suatu organisasi. Selama penciutan, para penyusun
strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan
menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, dan
media.
Lima pedoman tentang kapan penciutan dapat menjadi sebuah
strategi yang sangat efektif:
-
Ketika perusahaan memiliki kompetensi yang khusus tetapi
gagal secara konsisten untuk mencapai tujuannya secara
konsisten dari waktu ke waktu.
-
Ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang paling
lemah di industri.
-
Ketika
perusahaan
terbebani
oleh
ketidakefisienan,
profitabilitas yang rendah, semangat kerja karyawan yang
buruk, dan tekanan dari pemegang saham untuk memperbaiki
organisasi.
-
Ketika perusahaan gagal untuk memanfaatkan peluang
eksternal, meminimalkan ancaman eksternal, mengambil
keuntungan dari kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan
internal dari waktu ke waktu, yaitu ketika manajer strategis
organisasi telah gagal (dan mungkin akan digantikan oleh
orang yang lebih kompeten).
37
-
Ketika perusahaan telah berkembang sedemikian besar dalam
waktu cepat sehingga diperlukan reorganisasi internal besarbesaran.
b.
Divestasi
Menjual satu divisi atau sebagian dari suatu organisasi disebut
dengan divestasi. Divestasi sering dipakai untuk mendapat
modal guna akuisisi atau investasi strategis lebih jauh.
Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi
penciutan untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang
tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak
modal, atau yang tidak begitu sesuai dengan aktivitas-aktivitas
perusahaan yang lain. Dan juga telah menjadi strategi yang
populer bagi perusahaan untuk berfokus pada bisnis inti
mereka dan tidak terlalu terdiversifikasi.
Enam pedoman tentang kapan divestasi dapat menjadi sebuah
strategi yang sangat efektif:
-
Ketika perusahaan telah menjalankan strategi penciutan dan
gagal untuk mencapai perbaikan yang diharapkan.
-
Ketika sebuah divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya
baru agar kompetitif daripada yang dapat disediakan
perusahaan.
-
Ketika sebuah divisi bertanggung jawab untuk keseluruhan
kinerja perusahaan yang buruk.
-
Ketika sebuah divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan
keseluruhan organisasi. Hal ini disebabkan karena pasar,
pelanggan, manajer, karyawan, nilai, dan kebutuhan yang
secara radikal berbeda.
-
Ketika sejumlah besar uang dibutuhkan secara cepat dan tidak
dapat di peroleh dengan cara lain.
-
Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam organisasi.
38
c.
Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk
kekayaan berwujudnya disebut likuidasi. Likuidasi merupakan
pengakuan kesalahan dan konsekuensinya bisa menjadi sebuah
strategi yang sulit secara emosional. Namun demikian, lebih
baik menghentikan operasi daripadi terus menderita kerugian
uang dalam jumlah yang besar.
Tiga pedoman tentang kapan likuidasi dapat menjadi sebuah
strategi yang sangat efektif:
-
Ketika sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan
dan divestasi, dan tidak ada satu pun yang berhasil.
-
Ketika satu-satunya alternatif bagi organisasi hanyalah
menyatakan diri bangkrut likuidasi mempresentasikan cara
yang sistematis dan terencana untuk mendapatkan sebesar
mungkin uang tunai dari penjualan aset organisasi. Perusahaan
dapat secara legal mengumumkan dirinya bangkrut lebih
dahulu dan kemudian melikuidasi berbagai divisi untuk
menghasilkan modal yang dibutuhkan.
-
Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan
kerugian mereka dengan menjual aset perusahaan.
39
2.2 Kerangka Pemikiran
PT. ROMINDO
PRIMAVETCOM
Analisis Lingkungan
Perusahaan
Internal Factor
Analysis Summary
(IFAS)
Analisis SWOT
Competitive Profile
Matrix (CPM)
Matrix IE
Matrix Perencanaan
Strategi (QSPM)
Strategi Alternatif Bisnis
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
External Factor
Analysis Summary
(EFAS)
Matrix Grand
Strategy
40
Download