MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 08 Kode MK Disusun Oleh MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Kompetensi Sikap Pengertian sikap dan perbedaannya dengan konsep-konsep lain; Komponen, fungsi, dan pembentukan sikap; Perubahan sikap; Sikap dan tingkah laku; Pengukuran sikap SIKAP Sikap Bahasan sikap merupakan hal yang penting dalam psikologi sosial. Hal ini disebabkan sikap merupakan predisposisi sebelum manusia bertindak atau sesuatu yang mendahului tindakan manusia. Di dalam konteks psikologi sosial dimana unit analisa adalah individu di dalam kelompok sosial, baik interaksi individu dengan kelompok, kelompok dengan individu, atau kelompok dengan kelompok, sikap mempunyai peran penting untuk menjelaskan tingkah laku sosial. Bagaimana cara manusia mengevaluasi dan merespon dunia luar Ahli psikologi sosial mempunyai definisi mengenai sikap sebagai berikut attitude to refer to people’s evaluation of almost any aspect of the world (e.g., Olson & Kendrick, 2008; Petty, Wheeler, & Tormala, 2003). Dari definisi ini dapat dilihat bahwa sikap menurut para ahli psikologi sosial adalah proses evaluasi dari individu terhadap dunianya. Evaluasi memuat dua hal, (1) penilaian dan (2) pengukuran. Artinya ketika individu melakukan evaluasi terhadap dunia ia sedang menilai dan mengukur dunia dengan sebuah standar atau nilai tertentu. Sikap ini bisa relatif stabil pada isu – isu tertentu, atau berubah seiring waktu. Sikap ini bisa merupakan respon terhadap isu atau kelompok tertentu. Sikap ini memberikan banyak kontribusi pada tingkah laku sosial individu. Oleh sebab itu psikologi sosial memberikan banyak perhatian terhadap penelitian dan pengkajian terhadap sikap. Beberapa penelitian dan kajian mengenai sikap seperti yang terlihat pada tabel 1 Penelitian Kajian tentang sikap Ho, Brossard dan Scheufele (2008) Sikap terhadap isu isu baru dan hangat banyak ditentukan oleh nilai nilai yang berakar (seperti agama dan kepercayaan) Crites & Cacioppo (1996) Otak memberikan sinyal yang berbeda saat individu melakukan evaluasi sikap terhadap hal tertentu Fazio dan Olson (2003) Sikap bisa muncul dalam pikiran yang bersifat implisit atau muncul dalam tingkah laku yang eksplisit Goff, Eberhardt, Williams, & Jackson (2008) Sikap bisa mempengaruhi perilaku penting seperti sikap juri terhadap kasus afro amerikan ‘13 2 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dari penelitian yang terdapat di tabel 1 terlihat sikap mempunyai banyak pengaruh terhadap perilaku sosial individu. Pada bagan 1 akan diperlihatkan sikap sebagai pembentuk tingkah laku individu. Membangu n sikap positif Pertimbangan terhadap konsekuensi masa depan Memilih untuk bertindak Pikiran positif vs pikiran negatif Tidak mau bertindak Bagan 1 contoh sikap mempengaruhi kemauan untuk bertindak1 Sumber: Morison, Cozzolino, dan Obel (2010, dalam Baron dan Branscombe, 2012) Dari pendahuluan mengenai kajian sikap, maka ada beberapa hal penting mengenai sikap dalam sudut pandang psikologi sosial: 1. 2. 3. 4. Apa yang mempengaruhi sikap? Hal apa yang mempengaruhi dan tidak mempengaruhi sikap? Bagaimana sikap bisa berubah? Bagaimana sikap seringkali sulit berubah? Hal – hal ini akan menjadi kajian menarik mengenai sikap Pertanyaan pertama mengenai apa yang mempengaruhi sikap dan bagaimana sikap bisa terbentuk? Baron dan Brenscombe memberikan jawaban bahwa sikap seringkali terbentuk melalui proses belajar sosial (social learning). Yang dimaksud proses belajar sosial adalah bahwa banyak hal yang menentukan sikap bergantung pada interaksi sosial dan observasi individu terhadap tingkah laku sosial yang terjadi di lingkungannya. Sedangkan definisi social learning menurut Baron dan Brenscombe dapat ditulis sebagai berikut 1 Hal ini terjadi dalam penelitian terhadap sikap warga negara amerika yang menolak atau membolehkan legalisasi mariyuana untuk keperluan medis ‘13 3 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Social learning: The process through which we acquire new information, forms of behavior, or attitudes from other people. Proses pembelajaran Proses pembelajaran dan pembentuk sikap terbentuk melalui tiga cara: 1. Classical Conditioning: Belajar melalui asosisasi. 2. Instrumental Conditioning: Memberikan imbalan terhadap sikap yang diinginkan. 3. Observational learning: Belajar dengan memperhatikan tingkah laku orang lain. Classical Con ditioning Proses pembelajaran yang sangat dasar adalah ketika manusia belajar dengan asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi adalah ketika ada satu stimulus tidak terkondisikan (unconditioned stimulus) muncul menjadi tanda bagi stimulus lainnya. Hal ini menjadi asosiasi bagi manusia yang melihat dan mengobservasi stimulus tersebut. Hal ini biasa dilakukan para pengiklan, misalnya mengasosiasikan mulut bersih dengan produk pasta gigi tertentu atau mengasosiasikan bau segar dengan produk pasta gigi tertentu. Kedua contoh yang disebut tersebut biasa dilakukan untuk mendapatkan asosiasi dari konsumen yang akan disasar. Model ini seringkali disebut sebagai model kondisional klasik. Ada dua cara model kondisional klasik dalam membuat pembelajaran sosial yaitu cara langsung dan tidak lansung. Cara langsung ini sekarang di dunia pemasaran dikenal dengan hard selling dan cara tidak langsung saat ini dikenal dengan soft selling. Pengkondisian ini juga bisa berlangsung di area kesadaran manusia, dimana pengkondisian terjadi pada area di dalam bawah sadar manusia, yang sering disebut sebagai pengkondisian sublim. Penelitian di area pengkondisian klasik Penelitian Kajian Falomir-Pichastor, Munoz-Rojas, Invernizzi, Penelitian pengkondisian klasik untuk and Mugny (2004) mencegah diskriminasi terhadap muslim afrika amerika Sweldens, van Osselaer, & Janiszewski, Pengkondisian klasik bisa terjadi melalui rute 2010 langsung dan tidak lansung Stahl, Unkelbach, & Corneille, (2009) Pengkondisian klasik melalui rute tidak langsung mengambil contoh penjualan produk dengan memakai iklan selebritis Tabel 2 Tingkah laku setelah terbentuk akan mampu mempengaruhi tingkah laku. Sebagai contoh penelitian eksperimental anak yang diberikan kondisi negatif terhadap kelompok arab dan ‘13 4 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id muslim saat kembali ke kelas akan secara tidak sadar mempunyai sikap negatif terhadap kedua kelompok tersebut. Instrumental Conditioning Instrumental conditioning mempunyai definisi sebagai berikut: A basic form of learning in which responses that lead to positive outcomes or which permit avoidance of negative outcomes are strengthened. Proses pembelajaran yang memberikan imbalan terhadap respon yang diinginkan sehingga respon yang diinginkan semakin kuat. Sebagai contoh di dalam keluarga anak akan mulai diajarkan untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma dan tradisi yang dianggap baik oleh lingkungan. Anak yang bersikap dan bertingkah laku sesuai norma akan mendapat imbalan dari lingkungan. Imbalan ini bisa didapatkan dari senyuman, pelukan, ucapan terimakasih atau pujian. Contoh ini merupakan instrumental conditioning dalam kehidupan sehari – hari. Levitan dan Visser (2008) memberikan contoh pengaruh lingkungan terhadap perubahan sikap dengan mengambil penelitian terhadap sikap politik mahasiswa. Sikap politik mahasiswa yang masuk kepada lingkungan baru mulai menyesuaikan dengan sikap politik lingkungan pada bulan ke dua. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa berupaya untuk masuk dan diterima oleh lingkungan, oleh sebab itu mereka mulai menyesuaikan sikap politik sesuai dengan harapan lingkungan. Penelitian di instrumental conditioning Penelitian Kajian Noel, Wann, & Branscombe (1995) Pengaruh pemimpin kelompok dan ekspresi terhadap sikap individu Levitan & Visser (2008) Pengaruh jejaring sosial terhadap sikap individu Oskamp & Schultz (2005) Pengaruh keluarga dan orang orang terdekat terhadap sikap individu Tabel 3 Dari penelitian dan kajian terhadap instrumental conditioning, artikel ini memperlihatkan bahwa sikap bisa terbentuk dengan pembelajaran melalui imbalan atau hukuman terhadap respon yang diinginkan. Observational Learning Definisi dari Observational learning adalah sebagai berikut: A basic form of learning in which individuals acquire new forms of behavior as a result of observing others. ‘13 5 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dari definisi diatas dapat dillihat bahwa sikap bisa terbentuk melalui observasi terhadap sikap dan tingkah laku orang lain. Padangan ini dikenalkan oleh Bandura (19970, hal ini disebabkan manusia senantias melakukan komparasi sosial untuk memastikan sikap dan tingkah laku mana yang diterima atau dianggap benar oleh lingkungan sosial (Festinger, 1954). Di dalam melakukan komparasi sosial, individu mempunyai orang atau sekolompok orang yang menjadi referensi nilai. Sebagai contoh fenomena batu akik dan kamera go pro, kedua hal ini sudah ada sejak lama, namun menjadi tren sosial ketika banyak kelompok referensi seperti artis, tokoh publik, tokoh politik, atau televisi memakai dan menayangkannya secara rutin. Hal ini seperti yang dicontohkan oleh peneltian Terrry dan Hog (1996) mengenai pemakaian tabir surya bergantung terhadap kelompok yang melakukan promosi. Kelompok yang menjadi referensi dan pengaruh kuat akan lebih mudah mempromosikan. Dari penelitian ini orang akan mudah memiliki atau membentuk sikap tertentu saat sikap itu dipromosikan oleh kelompok yang menjadi referensi. Hal ini disebabkan individu cenderung ingin merasa sama dan sesuai dengan kelompok tertentu. Oleh sebab itu individu cenderung akan merasa tidak nyaman saat bertemu dengan kelompok memiliki identitas sama namun mengeluarkan tingkah laku yang berbeda (Turner, 1991). Refleksi Dari ini kita bisa menyimpulkan bahwa sikap merupakan proses evaluasi Sikap bisa muncul secara implisit atau ekpslisit Sikap didapatkan melalui proses belajar sosial Lingkungan punya pegaruh membentuk sikap Kelompok yang individu merasa bagian dari dirinya akan mudah mempengaruhi pembentukan sikap Sikap dan tingkah laku Tidak semua sikap akan mempengaruhi tingkah laku sosial. ada jarak antara sikap dan tingkah laku sosial. Jarak ini dipengaruhi oleh konteks sosial. Konteks sosial mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Sebagai contoh anda tidak suka dengan kelompok x, namun sahabat baik anda berada dan menyukai kelompok x, tentu saja anda tidak akan serta merta memperlihatkan tingkah laku kasar terhadap kelompok x. Hal ini bisa terjadi dikarenakan ada kontek sosial antara anda dengan teman anda. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sikap 1. Attitude extrimity 2. Attitude certainty 3. Personal experience ‘13 6 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambar 1 Attitude extrimity mempunyai definisi the extent to which an individual feels strongly—in one direction or the other—about an issue. Ini berarti apakah sebuah isu ini mempunyai keterkaitan yang amat sangat kuat dengan individu. Manusia mempunyai isu atau ketertarikan, semakin tertarik dengan isu tertentu, maka makin kuat sikapnya terbentuk. Dan ketika manusia tertarik dengan isu tertentu, maka mereka akan membuat rasionalisasi untuk memperkuat sikap terhadap isu tersebut. Attitude certainty mempunyai definisi mencakup attitude clarity—being clear about what one’s attitude is—and attitude correctness—feeling one’s attitude is the valid or the proper one to hold. Kejelasan sikap ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan sikapnya. Kebenaran sikap menggambarkan keyakinan individu terhadap kebenaran sikap yang dipegangnya. Personal experience adalah pengalaman seseorang terhadap peristiwa tertentu. Semakin dalam dan emosional peristiwa itu maka akan semakin menguatkan sikap terhadap isu tertentu. Emosi yang disimpan dalam pengalaman tersebut akan semakin menguatkan atau melemahkan sikap terhadap isu atau peristiwa tertentu. Theory of reasoned action Teori ini memulai asumsi dengan mengatakan bahwa setiap tingkah laku ada rasionalisasi yang dilakukan oleh individu di dalamnya. Yang dimaksud dengan rasionalisasi adalah saat individu menilai konsekuensi dari tingkah laku sehingga dihasilkan intensi tingkah laku. Yang dimaksud intensi tingkah laku adalah tingkah laku yang mempunyai tujuan. Dalam teori ini ada dua hal yang mempengaruhi tingkah laku, yaitu sikap individu terhadap tingkah laku dan norma subjektif yang ada di dalam individu. Kedua hal ini mempunyai pengaruh terhadap terjadinya tingkah laku. Semakin positif sikap individu terhadap tingkah laku tertentu akan semakin mungkin tingkah laku tersebut muncul. Semakin sesuai tingkah laku dengan norma individu akan semakin tingkah laku tersebut muncul. ‘13 7 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Theory of planned behavior Di dalam teori ini invidu semakin tingkah laku ini dijalankan maka semakin mungkin tingkah laku ini muncul. Artinya individu saat mengevaluasi sikap juga mengevaluasi kemungkinan untuk bisa melakukan tingkah laku tersebut. Kemungkinan tingkah laku tersebut disebut sebagai implemention plan (rencana tindakan). Rencana tindakan terbentuk pada awalnya di dalam pikiran individu, di dalam pikiran individu inilah terlihat berbagai kemungkinan dan konsekuensi sehingga terlihat kemungkinan individu untuk melakukan tingkah laku tersebut. Attitute to behavior process Hal ini menjelaskan bahwa sikap yang diharapkan akan memicu munculnya tingkah laku tertentu. Sebagai contoh saat kita disakiti maka diharapkan akan muncul sikap tidak senang yang diiringi dengan tingkah laku marah. Persuasi Salah satu cara untuk mengubah sikap adalah dengan melakukan persuasi. Persuasi adalah Efforts to change others’ attitudes through the use of various kinds of messages. Dari definisi ini persuasi meruapakan usaha dengan menyampaikan beberapa pesan yang dapat mempengaruhi sikap individu. Persuasi yang berhasil adalah ketika 1. Komunikator mempunyai kredibilitas dihadapan individu 2. Komunikator mempunyai penampilan menarik 3. Pesan didesain tidak untuk mengubah sikap, atau pesan didesain secara tidak langsung sehingga individu tidak merasa digurui 4. Pesan mempunyai efek yang memberikan pesan rasa takut bila tidak dijalankan Berikut ini penelitian tentang persuasi dan sikap Penelitian Kajian Apanovitch, McCarthy, & Salovey (2003) Penelitian terhadap wanita di entis minoritas untuk dites hiv aids Petty, 1995 Penelitian bahwa efek rasa takut harus disertai cara menghilangkan rasa takut untuk dapat mempengaruhi secara efektif Walster & Festinger, 1962 Pesan yang didesain tidak langsung mempengaruhi akan lebih berhasil Eagly & Chaiken, 1993 Komunikator yang mempunyai penampilan fisik menarik lebih persuasif Tabel 4 ‘13 8 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Aronson, Elliot., Timothy D. Wilson, Robin M. Akert. (2010). Social Psychology 7th edition. Prentice Hall Baron, Robert A., Nyla R. Branscombe. (2012). Social Psychology. New Jersey: Pearson Education Bronfenbrenner, U. (1994). Ecological Models of Human Development. In international Encyclopedia of Education, Vol. 3, 2nd. Ed. Oxford: Elseveir. Reprintedi in: Gauvain, M.& Cole, M (Eds.), Readings on the development of childern, 2nd Ed. (1993, hal. 37-43). NY : Freeman Myers, David. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Humanika Salemba Shaffer, David R. (2009). Social and Personality Development 6th edition. Wadhsworth: Cangage Learning. ‘13 9 Psikolog Sosial Irfan Aulia, M.Psi. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id