ISSN 0215 - 8250 920 STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BAHASA BALI BERHURUF BALI DI SEKOLAH DASAR LABORATORIUM IKIP NEGERI SINGARAJA oleh I Wayan Wendra Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang tergolong penelitian kualitatif tipe studi kasus (observasional case study). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali di kelas VI SD Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, alasan guru menggunakan strategi tersebut dalam pembelajaran,dan pelaksanaan penggunaan strategi tersebut dalam pembelajaran di dalam kelas. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Bali dan siswa kelas VI SD Lab IKIP Negeri Singaraja. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara. Data diolah dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali adalah strategi ekspositoris deduktif. Alasan guru menggunakan strategi tersebut adalah karena waktu yang tersedia terbatas sedangkan kondisi jumlah siswa dalam kelas sangat padat dan kemampuan dasar huruf Bali siswa belum memadai untuk dilibatkan secara maksimal baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan strategi tersebut dalam pembelajaran yaitu pada awal pembelajaran guru tidak memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan diskusi secara klasikal dengan mengaitkan beberapa prinsip pembelajaran membaca. Dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan media berupa buku teks. Pada akhir kegiatan ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 921 pembelajaran guru menutup pelajaran dengan tidak menyimpulkan pelajaran serta tanpa melakukan evaluasi secara khusus. Kata kunci: strategi pembelajaran membaca teks berhuruf Bali ABSTRACT This study used a descriptive-qualitative design that belonged to the observasional case study type. This study aimed at finding out the strategy used by the teacher in the teaching of Balinese texts written in Balinese character at the sixth grade at SD Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, the reasen the teacher used this startegy in the classroom teaching and the implementation of this strategy in the classroom. The subjects of the study were Balinese language teacher and the student of the sixth grade at SD Lab. IKIP Negeri Singaraja. The data were collected by observation and interview. The data were analyzed by a descriptive and qualitative analysis. The results show that the strategy used by the theacher in the teaching of Balinese texts written in Balinese character was expository-deduktive strategy. The reason the teacher used this strategy was because the time available was limited whereas the number of studens involved was sizeable and the students’ basic competence concerning Balinese character was not good enough for the maximal involvement of the students both at the planning and the implementation of instruction. Concerning the implementation of the strategy, at the beginning of the instruction the teacher did not give apperception and present the instructional objective. When the core activity took place, the teacher used the lecturing mothod, question and answer, task, and discussion classically by relating some principles of the teaching of reading. In the teaching activity the teacher only used textbooks as media. At the end of instruction the teacher closed the lesson by not concluding the lesson and without doing any special evaluation. Key words : strategy in the teaching of Balinese texts written in Balinese character ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 922 1. Pendahuluan Kegiatan membaca memiliki nilai yang sangat strategis dalam upaya mengembangkan diri. Bagi para pelajar, membaca akan terus dibutuhkan sebagai alat untuk mempelajari berbagai bidang ilmu. Sukses dalam membaca sangat penting bagi para pelajar dalam rangka pengembangan kemampuan akademik, keahlian dan kecerdasan (Carnine, Silbert, dan Kameenui, 1990). Demikian halnya pentingnya kemampuan para pelajar dalam membaca bacaan teks yang menggunakan aksara atau huruf Bali. Aksara atau huruf Bali merupakan sarana yang vital untuk dapat lebih mengenal budaya Bali secara mendalam karena huruf Bali berfungsi sebagai sarana untuk menuliskan berbagai macam masalah keagamaan, adat- istiadat, sastra dan sebagainya. Tanpa mengenal dan mampu membaca huruf Bali, sulit diharapkan seseorang akan mampu memahami informasi yang tersimpan dalam naskah-naskah yang berhuruf Bali. Hal ini telah ditegaskan oleh mantan Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra(1986) bahwa sangat diperlukan kemampuan membaca naskah berhuruf Bali. Tanpa kemampuan tersebut, seseorang akan sulit memahami informasi yang terkandung dalam naskah berhuruf Bali terutama yang menyangkut seni dan budaya Bali. Hasil penelitian Sutresna dan Rasna (1977: 70) memperlihatkan bahwa kemampuan memahami isi bacaan berhuruf Bali siswa SMU baru sebatas rerata kelas 67 tergolong cukup. Kenyataan lain juga menunjukkan bahwa kondisi guru Bahasa Bali sebagai pelaksana pembelajaran di kelas keberadaannya masih dikeluhkan. Merdhana(2002) melalui hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa keadaan guru Bahasa Bali masih memprihatinkan. Guru-guru yang mengjarkan Bahasa Bali sebagian besar belum memiliki kualifikasi dalam bidang Bahasa Bali. Mereka diambil dari ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 923 guru-guru bidang studi lain seperti guru Agama, guru Bahasa Indonesia, guru Sejarah atau guru bidang studi lain. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas merupakan variabel yang sangat penting sebagai penentu utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dunkin dan Biddle(1974) juga menegaskan bahwa proses pembelajaran merupakan variabel sentral yang sangat berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar. Penelitian tentang bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali di tingkat SD di dalam kelas belum ada. Tingkat sekolah dasar mempunyai fungsi yang sangat strategis karena merupakan pondasi dan cikal bakal penentu upaya belajar di tingkat selanjutnya. Berdasarkan informasi saat penjajagan awal ke lapangan, guru SD Laboratorium yang mengajarkan Bahasa Bali telah memiliki kualifikasi dalam bidang Bahasa Bali, yakni pendidikan D3 Bahasa Bali dengan pengalaman mengajar selama sebelas tahun. Berbeda dengan guru Bahasa Bali di SD lain, guru di SD Laboratorium tidak hanya mengandalkan materi buku penunjang yang umum digunakan oleh guru SD lainnya, tetapi ia memvariasikan dengan sumber materi lain yang dianggapnya tepat menunjang pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengungkap tentang strategi guru dalam pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali di SD Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Penelitian ini ingin mengungkap tentang: (1) strategi apakah yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali di kelas VI?, (2) mengapa strategi tersebut digunakan?, dan (3) bagaimana pelaksanaan strategi tersebut dalam pembelajaran di dalam kelas?. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi guru-guru yakni dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam mempertimbangkan caracara mengajarkan membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 924 Penelitian ini dilandasi oleh kajian teori sebagai berikut. Dalam proses membaca terjadi proses perseptual dan proses kognitif(Anderson dkk.,1985).Membaca merupakan proses yang sangat kompleks. Dalam proses membaca sebagai upaya memahami makna teks atau bacaan akan diperlukan dua informasi penting yakni informasi visual yang berupa semua unsur tulisan yang ada dalam teks bacaan dan informasi non-visual yang berupa pengetahuan tentang topik sehubungan dengan teks yang dibaca (Smith, 1985). Dalam upaya memahami teks Bahasa Bali berhuruf Bali, diperlukan informasi visual yakni memahami tulisan atau huruf Bali. Tanpa memahami huruf Bali, pembaca akan sulit menangkap isi bacaan atau topik bacaan yang merupakan unsur non-visualnya. Tujuan pengajaran membaca Bahasa Bali di SD adalah agar siswa mampu membaca dengan lancar dan memahami wacana Bahasa Bali berhuruf Bali melalui pengamatan atau komunikasi(Panitia Kegiatan SD, 2002/2003). Berdasarkan hasil survei pengajaran Bahasa daerah di SD, SLTP, dan SLTA, tujuan pengajaran membaca adalah agar siswa mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara membaca, lancar membaca wacana Bahasa Bali berhuruf Bali, dan dapat memahami wacana Bahasa Bali berhuruf Bali melalui pengamatan dan komunikasi (Putrayasa, 2002).Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi pembelajaran tepat yang harus dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Ahmadi (1990) mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran adalah pola kegitan pembelajaran tertentu yang dipilih guru untuk melaksanakan program pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan aktivitas mental intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengembangan strategi pembelajaran paling tidak harus didasarkan atas tujuan pembelajaran, sifat sub-keterampilan yang diajarkan, dan karakteristik peserta didik(Dick dan Carey,1985). ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 925 Pengembangan strategi pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran yang berkualitas ditunjukkan dengan adanya motivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar- mengajar. Aktivitas yang ditunjukkan oleh peserta didik sangat maksimal, yakni peserta didik senang dan antusias mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Bila terjadi hal sebaliknya, kualitas proses belajar- mengajar tersebut berarti rendah. Dari segi hasil, kualitas pembelajaran ditunjukkan dengan adanya pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.Kenyataannya pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali baik dari segi proses maupun hasil belum memadai. Dari segi proses, belum maksimal terlibat scara aktif bahkan siswa masih merasakan pembelajaran membaca Bahasa Bali berhuruf Bali sebagai suatu beban. Dari segi hasil, prestasi rerata kelas siswa barulah sebatas kategori cukup. Secara umum ada dua jenis strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran ekspositoris dan strategi pembelajaran heuristik. Strategi pembelajaran ekspositoris adalah strategi pembelajaran yang menyiasati agar semua aspek komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada tersampaikannya isi pelajaran (informasi) kepada siswa secara langsung. Dalam strategi ini, siswa tidak mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang dipelajari karena semuanya telah disajikan secara jelas melalui aspek-aspek komponen yang langsung berhubungan dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran heuristik, yaitu strategi pembelajaran yang menyiasati agar aspek-aspek komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada pengaktifan siswa mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan. Dalam menggunakan kedua strategi tersebut, guru dapat juga menggabungkan dengan jenis pemikiran deduktif atau induktif, ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 926 sehingga variasinya akan terjadi strategi ekspositoris deduktif atau strategi ekspositoris induktif, dan strategi heuristik deduktif atau heuristik induktif (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993). Guru yang baik, atas dasar kemauannya akan dapat menciptakan pembelajaran membaca yang efektif. Kleinfeld (dalam Carnine, Silbert dan Kameenui, 1990) telah mengidentifikasi pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif ditunjukkan oleh adanya kehangatan emosional yang akan dapat menghilangkan kecemasan siswa di kelas dan memenuhi harapan-harapannya. Di samping itu pembelajaran yang efektif ditandai pula oleh adanya kemampuan guru memecahkan atau mengatasi perasaanperasaan ambivalennya sendiri tentang keabsahan tujuan-tujuan pembelajarannya dan menyatakan perhatiannya yang besar terhadap siswa bukan dengan simpati pasif, melainkan dengan meminta kualitas kerja akademik yang tinggi. Ronsenshine (dalam Carnine, Silbert dan Kameenui, 1990) meringkas banyak hasil penelitian pengajaran langsung dengan mengkhususkan bagaimana usaha guru dapat mempengaruhi siswa. Beberapa di antaranya adalah melalui pembelajaran dengan menyebutkan tujuannya, menyajikan bahan baru dengan bertahap, memberikan instruksi dan penjelasan secara jelas dan rinci, memberikan latihan, banyak bertanya, mengecek pemahaman siswa, memberikan umpan balik, dan koreksi. Oka (1989) menegaskan bahwa dalam pembelajaran membaca, tidak ada satu pun cara yang super sifatnya. Lebih jauh disarankan agar para guru tidak hanya menggunakan satu metode atau pun strategi yang dianggapnya paling baik. Guru hendaknya memvariasikan metode, teknik, dan prosedur pengajaran membacanya atau bersikap eklektis dalam masalah ini. Pembelajaran membaca yang efektif adalah pembelajaran membaca yang memanfaatkan dengan tepat hasil diagnosis kesulitan ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 927 belajar membaca pada diri siswa dan hasil pengkajian kebutuhannya dalam membaca. 2. Metode Penelitian Penelitan ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Rancangan ini digunakan karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan data yang diambil dari latar yang bersifat alamiah yakni aktivitas-aktivitas pembelajaran membaca yang berlangsung secara alamiah di dalam kelas. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif tipe studi kasus (observasional case study). Subjek penelitian ini adalah Guru Bahasa Daerah yang mengajarkan membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali dan siswa kelas VI SD Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Dengan demikian, data penelitian ini adalah proses pelaksanaan strategi pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali, dan sumber datanya adalah guru yang mengajarkan membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali dan siswa kelas VI SD Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi dan metode wawancara. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang strategi apa yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran dan bagaimana pelaksanaan penggunaan strategi tersebut dalam pembelajaran. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulakan data tentang alasanalasan guru menggunakan strategi tersebut. Dalam pengumpulan data, peneliti merupakan instrumen utama (Bogdan dan Biklen, 1982). Instrumen lain sebagai alat bantunya adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara yang tidak terstruktur karena hanya berisi hal-hal pokok yang akan dicari. Jaminan keabsahan data dalam penelitian ini diusahakan dengan cara ketekunan pengamatan, dan triangulasi (Moleong, 1990). ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 928 Data dalam penelitian ini diolah dengan analisis deskriptif kualitatif. Proses analisis dalam penelitian ini berlangsung terus menerus yang dilaksanakan pada hampir semua fase. Jadi analisis data dilakukan sewaktu mengumpulkan data di lapangan dan sesudah meninggalkan lapangan (Miles dan Huberman, 1992). Ditegaskan lebih jauh bahwa komponen analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan penyimpulan. Dengan mengadaptasi teori analisis data tersebut, prosedur analisis tampak sebagai suatu tahapan dan bagian-bagian terpisah dalam bentuk (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) verifikasi, dan (4) penarikan simpulan. Rangkaian kegiatan ini sebenarnya dilakukan terkait antara data yang satu dan data yang lainnya dan bersifat simultan. 3. Hasil Penelitian dan PemBahasan Hasil penelitian menunjukkan, strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali adalah strategi ekspositoris deduktif. Ini terbukti dari tindakan dan peran guru yang dominan yakni lebih banyak aktif dibandingkan dengan siswa dari sejak awal sampai akhir pembelajaran. Terbukti dengan guru tidak membuat perencanaan pembelajaran, memilih materi pelajaran sendiri, sedikit memberi latihan membaca pada siswa, menentukan jenis evaluasi sesuai dengan kehendak guru sendiri karena tanpa perencanaan. Dengan tidak dibuatnya program pembelajaran oleh guru tampak jelas guru berperan sangat dominan yaitu penentu segalanya sendiri yakni merumuskan tujuan khusus, memilih materi, menentukan kegiatan belajar mengajar, memilih media, dan menentukan evaluasi. Perencanaan program pembelajaran oleh seorang guru sangatlah penting mengingat kedudukan seorang guru sebagai seorang organisator dan negosiator. Bahkan guru yang tidak mampu dan tidak tahu mengatur rencana pembelajaran, tidak ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 929 tahu mengatur waktu, tidak tahu mengatur anak-anak di dalam kelas dan sebagainya, adalah bukan guru (Kolit, 1978). Cara guru dalam menentukan dan memilih materi pelajaran sendiri jelas bertentangan dengan prinsip pembelajaran membaca yang disarankan oleh Oka (1989) yaitu pembelajaran yang mampu membina kebiasaan membaca pada siswa sebagai suatu yang menyenangkan. Dalam hal ini, pembelajaran membaca hendaknya menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan minat dan perhatian siswa. Bahkan, Panitia Kegiatan Sekolah Dasar (2003/2004) telah menyarankan yakni dengan kesepakatan guru dan murid, guru membuat sebuah wacana berBahasa Bali dan menugaskan siswa membaca lancar wacana tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih banyak aktif dibandingkan siswa dan porsi kesempatan siswa latihan membaca sangat terbatas, dan guru tidak pernah memberikan tugas membaca di rumah. Cara yang ditempuh guru menyimpang dengan prinsip pembelajaran membaca. Berdasarkan prinsip belajar membaca, pada dasarnya belajar membaca itu adalah dengan cara membaca (learning to read by reading) (Smith,1985). Waktu yang dihabiskan siswa dalam latihan-latihan dan kegiatan membaca sangat esensial bagi kesuksesan siswa dalam membaca. Sejumlah hasil penelitian telah menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara jumlah waktu yang digunakan untuk membaca dan pencapaian kemampuan membaca. Anderson (1985) menemukan bahwa jumlah waktu yang digunakan membaca di rumah merupakan prediktor terbaik terhadap pencapaian kemampuan membaca siswa. Oleh karena itu, kesempatan latihan membaca untuk siswa perlu diperbanyak. Demikian halnya kegiatan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. Evaluasi terhadap kegitan pembelajaran harus dilakukan guru secara khusus, secara tersendiri, terpisah dari proses pembelajaran dan dapat ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 930 dilakukan secara lisan (Fino Chairo dan Brumfit dalam Azies dan Alwasilah, 1996). Adapun alasan guru menggunakan strategi tersebut karena terbatasnya waktu sedangkan kondisi kelas cukup padat dan kemampuan dasar huruf Bali siswa belum memadai sehingga tidak memungkinkan mengaktifkan siswa terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan secara maksimal. Cara yang ditempuh tersebut akan memudahkan pembelajaran baik dari segi guru maupun dari siswa. Di sini guru harus ingat bahwa pembelajaran berBahasa, khususnya pembelajaran membaca adalah agar siswa dapat berkomunikasi pada bacaan yang dibacanya dan harus diorientasikan pada siswa. Guru jangan hanya berpikir untuk memudahkan penyajian. Kemudahan penyajian dapat diterima jika cara tersebut dapat mengoptimalkan pembelajaran. Akan tetapi, jika kemudahan penyajian tersebut mematikan kreativitas siswa, hal tersebut harus ditinggalkan. Sebaliknya, walaupun kegiatan tersebut dirasakan memberatkan siswa dan membebani guru dalam menyajikannya, jika untuk kebaikan dalam menumbuhkan dan memantapkan kemampuan siswa, tentunya cukup baik untuk diterapkan secara bertahap. Sesuai dengan prinsip pembelajaran membaca, bahwa kemampuan atau keterampilan membaca yang spesifik hendaknya dibina lewat suatu latihan sistematik yang spesifik pula, baik pada tahapan-tahapan belajar tertentu maupun mempelajari jenis-jenis membaca tertentu (Oka, 1989).Dalam pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali siswa masih mengalami kesulitan yang spesifik yakni mengenali lambang atau huruf Bali yang digunakan dalam teks.Untuk itu, guru dituntut mampu secara bertahap yakni mengenalkan huruf-huruf Bali yang masih menyulitkan siswa dalam membaca, kemudian melatih membaca atau menyuarakannya, dan pada akhirnya nanti diupayakan agar melatih siswa memahami isi bacaan teks tersebut. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 931 Pelaksanaan strategi ekspositoris deduktif yang tampak di kelas adalah sebagai berikut. Pada awal pembelajaran saat guru membuka pelajaran, guru tidak memberikan apersepsi yang mengarah pada materi pelajaran dan guru juga tidak menyampaikan tujuan pembelajaran sebagai pedoman bagi siswa tentang arah pembelajaran sehingga siswa siap secara fisik dan mental. Pada pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran, guru memgunakan metode yang bervariasi yaitu ceramah, tanya jawab, penugasan, dan diskusi secara klasikal sebagai upaya mengaktifkan siswa, yang telah dikaitkan dengan beberapa prinsip pembelajaran membaca. Dalam pelaksanaannya, guru hanya menggunakan media pembelajaran yang berupa buku paket yang telah diseleksinya. Pada akhir pembelajaran, guru tidak menutup pembelajaran dengan menyimpulkan atau merangkum isi pembelajaran dan tidak melakukan evaluasi secara khusus karena guru beranggapan bahwa pelatihan membaca dan hasil tanya jawab yang telah dicatat oleh siswa sudah merupakan kegiatan menutup dan evaluasi terhadap permbelaran yang dilakukan. Untuk itu, guru hendaknya mengupayakan pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali agar diperoleh hasil yang lebih maksimal dengan memperhatikan hal-hal berikut. Guru perlu melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilaksanakan guru bertujuan agar dapat mengarahkan siswa secara sadar dan penuh penghayatan tentang segala sesuatu yang telah dimilikinya untuk dijadikan dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru dalam materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran membaca, guru disarankan memeriksa terlebih dahulu kesiapan membaca siswa, karena kesiapan membaca pada dasarnya adalah kesiapan mental dan fisik tertentu yang diperlukan untuk mengikuti setiap jenis atau tingkat program pengajaran membaca yang akan disajikan (Oka, 1989). Demikian halnya penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 932 Tujuan pembelajaran memiliki manfaat, yaitu dapat membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan kesulitan dalam penafsiran, menjamin dilaksanakan proses pengukuran dan penilaian yang tepat, memungkinkan guru dan siswa dapat membedakan di antara macam dan kelompok perilaku yang berbeda, dan merupakan suatu rangkuman yang lengkap untuk pelajaran yang akan diberikan serta dapat berfungsi sebagai pedoman awal( Davies dalam Modjiono dan Dimyati, 1991). Dakin (dalam Baradja,1990) telah meyakinkan kesimpulan dari studinya tentang pengajaran membaca walaupun tanpa memperhatikan sistem pengajaran membaca dan tanpa memperhatikan bahan pelajaran, 85% dari anak-anak yang belajar membaca berhasil dengan baik yakni dengan sistem yang eklektik. Ditegaskan bahwa sistem pengajaran membaca yang baik ialah suatu sistem yang eklektik yakni sistem yang dapat mengambil segi-segi yang menguntungkan dari sistem-sistem yang ada. Pemanfaatan metode yang bervariasi merupakan langkah yang tepat karena dalam pembelajaran membaca tidak ada satu pun cara yang super sifatnya. Oka (1989) juga menegaskan guru tidak hanya menggunakan satu metode atau pun strategi yang dianggapnya paling baik. Guru hendaknya memvariasikan metode, teknik dan prosedur pengajaran membaca atau bersikap eklektis dalam masalah ini. Demikian halnya dalam hal pemanfaatan buku teks sebagai media pembelajaran asalkan guru telah melakukan penyeleksian sebelumnya. Pelajaran Bahasa Bali menggunakan pendekatan komunikatif, tidak ada satu buku teks yang diwajibkan . Buku teks, rekaman kaset, atau apa pun yang dapat membantu mencapai tujuan pengajaran dapat digunakan (Baraja, 1990). Di samping membuka pelajaran, menutup pelajaran juga merupakan hal yang penting yakni menyimpulkan atau menegaskan konsep yang telah ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 933 diberikan, serta melaksanakan evaluasi sehingga hasil pembelajaran dapat diketahui untuk segera melakukan tindak lanjut pembelajaran berikutnya. Ronsenshine (dalam Carnine, Silbert dan Kameenui, 1990) meringkas banyak hasil penelitian pengajaran membaca langsung dengan mengkhususkan bagaimana usaha guru dapat mempengaruhi siswa. Beberapa di antaranya adalah memulai pelajaran dengan menyebutkan tujuannya, menyajikan bahan baru dengan bertahap, memberikan instruksi dan penjelasan secara jelas dan rinci, memberikan latihan, banyak bertanya, mengecek pemahaman siswa, memberikan umpan balik, dan koreksi. Dengan cara-cara demikian akan dapat diperoleh hasil pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali yang lebih maksimal. 4. Penutup Berdasarkan uraian dan pemBahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Jenis strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali adalah strategi ekspositoris deduktif. (2) Alasan guru menggunakan strategi tersebut karena terbatasnya waktu sedangkan kondisi kelas cukup padat dan kemampuan dasar huruf Bali siswa belum memadai sehingga tidak memungkinkan mengaktifkan siswa terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran secara maksimal. (3) Pelaksanaan strategi ekspositoris deduktif di kelas adalah sebagai berikut. Pada awal pembelajaran saat membuka pelajaran , guru tidak memberikan apersepsi dan tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menggunakan metode yang bervariasi yaitu ceramah, tanya-jawab, penugasan, dan diskusi secara klasikal yang telah dikaitkan dengan beberapa prinsip pembelajaran membaca. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya menggunakan media pembelajaran berupa buku paket yang telah diseleksinya. Pada akhir ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 934 pembelajaran, guru tidak menutup pembelajaran dengan menyimpulkan atau merangkum isi pembelajaran dan tidak melakukan evaluasi secara khusus karena guru beranggapan pelatihan membaca dan hasil tanya jawab yang telah dicatat siswa sudah merupakan kegiatan menutup dan mengevaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan saran sebagai berikut. Guru SD dapat menggunakan strategi ekspositoris deduktif ini sebagai alternatif pembanding serta pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran membaca teks Bahasa Bali berhuruf Bali. Dalam pelaksanaannya, guru hendaknya memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran saat membuka pelajaran, dan menyimpulkan serta melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan BerBahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: YA3. Anderson, Richard C., Elfrieda H. Hiebert, Judith A. Scott, dan Ian H.G. Wilkinson. 1985. Becoming a Nation of Readers : The Report of Commision Reading. Washington. D.C. The National Institute of Education. Azies, Furqanul dan Alwasilah, Chaedar A. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Baradja, M.F.1990. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 935 Bogdan, Robert, C. dan Sari Knopp Biklen. 1982. Qualitative Research for Education : An Introduction to Theory and Methods. London: Allyn and Bacon, Inc. Carnine,Douglas, Jerry Silbert dan Edward J. Kammenui. 1990. Direct Instruntion Reading (Edisi Khusus). Columbus: Merril Publishing Company. Dick, Walter dan Lou Carey. 1985. Instruction Design : Principles and Aplication. London: Scott Foreman and Company. Dunkin. Michaell J. dan Bruce.J. Biddle. 1974. The Study of Teaching. New York: Holt. Rinehart and Winston, Inc. Kolit, D.K. 1978. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional. Ende Flores: Nusa Indah. Mantra, Ida Bagus. 1986. Sambutan Gubernur Daerah Tingkat I Bali. Denpasar: Mabhakti. Merdhana, I Nyoman. 2002. “Pengajaran Bahasa Bali sebagai Bahasa Kedua” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran (Edisi Khusus). Desember 2003. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Oka, I Gusti Ngurah. 1989. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional. Panitia Kegiatan Sekolah Dasar. 2002/2003. Buku Program Pengajaran Kelas IV,V,VI. Buleleng: Cabang Dinas Kabupaten Buleleng. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007 ISSN 0215 - 8250 936 Putrayasa, Ida Bagus. 2002. Situasi Pengajaran Bahasa Daerah di Sekolah (Sebuah Survei Pengajaran Bahasa Daerah di SD, SLTP, dan SLTA Kabupaten Badung, Jembrana dan Buleleng). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Smith, Frank. 1985. Reading. London: Cambridge University Press. ___________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXX Oktober 2007