Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran

advertisement
ISSN 0215 - 8250
863
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERPENDEKATAN TEMATIK
BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH TERBUKA PADA
SEKOLAH DASAR DI PROVINSI BALI
oleh
Ni Nyoman Parwati
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha
Jln. Udayana Singaraja
ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan model
pembelajaran matematika berpendekatan tematik berorientasi pemecahan
masalah terbuka dalam rangka mengembangkan kompetensi berfikir kritis,
kreatif dan produktif pada siswa sekolah dasar di Provinsi Bali. Tujuan
khusus penelitian ini adalah (1) mengkaji model dan pendekatan tematik
dalam pembelajaran matematika, karakteristik masalah matematika terbuka,
menyusun bank tema dan masalah matematika terbuka, dan menyusun
indikator-indikator kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif, dan
(2) menggali pendapat pakar/calon pengguna model pembelajaran
berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika
terbuka. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan selama tiga
tahun, dengan memodifikasi pola 4 D (Define, Design, Develop and
Disseminate). Penelitian tahun pertama bertujuan menghasilkan draf kajian
terkait pengembangan model pembelajaran berpendekatan tematik
berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka beserta perangkatnya,
yang dilakukan dengan (1) studi pustaka, (2) studi komparasi, (3) survei
lapangan, (4) kegiatan laboratory work untuk menyusun draft model dan
perangkat pembelajaran, dan (5) validasi pakar untuk menyempurnakan
draf tadi. Berdasarkan hasil studi lapangan dapat disimpulkan bahwa (1)
97% responden menjawab siswa aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran matematika, (2) 89% menjawab siswa mengalami kesulitan
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
864
dalam menyelesaikan masalah matematika yang sifatnya non rutin, (3) 86%
menjawab siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif, (4)
97% guru menjelaskan konsep dengan menekankan pada keterampilan
berhitung dan keterampilan algoritmik, (5) 61% guru mengalami kesulitan
dalam mengembangkan tema yang ada dalam silabus atau kesulitan dalam
mencari tema/ permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi
matematika yang dibahas, (6) 97% guru memberikan soal-soal latihan/tes
yang hanya mempunyai satu jawaban benar, dan (7) 42% guru kesulitan
mendapatkan buku/literatur yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Saran yang dikemukakan berdasarkan hasil studi lapangan, adalah sangat
urgen dikakukan pengembangan model pembelajaran matematika
berpendekatan tematik beserta perangkatnya yang berorientasi pemecahan
masalah matematika terbuka.
Kata kunci : Model Pembelajaran Matematika Berpendekatan Tematik,
Pemecahan Masalah Terbuka, Berpikir Kritis, Kreatif dan
Produktif
ABSTRACT
The general goal of this research is to develop a mathematic
learning model using thematic approach with open-ended problem oriented
for developing critical, creative, and productive thinking competencies on
elementary school students in Bali province. The specific goals of the
research for the first year are (1) examining learning models and thematic
approach in mathematic learning, open-ended problem characteristics, bank
of themes and open-ended problem, and indicators of critical, creative, and
productive thinking competencies; (2) gathering expert or stakeholders’
opinions on the developed model. Development of the learning model is
expected to give a space and wide support for student endeavors in getting
deeper understanding that leads to direct impact in increasing their interest
and achievement in mathematics. The research is a development research
for period of three years using modified 4D (Define, Design, Develop and
Disseminate) development research model. The first year goal of the
research is to yield a draft of learning model using thematic approach with
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
865
open-ended problem orientation which is done by (1) literature study, (2)
comparative study, (3) field survey, (4) laboratory work to design the draft
of model, and (5) expert validation to perfect the developed model. The
result from the field survey related to students shows that: (1) 97% of
responders answered that their students actively involved in mathematic
classroom, (2) 89% of responders answered that their students undergo
difficulties in solving non routine mathematical problem, (3) 86% of
responders answered that their students had not been able to think critically,
creatively, and productively. Another result from the related survey shows
that: (4) 97% of all teachers stress on counting and algorithmic skill when
teaching, (5) 61% of all teachers undergo difficulties in developing themes
as given in syllabus or difficulties in finding themes daily problems that
match to the concept of mathematics, (6) 97% of all teachers gave closed
mathematics problems (problems with one correct answer) to their students,
and (7) 42% of all teachers face problem in getting books/literatures that
matched to the current curriculum. Based on the result of the field study, it
is urgent to develop a mathematics learning model using thematic approach
with open-ended problem orientation which matches to the current
elementary school curriculum.
Key words : mathematic learning model using thematic approach, openended problem, critical, creative, and productive thinking
1. Pendahuluan
Mengembangkan kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan produktif
di kalangan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam era
persaingan global ini karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam
segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan produktif tergolong kompetensi tingkat tinggi (high
order competencies) dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari
kompetensi dasar (biasa disebut dengan basic skills dalam pembelajaran
matematika). Basic skills dalam pembelajaran matematika biasanya
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
866
dibentuk melalui aktivitas yang bersifat konvergen. Aktivitas ini umumnya
cenderung berupa latihan-latihan matematika yang bersifat algoritmik,
mekanistik, dan rutin. Namun, kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan
produktif bersifat divergen dan menuntut aktivitas investigasi masalah
matematika dari berbagai perspektif. Dalam hal ini, pemecaham masalah
matematika tidak semata-mata bertujuan mencari sebuah jawaban yang
benar, tetapi bertujuan bagaimana segala kemungkinan pemecahannya yang
reasonable dan viable.
Dalam kenyataannya, pembelajaran matematika di Indonesia,
bahkan di banyak negara, masih didominasi oleh aktivitas latihan-latihan
untuk pencapaian mathematical basics skils semata. Hal ini berakibat pada
rendahnya prestasi dan minat belajar matematika siswa. Tak sulit
menemukan data statistik tentang rendahnya prestasi belajar matematika
siswa. Walaupun hal ini tidak sepenuhnya salah, dalam era persaingan
bebas ini, pembelajaran matematika yang bertumpu pada pencapaian basic
skills tidak memadai. Dengan demikian, pembelajaran matematika, kini dan
di masa datang, tidak boleh berhenti hanya pada pencapaian basic skills,
tetapi sebaliknya harus dirancang untuk mencapai kompetensi matematis
tingkat tinggi (high order competencies).
Perspektif baru ini merupakan tantangan yang harus dijadikan
pegangan dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran harus
mampu memberikan ruang seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
membangun pengetahuan dan pengalaman mulai dari basic skills sampai
tingkat tinggi. Perspektif baru ini juga memerlukan reorientasi dalam
aktivitas pemecahan masalah matematika. Tujuan pemecahan masalah
matematika bukan semata-mata terfokus pada menemukan satu jawaban
yang benar (to find a correct solution), tetapi bagaimana segala
kemungkinan jawaban yang reasonable, beserta segala kemungkinan
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
867
prosedur dan argumentasinya, mengapa jawaban tersebut masuk akal (how
to construct and to defend various reasonable solutions and its respective
procedures). Kemampuan matematis seperti ini sangat relevan, mengingat
masalah dunia nyata umumnya tidak sederhana dan konvergen, tetapi
kompleks dan divergen, bahkan tak terduga. Kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan produktif sangat penting dalam menganalisis, mensintesis dan
mengevaluasi segala argumen untuk mampu membuat keputusan yang
rasional dan bertanggung jawab. Peserta didik hendaknya diarahkan untuk
mencapai kompetensi tingkat tinggi ini melalui aktivitas-aktivitas
pembelajaran yang bervariasi, tematik kontekstual, dan terbuka. Model
pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah
matematika terbuka yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi tersebut. Pendekatan
tematik akan memberi kesempatan kepada siswa untuk secara mendalam
mengkaji topik-topik matematika yang dikemas secara menarik dan
kontekstual, sedangkan pemecahan masalah matematika terbuka akan
memberikan siswa kesempatan untuk melakukan investigasi masalah
matematika secara mendalam, sehingga dapat mengkonstruksi segala
kemungkinan pemecahannya secara kritis, kreatif, divergen, dan produktif.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan pendidikan yang
akan dilaksanakan selama 3 tahun. Pada tahun pertama, tahapan
penelitiannya adalah melakukan analisis kebutuhan/persyaratan. Kegiatan
penelitian yang dilakukan adalah (1) Analisis Need Assessment (2) Studi
pustaka (3) Studi komparasi (4) Expert Judgment (5) Penyempurnaan.
Sebagai sampel penelitian, diambil 3 kabupaten yang ada di Provinsi Bali
yang dipilih secara purposif dengan kriteria perkembangan daerah. Daerah
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
868
maju diwakili oleh Kodya Denpasar, daerah sedang diwakili oleh
Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Karangasem mewakili daerah kurang.
Prosedur kerja penelitian tahun pertama, berdasarkan tujuan, jenis
kegiatan, metode, tempat beserta produknya disajikan pada tabel 01 berikut
ini.
Tabel 01 : Prosedur Kerja Penelitian Tahun I : Analisis Kebutuhan,
Persiapan Design Model dan Perangkat Pembelajaran
KEGIATAN
TUJUAN KHUSUS
METODE
Analisis
Need
Assessment
Menggali pendapat calon
pengguna Model
pembelajaran dan
perangkatnya
Focus
group
Wawancara
terbuka
Kodya
Denpasar
 Buleleng
Karangasem
Studi pustaka
 mengkaji pendekatan
tematik dalam
pembelajaran
matematika
 mengkaji karakteristik
masalah matematika
terbuka
 menyusun bank tema
dan masalah
matematika terbuka, dan
 menyusun indikatorindikator kemam-puan
berpikir kritis, kreatif
dan produktif
Studi
Pustaka
Studi dokumen dan pelacakan pada
berbagai
sumber pustaka di Indonesia, dan di
luar negeri
melalui jaringan internet
Studi
kompa-rasi
Mengkaji model
pembelajaran tematik
berorientasi pemecahan
masalah dan
implementasinya di
berbagai negara
Menganalisis data hasil
studi pustaka, studi
komparasi, dan survai
lapangan
Studi
dokumentasi
Expert Judg
ment
Panel group
discussion
TEMPAT
Pelacakan
berbagai
sumber
pustaka
Singaraja
HASIL
Deskripsi tentang
perspektif penerapan
pembelajaran matematika
dengan pendekatan
tematik berorientasi
peme-cahan masalah
matematika terbuka
Draf kajian ilmiah
pendekatan tematik
dalam pembelajaran
matematika,
karakteristik masalahmasa-lah matematika,
baik yang tertutup
maupun terbuka
Draf bank masalah
mate-matika dengan
pendekatan tematik
untuk siswa SD.
indikator-indikator
kemam-puan berpikir
kritis, kreatif dan
produktif
Draf Model pembelajaran matematika dg
pendekatan tematik
berorietasi peme-cahan
masalah matematika
terbuka
Ringkasan perbaikan
dan saran
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
869
Lanjutan tabel 01
KEGIATAN
TUJUAN KHUSUS
METODE
Penyempurn
aan
Melakukan perbaikan
terhadap draf model
pembelajaran matematika
dg pendekatan tematik
berorietasi pemecahan
masalah matematika
terbuka
Laboratory
work
TEMPAT
Singaraja
HASIL
Draf Model
pembelajaran
berpendekatan tematik
berorientasi pemecahan
masalah terbuka, yang
siap digunakan untuk
mendesign prototipe
Model pembelajaran dan
perangkatnya di tahun
kedua
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Hasil Studi Lapangan tentang Karakteristik Siswa
Berdasarkan hasil survei lapangan dapat disimpulkan bahwa (1)
97% siswa aktif dalam pembelajaran matematika di kelas, (2) 89% siswa
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah yang sifatnya
non rutin, (3) 97% siswa lebih tertarik belajar matematika apabila materi
matematika disajikan dalam bentuk tema-tema (dikaitkan dengan
permasalahan sehari-hari), (4) 86% siswa belum mampu berpikir kritis,
kreatif, dan produktif dalam memecahkan masalah matematika.
3.1.2 Hasil Studi Lapangan tentang Kompetensi Guru
Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, sebagian besar guru (97%)
menjelaskan konsep matematika dengan menekankan pada pentingnya
keterampilan berhitung, langkah-langkah algoritmik, dan rumus-rumus
matematika. Sebagian besar guru (97%) menjelaskan konsep matematika
berdasarkan tema-tema yang ada dalam silabus, 72% guru-guru
memberikan latihan soal matematika yang mempunyai satu jawaban benar,
dan 61% guru-guru kesulitan mengembangkan tema-tema yang ada dalam
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
870
silabus atau kesulitan dalam menemukan permasalahan sehari-hari yang
sesuai dengan materi matematika yang diajarkan.
3.1.3 Hasil Studi Lapangan tentang Kharakteristik Soal/Masalah
Matematika
Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa dalam
melaksanakan pembelajaran, 78% guru menggunakan contoh-contoh soal
yang ada dalam buku untuk dibahas, 97% memberikan soal ulangan yang
mirip dengan contoh-contoh soal yang dibahas, 97% memberikan soal-soal
yang memiliki sebuah jawaban yang pasti, 94% guru menyatakan bahwa
soal-soal yang diberikan guru dapat dijawab oleh siswa seperti yang
dicontohkan, dan 56% guru-guru memberikan soal-soal yang mempunyai
jawaban benar lebih dari satu.
3.1.4 Hasil Studi Lapangan tentang Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa 42% guru-guru
kesulitan mendapatkan buku yang sesuai dengan kurikulum matematika
yang berlaku, semua guru menggunakan RP dalam kegiatan pembelajaran,
89% guru menggunakan LKS dalam pembelajaran, 92% guru
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, 92% guru mempunyai
kumpulan soal untuk memperkaya pembelajaran,
dan 11% guru
menggunakan teknologi seperti komputer/kalkulator dalam pembelajaran.
3.1.5 Hasil Studi Lapangan tentang Masalah Yang Dihadapi
Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa 86% menjawab
siswa bermasalah dalam menginvestigasi situasi/masalah matematika yang
lebih komplek, 97% menjawab siswa bermasalah dalam mendefinisikan
masalah matematika, 86% menjawab siswa bermasalah dalam memilih dan
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
871
menggunakan strategi, algoritma yang sesuai untuk memecahkan masalah
matematika yang kompleks, 92% menjawab siswa bermasalah dalam
membuat perkiraan, dugaan, inferensi dan generalisasi berdasarkan analisa
situasi dan masalah yang baru dan lebih kompleks, 69% menjawab siswa
tidak terbiasa menganalisa hasil pemecahan/jawaban kawannya dan
membandingkan dengan hasil pemecahannya sendiri, 69% menjawab
siswa tidak terbiasa mengecek kembali seluruh strategi, prosedur dan
algortima, serta hasil pemecahan yang telah dibuat, 67% menjawab siswa
kesulitan mempresentasikan dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya,
terutama dalam menggunakan bahasa dan simbol matematika, dan 83%
menjawab siswa kesulitan dalam mengaitkan antar konsep matematika
yang satu dengan yang lainnya, serta dengan
konsep-konsep pada
pelajaran lain, maupun dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.6 Hasil Studi Lapangan tentang Kompetensi Mahasiswa PGSD
Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa mahasiswa
PGSD Undiksha dalam melaksanakan praktik belajar dan mengajar, semua
menggunakan RPP, 95% menyusun RPP yang memuat soal-soal yang
memiliki satu jawaban benar, 25% menyusun RPP yang memuat soal-soal
yang memiliki lebih dari satu jawaban benar, 50% menyusun RPP yang
dikaitkan dengan tema-tema tertentu atau permasalahan sehari-hari, semua
mahasiswa mengajar dengan cara menjelaskan materi dengan menekankan
pada keterampilan berhitung dan langkah-langkah algoritmik, 75%
menjelaskan konsep-konsep sesuai dengan tema yang ada dalam silabus,
90% memberikan latihan soal matematika yang hanya mempunyai satu
jawaban benar kepada siswa, dan 75% mengalami kesulitan dalam
mengembang kan tema-tema yang ada dalam silabus atau kesulitan apabila
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
872
mencari sendiri tema-tema/ permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan
materi matematika yang diajarkan.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya, apabila
ditinjau dari karakteristik siswa, diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam
kegiatan pembelajaran matematika. Hal ini merupakan modal yang utama
dalam upaya mengembangkan kreativitas berpikir siswa (Upitis, R, 1997).
Kreativitas berpikir siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
diberikan dalam pembelajaran, sebagian siswa sudah memiliki kreativitas
berpikir yang cukup untuk memecahkan masalah-masalah matematika yang
diberikan. Namun, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan apabila
menyelesaiakan masalah-masalah/ soal-soal matematika yang sifatnya non
rutin. Apabila dikaitkan dengan kompetensi guru dalam melaksanakan
pembelajaran, sebagian besar guru jarang memberikan latihan soal yang
yang sifatnya nonrutin. Hal ini diduga sebagai penyebab dari kesulitan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu,
agar kreativitas berpikir siswa bisa berkembang menuju ke kemampuan
berpikir tingkat tinggi, mereka perlu dilatih dalam kegiatan pembelajaran
(Land, S.M, 2000). Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan
memilih pendekatan pembelajaran yang mampu mendukung perkembangan
berpikir tingkat tinggi yaitu dengan pendekatan tematik berorientasi
pemecahan masalah terbuka. Pendekatan tematik akan mampu menarik
minat siswa dalam belajar karena materi yang dipelajari dikaitkan dengan
tema-tema tertentu yang familiar dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Penyajian masalah terbuka akan mampu melatih kreativitas berpikir siswa
karena masalah yang disajikan menuntut siswa untuk memikirkan berbagai
kemungkinan jawaban yang benar (Shimada, S., 1997).
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
873
Ditinjau dari kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran
matematika, diketahui bahwa sebagian besar guru dalam melaksanakan
pembelajaran matematika lebih menekankan pada pentingnya keterampilan
berhitung dan langkah-langkah yang algoritmik yaitu suatu prosedur yang
sudah jelas untuk memecahkan permasalahan. Sebagian besar guru
menjelaskan konsep matematika dengan mengambil tema-tema yang ada
dalam silabus dan masih banyak diantara mereka yang mengalami kesulitan
dalam mengembangkan tema-tema yang ada dalam silabus atau mengalami
kesulitan apabila mencari sendiri tema-tema/permasalahan sehari-hari yang
sesuai dengan materi yang diberikan. Melihat kenyataan seperti ini,
tampaknya perlu dilakukan upaya untuk melatih guru agar memiliki
kemampuan dalam mengembangkan tema-tema yang disajikan dalam
silabus atau membuat sendiri tema/mencari permasalahan sehari-hari yang
sesuai. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat bank tema dan bank
masalah terbuka untuk memperkaya wawasan para guru. Dengan demikian
dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mereka sudah terbiasa
menggunakan pendekatan tematik dan terbiasa dalam membahas soal-soal
terbuka atau soal-soal non rutin.
Ditinjau dari masalah matematika yang diberikan guru dalam
pembelajaran atau dalam tes, sebagian besar guru memberikan soal-soal
latihan atau ulangan yang mirip dengan yang pernah dicontohkan. Sebagian
besar memberikan soal-soal yang mempunyai sebuah jawaban yang pasti.
Melihat kenyataan seperti ini memang wajar kalau kreativitas berpikir
siswa sulit berkembang, karena situasi yang diciptakan oleh guru tidak
mendukung ke upaya mengembangkan kreativitas berpikir siswa. Namun
demikian, hampir sebagaian dari mereka sudah pernah mencoba
membuat/memberikan soal-soal yang sifatnya non rutin. Dari hasil
wawancara lebih lanjut diketahui, mereka tidak selalu melatih siswa
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
874
mengerjakan soal-soal yang sifatnya non rutin yang menuntut penalaran
yang lebih banyak. Hal ini dilakukan karena adanya anggapan kalau
diberikan soal-soal yang lebih kompleks, maka siswa tidak akan mampu
untuk menjawabnya. Padahal anggapan semacam ini belum tentu benar,
karena dalam kegiatan pembelajaran kurang diberikan latihan-latihan
semacam itu.
Terkait dengan perangkat pembelajaran diketahui bahwa masih
banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mencari buku pelajaran yang
sesuai dengan kurikulum matematika yang berlaku (KTSP). Berdasarkan
hasil wawancara, diketahui hal ini terjadi karena terlalu sering ada
pergantian kurikulum. Para guru sebagian besar menggunakan LKS dalam
pembelajaran, namun LKS yang diberikan hanya memuat ringkasan materi
dan latihan soal-soal yang hampir semua merupakan soal-soal yang sifatnya
rutin. Begitu juga dengan kumpulan soal yang mereka miliki, sebagian
besar merupakan soal-soal rutin. Kenyataan ini menuntut untuk segera
dilakukan upaya pengembangan perangkat pembelajaran agar kurikulum
yang diberlakukan (KTSP) bisa berjalan dengan efektif. Khusus untuk
sekolah dasar kelas satu sampai kelas tiga, dilaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan tematik. Namun, dari hasil wawancara diketahui, belum
banyak guru yang bisa menerapkan pendekatan tematik tersebut karena
buku yang ada dinilai kurang mampu mendukung upaya penanaman konsep
materi matematika. Dengan demikian, buku yang merupakan bantuan dari
dana BOS hampir tidak pernah digunakan. Kalau digunakan, fungsinya
hanya sebagai pelengkap saja.
Dilihat dari masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran, tampaknya siswa belum mampu melakukan
strategi pemecahan masalah yang lebih kompleks sebagaimana yang
disarankan oleh Polya, yaitu memahami masalah (mendefinisikan masalah),
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
875
memilih strategi, membuat perkiraan/ dugaan, membandingkan
pemecahannya sendiri dengan pemecahan temannya, dan mengecek
kembali seluruh prosedur atau menerapkannya pada situasi baru yang lebih
kompleks.
Sebagian besar mahasiswa PGSD menyusun RPP yang hanya
memuat soal-soal yang memiliki satu jawaban benar. Masih banyak di
antara mereka yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan tematema yang ada dalam silabus dan kesulitan mencari kaitan antara materi
matematika yang diajarkan dan permasalahan kehidupan sehari-hari. Hal ini
menyebabkan sebagian dari mereka dalam merancang RPP belum
mengaitkan materi matematika yang diajarkan dengan tema-tema
tertentu/permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, dalam
praktik mengajar, mereka cenderung menekankan pada keterampilan
berhitung dan langkah-langkah algoritmik serta rumus-rumus matematika.
Hal ini mereka lakukan karena pengetahuan yang dimiliki masih terbatas.
Mereka juga belum memiliki pengetahuan tentang masalah matematika
terbuka dan belum memiliki keterampilan dalam melakukan pendekatan
tematik dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil studi lapangan tersebut, tampaknya sangat urgen
untuk dikakukan pengembangan model pembelajaran matematika
berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika
terbuka sesuai dengan perkembangan kurikulum SD saat ini. Agar model
yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara efektif, juga sangat urgen
untuk dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai. Hal
ini perlu dilakukan agar kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan ke
arah berpikir kritis, kreatif, dan produktif untuk mengantisipasi
perkembangan jaman.
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
876
4. Penutup
Berdasarkan hasil studi lapangan dapat disimpulkan (1) 97%
responden menjawab siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika, (2) 89% menjawab siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah matematika yang sifatnya non rutin, (3) 86%
menjawab siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif, (4)
97% guru menjelaskan konsep dengan menekankan pada keterampilan
berhitung dan keterampilan algoritmik, (5) 61% guru mengalami kesulitan
dalam mengembangkan tema yang ada dalam silabus atau kesulitan dalam
mencari tema/ permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi
matematika yang dibahas, (6) 97% guru memberikan soal-soal latihan/tes
yang hanya mempunyai satu jawaban benar, (7) 42% guru kesulitan
mendapatkan buku/literatur yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
(8) sebagian besar siswa belum memiliki strategi penyelesaian soal
khususnya untuk soal-soal yang lebih kompleks/non rutin/terbuka, dan (9)
Kompetensi mahasiswa PGSD dalam mengembangkan tematema/mengaitkan materi matematika dengan permasalahan sehari-hari
masih kurang.
Berdasarkan hasil studi lapangan dan hasil pembahasan disarankan
untuk dilakukan pengembangan model pembelajaran matematika
berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika
terbuka. Hal ini sesuai dengan karakteristik perkembangan kurikulum SD
saat ini. Agar model yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara efektif,
juga sangat urgen untuk dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran
yang sesuai. Hal ini perlu dilakukan agar kemampuan berpikir siswa dapat
dikembangkan ke arah berpikir kritis, kreatif, dan produktif untuk
mengantisipasi perkembangan jaman.
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
ISSN 0215 - 8250
877
DAFTAR PUSTAKA
Hiebert, J. & Carpenter, T.P. 1998. Problem Solving as a Basis for Reform
of Curriculum and Instruction: The Case of Mathematics.
Educational Research 25(4), 12-21.
Land, S.M. 2000. Cognitive requirements for learning with open-ended
learning environments. Etr &D-Educational Technology Research
and Development 48:61-78.
Parnes, S. J. 1992. Source book for creative problem solving. Buffalo, NY:
Creative Education Foundation Press
Shimada, S. & Becker, P., 1997. The Open-Ended Approach: A New
Proposal for Teaching Mathematics. NY: NCTM
Upitis, R.; Phillips,E.; Higginson,W. 1997. Creative Mathematics:
Exploring Children's Understanding, London: Routletge. p.98-185
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008
Download