Modul Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan [TM4]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KOMUNIKASI
ORGANISASI
Konteks Komunikasi Internal
dan Eksternal Organisasi
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
PASCASARJANA
MAGISTER ILMU
KOMUNIKASI
04
Kode MK
Disusun Oleh
MK52004
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Abstract
Kompetensi
Komunikasi di dalam organisasi
dapat dilihat pada konteks
komunikasi internal dan
eksternal. Tujuan kedua konteks
komunikasi itu adalah
menjadikan mutual
understanding di antara pihakpihak yang terkait.
Setelah mempelajari modul ini,
mahasiswa diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang:
1. Pengertian konteks
komunikasi internal dan
eksternal.
2. Tujuan konteks komunikasi
internal dan eksternal.
3. Gaya komunikasi
MODUL 4
KONTEKS KOMUNIKASI INTERNAL DAN
EKSTERNAL ORGANISASI
A. Pendahuluan
Perlu pandangan yang jernih untuk memahami “konteks” komunikasi agar
tidak terjadi kesalahan yang justeru akan mengaburkan makna dari itu sendiri.
Mulyana1 misalnya, menyebut kata “konteks” untuk dua maksud, yaitu: Pertama,
untuk menyebut klasifikasi komunikasi, atau disebut juga tingkat (level), bentuk
(type), situasi (situation), keadaan (encounter), dan kategori. Dari pemahaman
konteks ini maka muncul komunikasi diadic, triadik, antarpribadi, komunikasi
kelompok kecil, komunikasi kelompok besar, komunikasi public, dan seterusnya.
Kedua, Mulyana2 juga juga menggunakan kata konteks untuk menunjuk kepada
komunikasi “konteks rendah dan konteks tinggi” pada komunikasi antarbudaya.
Pada tulisan ini, konteks digunakan untuk menjelaskan komunikasi
internal dan eksternal dalam organisasi. Komunikasi internal merujuk kepada
pemahaman mengenai komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, dalam arti
untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) di antara karyawan
dan menejemen. Sedangkan komunikasi eksternal merujuk kepada komunikasi
antara organisasi dengan stakehoders di luar organisasi, seperti pelanggan,
perbankan, government, dan lain-lain. Setyodarmodjo3 menyebut sebagai fungsi
Human Relations dalam mengusahakan terbentuknya the favourable public
opinion (pendapat umum yang menguntungkan organisasi).
1
2
3
Lihat Mulyana, 2007, hal 77.
Lihat Mulyana, 2007, hal 327.
Lihat Setyodarmodjo, 2003, hal.47.
2012
1
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Price (1997) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai derajat atau
tingkat informasi tentang pekerjaan yang dikirimkan organisasi untuk anggota
dan diantara anggota organisasi. Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah
untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi
kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman
(field of experience) diantara anggota organisasi. Komunikasi organisasi harus
dilihat dari berbagai sisi yaitu pertama komunikasi antara atasan kepada
bawahan, kedua antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, ketiga
adalah antara karyawan kepada atasan4.
Sebuah organisasi pada dasarnya memiliki publik internal dan eksternal,
di mana kedua publik itu harus dibina untuk kemudian berkontribusi bagi
perusahaan (organisasi). Kerapkali organisasi atau perusahaan mengalami krisis
karena tidak dapat membangun kepercayaan dengan pihak luar. Nurudin5
menekankan pentingnya hubungan dengan media dalam upaya membentuk citra
perusahaan di mata publik. Secara lebih rinci, Yulianita6 merinci publik ekternal
perusahaan atau organisasi menjadi:
1. Pers
2. Pemerintah
3. Masyarakat sekitar
4. Pemasok
5. Pelanggan
6. Konsumen
7. Bidang pendidikan
4
5
6
Lihat http://fitriharsono.blogspot.co.id/2013/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi.html
Lihat Nurudin, 2008.
Lihat Yulianita,2003, hal. 69-81.
2012
2
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8. Masyarakat umum.
Sedangkan publik internal mennyangkut beberapa pihak di dalam
perusahaan atau organisasi, seperti:
1. Pegawai
2. Manajer
3. Buruh
4. Pemegang saham
5. Hubungan insani
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga
komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi
manajemen ambigu.
1. Fungsi
perintah
berkenaan
dengan
angota-anggota
organisasi
mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan
dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah
koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi
tersebut.
2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan
anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif
hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam
pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam
berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah
maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan
perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih
terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan
yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan
2012
3
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu
konflik, kurang ditaati, dan sebagainya.
3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi
organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal:
motivasi
berganda
muncul
karena
pilihan
yang
diambil
akan
mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri;
tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya
pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi
adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity)
yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya
untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang
membutuhkan perolehan informasi bersama.
B. Komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara
anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti
komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dan
sebagainya. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi
ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses
komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa).
Menurut Effendy (2009:126) ,komunikasi internal adalah komunikasi yang
berlangsung dalam ruang lingkup organisasi atau instansi tersebut saja
sedangkan komunikasi ekternal adalah komunikasi yang berlangsung antara
organisasi dengan pihak masyarakat yang ada diluar lingkup organisasi atau
instansi
Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
2012
4
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah
ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan
kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan
instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada
bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saransaran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan.
b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama
seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan
dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam
organisasi
atau
mengalir
antarbagian.
Komunikasi
lateral
ini
memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan
masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa
masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat
kerja dan kepuasan kerja7.
Komunikasi vertikal terdiri dari komuikasi dari atas ke bawah dan
dari bawah ke atas. Komunikasi ke bawah memiliki fungsi pengarahan,
perintah, indoktrinasi, inspirasi dan evaluasi. Di lain sisi dapat juga berupa
informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan
perusahaan, peraturan, pembatasan, insentif, tunjangan dan hak-hak
karyawan.
Komunikasi ke atas, berjalan dari hierarki terbawah sampai pada
hierarki teratas dan biasanya mengalir pada rantai komando. Fungsi
utamanya adalah untuk memperoleh informasi kegiatan, keputusan, dan
pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
Komunikasi
7
ke
atas
bisa
dalam
bentuk
laporan
prestasi
kerja
Lihat Masmuh, 2013, hal 10; lihat juga http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/07/komunikasiorganisasi.html
2012
5
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(performance report), saran-saran, rekomendasi, usulan anggaran,
pendapat atau opini, keluhan, permohonan bantuan, atau instruksi.
Filippo
(dalam
Mangkunegara
2008:152)
mengemukakan
saluran
komunikasi bawahan terhadap atasan adalah sebagai berikut:
1. Kontak secara tatap muka
2. Pertemuan kelompok pengawasan
3. Pertemuan dengan pemimpin (top mangement) secara priodik
4. Program Speak up dimana pegawai diberikan nomor telepon untuk
memanggil
5. Kotak keluhan tanpa nama
6. Pertemuan pegawai dengan pemegang saham setiap tahun
7. Menggunakan prosedur pengaduan
8. Kuesioner mengenai moral
9. Wawancara
10. Kebijakan secara terbuka
11. Perserikatan buruh atau PBSI
12. Program penyuluhan pegawai
Komunikasi ke atas lebih jarang terjadi jika ada hambatan psikologis
antara atasan dan bawahan. Menurut Gemmil (dalam Tubbs 1996:183)
menyatakan tiga hambatan psikologis utama yang mempengaruhi komunikasi ke
atas yaitu :
2012
6
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Jika bawahan percaya bahwa pengungkapan perasaan, opini, atau
kesukaran
mengakibatkan
atasan
menutup
atau
menghindarkan
pencapaian tujuan pribadinya, bawahan akan menyembunyikan atau
membelokannya.
2. Semakin sering atasan memberi ganjaran atas pengungkapan perasaan,
opini, dan kesulitan oleh bawahan, semakin besar keinginan bawahan
mengungkapkannya.
3. Semakin sering atasan mau mengungkapkan perasaan, opini, dan
kesukaran kepada bawahannya dan atasannya, semakin besar pula
kemungkinan keterbukaan dari pihak bawahan.
Hambatan psikologis di atas dapat diatasi dengan cara mengetahui
keterampilan dalam menyampaikan pesan secara efektif. Sebagaimana menurut
Johnson (dalam Supratiknya)8 yaitu:
1. Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah
dipahami
2. Sebagai pengirim pesan, kita harus memiliki kredibilitas dimata penerima
3. Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang
pengaruh pesan kita dalam diri penerima.
Salah satu pendapat yang mendukung penempatan hierarki sebagai
faktor pembeda antara komunikasi dalam organisasi dengan komunikasi diluar
organisasi adalah pandangan Roger
(dalam Tubbs 1996:176),
yang
berpendapat bahwa:
Suatu alasan yang penting untuk mempelajari komunikasi organisasi ialah
bahwa komunikasi tersebut terjadi sangat tergantung pada struktur, suatu
struktur organisasi cenderung untuk mempengaruhi proses komunikasi.
8
Lihat Supratiknya, A., 2006, hal. 35.
2012
7
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat
berbeda dengan dengan komunikasi antar sesamanya9.
Komunikasi internal juga dilakukan ke samping, atau lebih dikenal dengan
komunikiasi horizontal atau komunikasi lateral.
Komunikasi horizontal yaitu
komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer
kepada manajer. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal,
komunikasi horizontal seringkali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi
satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat,
sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti
ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar, dan yang didesasdesuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau
tindakan pimpinan yang merugikan mereka.
Pemecahan masalah yang timbul akibat proses komunikasi dengan jalur
seperti itu adalah tugas public relation officer (kepala hubungan masyarakat).
Tugas pekerjaan kepala humas sebenarnya tidak hanya ke luar tetapi ke dalam.
Oleh karena itu, dalam ruang lingkup kegiatan public relation terdapat apa yang
disebut internal public relation, yang di antaranya mencakup apa yang
dinamakan employee relation, yakni hubungan dengan pegawai. Dalam rangka
pelaksanaan employee relations, yakni public relations officer terjun ke bawah,
bergaul dengan para pegawai untuk menampung keluhan, keinginan, atau apa
saja yang mungkin berpengaruh pada pekerjaan.
Menjalarnya desas-desus dikalangan karyawan mengenai suatu hal
sering kali disebabkan oleh ienterpretasi yang salah. Tugas kepala humaslah
untuk meluruskan, mentralisasi, manganalisanaya sehingga berada dalam
proporsi yang sebenarnya.
9
Lihat Tubbs 1996:176
2012
8
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pesan dalam komunikasi horizontal bisa mengalir di bagian yang sama di
dalam
organisasi
atau
mengalir
antarbagian.
Komunikasi
lateral
ini
memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal
ini
membantu
organisasi
untuk
menghindari
beberapa
masalah
dan
memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan
kerja.
Goldhaber (dalam Tubbs 1996:186) mengemukakan empat fungsi
komunikasi horizontal dalam satu organisasi, yaitu:
1. Koordinasi petugas; para kepala departemen bertemu setiap bulan untuk
mendiskusikan kostribusi tiap-tiap departemen terhadap tujuan sistem.
2. Penyelesaian masalah;
anggota sebuah departemen berkumpul
mendiskusikan bagaimana menangani minimalisasi anggaran, mereka
dapat menerapkan tehnik brainstorming
3. Berbagi informasi; anggota satu departemen bertemu dengan anggota
departemen lain untuk menginformasikan data baru.
4. Penyelesaian konflik;
anggota sebuah departemen rapat untuk
mendiskusikan konflik dalam atau antar departemen.
C. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan
organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar,
komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari
pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas
pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari
jalur secara timbal balik:
a. Komunikasi
dari
organisasi
kepada
khalayak.
Komunikasi
ini
dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian
2012
9
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada
hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti:
majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah;
pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak
kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan
dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi10.
Menurut Effendy (2009: 128), “Komunikasi eksternal ialah komunikasi
antara pimpinan organisasi atau instansi dengan khalayak diluar organisasi”.
Pada instansi pemerintah seperti departemen, direktorat, jawatan dan pada
perusahaan-perusahaan, dan pada perusahaan-perusahaan besar , disebaakan
oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala
hubungan masyarakat daripada oleh pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri
oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting,
yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain, umpamanya perundingan yang
menyangkut kebijakan organisasi. Yang lainnya dilakukan oleh kepala humas
yang dalam kegiatan komunikasi eksternal merupakan tangan kanan pimpinan
Menurut Effendy (2009:129) Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur
secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari
khalayak kepada organisasi.
1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
Komunikasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam
usaha memecahkan satu masalah jika terjadi tanpa diduga.
10
Lihat http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/07/komunikasi-organisasi.html
2012
10
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi dari khalayak kepada orgnisasi merupakan umpan balik sebagai
efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi
yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya
kontoversial maka ini disebut opini publik. Opini publik sering sekali merugikan
organisasi, karenanya harus diusahakan agar segera dapat diatasi dalam arti
kata tidak menimbulkan permasalahan.
D. Gaya Komunikasi
Gaya
komunikasi
atau
communication
style
akan
memberikan
pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu
organisasi ketika mereka melaksanakan tindakan berbagi informasi dan
gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan
mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran
manajemen
sewaktu
mereka
mencoba
mempengaruhi
kemampuan
berkomunikasi dalam organsasi, kita akan diajak untuk memikirkan bagaimana
mendefinisikan tujuan kita sehubungan dengan tugas dalam organisasi,
bagaimana kita memilih orang yang tepat untuk diajak bekerjasama dan
bagaimana kita memilih saluran yang efektif untuk melaksanakan tugas tersebut.
Gaya
komunikasi
(communication
style)
didefinisikan
sebagai
seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam
suatu situasi tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used
in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan
perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan
tertentu dalam situasi yang tertentu pula.
2012
11
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
The Controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan
adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan
gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications.
The Equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
The Structuring style
Gaya komunikasi ini lebih memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication
ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa
para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi
yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja ataupun
karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. The Relinguishing
style
2012
12
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
The Withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian mengenai gaya komunikasi
di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya
komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring,
dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan
efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir:
controlling
dan
withdrawal
mempunyai
kecenderungan
menghalangi
berlangsungnya interaksi yang bermanfaat.
__________________________
Referensi:
Effendy, Onong Uchjana, 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung
Rosda.
Masmuh, Abdullah, 2013. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan
Praktek. Malang: UMM Press.
Mulyana, Deddy, 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
Nurudin, 2008. Hubungan Media, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali.
2012
13
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Setyodarmodjo, Soenarko, 2003. Public relations, Pengertian, Fungsi dan
Peranannya. Surabaya: Papyrus.
Supratiknya, A., 2006. Komunikasi AntarpribadiTinjauan Psikologis. Yogyakarta:
kanisius.
Tubbs, Stewart & Sylvia Moss, 1996. Human Communications, Konteks-Konteks
Komunikasi. Alih Bahasa oleh Deddy Mulyana. Bandung: Rosda.
http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/07/komunikasi-organisasi.html
http://fitriharsono.blogspot.co.id/2013/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi.html
2012
14
Komunikasi Organisasi dan
Kepemimpinan
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download