MODUL PERKULIAHAN KOMUNIKASI ORGANISASI Konteks Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Fakultas Program Studi Tatap Muka PASCASARJANA MAGISTER ILMU KOMUNIKASI 04 Kode MK Disusun Oleh MK52004 Dr. Dadan Anugrah, M.Si Abstract Kompetensi Komunikasi di dalam organisasi dapat dilihat pada konteks komunikasi internal dan eksternal. Tujuan kedua konteks komunikasi itu adalah menjadikan mutual understanding di antara pihakpihak yang terkait. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang: 1. Pengertian konteks komunikasi internal dan eksternal. 2. Tujuan konteks komunikasi internal dan eksternal. 3. Gaya komunikasi MODUL 4 KONTEKS KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL ORGANISASI A. Pendahuluan Perlu pandangan yang jernih untuk memahami “konteks” komunikasi agar tidak terjadi kesalahan yang justeru akan mengaburkan makna dari itu sendiri. Mulyana1 misalnya, menyebut kata “konteks” untuk dua maksud, yaitu: Pertama, untuk menyebut klasifikasi komunikasi, atau disebut juga tingkat (level), bentuk (type), situasi (situation), keadaan (encounter), dan kategori. Dari pemahaman konteks ini maka muncul komunikasi diadic, triadik, antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi kelompok besar, komunikasi public, dan seterusnya. Kedua, Mulyana2 juga juga menggunakan kata konteks untuk menunjuk kepada komunikasi “konteks rendah dan konteks tinggi” pada komunikasi antarbudaya. Pada tulisan ini, konteks digunakan untuk menjelaskan komunikasi internal dan eksternal dalam organisasi. Komunikasi internal merujuk kepada pemahaman mengenai komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, dalam arti untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) di antara karyawan dan menejemen. Sedangkan komunikasi eksternal merujuk kepada komunikasi antara organisasi dengan stakehoders di luar organisasi, seperti pelanggan, perbankan, government, dan lain-lain. Setyodarmodjo3 menyebut sebagai fungsi Human Relations dalam mengusahakan terbentuknya the favourable public opinion (pendapat umum yang menguntungkan organisasi). 1 2 3 Lihat Mulyana, 2007, hal 77. Lihat Mulyana, 2007, hal 327. Lihat Setyodarmodjo, 2003, hal.47. 2012 1 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Price (1997) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai derajat atau tingkat informasi tentang pekerjaan yang dikirimkan organisasi untuk anggota dan diantara anggota organisasi. Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara anggota organisasi. Komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu pertama komunikasi antara atasan kepada bawahan, kedua antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, ketiga adalah antara karyawan kepada atasan4. Sebuah organisasi pada dasarnya memiliki publik internal dan eksternal, di mana kedua publik itu harus dibina untuk kemudian berkontribusi bagi perusahaan (organisasi). Kerapkali organisasi atau perusahaan mengalami krisis karena tidak dapat membangun kepercayaan dengan pihak luar. Nurudin5 menekankan pentingnya hubungan dengan media dalam upaya membentuk citra perusahaan di mata publik. Secara lebih rinci, Yulianita6 merinci publik ekternal perusahaan atau organisasi menjadi: 1. Pers 2. Pemerintah 3. Masyarakat sekitar 4. Pemasok 5. Pelanggan 6. Konsumen 7. Bidang pendidikan 4 5 6 Lihat http://fitriharsono.blogspot.co.id/2013/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi.html Lihat Nurudin, 2008. Lihat Yulianita,2003, hal. 69-81. 2012 2 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Masyarakat umum. Sedangkan publik internal mennyangkut beberapa pihak di dalam perusahaan atau organisasi, seperti: 1. Pegawai 2. Manajer 3. Buruh 4. Pemegang saham 5. Hubungan insani Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi manajemen ambigu. 1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan 2012 3 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dan sebagainya. 3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama. B. Komunikasi Internal Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dan sebagainya. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Menurut Effendy (2009:126) ,komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup organisasi atau instansi tersebut saja sedangkan komunikasi ekternal adalah komunikasi yang berlangsung antara organisasi dengan pihak masyarakat yang ada diluar lingkup organisasi atau instansi Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu: 2012 4 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saransaran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan. b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja7. Komunikasi vertikal terdiri dari komuikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi ke bawah memiliki fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi dan evaluasi. Di lain sisi dapat juga berupa informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan, peraturan, pembatasan, insentif, tunjangan dan hak-hak karyawan. Komunikasi ke atas, berjalan dari hierarki terbawah sampai pada hierarki teratas dan biasanya mengalir pada rantai komando. Fungsi utamanya adalah untuk memperoleh informasi kegiatan, keputusan, dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah. Komunikasi 7 ke atas bisa dalam bentuk laporan prestasi kerja Lihat Masmuh, 2013, hal 10; lihat juga http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/07/komunikasiorganisasi.html 2012 5 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (performance report), saran-saran, rekomendasi, usulan anggaran, pendapat atau opini, keluhan, permohonan bantuan, atau instruksi. Filippo (dalam Mangkunegara 2008:152) mengemukakan saluran komunikasi bawahan terhadap atasan adalah sebagai berikut: 1. Kontak secara tatap muka 2. Pertemuan kelompok pengawasan 3. Pertemuan dengan pemimpin (top mangement) secara priodik 4. Program Speak up dimana pegawai diberikan nomor telepon untuk memanggil 5. Kotak keluhan tanpa nama 6. Pertemuan pegawai dengan pemegang saham setiap tahun 7. Menggunakan prosedur pengaduan 8. Kuesioner mengenai moral 9. Wawancara 10. Kebijakan secara terbuka 11. Perserikatan buruh atau PBSI 12. Program penyuluhan pegawai Komunikasi ke atas lebih jarang terjadi jika ada hambatan psikologis antara atasan dan bawahan. Menurut Gemmil (dalam Tubbs 1996:183) menyatakan tiga hambatan psikologis utama yang mempengaruhi komunikasi ke atas yaitu : 2012 6 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Jika bawahan percaya bahwa pengungkapan perasaan, opini, atau kesukaran mengakibatkan atasan menutup atau menghindarkan pencapaian tujuan pribadinya, bawahan akan menyembunyikan atau membelokannya. 2. Semakin sering atasan memberi ganjaran atas pengungkapan perasaan, opini, dan kesulitan oleh bawahan, semakin besar keinginan bawahan mengungkapkannya. 3. Semakin sering atasan mau mengungkapkan perasaan, opini, dan kesukaran kepada bawahannya dan atasannya, semakin besar pula kemungkinan keterbukaan dari pihak bawahan. Hambatan psikologis di atas dapat diatasi dengan cara mengetahui keterampilan dalam menyampaikan pesan secara efektif. Sebagaimana menurut Johnson (dalam Supratiknya)8 yaitu: 1. Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah dipahami 2. Sebagai pengirim pesan, kita harus memiliki kredibilitas dimata penerima 3. Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita dalam diri penerima. Salah satu pendapat yang mendukung penempatan hierarki sebagai faktor pembeda antara komunikasi dalam organisasi dengan komunikasi diluar organisasi adalah pandangan Roger (dalam Tubbs 1996:176), yang berpendapat bahwa: Suatu alasan yang penting untuk mempelajari komunikasi organisasi ialah bahwa komunikasi tersebut terjadi sangat tergantung pada struktur, suatu struktur organisasi cenderung untuk mempengaruhi proses komunikasi. 8 Lihat Supratiknya, A., 2006, hal. 35. 2012 7 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dengan demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan dengan komunikasi antar sesamanya9. Komunikasi internal juga dilakukan ke samping, atau lebih dikenal dengan komunikiasi horizontal atau komunikasi lateral. Komunikasi horizontal yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal seringkali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar, dan yang didesasdesuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka. Pemecahan masalah yang timbul akibat proses komunikasi dengan jalur seperti itu adalah tugas public relation officer (kepala hubungan masyarakat). Tugas pekerjaan kepala humas sebenarnya tidak hanya ke luar tetapi ke dalam. Oleh karena itu, dalam ruang lingkup kegiatan public relation terdapat apa yang disebut internal public relation, yang di antaranya mencakup apa yang dinamakan employee relation, yakni hubungan dengan pegawai. Dalam rangka pelaksanaan employee relations, yakni public relations officer terjun ke bawah, bergaul dengan para pegawai untuk menampung keluhan, keinginan, atau apa saja yang mungkin berpengaruh pada pekerjaan. Menjalarnya desas-desus dikalangan karyawan mengenai suatu hal sering kali disebabkan oleh ienterpretasi yang salah. Tugas kepala humaslah untuk meluruskan, mentralisasi, manganalisanaya sehingga berada dalam proporsi yang sebenarnya. 9 Lihat Tubbs 1996:176 2012 8 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pesan dalam komunikasi horizontal bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja. Goldhaber (dalam Tubbs 1996:186) mengemukakan empat fungsi komunikasi horizontal dalam satu organisasi, yaitu: 1. Koordinasi petugas; para kepala departemen bertemu setiap bulan untuk mendiskusikan kostribusi tiap-tiap departemen terhadap tujuan sistem. 2. Penyelesaian masalah; anggota sebuah departemen berkumpul mendiskusikan bagaimana menangani minimalisasi anggaran, mereka dapat menerapkan tehnik brainstorming 3. Berbagi informasi; anggota satu departemen bertemu dengan anggota departemen lain untuk menginformasikan data baru. 4. Penyelesaian konflik; anggota sebuah departemen rapat untuk mendiskusikan konflik dalam atau antar departemen. C. Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik: a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian 2012 9 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers. b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi10. Menurut Effendy (2009: 128), “Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi atau instansi dengan khalayak diluar organisasi”. Pada instansi pemerintah seperti departemen, direktorat, jawatan dan pada perusahaan-perusahaan, dan pada perusahaan-perusahaan besar , disebaakan oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat daripada oleh pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting, yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain, umpamanya perundingan yang menyangkut kebijakan organisasi. Yang lainnya dilakukan oleh kepala humas yang dalam kegiatan komunikasi eksternal merupakan tangan kanan pimpinan Menurut Effendy (2009:129) Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi. 1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak Komunikasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan satu masalah jika terjadi tanpa diduga. 10 Lihat http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/07/komunikasi-organisasi.html 2012 10 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. komunikasi dari khalayak kepada organisasi Komunikasi dari khalayak kepada orgnisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontoversial maka ini disebut opini publik. Opini publik sering sekali merugikan organisasi, karenanya harus diusahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan. D. Gaya Komunikasi Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindakan berbagi informasi dan gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dalam organsasi, kita akan diajak untuk memikirkan bagaimana mendefinisikan tujuan kita sehubungan dengan tugas dalam organisasi, bagaimana kita memilih orang yang tepat untuk diajak bekerjasama dan bagaimana kita memilih saluran yang efektif untuk melaksanakan tugas tersebut. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. 2012 11 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id The Controlling style Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. The Equalitarian style Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. The Structuring style Gaya komunikasi ini lebih memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. The Dynamic style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja ataupun karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. The Relinguishing style 2012 12 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id The Withdrawal style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Gambaran umum yang diperoleh dari uraian mengenai gaya komunikasi di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat. __________________________ Referensi: Effendy, Onong Uchjana, 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung Rosda. Masmuh, Abdullah, 2013. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: UMM Press. Mulyana, Deddy, 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda. Nurudin, 2008. Hubungan Media, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali. 2012 13 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Setyodarmodjo, Soenarko, 2003. Public relations, Pengertian, Fungsi dan Peranannya. Surabaya: Papyrus. Supratiknya, A., 2006. Komunikasi AntarpribadiTinjauan Psikologis. Yogyakarta: kanisius. Tubbs, Stewart & Sylvia Moss, 1996. Human Communications, Konteks-Konteks Komunikasi. Alih Bahasa oleh Deddy Mulyana. Bandung: Rosda. http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/07/komunikasi-organisasi.html http://fitriharsono.blogspot.co.id/2013/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi.html 2012 14 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr. Dadan Anugrah, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id