Modul Strategi Perubahan dan Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
STRATEGI PERUBAHAN DAN
KOMUNIKASI
Manajemen Perubahan Dalam
Konteks Organisasi/Korporasi (2)
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
PASCASARJANA
MAGISTER ILMU
KOMUNIKASI
12
MK52002
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Abstract
Komunikasi dalam organisasi memiliki kesulitan yang
berbeda apabila dibandngkan dengan komunikasikomunikasi lainnya. Komunikasi organisasi melibatkan
banyak orang, bersifat hierarkis, kompleks, melibatka
beragam kepentingan, dan seterusnya. Oleh karena itu,
komunikasi organisasi melibatkan aspek psikologi sosial,
motivasi, kejernihan pesan, penghargaan dan lain-lain..
Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini
diharapkan mahasiswa mampu
menemahami dan menjelaskan
mengenai:
1. Pemimpin dan kepemimpinan
2. Karakteristik pemimpin
3. Gaya kepemimpinan
4. Konflik dan resolusinya
MODUL 12
MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM KONTEKS
ORGANISASI/KORPORASI (2)
PENGANTAR
Modul ini merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya dengan titik
tekan pada komunikasi organisasi (korporasi) dalam berbagai aspek. Bila pada
modul sebelumnya dibahas tentang seputar pengertian, madzhab dan teori,
maka pada modul ini akan membahas tiga persoalan penting, yaitu
kepemimpinan dalam organisasi, teori motivasi, dan konflik dalam organisasi.
Komunikasi dalam organisasi memiliki kesulitan yang berbeda apabila
dibandngkan dengan komunikasi-komunikasi lainnya. Komunikasi organisasi
melibatkan banyak orang, bersifat hierarkis, kompleks, melibatka beragam
kepentingan, dan seterusnya. Oleh karena itu, komunikasi organisasi melibatkan
aspek psikologi sosial, motivasi, kejernihan pesan, penghargaan dan lain-lain.
Pada aspek pesan misalnya, orang-orang yang terlibat dalam sebuah
korporasi harus memperhatikan sebagai berikut:
Informasi adalah Kekuatan, namun semakin banyak informasi merupakan
jalan pasti menuju kelumpuhan.
Buatlah setiap komunikasi Anda
sederhana dan ringkas. Pertanyakan setiap baris formulir, laporan dan
memo, lalu bertanyalah “apakah ini akan membuat orang melakukan
tindakan yang bermanfaat?”. Berkomunikasi dengan orang lain sesuai
bahasa yang mereka pahami.
singkirkan lainnya.
Pengiriman
dan
Ambil informasi yang perlu saja dan
Komunikasi Sederhana fokus pada Pemilihan,
Penerimaan
penyelesaian Pekerjaan.
Informasi
yang
diperlukan
Lainnya segera Eliminasi, Gabungkan atau
Kurangi1.
1
Lihat http://ikhtisar.com/fokus-pada-kesederhanaan-daripada-kerumitan/
‘13
2
untuk
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi pada organisasi pun kerapkali menimbulkan konflik, baik
konflik indivudu dengan individu mauoun konflik antara individu dengan
organisasi (kelompok). Meskipun konflik dimaknai sebagai sesuatu yang wajar
(keniscayaan), dinamisitas, dan lain-lin, tetapi konflik pun bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan situasi yang destruktif.
Konflik destruktif
merupakan sebuah situasi konflik yang pada akhirnya memberi efek negatif
kepada salah satu atau seluruh pihak yang terlibat konflik.
Ada saatnya organisasi pun masuk pada fase stagnan, di mana
organisasi atau korporasi tidak mampu mengembangkan dirinya menghadapi
situasi perubahan yang terus bergerak cepat. Oleh karena itu, manajemen harus
mencari akar permasalahan dan sekaligus mengambil solusi supaya orgamisasi
tetap mampu merespons secara positif perkembangan yang berlangsung. Di sini,
manajemen perlu mengembangkan strategi untuk membangkitkan semangat
karyawan yang dalam terminologi teoretik disebut teori-teori motivasi.
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Kepemimpinan
(leadership)
merupakan
jantungnya
organisasi.
Kepemimpinan akan mengarahkan kepada pencapaian tujuan (goals) organisasi,
dan kepemimpinan pula yang akan memberikan harapan atau motivasi bagi para
karyawannya. Permadi (1996:3), mengatakan:
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kepemimpinan pada dewasa
ini menjadi isu penting, actual dan menarik di mana-mana. Di dalam masa
perubahan dan ketidakpastian, akibat dari era globalisasi dan informasi
terdapat suatu kebutuhan yang jelas akan pemimpin-pemimpin di puncak,
sementara harapan yang terus meningkat dari rakyat yang bekerja,
mencipakan kebutuhan akan kepemimpinan pada setiap tingkat lain
organisasi atau lembaga.
Memasuki abad ini, peran pemimpin menjadi sentral di tengah-tengah
perubahan yang sngat kompleks dan serba cepat. Gaya dan cara pandang
‘13
3
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pemimpin tidak lagi pada ranah yang sifatnya tradisional melainkan gaya dan
cara pandang yang modern. Gaya kepemimpinan modern ini disebut dengan
istilah superleadership, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya perubahan yang cepat, kompleksitas dan peran high-tech
baru dalam
era
informasi,
menjadikan
superleadership
leboh
dibutuhkan dari pada di masa lalu.
2. Superleader memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka
sendiri.
3. Langlah penting pertama superleadership adalah menguasai selfleadership.
4. Superleader menciptakan nilai, model, keberanian, penghargaan dan
dalam
beberapa hal
membantu perkembangan self-leadership
individu, tim dan budaya organisasi yang lebih luas.
Tugas pemimpin sangat kompleks, dan oleh karenanya seorang
pemimpin perlu melengkapi dirinya dengan tiga kemampuan dasar: (1)
kemampuan konseptual-teoretik; (2) kemampuan praktikal-lapangan; dan (3)
kemampuan human relation (hubungan manusiawi).
Ketiga kemampouan
tersebut bersifat saling melengkapi, sehingga pemimpin terlihat sebagai individu
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Dalam konteks yang lebih jauh,
kemampuan tersebut akan menimbulkan wibawa sehingga mampu untuk
memengaruhi dan mengendalikan kelompok atau organisasi yang dipimpinnya
(Masmuh, 2013:247).
Kemampuan-kemampuan
tersebut
pada
gilirannya
mampu
mengendalikan organisasi secara baik, termasuk mampu mengendalikan dan
memengaruhi kelompok. Cara pemimpin memengaruhi kelompok dapat dilihat
pada grafik berikut:
‘13
4
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar
Grafik Memengaruhi Kelompok
Penggunaan Kekuasaan Oleh
Pemimpin
Kebebasan Kelompok
Menyuruh
Menjual
Minta nasihat
Bergabung
Memberi kuasa
(Sumber: Keating, 1986:16)
PENGERTIAN
Secara etimologis ”pemimpin” dan ”kepemimpinan” berasal dari akar kata
”pimpin” (Inggris: to lead), maka dengan konjugasi berubah menjadi ”pemimpin”
(leader) dan ”kepemimpinan” (leadership). Kata ”pimpin” mengandung beberapa
arti yang erat kaitannya dengan pengertian ”memelopori berjalan di muka,
menuntun, membimbing, mendorong, mengambil langkah/ prakasa pertama,
bergerak lebih awal, berbuat lebih dahulu, memberi contoh, menggerakan orang
lain melalui pengaruh” dan sebagainya.
Pemimpin dapat dijabarkan dalam beberapa hal, yaitu:
1. Seseorang yang mempunyaipengaruh positif terhadap orag lain
2. Seseorang yang mempunyai lebih banyak pengaruh positif, daripada
anggota-anggota lain dalam suatu organisasi.
3. Seseorang yang dipilih sebagai pemimpon oleh kelompok
‘13
5
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Seseorang yang paling banyak berpengaruh dalam menentukan dan
mencapai tujuan kelompok atau organisasi (Permadi, 1996:9).
Zainal, dkk (2014:2-3), menjelaskan kepemimpinan dalam tiga aspek,
yaitu: (1) kepemimpinan secara luas meliputi proses memengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya; (2)
kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakan dan
memengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebagai sebuah alat, sarana atau
proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/ suka cita; (3) kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses
mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya
dengan pekerjaan para anggota kelompok.
Berdasarkan deskripsi di muka, pada hakikatnya kepemimpinan adalah
sebagai berikut:
1. Proses memengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2. Seni memengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,
kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam
mencapai tujuan bersama.
3. Kemampuan
untuk
memengaruhi,
memberi
inspirasi
dan
mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
4. Melibatkan tiga hal, yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu.
5. Kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai
tujuan.
Para ahli mendefinisikan kepemimpinan dalam berbagai perspektif,
yaitu:
1. William G. Scott (1962), kepemimpinan ialah proses mempengaruhi
aktifitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
‘13
6
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. F. A. Nigro (1965) , inti dari kepemimpinan ialah mempengaruhi aktivitas
orang lain.
3. F. I. Munson “The Management of Man”. Kepemimpinan sebagai
kesanggupan atau kemampuan untuk mengatasi orang-orang yang
sedemikian rupa agar mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan
kemungkinan pergesekan yang sekecil-kecilnya dan sebesar mungkin
terjalinnya kerja sama.
4. Ordway Tead (1929). Kepemimpinan sebagai penggabungan perangai
yang membuat seseorang mungkin dapat mendorong beberapa pihak lain
untuk menyelesaikan pekerjaannya.
5. Hemhill dan Coon (1995). Kepemimpinan merupakan sikap dari seorang
individu yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju
suatu tujuan yang ingin dicapai bersama-sama.
6. Rauch dan Behling (1984).Kepemimpinan merupakan suatu proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi
menuju arah pencapaian sebuah tujuan.
7. Kartini Kartono (1994 : 48). Kepemimpinan itu karakternya khas, spesifik,
dibutuhkan pada satu situasi tertentu. Sebab didalam sebuah kelompok
yang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan memiliki sebuah tujuan
serta berbagai macam peralatan yang khusus. Pemimpin sebuah
kelompok dengan ciri-ciri yang karakteristik adalah fungsi dari situasi
tertentu.
8. Tannenbaum, Weschler dan Massarik (1961). Kepemimpinan ialah
sebuah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan pada keadaan tertentu,
serta diarahkan lewat proses komunikasi, menuju arah pencapaian satu
tujuan tertentu atau lebih.
9. P. Pigors (1935). Kepemimpinan ialah proses dorong mendorong lewat
keberhasilan
sebuah
interaksi
dari
berbagai
perbedaan
mengontrol daya seseorang dalam mengejar tujuan bersama.
‘13
7
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
individu,
10. George R. Terry. Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang ada
didalam diri seseorang atau pemimpin dan mempengaruhi orang lain agar
mau bekerja dengan sadar dalam hubungan tugas agar tercapainya
sebuah tujuan yang diinginkan.
11. Stephen J. Carrol dan Henry L. Tosj (1977). Kepemimpinan ialah seuatu
proses mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan apa yang kamu
kehendaki dari mereka untuk mengerjakannya.
12. Theo Haiman dan William G.Scott. Kepemimpinan merupakan suatu
proses beberapa orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi didalam
sebuah pemilihan dan pencapaian sebuah tujuan.
13. Duben (1954). Kepemimpinan ialah kegiatan para pemegang kekuasaan
dan pembuat suatu keputusan.
14. Reed (1976). Kepimpinan ialah suatu cara mempengaruhi perilaku
seseorang agar perjuangan dapat dilakukan mengikuti kehendak dari
seorang pemimpin.
15. G. L. Feman dan E. K. Taylor (1950). Kepemimpinan merupakan suatu
kemampuan untuk menciptakan aktifitas suatu kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi dengan efektifitas yang maksimal dan kerjasama dari
tiap individu.
16. James M. Black (1961)Kepemimpinan ialah kemampuan yang mampu
meyakinkan orang lain agar mau bekerjasama dibawah pimpinannya
menjadi kesatuan dari tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
17. P. Pigors “Ledearship and Domination”. Kepemimpinan merupakan suatu
proses dorong-mendorong yang mengontrol daya manusia guna
mengejar tujuan bersama, lewat interaksi yang berhasil dari bermacammacam perbedaan individual.
18. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928. Kepemimpinan ialah
manajemen mengenal seseorang dengan jalan persuasi dan inspirasi
bukan melalui pengarahan dan semacamnya, atau bahkan paksaan,
ancaman yang terselubung.
‘13
8
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
19. H. Kootz & O’ Donnel “Principles of Management”. Kepemimpinan
merupakan aktifitas mempersuasi orang agar mau bekerjasama dalam
suatu pencapaian tujuan bersama2.
SYARAT-SYARAT PEMIMPIN
Tidak semua orang ditakdirkan untuk menjadi memimpin atau menjadi
pimpinan.
Seorang
pemimpin
harus
memiliki
kualitas
tertentu
yang
memungkinkan ia dapat ditiru dan sekaligus memengaruhi orang lain. Menurut
Finer (dalam Masmuh, 2013:249-250), ada sembilan persyaratan untuk menjadi
seorang pemimpin yang dikenal dengan istilah sembilan C (the nine C), yaitu:
1. Consciousness (Kesadaran). Pemimpin harus memiliki fakta-fakta dan
pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
2. Coherence (Mengkait-kaitkan). Pemimpin harus mampu menghubungkan
berbagai macam cabang ilmu yang diperlukan bagi jabatannya.
3. Constancy (Kemantapan). Suatu ketetapan pendirian atau kekukuhan.
4. Conviction (Keteguhan). Suatu ketetapan hati, tekad dan keyakinan;
pemimpin memiliki cita-cita, citra, kebijakan, dan prinsip-prinsip.
5. Creativeness (Daya cipta). Kekreatifan.
6. Concientiousness (Kecermatan). Pemimpin harus berusaha memenuhi
semua persyaratan dan secvara seksama meneliti diri sendiri, sudahkah
memenuhi syarat-syarat.
7. Courage (Keberanian). Suatu kekuatan moral untuk bertindak.
8. Captivation (Gaya yang menarik). Sesuatu yang dapat memikat atau
menarik. Misal, gaya berpidato atau penampilan.
9. Cleverness (Kepandaian).
2
Lihat http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/19-pengertian-kepemimpinan-menurutpara-ahli.html
‘13
9
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
GAYA KEPEMIMPINAN
Cara seseorang memimpin disebut dengan gaya kepemimpinan. Secara
teoretik terdapat puluhan tentang gaya memimpin tersebut, diatranya:
Gaya Persuasif
Yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang mengubah
perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan.
Gaya Refresif
Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancamanancaman, sehingga bawahan merasa keatakutan.
Gaya Partisipatif
Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk itu secara aktif baik menata, spiritual, fisik maupun material
dalam kiprahnya dalam perusahaan.
Gaya inovatif
Yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usahausaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia.
Gaya Investigasi
Yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan
rasa penuh kecurigan tehadap bawahannya menimbulkan yang menyebabkan
kreatifitas, inovasi, serta insisiatif dari bawahan kurang berkembang karena
bawahan takut kesalahan-kesalahan.
‘13
10
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gaya Inspektif
Yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler,
kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau
pemimpin yang senang apabila dihormati.
Gaya Motivatif
Yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-idenya,
program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik.
Komunikasi tersebut membuat segala ide bawahan-bawahan dan kebijakan
dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau.
Gaya Naratif
Pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun
tidak disesuiakan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin
yang banyak bicara sedikit bekerja.
Gaya Edukatif
Yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara
memberikan pendidikan dan keterlampiran kepada bawahan, sehingga bawahan
menjadi memiliki wawasan dan pengalamanyang lebih baik dari hari ke hari,
sehingga seorang pemimpin yang bergaya edukatif tidak akan pernah
menghalangi bawahan ingin megembangkan pendidikan dan keterlampiran.
Gaya Restrogresif
Yaitu pemimpin yang tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya, untuk itu
pemimpin yang bergaya restrogresif selalu menghalangi bawahan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterlamiplan. Sehingga dengan kata lain
pemimpin yang bergaya restrogresif sangat senang melihat bawahan selalu
terbelakang bodoh dan sebagainya.
‘13
11
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
KONFLIK
Secara sederhana konflik diartikan sebagai pertengkaran, perselisihan,
benturan yang harus diusahakan cara penyelesaiannya. Konflik juga dapat
diartikan sebagai oposisi atau antagonisme ke arah orang lain. Misalnya, Yulia
dipromosikan sebagai kepala cabang pada sebuah perusahaan, padahal yang
lebih layak adalah Mirza, maka terjadilan konflik antara Yulia dan Mirza. Yulia
dan Mirza berada pada posisi antagonis (berhadap-hadapan).
Konflik tidak terjadi begitu saja, melainkan terjadi secara bertahap dan
perlahan-lahan. Bisaanya konflik mengikuti pola-pola yang teratur. Menurut G.R
Terry, konflik terjadi melalui empat tahapan, yaitu:
1. Timbul suatu krisis tertentu
Pada tahap ini terlihat bahaya potensial tertentu. Mereka mengancam laju
perusahaan
secara
serius
serta
mengancam
eksistensi
perusahaan/organisasi yang bersangkutan. Mulai terlihat pertentangan
paham secara serius.
2. Gejala eskalasi ketidaksesuaian paham terjadi
Konflik yang sedang berlangsung mulai menarik perhatian manajemen.
Selanjutnya diras perlu adanya tindakan-tindakan korektif tertentu, walaupun
pada tahap ini terdapat hal-hal yang tak dapat diduga.
3. Konfrontasi menjadi pusat perhatian
Pada tahapan ini konfrontasi menjadi tahap perhatian. Hal itu menyebabkan
diadakannya pembicaraan-pembicaraan antara para manajer yang lebih
tinggi. Pada tahap ini bisaanya disampaikan janji-janji untuk meneliti keluhankeluhan yang ada, dan kemudian menyusun berbagai rencana untuk
tindakkan selanjutnya.
4. Krisis selanjutnya dialihkan
Dilakukan penelitian apakah keluhan-keluhan yang disampaikan dapat
dibenarkan
atau
tidak.
Dirumuskan
berbagai
proses
dan
prosedur
penyelesaian untuk selanjutnya diambil keputusan diterima atau ditolak.
‘13
12
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Para manajer telah banyak menghabiskan waktu dan tenaga untuk
menyelesaikan berbagai macam konflik yag terjadi pada perusahaan. Karena ia
sadar, bahwa jika konflik tidak dikelola atau dibereskan dengan baik maka akan
merusak harmoni perusahaan.
Pada dasarnya macam-macam konflik dapat dibedakan ke dalam empat
(4) bagian, yaitu:
1. Konflik di dalam individu sendiri
Konflik ini timbul di dalam diri seseorang (individu). Konflik ini muncul
dikarenakan oleh dua hal, yaitu (1) kelebihan beban peranan (role overloads),
dan (2) ketidakmampuan peranan orang yang bersangkutan (person-role
incompatibilities).
2. Konflik antar pribadi
Konflik antar pribadi terjadi antara seorang individu atau lebih. Sifatnya
kadang-kadang substantif maupun emosional. Setiap orang hampir dapat
dipastikan konflik dengan orang lain, baik terjadi di level atas (para manajer)
maupun di level bawah (karyawan bisaa).
Konflik ini muncul dikarenakan adanya berbagai kepentingan sampai kepada
persaingan antar individu untuk mendapatkan peranan dan posisi yang lebih
dalam perusahaan.
3. Konflik antar kelompok
Situasi konflik muncul di dalam organisasi, sebagai suatu jaringan kerja
kelompok-kelompok yang saling kait-mengait. Meskipun konflik antar
kelompok ini tergolong lazim dalam sebuah perusahaan, tetapi konflik ini
akan menyebabkan terjadinya disintegrasi (perpecahan) serta hilangnya
koordinasi.
Misalnya, konflik ini terjadi antara bagian produksi dan bagian pemasaran
dalam sebuah perusahaan. Bidang produksi terus memproduksi barang
tanpa memperhitungkan tingkat penjualan, yang pada sisi lain menyebabkan
banrang menumpuk. Sedangkan bagian pemasaran merasa kesulitan untuk
memasarkan barang tersebut, dan meminta bagian produksi untuk
‘13
13
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengurangi jumlah produksinya untuk sementara. Karena situasi ini sulit
disambungkan maka terjadilah konflik.
4. Konflik antar organisatoris
Konflik bisa juga terjadi yang melibatkan antar organisasi atau perusahaan.
Misalnya, konflik yang terjadi antara sebuah perusahaan A dengan
perusahaan yang mensuplai kebutuhan bahan dasar perusahaan A. Konflik
ini akan semakin menajam apabila antara kedua perusahaan tersebut tidak
saling memahami.
Konflik akan terjadi apabila terdapat beberapa unsur yang menjadi
sumber konflik tidak ditemukan jalan keluarnya. Secara teoretik konflik akan
muncul ke permukaan jika terdapat situasi sebagai berikut:
1. Perbedaan-perbedaan tentang fakta-fakta.
2. Perbedaan-perbedaan tentang metode-metode.
3. Perbedaan-perbedaan tentang tujuan-tujuan.
4. Perbedaan-perbedaan tentang nilai-nilai.
Konflik akan menurun atau bahkan dapat diselesaikan apabila setiap
perbedaan yang mengemuka dapat diminimalisir (diperkecil), yaitu dengan cara
duduk bersama dan memecahkan sumber konflik itu sendiri. Tetapi sebaliknya,
konflik akan semakin melebar jika antara kedua belah pihak yang berkonflik tidak
menemukan kata sepakat.
Di sini, perlu adanya kedewasaan dan kematangan berpikir sehingga
konflik tidak dibiarkan berlarut-larut dan menyebabkan harmonisasi perusahaan
terganggu. Peranan pimpinan (manajer) sangat dominan untuk memfasilitasi
berbagai konflik yang terjadi baik yang bersifat substantif maupun yang
emosional.
Pimpinan perusahaan atau manajer seringkali nejadi pihak yang selalu
terkait dengan berbagai konflik dalam lingkungan perusahaannya. Ia akan terlibat
aktif untuk menyelesaikan konflik di antara orang-orang yang berkonflik. Di sini,
nampak peranan manajer berfungsi sebagai penengah yang diharapkan mampu
menjembatani konflik yang terjadi. Manejer harus mampu menggunakan
‘13
14
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
intelegensianya sekaligus kekuasaannya dalam menyelesaikan konflik dan
mengubah konflik tersebut menjadi konstruktif bagi perusahaan.
Dalam lingkup manajemen konflik ini terdapat 2 (dua) pokok pikiran yang
perlu diketahui secara matang, yaitu:
1. Penyelesaian konflik (Conflict Resolution).
2. Macam-macam gaya manajemen konflik.
1) Penyelesaian Konflik (Conflict Resolution)
Pada dasarnya, konflik yang terjadi dapat dihadapi dengan beberapa
cara, yaitu:
1. Bersikap tidak acuh terhadap konflik itu sendiri.
Sikap ini berarti bahwa tidak adanya upaya langsung untuk mengatasi
sebuah konflik yang telah terjadi. Konflik dibiarkan berkembang menjadi
sebuah kekuatan konstruktif atau sebaliknya destruktif.
2. Menekannya.
Menekan
sebuah
konflik
yang
terjadi
(Suppression),
menyebabkan
menyusutnya dampak konflik yang negatif, tetapi ia tidak mengatasi, ataupun
meniadakan pokok-pokok yang menyebabkan konflik terjadi. Cara ini disebut
sebagai cara pemecahan semu (surface solution) yang menyebabkan
kondisi-kondisi penyebab konflik tetap ada.
3. Menyelesaikannya.
Penyelesaikan konflik (conflict solution) hanya terjadi apabila alasan-alasan
serta latar belakang yang meyebabkan konflik tersebut ditiadakan. Lebih dari
itu, situasi disterilkan (dibersihkan) dari antagonisme-antagonisme sehingga
tidak akan kembali menyebabkan konflik di masa yang akan datang.
Idealnya, penyelesaian konflik bersifat menyeluruh hingga ke akarakarnya. Sebab jika tidak demikian, atau diselesaikan secara setengah-setengah
akan menyebabkan konflik tersebut kembali muncul dan mungkin akan jauh lebih
buruk. Cara penyelesaian yang paling mudah yaitu dengan cara melakukan
komunikasi, dalam arti saling memahami dan saling berbagi (share) terhadap
berbagai persoalan yang menjadi sumber konflik. Pihak-pihak yang berkonflik
sudah selayaknya membuka diri untuk berdialog dan menjlin hubungan agar
konflik yang terjadi tidak berlarut-larut.
‘13
15
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Macam-Macam Gaya Manajemen Konflik
Gaya
atau
pendekatan
seseorang
dalam
menghadapi
dan
menyelesaikan konflik dapat dijelaskan dengan tekanan relatif yang diamakan
COOPERATIVENESS dan ASSERTIVENESS.
Cooperativeness yaitu keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pihak lain. Dengan cara demikian, maka pihak yang berkonflik
melakukan permufakatan (konsensus) untuk saling berbagai atas apa yang
dipersoalkan.
Assertiveness yaitu keinginan untuk memenuhi keinginan dan minat diri
sendiri. Pada situasi ini, salah satu pihak bersikeras hanya untuk memenuhi apa
yang dinginkannya tanpa memberi peluang kepada pihak lain untuk melakukan
kerjasama dan berbagi.
Dari kedua pendekatan sebagaimana dikemukakan di atas, menghasilkan
lima gaya dalam menyelesaikan konflik, atau cara mengelola konflik tersebut,
yaitu:
1. Tindakan Menghindari
Yaitu sikap tidak kooperatif dan tidak asertif. Ia menarik diri dari situasi yang
berkembang, dan atau bersikap netral dalam segala macam situasi.
2. Kompetisi atau Komando Otoritatif
Yaitu bersikap tidak kooperatif, tetapi asertif. Bekerja dengan cara
menentang keinginan pihak lain, berjuang untuk mendominasi dalam situasi
organisasi “menang atau kalah”, dan atau memaksakan segala sesuatu gar
sesuai dengan kesimpulan tertentu, dengan cara menggunakan kekuasaan
yang ada.
3. Akomodasi atau Meratakan
Yaitu bersikap kooperatif, tetapi tidak asertif. Membiarkan pihak lain
menonjol. Merataklan perbedaan-perbedaan guna mempertahankan harmoni
(keselarasan) yang diciptakan secara buatan.
4. Kompromis
Yaitu ersikap cukup kooperatif dan asertif, tetapi tidak sampai ke tingkat
ekstrim (berlebihan). Bekerja menuju ke arah pemuasan kepentingan parsial
semua pihak yang berkepentingan. Melaksanakan upaya tawar-menawar
untuk mencapai pemecahan-pemecahan “akseptabel” (dapat diterima),
meskipun sifatnya bukan pemecahan optimal. Cara ini tidak menyebabkan
‘13
16
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pihak yang berkonflik kalah atau menang, jadi sama-sama berkorban untuk
kepentingan bersama.
5. Kolaborasi (Kerjasama) atau Pemecahan Masalah
Yaitu bersikap koopratif, maupun asertif. Berupaya untuk mencapai kepuasan
bersama bagi pihak-pihak yang berkepentingan, dengan jalan bekerja melalui
perbedaan-perbedaan yang ada. Mencari dan memecahkan masalah
sedemikian rupa, hingga setiap orang mencapai keuntungan sebagai
hasilnya.
Kelima gaya manajemen konflik tersebut jelas memiliki kelebihan dan
kekurangan yang berbeda-beda. Situasi dan kondisi akan menyeleksi kapan
gaya-gaya tersebut dimainkan dan diperankan. Sebaiknya konflik yang terjadi
diselesaikan dengan cara yang memuaskan kedua belah pihak. Sehingga tidak
ada pihak-pihak yang merasa dikalahkan yang akan menyebabkan “perasaan
dendam”.
Meskipun idealnya konflik harus diselesaikan dengan cara yang
menguntungkan kedua belah pihak, namun dalam kenyataannya hal tersebut
sangatlah sulit. Karena di dalamnya berkecamuk berbagai kepentingan bahkan
rasa ingin menang dan “gengsi” tanpa memperdulikan orang lain.
Hasil penyelesaian konflik dapat berakhir pada tiga situasi, yaitu:
1. Konflik “Kalah-Kalah” (Lose-Lose)
Konflik kalah-kalah terjadi apabila tak seorangpun di antara pihak yang
terlibat mencapai keinginan yang diharapkannya, dan alasan-alasan
mengapa terjadinya konflik tidak mengalami perubagan (tdak dapat
diselesaikan).
Konflik kalah-kalah terjadi apabila kedua belah pihak yang terlibat konflik
bersikap menghindar sebagai perwujudan dari tiadanya perhatian (non
attention). Sikap ini diperparah apabila pihak-pihak yang berkonflik berpurapura seakan-akan tidak terjadi konflik, dan berharap akan terselesaikan
dengan sendirinya.
‘13
17
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Konflik “Menang-Kalah” (Win-Lose)
Pada konflik “menang-kalah”, yaitu salah satu pihak mencapai apa yang
diinginkannya dengan mengorbankan keinginan pihak lain. Hal ini bisa
disebabkan
oleh
pihak
persaingan,
dimana
satu
pihak
mencapai
kemenangan melalui kekuatan, keterampilan, superioritas, atau karena unsur
dominasi yang kuat.
Untuk sementara waktu mungkin cara ini dapat digunakan tetapi tetap tidak
menyelesaikan masalah secara tuntas. Bahkan di masa mendatang konflik ini
akan terbuka lagi. Pihak yang merasa dikalahkan akan mencari akal dan
jalan untuk membalasnya.
3. Konflik “Menang-Menang” (Win-Win)
Konflik “menang-menang” dilakukan dengan cara menguntungkan semua
pihak yang terlibat dalam konflik. Kondisi ijn jauh lebih baik, karena semua
pihak merasa senang dan kemungkinan munculnya konflik di masa
mendtang relatif kecil.
Kepustakaan:
Bridges, William, 1991. Managing Transitions: Making of the Most Change,
Addision-Eesley Company, Reading,
Hodgetts, Richard M., 1993. Modern Human Relations At Work, The Dryden
Press Harcourt Brace Jovanovich, Fort Worth, TX.
John Adair, 2008. Kepemimpinan Yang Memotivasi. Jakarta: Gramedia.
Keating, Charles J., 1986. Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya.
Yogyakarta: Kanisius.
Kotter, John P, 1997. Leading Change: Menjadi Pioneer Perubahan, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Permadi, K., 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Manajemen.Jakarta:
Rineka Cipta.
‘13
18
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Riva’I, Veithzal, 2004. Kiat Menimpin Dalam Abad 21. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Wahyudi, 2006. Manajemen Konflik dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Zainal, Veithzal Rivai; Muliaman Darmansyah Hadad dan Mansyur Ramly, 2014.
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers
http://ikhtisar.com/fokus-pada-kesederhanaan-daripada-kerumitan/
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/19-pengertian-kepemimpinanmenurut-para-ahli.html
‘13
19
Strategi Perubahan dan Komunikasi
Dr. Dadan Anugrah, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download