Modul Antropologi [TM3]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
ANTROPOLOGI
Proses Evolusi Makhluk Hidup
Fakultas
Program Studi
PSIKOLOGI
PSIKOLOGI
Tatap
Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
MK61005
DR. DADAN ANUGRAH, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Manusia adalah “binatang” yang berpikir,
dan karena pikirannya itulah manusia
memikiki kecerdasan yang berbeda
dengan makhluk yang lain. Dengan
pikirannya manusia dapat menaklukan
samudra, menundukan angin, melumat
besi, dan seterusnya. Demikianlah
manusia diciptakan dengan penuh
kesempurnaan yang tiada taranya
Setelah mempelajari modul ini,
mahasiswa diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan
tentang:
1. Manusia sebagai individu
2. Manusia sebagai makhluk
sosial
3. Manusia sebagai makhluk
budaya
4. Manusia dan masyarakat
MODUL 3
PROSES EVOLUSI MAKHLUK HIDUP
A. Pendahuluan
Manusia adalah “binatang” yang berpikir, dan karena pikirannya itulah
manusia memikiki kecerdasan yang berbeda dengan makhluk yang lain. Dengan
pikirannya manusia dapat menaklukan samudra, menundukan angin, melumat
besi, dan seterusnya.
Demikianlah manusia diciptakan dengan penuh
kesempurnaan yang tiada taranya.
Tulisan dengan topik “Proses Evolusi Makhluk Hidup” ini bukan merujuk
kepada evolusi1
fisik, melainkan menitikberatkan kepada evolusi sosial.
Manusia hidup tidak pada ruang hampa, tetapi tumbuh dan berkembang dalam
komoleksitas kehidupan yang serba multidimensi. Konsep “zoon politicon”
misalnya,
Zoon
Politicon merupakan
sebuah
istilah
yang
digunakan
oleh Aristoteles untuk menyebut makhluk sosial. Kata Zoon Politicon merupakan
padanan kata dari kata Zoon yang berarti "hewan" dan kata politicon yang
berarti "bermasyarakat". Secara harfiah Zoon Politicon berarti hewan yang
bermasyarakat. Dalam pendapat ini, Aristoteles menerangkan bahwa menusia
1
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah
menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi
bentuk yang lebih baik.
Berbeda dengan revolusi, proses evolusi biasanya berlangsung lama. Dalam konteks
penggunaan istilah, evolusi seringkali digunakan untuk menggambarkan perkembangan yang
lambat.
Evolusi berasal dari bahasa latin evolvere "membuka lipatan," dari ex- "keluar" + volvere
"menggulung" (1641) yang berarti "membuka lipatan, keluar, berkembang,". Evolusi pada
tahun 1622, pada awalnya berarti "membuka gulungan buku"; namun istilah ini digunakan
pertama kali dalam pengertian ilmiah modern pada tahun 1832 oleh seorang Geologis
berkebangsaan Skotlandia bernama Charles Lyell. Charles Darwin kemudian menggunaka istilah
ini satu kali dalam paragraf penutup bukunya yang berjudul "The Origin of Species" (Asal mula
Spesies) pada tahun 1859. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Herbert Spencer dan ahli
biologi lainnya. Lihat https://id.wikipedia.org
2012
2
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain, sebuah
hal yang membedakan manusia dengan hewan.
Sedangkan
menurut
Adam
Smith,
ia
menyebut
istilah mahkluk
sosial dengan Homo Homini socius, yang berarti manusia menjadi sahabat bagi
manusia lainnya. Bahkan, Adam Smith menyebut manusia sebagai makhluk
ekonomi (homo economicus), makhluk yang cenderung tidak pernah merasa
puas dengan apa yang diperoehnya dan selalu berusaha secara terus menerus
dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Thomas Hobbes menggunakan
istilah Homini Lupus untuk menyebut manusia sebagai makhluk sosial, yang
berarti manusia yang satu menjadi serigala bagi manusia lainnnya.
B. Manusia Sebagai Individu
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (Bahasa
latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa dimana, dalam agama, dimengerti
dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan. Dalam mitos, mereka juga
sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta berkembang teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Manusia memiliki perbedaan yang sangat signifikan bila dibandingkan
dengan makhluk lainya, di antaranya:
2012
3
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Punya masa menopause
Berbeda dengan sebagian besar binatang yang akan terus bereproduksi
hingga akhir hayatnya, manusia khususnya wanita hanya akan bereproduksi
sampai tiba pada suatu masa yang disebut menopause.
2. Melewati masa kecil lebih lama
Dibandingkan
primata
maupun
binatang
yang
lain,
manusia
menghabiskan waktu yang lebih lama untuk tinggal bersama dan mengasuh
keturunannnya. Beberapa ahli menduga hal ini dipicu oleh ukuran otak manusia
yang lebih besar, sehingga butuh waktu lebih lama untuk berkembang dengan
sempurna.
3. Wajah memerah saat tersipu
Dari semua bentuk ekspresi, wajah yang memerah saat tersipu malu
adalah yang paling unik dan hanya terjadi pada manusia. Tidak diketahui pasti
bagaimana hal ini terjadi, namun hal ini dinilai telah banyak membantu manusia
untuk bersikap jujur.
4. Bisa menciptakan api
Kemampuan manusia untuk membuat api adalah bekal penting dalam
memenangkan seleksi alam. Ancaman predator nokturnal yang mengintai ketika
hari mulai gelap menjadi mudah bagi manusia untuk ditanggulangi.
5. Mengenal pakaian
Tidak seperti kera yang tubuhnya tertutup bulu (rambut), secara alami
manusia tidak punya pelindung terhadap perubahan suhu di permukaan kulitnya.
Namun dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia bisa membuat pakaian yang
menggantikan fungsi bulu pada beberapa jenis binatang.
2012
4
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Berbicara
Sejak kurang lebih 35.000 tahun yang lalu, manusia memiliki tenggorokan
yang posisinya lebih rendah dibandingkan pada simpanse. Ditunjang dengan
tulang hyoid berbentuk tapal kuda yang terletak di bawah lidah, manusia mampu
mengontrol suara yang dihasilkan sehingga bisa berbicara.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, serta unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai
manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Setiap
manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki
keunikan tersendiri.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip.
Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan
faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki
ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas
dari seseorang.
Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk
pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita
melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang
saling berinteraksi terus-menerus. Menurut Nursid Sumaatmadja (2000),
kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi
antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir
dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
2012
5
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan
dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang2.
Sebagai makhluk individu, namnusia memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Jarang bekerjasama,
2. Mementingkan diri sendiri,
3. Jarang membutuhkan bantuan orang lain,
4. Jarang memperdulikan orang lain,
5. Menuruti kata hati3
Perbandingan Karakteristik Manusia
Sebagai Makluk Individu Dan Makluk Sosial4
No.
Karakteristik manusia sebagai
makhluk individu
memiliki unsur jasmani, rohani
(kepercayaan kepada Tuhan), fisik,
psikis, kehendak, perasaan, citacita, kecenderungan, semangat,
daya tahan,
memiliki ciri fisik: usia, tingkat dan
berat badan, faktor genotip dan
fenotip, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, dan kemampuan
bertindak.
memiliki status sosial: status
ekonomi, agama, hubungan
keluarga dan suku.
memiliki kepribadian: watak, motif,
minat dan sikap.
memiliki intelegensi: kecakapan atau
1.
2.
3.
4.
5.
2
3
4
Karakteristik manusia sebagai
makhluk sosial
manusia merupakan makhluk yang
selalu berinteraksi dengan sesamanya
manusia saling ketergantungan dan
membutuhkan satu sama lain
manusia tidak mampu menjalani
kehidupan ini tanpa bantuan orang lain
manusia tunduk pada aturan, norma
sosial.
Lihat http://mastugino.blogspot.co.id/2015/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
Lihat http://brainly.co.id/tugas/1796225
Lihat http://damaruta.blogspot.co.id/2015/01/apa-saja-karakteristik-manusia-sebagai.html
2012
6
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kepandaian
potensi manusia akan berkembang bila
ia hidup ditengah tengah manusia
C. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Selain sebagai Makhluk Individu, Manusia Juga merupakan Makhluk
sosial, secara sederhana, makhluk sosial ini adalah makhluk yang tidak dapat
hidup sendiri. Berdasarkan fakta tersebut dikenal pula istilah interaksi sosial,
yaitu hubungan antarmanusia. Untuk bertahan hidup manusia harus menjalin
hubungan satu sama lain. Berikut adalah pendapat 2 ahli menyangkut dengan
Manusia yang merupakan Makhluk Sosial :
Aristoteles
Ia mengatakan bahwa manusia merupakan zoon politicon, artinya
makhluk yang bergaul, berkumpul, dan bermasyarakat. Hal ini karena manusia
tidak
dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri,
melainkan
membutuhkan orang lain.
Abraham Maslow
Ia mengatakan tingkat kebutuhan manusia meliputi kebutuhan hidup
fisiologis, kebutuhan rasa kasih sayang, kebutuhan akan aktualisasi diri, dan
kebutuhan akan penghargaan dari orang lain. Jadi berdasarkan penggolongan
kebutuhan ini sudah jelas bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Contohnya
saja untuk kebutuhan akan penghargaan, tidak bisa dipungkiri bahwa kita akan
senang apabila dipuji, dan apabila tidak ada yang memuji atas kerja keras kita
itu, maka akn timbul rasa pesimis, inilah yang dimaksud penghargaan tersebut.
Pada Umumnya, Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Ascribed Status, merupakan status atau kedudukan yang didapat
seseorang tanp harus diperjuangkan (didapat sejak lahir). Contohnya
Anak dari Raja yang menjadi Putra Mahkota.
2012
7
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Assigned Status, Merupakan status atau kedudukan yang diamanatkan
kepada seseorang yang telah berjasa untuk kepentingan masyarakat
atau umum. Contohnya adalah Pahlawan.
3. Achieved Status, yaitu status atau kedudukan yang didapat seseorang
dengan cara diperjuangkan. Sifat status ini terbuka, artinya setiap orang
dapat
memperoleh
status
ini,
dengan
catatan
mampu
memperjuangkannya. Contoh ; menjadi presiden, ketua MPR, dan lainlain.
Adanya berbagai kedudukan manusia ini, setiap manusia harus saling
berhubungan dan membentuk suatu interaksi sosial seperti yang telah saya
utarakan tadi. Interaksi Sosial yang terjadi dalam kehidupan mempunyai empat
bentuk, yaitu :
a. Kerja sama (Coorperation)
b. Persaingan (Competition)
c. Pertentangan (Conflict)
d. Akomodasi (Accomodation)
Ada berbagai pemahaman terhadap Manusia, yang paling umum adalah
tiga pemahaman di bawah ini:
1.
Materialisme Antropologik, yaitu menjelaskan bahwa manusia pada
hakikatnya adalah materi. Manusia adalah jasad yang tersusun dari
bahan-bahan material dari dunia anorganik.
2.
Materialisme Biologik, menjelaskan bahwa manusia merupakan badan
yang hidup atau organisme yang mempersatukan segala pembawaan
kegiatan kehidupan badan di dalam dirinya. Struktur kehidupan manusia
yang memilikikewaspadaan indrawi berlaku juga bagi hewan. Dalam
2012
8
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kenyataan manusia memang merupakan bagian dari kehidupan organik
yang dapat ditelusuri.
3.
Idealisme Antropologik, Menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk
yang memiliki unsur-unsur spiritual-intelektual yang secara intrinsik tidak
bergantung pada materi. Manusia tidak dapat dijelaskan dengan satu
prinsip saja, karena dalam diri manusia bergabung berbagai prinsip
yang menyusun suatu pemahaman tentang dirinya secara utuh dan
lengkap5.
D. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti
cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan
kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk
jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam
Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture.
Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam6.
Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda
dengan pandangan ahli berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi
merumuskan definisi budaya sebagai berikut:
1.
E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan
kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan,
hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang
dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
5
6
Lihat : http://softilmu.blogspot.co.id/2014/12/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
Lihat Koentjaraningrat, 2005, hal. 73.
2012
9
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.
Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya dengan:Keseluruhan dari
pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang
dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
3.
Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah:
Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit
maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai
pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
4.
Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya
dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur
belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang
tak perlu dibiasakan dengan belajar.
Dari kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang
menghubungkan antara pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir
melalui proses belajar yang merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu:
1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya.
Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran
masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;
2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial
terdiri
atas
aktifitas-aktifitas
manusia
yang
saling
berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu
mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini
bersifat nyata atau konkret;
2012
10
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan
karya manusia dalam masyarakat7.
Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba
atau di foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang.
Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai
sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku.
Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa
rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang
kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya
yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan
tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita
lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang
diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam
hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok
dan lingkungannya.
Fungsi budaya mendasari, mendukung, dan mengisi masyarakat dengan
nilai-nilai
hidup
untuk
dapat
bertahan,
menggerakkan
serta
membawa
masyarakat kepada taraf hidup tertentu. Budaya sejatinya harus membawa
manusia pada tiga aspek, yaitu:
1.
Hidup lebih baik
2.
Lebih manusiawi
3.
Berperikemanusiaan
Selanjutnya, manusia hidup di tengah-tengah masyarakat yang aktif
menciptakan budaya, dan pada giliran selenjutnya budaya memengaruhi
manusia itu sendiri (dialektik). Empat faktor eksistensi dan fungsi sosial
masyarakat:
7
Lihat Koentjaraningrat, 1992, hal. 5.
2012
11
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. SOCIAL ALIGMENT: cara-cara pengaturan berbagai kelompok orang
dalam
masyarakat, seperti seks, umur, kekerabatan, bentuk-bentuk
perkumpulan berdasarkan pekerjaan yang sama.
2. SOCIAL CONTROL: sistem dan prosedur yang mengantur kegiatan dan
tingkah laku para anggota masyarakat.
3. SOCIAL MEDIA: peralatan dan perlengkapan, baik yang berupa benda,
maupun bahasa.
4. SOCIAL STANDARDS: ukuran sosial yang digunakan untuk menentukan
dan menilai seluruh kegiatan atau untuk menilai efektif tidaknya suatu
kegiatan
_____________________________
Referensi:
Koentjaraningrat, 2005. Pengantar Antropologi 1. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat, 1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
https://id.wikipedia.org
http://mastugino.blogspot.co.id/2015/01/manusia-sebagai-makhluk-individudan.html
http://brainly.co.id/tugas/1796225
http://damaruta.blogspot.co.id/2015/01/apa-saja-karakteristik-manusiasebagai.html
http://softilmu.blogspot.co.id/2014/12/manusia-sebagai-makhluk-individudan.html
2012
12
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download