Pemanfaatan EIS di Linkungan Kemenpora

advertisement
Pemanfaatan EIS di Linkungan
Kemenpora
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
ISBN: xxx - xxx - xxxxx - x - x
Ukuran Buku :15,7 cm x 24 cm
Jumlah Halaman: 59 + viii
Penanggung Jawab
Deddy Kusdinar
Ketua
Thobias Tubulau
Tim Penyusun
Ahmad Musawir
Nurhasanah
Jeffery V.Palar
Asmiaty Sy
Yordania
Kunto Widayatmoko
Rio Wilarso
Wulan Asri Meidyasari
Silmiyanti Zurlen
Achmad Syauqi
Nara Sumber
Dr. Ing. Adang Suhendra, SKom, SSi, MSc
Dr. rer. nat. I Made Wiryana, SKom, SSi, MAppSc
Prof. Dr. I Wayan S Wicaksana, SSi, MEng
Dr. Putu Laxman Pendit,
Pancat Setyantana
Penyiapan Data BPS
Badan Pusat Statistik
Diterbitkan Oleh:
Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data
Biro Perencanaan
Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga
Kata Pengantar
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) selalu berusaha
mengikuti perkembangan jaman di dalam pemanfaatan Teknologi Infomasi dan Komunikasi. Ditambah lagi saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komputer sudah sangat mendukung kegiatan keolahragaan ataupun kepemudaan. Sistem Informasi Manajemen saat ini sudah tak dapat dipisahkan lagi dari pengelolaan suatu organisasi modern. Dalam mendukung kecepatan pengambilan keputusan
dibutuhkan sistem yang akan melakukan pengintegrasian dan pengklasifikasian informasi dari setiap Sistem Informasi Manajemen yang
ada. Melakukan pengklasifikasian akan sangat berguna untuk setiap
pengambil kepetusan di Kemenpora karena akan mempercepat efektifitas dan efisiensi dalam pengambilan kebijakan.
Untuk mewujudkan pengintegrasian dan pengklasifikasian informasi di lingkungan Kemenpora, maka dikembangkan dua sistem utama untuk melakukan pengklasifikasian data yaitu sistem datawarehouse dan Executive Information System (EIS). Melalui pengembangan
sistem ini diharapkan efektivitas dan efisiensi dari setiap pemangku
kepentingan di lingkungan Kemenpora menjadi lebih meningkat. Oleh
karena itu melalui buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai pentingnya EIS dan datawarehouse di dalam
lingkungan Kemenpora.
ii
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Penyusunan panduan ini melibatkan beberapa pakar dari dunia
akademik, industri dan pemerintahan yang membidangi masalah pengembangan Sistem Informasi Manajemen. Diharapkan panduan ini
dapat digunakan sebagai arahan sehingga pengembangan SIM di
lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dapat
berkesinambungan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Jakarta, Juni 2010
Tim Penyusun
Ringkasan Eksekutif
Mengembangkan data warehouse dan EIS yang baik tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan yang sifatnya kasus per kasus.
Pengembangan untuk kebutuhan organisasi harus dilakukan secara
teintegrasi dan holistik. Dengan kata lain semua aspek harus dipertimbangkan baik teknis maupun non teknis. Dari kebutuhan perangkat
keras dan jaringan, hingga kebutuhan SDM dan organisasi. Pertimbangan hukum dan efisiensi pembiayaan juga perlu dilakukan.
Pengembangan data warehouse dan EIS yang baik harus memiliki suatu arah sasaran yang tertuang dalam strategi dan road map.
Di dalam pelaksanaan pengembangan data warehouse dan EIS tersebut, harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang tertuang dalam bakuan-bakuan. Hal ini menyebabkan pengembangan
dapat dilakukan secara baik dan tertata dengan baik.
Dokumen ini disusun untuk memberikan gambaran tentang dasardasar penerapan pengembangan EIS dan data warehouse. Selain
itu dengan buku ini diharapkan seluruh pihak dapat lebih memahami
akan pentingnya EIS bagi setiap pengambil keputusan yang ada guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menerapkan kebijakan di
lingkungan Kemenpora
iii
iv
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Daftar Isi
Kata Pengantar
i
Ringkasan Eksekutif
iii
1 Data, Informasi dan Pengetahuan
1
1.1 Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
1.2 Informasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
1.3 Pengetahuan (Knowledge) . . . . . . . . . . . . . . . .
8
2 Sistem Informasi untuk Organisasi
13
2.1 Pengertian Sistem Informasi . . . . . . . . . . . . . . .
13
2.2 Komponen Sistem Informasi . . . . . . . . . . . . . . .
14
2.3 Elemen Sistem Informasi . . . . . . . . . . . . . . . . .
16
2.4 Penggolongan Sistem Informasi . . . . . . . . . . . . .
19
2.4.1 Tujuan Sistem Informasi . . . . . . . . . . . . . .
23
3 Executive Information System
3.1 Definisi
25
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25
3.2 Karakteristik Teknologi Informasi untuk EIS . . . . . . .
30
3.3 Karakteristik Data untuk EIS . . . . . . . . . . . . . . .
31
3.4 Arsitektur Sistem pada EIS . . . . . . . . . . . . . . . .
32
3.5 Implementasi, Keuntungan dan Kerugian EIS . . . . . .
37
4 Decision Support
43
4.1 Pengertian Decision Suport . . . . . . . . . . . . . . . .
43
4.1.1 Pengertian Keputusan . . . . . . . . . . . . . . .
44
v
vi
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
4.1.2 Dasar Pengambilan Keputusan . . . . . . . . . .
46
4.2 Jenis DSS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
47
4.3 Tujuan DSS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
48
4.4 Komponen Dalam DSS . . . . . . . . . . . . . . . . . .
48
4.5 Cara Penggunaan Informasi Dari DSS . . . . . . . . . .
50
4.6 Pemodelan Laporan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
52
4.6.1 Pemodelan Matematis
. . . . . . . . . . . . . .
52
4.6.2 Simulasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
52
4.6.3 Grafik Komputer . . . . . . . . . . . . . . . . . .
52
4.6.4 Keuntungan dan Kerugian Pemodelan . . . . . .
53
5 EIS di Kemenpora
55
Daftar Gambar
1.1 Alur Perubahan Data Menjadi Informasi
. . . . . . . .
6
. . . . . . . . . . . . . . . .
17
2.2 Hubungan Elemen Sistem Informasi . . . . . . . . . . .
19
2.3 Hubungan Organisasi dan Sistem Informasi
. . . . . .
20
. . . . . . . . . .
26
. . . . . . . . . . . . . . . .
33
. . . . . . . . . . . . . . .
34
2.1 Interaksi Sistem Informasi
3.1 Perusahaan Tanpa dan Dengan EIS
3.2 Arsitektur EIS Tradisional
3.3 Arsitektur EIS Kontemporer
3.4 Pendekatan Metode Metadatabase
. . . . . . . . . . .
3.5 Arsitektur EIS Menggunakan Metadatabase
5.1 Screenshot Aplikasi EIS berbasis Web
. . . . . .
35
36
. . . . . . . . .
56
5.2 Screenshot Aplikasi EIS berbasis mobile . . . . . . . .
57
5.3 Arsitektur Sistem Kemenpora
58
vii
. . . . . . . . . . . . . .
viii
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
1
Data, Informasi dan Pengetahuan
1.1
Data
Dalam kehidupan banyak sekali hal-hal yang terjadi, keunikan kejadian dari kehidupan setiap orang berbeda-beda sehingga cara pandang
setiap orang terhadap kejadian tersebut pun berbeda-beda (sesuai dengan apa yang menjadi prinsip dan standar atau tolak ukurnya).
Di dalam dunia Teknologi Informasi (TI) pun sama, kesimpulan terhadap sesuatu yang dianalisa mungkin berbeda tetapi hal itu semua
dapat diminimalisir dan dihilangkan selama apa yang menjadi pedomannya pun sama.
Dalam dunia TI dan kebutuhan yang disesuaikan, ternyata banyak
sekali kejadian yang jika kita memandang untuk kemajuan teknologi
dan komunikasi dapat dibuat prosedur dan aturan yang sama sehing1
2
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
ga informasi yang dibutuhkan dari suatu kasus akan sama. Biasanya
dalam dunia TI yang menjadi permasalahan adalah kasus-kasus yang
sering terjadi dan untuk penyelesaiannya masih dengan prosedur yang
manual. Beberapa contoh kasus yang terjadi dibeberapa tempat, seperti pengelolaan data administrasi, pengelolaan data perpustakaan
(sudah banyak yang tidak manual), dan lain-lain.
Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun
secara terstruktur. Selain deskripsi dari sebuah fakta, data dapat pula
merepresentasikan suatu objek sebagaimana dikemukakan oleh Wawan dan Munir (2006: 1) bahwa data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian (event)
Dengan demikian dapat dijelaskan kembali bahwa data merupakan suatu objek, kejadian, atau fakta yang terdokumentasikan dengan
memiliki kodifikasi terstruktur untuk suatu atau beberapa entitas. Data
bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika,
bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu
konsep.
Pembagian data-data dapat dibagi berdasarkan :
1. Berdasarkan Bentuk
(a) Data Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya Idul Adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain
-lain.
(b) Data Kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk
kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti
persepsi konsumen terhadap botol air minum dal am ke-
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
3
masan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain lain.
2. Berdasarkan Skala Pengukuran
(a) Nominal adalah data dimana angka hanya merupakan
lambang Contoh: pada variabel jenis kelamin: 1 untuk Lakilaki, 2 untuk Perempuan
(b) Ordinal adalah data dimana angka selain sebagai lambang, juga menunjukkan urutan Contoh: pada variabel
Tingkat Pendidikan: 1 SD 2 SMP 3 SMU 4 PT ket : orang
yang mempunyai angka 1 mempunyai tingkat pendidikan
yang lebih rendah dari pada orang yang mempunyai angka
2
(c) Interval adalah data dimana angka adalah angka yang sebenarnya, tetapi tidak mutlak Contoh: pada variabel Nilai
ket: orang yang mempunyai nilai 80 adalah dua kali lebih
baik dari orang yang mempunyai nilai 40, tapi orang yang
mempunyai nilai 0 belum tentu kosong
(d) Rasio adalah data dimana angka adalah angka yang sebenarnya dan mutlak Contoh: pada variabel jumlah: data
yang dihasilkan adalah rasio
3. Berdasarkan Jenis
(a) Data Internal adalah data yang menggambarkan situasi
dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal:
data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
4
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
(b) Data Eksternal adalah data yang menggambarkan situasi
serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan sua tu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk,
dan lain sebagainya.
4. Berdasarkan Sumber
(a) Data Primer adalah secara langsung diambil dari objek /
obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh: Mewawancarai langsung penonton bioskop
21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
(b) Data Sekunder adalah data yang didapat tidak secara
langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang
menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau
majalah.
5. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
(a) Data Diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu,
nilai rupiah da ri waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
(b) Data Kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu
interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai
yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang
lebih, kira - kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
5
mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
E. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
6. Berdasarkan Waktu Pengumpulan
(a) Data Cross Section adalah data yang menunjukkan titik
waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei
2004, dan lain sebagainya.
(b) Data Time Series / Berkala adalah data yang datanya
menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode
secara historis. Contoh data time series adala h data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa
dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan.
1.2
Informasi
Suatu sistem tanpa informasi akan tidak berguna, karena suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan mengalami kemacetan
dan akhirnya berhenti. Dengan demikian informasi sangat penting bagi suatu sistem. Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah
model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data
yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap
sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat
bagi penerimanya.
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai
6
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 1.1: Alur Perubahan Data Menjadi Informasi
nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan
yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan
atau keterangan.
Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi
adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan,
baik masa sekarang atau yang akan datang.
Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga
menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam
pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang
terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan.
Sebuah informasi dapat memiliki nilai yang berbeda-beda. George
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
7
R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu:
1. Tujuan si penerima
Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya
untuk mendapatkannya.
2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Ketelitian dalam penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan, agar informasi yang dihasilkan
lebih akurat dan lebih bernilai.
3. Waktu
Informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan
informasi itu sendiri. Informasi kemarin atau informasi yang telah
lama belum tentu bernilai apabila disampaikan pada saat ini.
4. Ruang dan tempat
Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai.
5. Bentuk
Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan,
kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi
tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya.
8
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
6. Semantik
Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara
kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir.
Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan
kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk
yang tepat pula.
Tidak semua data merupakan informasi. Ada kantor-kantor yang
menyimpan data-data atau catatan yang sebenarnya tidak ada gunanya. Sebaliknya informasi yang diperlukan dilengkapi dengan data.
1.3
Pengetahuan (Knowledge)
Dalam menjalankan aktivitasnya, manusia selalu menggunakan pengetahuan. Dengan pengetahuan manusia dapat menentukan langkah terbaik apa saja yang harus dilakukan dalam menentukan suatu
keputusan.
Pengetahuan sebenarnya merupakan sebuah informasi juga yang
merupakan hasil dari pengolahan data. Vercellis (2009: 7) memandang bahwa suatu informasi dikatakan pengetahuan jika dapat digunakan dalam pengambilan keputusan sebagaimana dikemukakan bahwa
:
“Information is transformed into knowledge when it is used to make
decisions and develop the corresponding actions. Therefore, we can
think of knowledge as consisting of information put to work into a specific domain, enhanced by the experience and competence of decision
makers in tackling and solving complex problems”.
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
9
Dalam kutipan tersebut di atas juga disebutkan bahwa selain informasi, hal yang dibutuhkan dalam sebuah pengetahuan adalah pengalaman dan kompetensi dari seorang pemegang keputusan. Sejalan
dengan hal tersebut, Hendrik (2003: 1) mengemukakan bahwa “pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten “.
Dalam buku yang ditulis oleh Von Krogh, Ichiyo, serta Nonaka
2000, disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari pengertian
mengenai pengetahuan:
1. Pengetahuan merupakan justified true believe.
Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi
bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu suatu situasi baru dengan cara berpegang
pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan
sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan
tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu
proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau
ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan system kepercayaan (belief systems) dimana perasaan atau system
kepercayaan itu bisa tidak disadari.
2. Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus
terbatinkan.
Beberapa pengetahuan dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk kalimat-kalimat, atau diekspresikan dalam ben-
10
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
tuk gambar. Namun ada pula pengetahuan yang terkait erat
dengan perasaan, keterampilan dan bentuk bahasa utuh, persepsi pribadi, pengalaman fisik, petunjuk praktis (rule of thumb)
dan institusi. Pengetahuan terbatinkan seperti itu sulit sekali digambarkan kepada orang lain. Mengenali nilai dari pengetahuan
terbatinkan dan memahami bagaimana menggunakannya merupakan tantangan utama organisasi yang ingin terus menciptakan
pengetahuan.
3. Penciptaan pengetahuan secara efektif bergantung pada
konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut.
Apa yang dimaksud dengan konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan pengetahuan adalah ruang bersama yang
dapat memicu hubungan-hubungan yang muncul. Dalam konteks organisional, bisa berupa fisik, maya, mental atau ketiganya. Pengetahuan bersifat dinamis, relasional dan berdasarkan
tindakan manusia, jadi pengetahuan berbeda dengan data dan
informasi, bergantung pada konteksnya.
4. Penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah utama,
Menurut Von Krogh, Ichiyo serta Nonaka (2000) bahwa penciptaan pengetahuan organisasional terdiri dari lima langkah utama
yaitu:
(a) Berbagi pengetahuan terbatinkan;
(b) Menciptakan konsep;
(c) Membenarkan konsep;
(d) Membangun prototype; dan
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
11
(e) Melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi
dan tingkat di organisasi.
Dengan demikian pengetahuan dapat dijelaskan kembali sebagai
kumpulan dari data dan informasi yang bertemu dengan kompetensi
dan pengalaman seseorang untuk menindaklanjuti data dan informasi yang ada sehingga dapat dikembangkan untuk pengambilan suatu
keputusan. Tidak seperti informasi yang hanya bersifat memberi tahu, pengetahuan harus mampu digunakan untuk proses pengambilan
keputusan.
Knowledge dalam konteks teknologi informasi, knowledge atau pengetahuan sangat berbeda dari data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta yang di record. Informasi adalah data yang diproses
sehingga memiliki arti, sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah
informasi yang kontekstual, relevant, dan dapat dilakukan. Secara sederhana, knowledge adalah informasi yang dilakukan. Pengetahuan
itu bisa dibagi menjadi dua:
1. Explicit Knowledge
Explicit knowledge adalah model untuk memahami dunia dalam
bentuk keahlian atau kognitif, diekspresikan dalam bentuk sistem, peraturan-peraturan, prosedur-prosedur dan tata cara kerja
yang dipahaminya. Atau dapat dikatakan sebagai sebuah pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk
orang lain.
2. Tacit Knowledge
Tacit knowledge adalah model untuk memahami dunia dalam
bentuk konsep, diekspresikan dalam bentuk teori dan pengalam-
12
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
an yang dimilikinya. Tacit knowledge merupakan pengetahuan
manusia yang masih dalam bentuk konsep pemikiran mereka
sendiri belum diolah untuk diaplikasikan dan belum dikodifikasi. Atau dapat di katakan sebagai sebuah pengetahuan yang
berbentuk know-how, pengalaman, skill, pemahaman, maupun
rules of thumb.
2
Sistem Informasi untuk
Organisasi
Abad 21 adalah abad di mana bisnis sangat bergantung pada teknologi informasi/sistem informasi. Dengan sistem informasi pembuat
keputusan dapat membuat suatu perencanaan, pemasaran, produksi,
hubungan antar organisasi sesegera mungkin. Sistem informasi juga
dapat membantu penyelesaian masalah dan dapat memberikan peluang untuk meraih keungulan bersaing.
2.1
Pengertian Sistem Informasi
Menurut John F. Nash (1995:8) yang diterjemahkan oleh La Midjan
dan Azhar Susanto, menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah : Sis13
14
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
tem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata
jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
Sedangkan menurut Henry Lucas (1988:35) yang diterjemahkan
oleh Jugianto H.M, menyatakan bahwa sistem Informasi adalah : Sistem Informasi adalah suatu kegiatan dari prosedurprosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.
Menurut John F.Nash dan Martil B.Robert (1988:35) yang diterjemahkan oleh Jugianto H.M, menyatakan bahwa ; Sistem Informasi adalah kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi pentingm, memproses tipe transaksi rutin
tertentu, memberi sinyal kepada manajemen yang lainnya terhadap
kejadian-kejadian internal.
Dari ketiga pengertian sitem informasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen, operasi perusahaan dari
hari ke hari dan informasi yang layak untuk pihak luar perusahaan.
2.2
Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut building block, yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
15
software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk
suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
1. Komponen input.Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk
menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa
dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen model. Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data
input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag
sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output. Hasil dari sistem informasi adalah keluaran
yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi
yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi. Teknologi merupakan “tool box” dalam
sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian
dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen hardware.
Hardware berperan penting sebagai
suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.
Yang
berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk
memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6. Komponen software. Software berfungsi sebagai tempat untuk
16
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari
hardware untuk menciptakan suatu informasi.
7. Komponen basis data. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan
yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
8. Komponen kontrol. Banyak hal yang dapat merusak sistem
informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung
cepat diatasi.
2.3
Elemen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang,
prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan kom-
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
17
Gambar 2.1: Interaksi Sistem Informasi
puter dan komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen
fisik.
1. Orang. Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator
komputer, analis sistem, programmer, personil data entry, dan
manajer sistem informasi/EDP
2. Prosedur. Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku
panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan,
yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
3. Perangkat keras. Perangkat keras bagi suatu sistem informasi
terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran),
peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran.
18
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
4. Perangkat lunak. Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis
utama :
(a) Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.
(b) Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan
keputusan.
(c) Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.
5. Basis data. File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette,
hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain
sebagainya.
6. Jaringan komputer. Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung
dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabelkabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna
jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data.
7. Komunikasi data. Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan
transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputerkomputer dan pirantipiranti yang lain dalam bentuk digital
yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena sistem
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
19
Gambar 2.2: Hubungan Elemen Sistem Informasi
ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputerkomputer dapat berkomunikasi satu sama lain.
2.4
Penggolongan Sistem Informasi
Sistem informasi yang digunakan akan berbeda antara pegawai, manajer, executive, yang mempunyai tanggung jawab, rentang kendali
yang berbeda. Sebab, sebagai end-user (pemakai informasi) harus
mempunyai pengetahuian yang spesifik bagaimana sistem informasi
mempengaruhi fungsional-fungsional organisasi. Misalnya, manajer
pemasaran harus mengetahui bagaimana sistem informasi digunakan
dalam aktivitas pemasaran. Sehingga informasi yang diperoleh dari sistem informasi pemasaran sanyat membantu dalam pengambilan
keputusannya.
20
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 2.3: Hubungan Organisasi dan Sistem Informasi
Pembagian Sistem Informasi
Menurut O’Brien James Sistem Informasi dapat dibagi kedalam dua:
1. Support Operational
System merupakan sistem informasi
yang mendukung level operasional bisnis dan level operasional
manajemen,
terdiri
dari
tipe
Enterprise Colla-
boration Systems, Process Control System, Trancaction Processing Systems. Sistem ini melayani manajer operasional dengan cara mencatat aktivitas transaksi di dalam organisasi. Biasanya data yang tersedia harus dengan mudah didapat, akurat, dan belum kadaluarsa , contoh: Persediaan bahanbaku.
2. Support Management System merupakan sistem informasi
yang mendukung level taktikal manajemen, dan level stategik manajemen,
terdiri dari management Information Sys-
tems, Decision Support Systems, Executive Information Sys-
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
21
tems. Sistem ini melayani manajer taktikal dan executive dengan cara memonitor, mengendalikan, mengambil
keputus-
an. Data yang didapat berupa data berkala mengenai suatu aktivitas, contoh : Penentuan harga jual produk.
Beberapa jenis Sistem Informasi yang dikembangkan berdasarkan lini
manajerial, memiliki fungsi dan manfaat bagi tiap tingkatan manajerial.
Adapun tingkatan SI tersebut adalah :
1. Transaction processing systems (TPS) adalah sistem terkomputerisasi yang menjalankan dan menyimpan transaksi rutin
sehari-hari untuk menjalankan bisnis. Sistem ini bekerja pada
level operasional. Input pada level ini adalah transaksi dan kejadian. Proses dalam sistem ini meliputi pengurutan data, melihat
data, memperbaharui data. Sedangkan outputnya adalah laporan yang detail, daftar lengkap dan ringkasan.
2. Knowledge work systems (KWS) adalah sistem informasi yang
membuat dan mengintegrasikan pengetahuan baru ke organisasi.
3. Office Automation Systems (OAS) adalah sistem komputer seperti pengolah kata, e-mail, dan sistem penjadwalan, yang didesain untuk meningkatkan produktifitas dari data workers di organisasi. Nomor 2 dan 3 melayani knowledge level.
4. Management Information Systems (MIS) adalah sistem informasi pada management-level sebuah organisasi yang melayani
fungsi-fungsi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang dibuat dengan menyediakan ringkasan rutin dan
laporan periodik.
22
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
5. Decision-support systems (DSS) adalah sistem informasi di
management-level sebuah organisasi yang mengkombinasikan
data dan model analitis yang rumit untuk mendukung pengambilan keputusan yang terstruktur dan semi terstruktur.
6. Executive information systems (EIS) adalah sistem informasi pada strategic-level sebuah organisasi yang dirancang untuk
tujuan pengambilan keputusan yang tidak terstruktur.
Tipe informasi akan secara khusus melayani setiap fungsi masingmasing area. Karena itu tipe sistem yang didapat didalam orgamisasi
dirancang untuk pekerja ataupun manager di setiap level dan informasi
fungsional seperti sales, marketing, manufacturing, keuangan, akuntansi, dan sumber daya manusia.
Sistem Informasi juga dapat diklasifikasikan berasarkan beberapa
kategori, antara lain:
• On-line systems adalah sistem yang menerima langsung input
pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam skala,
misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi
angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dll.
• Real-time systems adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang
dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan kadang
beberapa menit. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
23
berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time berinteraksi
langsung dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan.
• Decision support system & strategic planning system. Sistem yang memproses transaksi organisasi secara harian dan
membantu para manajer mengambil keputusan, mengevaluasi
dan menganalisa tujuan organisasi. Digunakan untuk sistem
penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan sistem
produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dll. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-fungsi matematik, data analisa statistik dan
menampilkan informasi dalam bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana laporan konvensional.
• Knowledge-based system.
Program komputer yang dibu-
at mendekati kemampuan dan pengetahuan seorang pakar.
Umumnya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak
khusus seperti LISP dan PROLOG.
2.4.1
Tujuan Sistem Informasi
Sistem Informasi memiliki memiliki tujuan secara umum yaitu:
1. Menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen
2. Membantu petugas didalam melaksanakan operasi perusahaan
dari hari ke hari
3. Menyediakan informasi yang layak untuk pemakai pihak luar perusahaan.
24
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
3
Executive Information System
3.1
Definisi
Pada bab sebelumnya, telah disinggung mengenai Executive Information System (EIS) dan DSS. Perusahaan yang hanya menggunakan
Sistem Infromasi Organisasi maka manajer puncak akan menerima
seluruh informasinya dari subsistem fungsional dan manajer tidak perlu menyaring dan mensintesa data yang menjadi bentuk berarti baginya. Sebagai cara untuk meringankan manajer tersebut dalam melakukan pekerjaannya maka diciptakan Sistem Informasi Eksekutif.
25
26
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 3.1: Perusahaan Tanpa dan Dengan EIS
Definisi Eksekutif
Eksekutif sering dikaitkan dengan perencanaan jangka panjang dan
berorientasi pada kesejahteraan perusahaan. Istilah Eksekutif digunakan untuk mengidentifikasikan manajer tingkat puncak yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perusahaan yaitu semua manajer
yang berada pada tingkat perencanaan strategis. Jika Organisasinya
adalah korporasi maka Eksekutif tingkat puncak adalah pimpinan dalam dewan tersebut. Yang memberikan laporan kepada Dewan adalah
Direktur, dan yang memberikan laporan kepada direktur adalah wakil
direktur.
Jika perusahannya besar maka manajer dalam beberapa tingkatan
yang menyatu dalam struktur organisasi dianggap sebagai eksekutif.
Dalam perusahaan kecil mungkin hanya ada satu eksekutif atau tidak ada. Istilah CEO (Chief Executive Officer ) atau Kepala Eksekutif
adalah seseorang yang berada pada tingkat puncak hirarki organisasi,
dijabat oleh satu orang dan sama fungsinya seperti pimpinan dewan
dalam beberapa organisasi, direktur, atau CEO.
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
27
Pekerjaan Dari Seorang Eksekutif
Manajer perencanaan strategis mempunyai tanggung jawab untuk menetapkan tujuan atau arah perusahaan untuk jangka panjang, memperhatikan apa yang sedang terjadi dalam perusahaan dan ingin memastikan apakah terjadi kemajuan mengenai apa yang ia lakukan. Juga bertanggung jawab terhadap kesejahteraan perusahaan (Company
Oriented)
Beberapa pandangan tentang apa yang dilakukan eksekutif :
1. Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi
manajemen yang sama: merencanakan, mengorganisasikan,
menyusun staf, mengarahkan dan mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsifungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
2. Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan
semua peran, tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan.
Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan
usaha (merger ), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding
tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
3. Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari
Harvard para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap:
(a) Menetapkan agenda - tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek);
(b) Membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang
yang harus menyelesaikan agenda tersebut;
28
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
(c) Menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Pikiran manajer sering dipandang sebagai black box, yang tidak boleh
dibuka. Menurut Prof. Daniel J. Isenberg dari Harvard, bahwa eksekutif berpikir mengenai dua kelompok umum masalah: bagaimana membuat sesuatu dilaksanakan dan bagaimana menangani sejumlah kecil
masalah utama atau sasaran umum. Seorang eksekutif sering melompat dari definisi masalah ke penerapan solusi dan kemudian kembali
ke evaluasi alternatif. Eksekutif memang sering membuat keputusan
rasional, tetapi mungkin tidak selalu merupakan hasil dari mengikuti
serangkaian langkah-langkah yang terdefinisikan secara baik dalam
urutan yang sama.
Eksekutif memiliki peran penting didalam suatu organisasi, salah satunya adalah melakukan pengambilan keputusan.
Biasanya
keputusan-keputusan yang diambil para eksekutif merupakan keputusan yang sangat penting, menyangkut dengan kelangsungan hidup dalam jangka panjang perusahaan atau organisasi tersebut. Untuk menjalankan pekerjaan yang efektif sebagai eksekutif, diperlukan
pengambilan keputusan berdasarkan keputusan yang akurat, tepat,
dapat diandalkan dan informasi yang digunakan merupakan informasi
yang memiliki relevansi dengan keputusan yang akan diambil.
Untuk dapat melakukan pengambilan keputusan yang tepat tersebut dalam skala informasi yang cukup besar dapat dilakukan dengan menggunakan dukungan salah satu pendukung pengolahan data sistem informasi yang tercakup dalam Executive Information System (EIS). EIS atau dalam bahasa indonesia dikenal dengan istilah
Sistem Informasi Eksekutif (SIE), adalah sebuah sistem berbasis komputer yang memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses informa-
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
29
si internal dan eksternal, sehingga dapat dilakukan pengidentifikasian
masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi dasar dalam proses
perencanaan yang sifatnya strategis.
Sistem ini menyediakan akses berkelanjutan atas informasi yang
bersifat tepat waktu dan akses langsung kepada laporan manajemen.
EIS sangat mudah untuk dipergunakan, didukung dengan grafik, dan
menyediakan kemampuan exception reporting (melaporkan hanya hasil yang menyimpang dari standar) dan drill down (investigasi informasi
dalam mengembangkan rincian). Sistem ini juga dengan mudah dihubungkan dengan layanan informasi online dan e-mail.
Menurut McLeod, dkk (2001) sebuah Executive Information System (EIS) merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi kepada pihak eksekutif mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Informasi tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan dapat menyediakan perincian dengan berbagai level. Pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa lingkungan informasi dan data dalam perusahaan sangat mendukung untuk terbentuknya suatu Executive Information System (EIS).
Terdapat beberapa faktor eksternal dan internal yang menyebabkan
EIS menjadi suatu kebutuhan bagi para eksekutif.
• Faktor Eksternal:
– Meningkatnya kompetisi
– Cepatnya perubahan lingkungan
– Kebutuhan untuk lebih proaktif
– Kebutuhan untuk akses database external
30
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
– Meningkatnya regulasi pemerintah
• Faktor Internal:
– Kebutuhan ketepatan waktu informasi
– Kebutuhan memperbaiki informasi
– Kebutuhan akses data operasional
– Kebutuhan kecepatan pemutahiran aktifitas
– Kebutuhan meningkatkan efektifitas
– Kebutuhan mengidentifikasi kecenderungan historis
– Kebutuhan akses ke database korporat
– Kebutuhan meningkatkan keakuratan informasi
3.2
Karakteristik Teknologi Informasi untuk
EIS
Dari definisi EIS, dapat diketahui EIS berhubungan erat dengan
pengelolaan dan perepresentasian informasi dengan menggunakan
komputer. Dengan .demikian, EIS sangat erat kaitannya dengan teknologi informasi. Adapun karakteristik teknologi informasi yang dibutuhkan oleh EIS adalah sebagai berikut :
1. Executive-friendly, sesuai dengan keahlian mengoperasikan
komputer yang dimiliki oleh kalangan eksekutif. Mudah digunakan dan mudah dipelajari.
2. Memungkinkan pengguna untuk meng-undo prosedur atau kembali ke tampilan layar yang diakses sebelumnya.
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
31
3. Memiliki on-line help.
4. Sesuai dengan kebutuhan eksekutif dalam hal kecepatan.
5. Graphic-oriented dan dapat menampilkan tampilan grafis yang
bervariasi, sesuai dengan kebutuhan.
3.3
Karakteristik Data untuk EIS
Format data yang disediakan oleh EIS juga harus memenuhi kebutuhan data para pihak eksekutif. Berikut adalah karakteristik data yang
dibutuhkan oleh EIS :
• Data yang telah dirangkum (highly summarized data). Pada
umumnya, eksekutif lebih mencari rangkuman data, dibandingkan rincian data, untuk membuat keputusan.
• Drill down. Menyediakan mekanisme yang memungkinkan eksekutif untuk melakukan drill down, atau melihat rincian data yang
menyusun rangkuman data.
• Integrasi data dari basis data yang berbeda - beda. Terkadang
eksekutif memerlukan data dari basis data on-line, seperti jumlah current budget. Dalam periode tertentu, eksekutif akan memerlukan akses ke rangkuman data yang dikelola secara statis
di basis data.
• Eksekutif lebih tertarik untuk melihat trend jangka panjang, misalnya lima tahun ke depan.
• Informasi menjadi lebih bermakna jika dapat dibandingkan dengan informasi lain yang sejenis.
Artinya, EIS harus dapat
32
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
mengakses data eksternal yang dapat dibandingkan dengan data perusahaan.
• Informasi yang disampaikan kepada eksekutif harus dalam bentuk yang ditentukan oleh faktor penentu kesuksesan (critical success factors) yang didefinisikan oleh eksekutif.
3.4
Arsitektur Sistem pada EIS
Arsitektur Executive Information System (EIS) ditunjukkan oleh gambar 3.2. Pada intinya, arsitektur EIS memiliki dua komponen utama
yaitu:
• Basis data terpusat. Data yang telah diekstrak dari berbagai
sumber, dikumpulkan dan disimpan dalam satu pusat repositori
data;
• Mesin untuk menganalisa data dan menampilkan hasilnya
kepada para eksekutif. Dalam hal ini teknik On-line Analytical
Processing (OLAP) digunakan untuk analisis data multidimensional dan penampilan informasi. Informasi dalam EIS Kemenpora dapat diakses melalui dua platform, yaitu melalui komputer (dengan web browser) dan melalui perangkat telepon selular
(aplikasi berbasis java).
Arsitektur ini sederhana dan mudah untuk dikelola. Karena menggunakan basis data terpusat, query dan analisa dapat diproses dengan cepat.
Akan tetapi dalam melakukan ekstraksi dan peng-
updatean data dari sumber yang berbeda ke dalam basis data terpusat
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
33
Gambar 3.2: Arsitektur EIS Tradisional
merupakan permasalahan yang kompleks. Sebab seringkali data tersebut tidak kompatibel antara satu sumber dengan sumber data yang
lain. Arsitektur EIS tradisional tidak dapat beradaptasi terhadap inkompatibilitas data. Oleh karena itu, setiap kali terdapat perubahan pada
local system, basis data terpusat harus disusun kembali, di-compile
ulang, atau bahkan didesain ulang. EIS tradisional hanya mendukung
analisis data sederhana yang sudah didefinisikan terlebih dahulu.
Adanya permasalahan-permasalahan tersebut mendorong para
peneliti untuk mempelajari cara untuk:
• Mengintegrasikan dan mengakses data dari sumber data terdistribusi yang heterogen
• Menganalisa data melalui pendekatan multidimensional.
34
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 3.3: Arsitektur EIS Kontemporer
Teknologi data warehousing dan teknik On-line Analytical Processing
(OLAP) telah memberikan banyak kontribusi dalam meningkatkan EIS
tradisional. Peningkatan ini mengarah pada terbentuknya arsitektur
EIS yang baru, yaitu EIS kontemporer. Pada arsitektur ini, basis data
terpusat digantikan fungsinya oleh data warehouse, sedangkan teknik
OLAP digunakan untuk analisis data multidimensional dan penampilan
informasi. Teknologi data warehousing mengurangi masalah integrasi
data. Data dari local system yang berbeda akan diekstrak, dibersihkan, dan ditransformasikan oleh integrator berdasarkan skema data terintegrasi, kemudian disimpan ke dalam data warehouse.
Namun Struktur EIS Kontemporer pada dasarnya tidak memiliki
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
35
Gambar 3.4: Pendekatan Metode Metadatabase
fleksibilitas dan adaptabilitas dimana :
• Fleksibilitas. Kemampuan untuk mengakomodir perubahan kebutuhan data oleh eksekutif
• Adaptabilitas. Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan konten, format data, platform, dan struktur yang mungkin
muncul dalam sumber data lokal
Dari kekurangan fleksibiltas dan adaptabilitas tersebutlah kemudian di
coba untuk mengembangkan dengan pendekatan menggunakan Database, adalah Metode sistem integrasi yang dapat mengelolah beberapa sistem dan bisa mendapatkan open system architecture sambil
tetap mempertahankan otonomi local system dan memungkinkan untuk sistem tersebut berevolusi. Dibawah ini akan ditampilkan gambaran seperti apa pendekatan metadatabase tersebut
Sehingga struktur EIS kontemporer yang telah beradaptasi dengan
36
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 3.5: Arsitektur EIS Menggunakan Metadatabase
menggunakan pendekatan metadatabase mengalami evolusi dan dapat berubah menjadi :
Arsitektur yang baru terdiri dari 2 unsur besar, yaitu :
• Metadatabase Management System (MDBMS) adalah sistem
berbasis pengetahuan yang mengintegrasikan dan mengatur
penggunaan multiple local system melalui data atau metadata.
Yang memiliki 2 peranan penting, yaitu
– Menyediakan akses yang transparan terhadap data dari local system dan warehouse
– Menyediakan metadata yang dibutuhkan untuk analisis
multidimensional data
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
37
• Multidimensional Data Analysis System (MDAS) terdiri dari 2
sub-sistem, yaitu:
– ROLAP/MDB Interface yang menyediakan penghubung
eksekutif untuk memformulasikan permintaan mereka dan
untuk menampilkan hasil analisis mereka
– ROLAP/MDB (Relational On-Line Analytical Processsing/
Multidimentional DataBase) Analyzer yaitu Software yang
digunakan untuk mengolah metadatabase yang disediakan
oleh MDBMS untuk memungkinkan analisis online multidimentional data.
3.5
Implementasi, Keuntungan dan Kerugian EIS
EIS memungkinkan para eksekutif untuk menemukan data-data sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan mempermudah pemahamanakan informasi yang dihasilkan. Tidak seperti penyajian informasi manajemen pada sistem tradisional, EIS dapat membedakan antara data
penting dan data sekunder, serta memonitor aktivitas sebagai bahan
pertimbangan dalam mengevaluasi perusahaan. Setelah menyadari
keuntungan, orang-orang telah menerapkan EIS di banyak area, terutama, di bidang manufaktur, pemasaran, dan bidang keuangan. Untuk
menerapkan EIS dalam sebuah organisasi ataupun kelembagaan, maka diperlukan beberapa tahapan proses yang harus dilakukan, antara
lain:
1. Membangun data warehouse yang lengkap dan efisien.
38
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
2. Membuat prototipe EIS, membuat desain eksperimen dari seluruh atau sebagian sistem, untuk mengujicobakan prosedur/prinsip, teknik atau tool tertentu.
3. Membuat dokumentasi pengembangan EIS untuk tiap tahap pengembangan
4. Menggunakan dukungan otomatisasi kantor (e-mail, scheduler,
dll). Sebelum membuat keputusan, eksekutif perlu berdiskusi
dengan staff untuk meminta pendapat dari pihak - pihak yang dipengaruhi oleh keputusan yang akan dibuat. Dengan demikian
dapat juga dianalisis kemungkinan adanya alternatif keputusan.
Setelah membuat keputusan, eksekutif perlu melakukan sosialisasi dan follow-up. Otomatisasi kantor mendukung untuk kedua
hal tersebut di atas.
Dalam penerapan EIS dalam sebuah organisasi, perlu diperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi
EIS. Menurut McLeod, dkk (2001) Terdapat beberapa critical success
factors untuk menciptakan Executive Information System yang sukses
:
1. A Commited and Informed Executive Sponsor. Seorang eksekutif tingkat atas, terutama CEO seharusnya bertindak sebagai executive sponsor dari EIS dengan mendorong implementasinya. Usaha dalam penerapan EIS sangat berhasil apabila
pengguna pertamanya adalah eksekutif tingkat atas.
2. An Operating Sponsor . Executive sponsor akan menjadi sangat sibuk dalam menyediakan waktu untuk implementasi. Tugas tersebut harus diberikan kepada eksekutif tingkat atas lainnya, seperti wakil presiden eksekutif. Operating sponsor bekerja
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
39
dengan pengguna eksekutif dan spesialis informasi untuk memastikan bahwa pekerjaan yang ada telah selesai.
3. An Appropriate Information Services Staff . Spesialis informasi seharusnya siap untuk mengerti tidak hanya mengenai teknologi informasi tetapi juga bagaimana eksekutif akan menggunakan sistem. Area teknologi informasi yang diterapkan khususnya mudah diaplikasikan, termasuk komunikasi data, database,
dan tampilan grafis.
4. Appropriate Information Technology. Pengimplementasi EIS
seharusnya tidak begitu saja dalam memasukkan hardware atau
software yang tidak berguna bagi perusahaan. Sistem yang ada
harus sesederhana mungkin dan memberikan eksekutif secara
langsung apa yang mereka inginkan, tidak lebih dan tidak kurang.
5. Data Management. Manajemen data tidak perlu untuk melakukan penyederhanaan tampilan dari suatu data atau informasi.
Eksekutif seharusnya mengetahui seberapa bergunanya suatu
data. Hal ini dapat dicapai dengan mengidentifikasikan tanggalnya dan, idealnya, jam data itu dimasukkan ke dalam sistem.
Analisis ini dapat dicapai melalui drill down, dengan bertanya
kepada manajemen data atau keduanya.
6. A Clear Link to Business Objectives. Sebagian besar EIS
yang sukses didesain untuk memecahkan masalah-masalah
khusus atau memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani oleh
suatu teknologi informasi.
7. Management of Organizational Resistance. Ketika seorang
40
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
eksekutif menentang Executive Information System, diperlukan
usaha untuk memperoleh dukungan. Strategi yang bagus adalah mengidentifikasi satu masalah tunggal yang dihadapi oleh
seorang eksekutif lalu secepatnya menerapkan Executive Information System, dengan menggunakan prototype untuk menemukan masalah.
8. Management of the Spread and Evolution of the System.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa pada saat upper manager mulai menerima informasi dan Executive Information System, lower manager berkeinginan untuk dapat mengantisipasi
dan memecahkan masalah yang muncul sebelum upper level
manager melihat situasinya diluar kendali. Untuk alasan tersebut Executive Information System menggunakan pola trickle down. Salah satu alasan keberhasilan konsep Executive Information System adalah tingkat pendidikan dan pelatihan pemakai
yang tinggi.
Keuntungan Penerapan EIS
• Mudah untuk digunakan bagi eksekutif tingkat atas
• Menyediakan rangkuman informasi perusahaan
• Keterangan yang disediakan mudah dimengerti
• Penyaringan data untuk manajemen
• Memudahkan proses pencarian data
• Tawarkan efisiensi untuk pembuat keputusan
Kelemahan Penerapan EIS
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
41
• Ketergantungan terhadap sistem
• Fungsionalitas terbatas pada design awal
• Terdapat overload informasi bagi beberapa manager
• Biaya yang besar untk implementasi
• Sistem mungkin dapat berjalan lambat dan sulit untuk dikelola
• Membutuhkan proses internal yang baik untuk managemen data
• Keamanan data menjadi lemah
42
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
4
Decision Support
4.1
Pengertian Decision Suport
Decision Support Systems adalah sistem computer di level manajemen dalam suatu organisasi yang mengkombinasikan analisa dan data yang mendalam dengan menggunakan model (grafik) dan sangat
user friendly. Saat ini informasi dapat dikumpulkan sebanyak mungkin melalui berbagai sumber media yang dimiliki, namun belum tentu
dapat dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan pada waktu yang
tepat secara efisien dan efektif. Kemampuan mengambil keputusan
yang cepat dan cermat akan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global di waktu mendatang, memiliki banyak informasi saja tidak
cukup, bila tidak mampu meramunya dengan cepat menjadi alternatifalternatif terbaik untuk pengambilan keputusan.
43
44
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Pada dasarnya DSS merupakan pengembangan lebih lanjut dari
Sistem informasi manajemen terkomputerisasi (Computerized management Information System) yang dirancang sedemiian rupa seingga
bersifat interaktif dengan pemakainya. Interaktif dimaksudkan untuk
memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambila keputusan, seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta
pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.
Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan pengambilan keputusan dilakukan secara lebih cepat dan cermat. Decision
Support Systems berfokus pada pengambilan keputusan dan memungkinkan terjadinya komunikasi dan koordinasi antara berbagai bidang maupun tingkat manajemen.
4.1.1
Pengertian Keputusan
Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian
pembuatan Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah
keputusan menjadi Keputusan terprogram dan Keputusan tak
terprogram.
• Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu
denovo (yang baru) setiap kali terjadi.
• Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bah-
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
45
wa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung
yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu
atau tak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masingmasing memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat
fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
• Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan
• Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.
• Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara
tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.
• Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian
terhadap pilihan yang telah dilakukan.
2. Keputusan menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang
terbagi dalam tiga kategori, yaitu interpersonal, informasional,
decisional.
Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi, dan peranan desisional
mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam
pembuatan berbagai jenis keputusan.
Ada empat peranan decisional menurut Mintzberg :
46
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
• Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha
(entrepreneur ) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.
• Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace
handler ), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon
gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
• Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce alocator ), manajer diharapkan mampu
menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk
menetapkan anggaran operasi tahunan.
• Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator ),
manajer mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan
dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja.
4.1.2
Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan, seorang penentu keputusan
ataupun manager dalam organisasi harus berpatokan pada dasardasar pengambilan keputusan. Dasar-dasar tersebut antara lain:
1. Pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan
hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus dari
keseluruhan organisasi.
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
47
2. Pendekatan dapat dilakukan melalui yang bersifat individual/kelompok, sentralisasi/desentralisasi, partisipasi/tidak partisipasi, demokrasi/konsensus.
3. Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih melalui mekanisme tertentu untuk menghasilkan keputusan
yang terbaik.
4. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logika yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis yang mencerminkan hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang terlibat.
4.2
Jenis DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakukan oleh
Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang
keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan
pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (memanggil eleman informasi)
2. Analyze entries fles (menganalisis semua file)
3. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions consequences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (menawarkan keputusan )
48
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
6. Make decisions (membuat keputusan)
4.3
Tujuan DSS
Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
• Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
• Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau
mengganti keputusan tersebut
• Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan,
dan bukannya peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relatif kecil
yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan
masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran
mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis.
Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran
dalam tingkat yang bervariasi
4.4
Komponen Dalam DSS
Suatu DSS memiliki 3 komponen utama yang menentukan kapabilitas
teknis DSS yaitu user interface management (perangkat lunak penye-
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
49
lenggara dialog), model management (manajemen basis model) dan
data management (manajemen basis data)
• User Interface Management. Software yang sudah sangat terkenal adalah buseness Intelligent. Software yang memungkinkan user menggunakan database dan membuat model untuk
mengolah databasenya ataupun formula yang sesuai dengan
keinginan user.
• Model Management. Model dasar adalah koleksi model matematika dan analisa yang memudahkan untuk akses kepada
pemakai DSS. Suatu model adalah abstrak representasi yang
menggambarkan komponen atau hubungan dari phenomena.
Suatu model dapa menjadi phisic seperti model pesawat, suatu
model matematika (seperti suatu persamaan) atau suatu model
verbal (seperti penjabaran prosedure untuk menulis suatu pesanan).
• Data Management DSS. Database DSS adalah koleksi dari database saat ini dan data historis dari beberapa aplikasi di dalam
organisasi atau kelompok untuk mudah diakses dengan aplikasi
yang sesuai.
– Data dalam DSS biasanya merupakan data yang dirangkum dari database yang relevan (internal dan external).
– Data untuk DSS lebih “kaya/kompleks” daripada bukan
DSS, dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam
karena proses pengambilan keputusan terutama dalam level manajemen puncak, sangat tergantung pada sumber
data dari luar seperti data ekonomi.
50
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database sebagai berikut :
– Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi
data melalui pengambilan dan ekstraksi data
– Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah
– Kemampuan untuk menggambarkan sruktur data logikal
sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai
mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
– Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil
– Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data
4.5
Cara Penggunaan Informasi Dari DSS
Pada dasarnya dua pengguna informasi dari DSS oleh manajer, yaitu untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut.
Pendefinisian masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system.
Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi yang dikemukakan oleh Simon. Selanjutnya manajer menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut poendekatan sistem dan berkaitan dengan fase disain
dan pemilihan. Pada umumnya, laporan berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
51
Laporan berkala dapat di rancang untuk mengidentifikasi masalah
atau masalah yang kemungkinan besar akan muncul, manajer juga
melakukan query terhadap database untuk menemukan masalah atau
mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah di identifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karna
kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis.
Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk
memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.
• Laporan berkala dan khusus. Laporan berkala atau periodic
report yaitu laporan yang dibuat menurut jadwal tertentu contohnya adalah analis penjualan terhadap pelanggan perbulan dan
laporan khusus atau special report yaitu laporan yang di buat
ketika laporan dibuat ketika sesuatu yang tidak seperti biasanya
terjadi contohnya laporan mengenai kecelakaan. Dalam penggunaannya laporan berkala dan khusus bersifat lengkap atau
ringkas.
• Laporan lengkap dan ringkas. Laporan lengkap atau detail report yaitu laporan yang memberikan spesifikasi mengenai setiap
tindakan atau transaksi dan baris yang mewakili tindakan atau
transaksi disebut baris lengkap atau detail line sedangkan laporan ringkas atau summary report yaitu laporan yang menyertakan
baris yang mewakili beberapa tindakan atau transaksi.
52
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
4.6
Pemodelan Laporan
4.6.1
Pemodelan Matematis
Model adalah abstrak dari sesuatu; ia mewakili beberapa fenomena,
yaitu objek dan aktivitas. Fenomena itu disebut entity. Contohnya jika sebuah model mewakili perusahaan maka perusahaan itu disebut
entity-nya.
• Model statis ialah model yang tidak memasukkan waktu sebagai
variabelnya. Ia berkaitan dengan situasi pada pada suatu saat
tertentu
• Model dinamis ialah model yang memasukan waktu sebagai variabel, model ini mewakili tingkah laku entity sepanjang waktu.
4.6.2
Simulasi
Simulasi atau pemodelan ialah proses dari sebuah model yang mewakili entitynya. Skenario, digunakan untuk menjelaskan setting tempat terjadinya simulasi. Variable keputusan, nilai input yang dimasukan manajer untuk mengukur dampak terhadap entity. Teknik simulasi.
Format output simulasi.
4.6.3
Grafik Komputer
Setiap manajer pada umumnya harus mempunyai kemampuan membuat grafik. Namun demikian, pada kenyatannya, riset menyatakan
bahwa penggunan grafik ternyata tidak selalu lebih baik dari pada
pengguna table. Grafik nampaknya lebih baik dalam situasi tertentu,
seperti :
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
53
• Mencari ringkasan data yang cepat
• Mendeteksi trand masa lalu
• Membandingkan point dan pola variable yang berbeda
• Meramal aktivitas masa mendatang
• Mencari kesan yang relative sederhan adari sejumlah besar informasi yang ada
4.6.4
Keuntungan dan Kerugian Pemodelan
Manajer yang menggunakan model matematis dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut :
• Proses pemodelan menjadi pengalaman belajar
• Kecepatan simulasi memberikan kemampuan bagi kita untuk
mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu yang
singkat.
• Model memberikan daya peramalan
• Model membutuhkan biaya yang lebih murah daripada metode
trial-and-error.
Sedangkan kerugian model adalah sebagai berikut:
• Sulitnya pemodelan sistem bisnis dan akan menghasilkan model
yang tidak dapat menangkap semua pengaruh pada entity.
• Dibutuhkan keterampilan matematika yang tinggi untuk mengkembangkan model yang lebih kompleks secara pribadi
54
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Dari penjelasan di atas didapatkan bahwa EIS dirancang untuk membantu eksekutif atau manajer senior untuk melakukan pemantauan terhadap perencanaan strategis perusahaan maupun untuk membantu
dalam melakukan perencanaan strategis di masa yang akan datang.
DSS dirancang untuk mendukung dan mengkatkan proses pengambilan keputusan. DSS dikembangkan untuk mendukung keputusan dari
tingkat menengah ke atas, berbeda dengan EIS yang berkonsentrasi
pada tingkat manajemen paling atas.
Informasi yang didapatkan di dalam sistem EIS merupakan informasi yang berasal dari sistem DSS, dan informas yang ada didalam
DSS berasal dari informasi operasional database, yang didapat dari
berbagai macam kegiatan dan data tang berasal dari berbagai bagian
dalam organisasi.
5
EIS di Kemenpora
Kementerian Pemuda dan Olahraga merupakan salah satu institusi
besar yang ada pada pemerintahan Republik Indonesia. Sebagai sebuah institusi yang besar, sangat penting bagi para eksekutif di lingkungan kementerian pemuda dan olahraga untuk mengetahui datadata terkini tentang kepemudaan dan olahraga yang telah terangkum
dengan baik. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, maka dikembangkanlah sebuah sistem informasi eksekutif yang dapat menyaring datadata penting, serta menampilkannya kedalam bentuk yang mudah dipahami oleh para eksekutif.
Aplikasi sistem informasi eksekutif yang dikembangkan pada lingkungan kemenpora disediakan dalam dua versi:
• Aplikasi berbasis web, yang dapat dijalankan dengan menggunakan browser biasa. Berikut ini akan di tampilkan contoh scre55
56
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 5.1: Screenshot Aplikasi EIS berbasis Web
enshot dari apikasi berbasis web seperti terlihat pada Gambar
5.1 .
• Aplikasi mobile, yang dapat dijalankan dari perangkat mobile,
seperti handphone ataupun smartphone. Contoh dari aplikasi
ini adalah seperti yang terlihat pada Gambar
Aplikasi berbasis web dipilih karena memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan aplikasi yang tidak berbasis web.
Keunggulan-keunggulan aplikasi berbasis web adalah sebagai berikut
ini:
• Pengguna sistem hanya membutuhkan sebuah browser dan koneksi internet untuk dapat menggunakan sistem ini.
• Data lebih up-to-date. Dengan data yang tersimpan secara terpusat pada server website, proses perbaharuan data lebih mudah dilakukan. selain itu, data yang di akses pengguna akan
langsung di-update secara langsung.
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 5.2: Screenshot Aplikasi EIS berbasis mobile
57
58
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
Gambar 5.3: Arsitektur Sistem Kemenpora
Selain itu, seiring perkembangan teknologi informasi, kini informasi tersebut tidak hanya dapat diakses melalui perangkat komputer tetap,
seperti komputer desktop, tetapi juga dapat diakses melalui perangkat
mobile. Perangkat mobile telah menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap
orang.
Aplikasi mobile pun berkembang dengan pesat. Aplikasi untuk perangkat mobile memiliki fitur dan fungsi yang unik, seperti mobilitas,
fleksibilitas, kepribadian, dan mampu menyediakan nilai tambah pada
pengguna, yang meliputi akses kapan saja dan dimana saja, memfasilitasi dan menunjukkan dengan tepat lokasi pengguna, dan fleksibilitas dalam mengatur tugas-tugas. Oleh karena itu, dibuatlah EIS untuk
Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam bentuk aplikasi untuk perangkat mobile.
Pemanfaatan EIS di Lingkungan Kemenpora
59
Dari Gambar5.3 dapat dilihat bahwa EIS pada kemenpora terhubung ke dalam sebuah data warehouse yang merupakan kumpulan dari berbagai macam database, yang merupakan database dari bagian-bagian dalam Kemenpora. Masing-masing bagian memiliki
hak penuh atas data yang terdapat dalam masing-masing database,
artinya setiap bagian berhak menentukan bagian mana yang dapat di
share kepada bagian lain ataupun tingkat diatasnya.
Datawarehouse selanjutnya akan menyaring dan meringkas data
untuk di tampilkan pada aplikasi EIS. Aplikasi EIS pada Kemenpora
merupakan alat bantu bagi pihak Eksekutif untuk dapat merumuskan
keadaan yang terjadi di Lingkup Kemenpora sehingga akan mempermudah kerja pihak eksekutif dalam pengambilan keputusan atau Decision Support.
Download