INFORMASI EKSEKUTIF DAN SISTEM PENDUKUNG OLEH IR. INDRAWANI SINOEM, MS. 1. KONSEP DASAR • Executive Information Systems (EIS) juga dikenal sebagai Executive Support System (ESS) adalah teknologi baru yang muncul untuk menanggapi situasi dimana baik MIS maupun tambahan dari DSS tak mampu lagi mendukung para eksekutif organisasi/institusi. • EIS dan ESS memiliki arti yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda pula. Dalam banyak kasus, 2 istilah ini dapat saling dipertukarkan : a. EIS adalah sistem berbasis komputer yang melayani informasi yang dibutuhkan oleh para eksekutif puncak. Menyediakan akses cepat informasi setiap saat dan akses langsung ke laporan manajemen. EIS sangat user-frendly, didukung oleh grafis, dan menyediakan laporan pengecualian (expecting reporting) dan kemampuan drill down (lengkap, detail, dan menyeluruh). Ia juga mudah dikoneksikan dengan servis informasi online dan e-mail. Catatan : drill down adalah kemampuan penting yg menjadikan user dapat mengurai data sampai ke detailnya. Contoh : laporan harian perusahaan dapat didrill down untuk menemukan penjualan harian dalam satu wilayah, atau berdasarkan produk, atau berdasarkan penjualannya. • ESS adalah sistem pendukung menyeluruh yang berada di bawah EIS yang mendukung komunikasi, otomasi kantor, dukungan analisis, dan intelijen. • EIS dibutuhkan karena : 1. Eksternal : - Meningkatnya kompetisi - Lingkungan yang berubah cepat - Kebutuhan untuk lebih proaktif - Kebutuhan untuk mengakses database eksternal - Meningkatnya regulasi pemerintah. 2. Internal : - Kebutuhan akan informasi tersedia setiap saat - Kebutuhan akan komunikasi yang harus semakin baik - Kebutuhan akan akses ke data operasional - Kebutuhan akan update status secara cepat pada aktivitas-aktivitas yang berbeda - Kebutuhan akan efektivitas yg harus semakin meningkat - Kebutuhan agar dapat mampu mengidentifikasi kecendrungan/tren historis - Kebutuhan akan akses ke database perusahaan - Kebutuhan akan informasi yang lebih akurat. 2. SIFAT DASAR PEKERJAAN EKSEKUTIF • Peran manajer dapat dipilah dalam tiga katagori : a. Interpersonal : pemimpin, penghubung b. Informational : mengawasi, penyebar informasi, juru bicara. c. Decisional : wiraswasta, orang yang menangani kerusuhan/masalah, pemilah sumberdaya, negosiator. • Pekerjaan eksekutif, dalam hubungannya dengan peran yang bersifat keputusan, dibagi dua fase. Fase I adalah identifikasi masalah dan/ atau peluang yang ada. Fase II adalah keputusan mengenai apa yang harus dikerjakan mengenai hal itu. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : External Enviroment Internal Enviroment Scanninig Scanning Evaluation of Information Qualitative Analysis Quatitative Analysis Interpretation is there a problem (opportunity) ? Phase I Phase II Yes Input for decision making Decision : What to do about the problem (opportunity) 3. KEBUTUHAN INFORMASI EKSEKUTIF • Tujuan dasar EIS adalah mendukung fase I dari proses yang telah disebutkan dalam subbab sebelumnya. • Metode untuk menemukan informasi yang dibutuhkan : 1. Menanyakan kepada eksekutif senior mengenai pertanyaan apakah yang akan ditanyakan oleh mereka setelah mereka kembali dari liburan 3 minggunya. 2. Menggunakan metodologi CSF 3. Mewancarai semua manajer senior utk menentukan data terpenting apakah yg mereka fikirkan. 4. Mendaftarkan semua tujuan utama dlm rencana jangka pendek dan panjang serta mengidentifikasikan informasi yg akan diperlukan. 5. Menanyakan kepada eksekutif informasi apakah yang sedikit banyak mereka perlukan dalam persaingan usaha yang mereka lihat. 6. Baik melalui proses wawancara ataupun pengamatan, tentukan informasi apakah dari laporan manajemen sekarang ini, yg akhirnya dipakai oleh eksekutif. 7. Sediakan akses yg lebih cepat, online ke laporan manajemen sekarang ini, dan lalu tanyakan kepada para eksekutif bagaimana ia dapat membuat sistem menjadi lebih baik sesuai dengan dgn kebutuhannya (Eksekutif lebih baik menceritakan pada kita mengenai apa yg kurang dari informasi yg telah kita berikan, daripada menceritakan kepada kita apa yang mereka butuhkan). 8. Menggunakan prototyping (menunjukan, mengkritisi, memperbaiki). • Pendekatan Wetherbe :