SUMARNI_KARANGANYAR_LK 3.1_LK 3.2

advertisement
LEMBAR KERJA 3.1
Nama Peserta
: Sumarni, S.Pd., M.Pd.
Asal Sekolah
: SMPN 1 Tasikmadu.
1. Hasil Identifikasi Masalah:
Dari membaca kasus 1 ini, supervisor dapat menghasilkan identifikasi masalah
sebagai berikut:
a. Beberapa siswa yang mengeluh
karena Bapak Junaidi sering
terlambat
mengisi jam pembelajaran.
b. Peserta didik harus menunggu lama sehingga mereka gaduh, resah, bahkan
saling mengganggu.
c. Bapak Junaidi jarang membawa perangkat KBM ketika melaksanakan
pembelajaran.
d. Selalu mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya.
e. Bapak Junaidi mempunyai kebiasaan ceramah tanpa mendasarkan pada buku
referensi sehingga kurang terarah.
f. Tidak jarang peserta didik diberi tugas untuk mengerjakan LKS.
g. Kelasnya tidak berjalan efektif .
h. Dia bekerja lebih keras dan meluangkan waktu lebih lama bagi peserta didik
secara individual dan menambahkan berbagai kegiatan yang kreatif di luar jam
pelajaran.
2. Teknik Supervisi yang sesuai
a. Teknik Supervisi:
Sesuai dengan kasus Bapak Junaidi., Supervisor menggunakan Teknik Supervisi
Individual, yaitu dengan melakukan : kunjungan kelas, observasi, dan
percakapan pribadi, kunjungan antar kelas dan menilai diri sendiri.
b. Mengapa memilih teknik itu? Beri penjelasan!
Karena dengan memilih teknik supervisi individual ini, supervisor dapat
melakukan berbagai macam teknik yang dimiliki dari supervisi individual tersebut
antara lain :
1) Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai keadaan
sebenarnya selama guru mengajar, sehingga supervisor dapat menemukan
pengalaman-pengalaman yang berhasil dan hambatan-hambatan yang
dihadapi.
2) Observasi Kelas
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data objektif sehingga bahan yang
diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang
dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.
3) Percakapan Pribadi
Percakapan
pribadi
ini
dilakukan
untuk
memberikan
kemungkinan
pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan-kesulitan dihadapi,
memupuk dan mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, memperbaiki
segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru, serta dengan
menghilangkan atau menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.
4) Kunjungan antar kelas
Supervisor melakukan kunjungan antar kelas dimaksudkan untuk memberi
kesempatan mengamati rekan lain yang sedang member pelajaran,
membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman atau keterampilan
tentang teknik dan metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang
menghadapi kesulitan tertentu dalam mengajar, dan memberi motivasi yang
terarah terhadap aktivitas mengajar.
5) Menilai Diri Sendiri
Dengan teknik ini supevisor dapat mengukur kemampuan mengajarnya,
menilai peserta didiknya dan membantu guru dalam mengembangkan
komptensinya.
LEMBAR KERJA 3.2
Nama Peserta
: Sumarni, S.Pd., M.Pd.
Asal Sekolah
: SMPN 1 Tasikmadu.
1. Hasil Identifikasi Masalah:
Dari membaca kasus 2 ini, supervisor dapat menghasilkan identifikasi masalah
sebagai berikut:
a. Baru memasuki tahun ke tiga SMP Suka Ceria telah didirikan.
b. Menyiapkan para siswanya supaya menjadi lulusan yang berkualitas.
c. Pada tahun ke tiga ini kepala sekolah mengajak warga sekolah untuk
berkonsolidasi dalam meningkatkan kinerja sesuai bidang tugas masingmasing dengan mengadakan rapat koordinasi
pada awal tahun tentang
pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan yang lain.
d. Belum semua pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi kualifikasi
e. Beberapa guru belum menguasai cara menyusun RPP.
f. Belum semua guru menerapkan multi strategi dalam melaksanakan
pembelajaran.
g. Kepala sekolah melakukan pembinaan melalui supervisi akademik
jenis
pertemuan individual, sehingga menghabiskan waktu dan mengurangi
frekuensi kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksi yang lain. Karena kasus
tersebut menyebabkan terhambatnya program sekolah.
2. Teknik Supervisi yang sesuai
a. Teknik supervisi:
Setelah kepala sekolah membaca kasus pada SMP Suka Ceria, Ada banyak
kasus yang dialami di sekolah tersebut. Oleh sebab itu, Kepala Sekolah
menggunakan Teknik Supervisi Kelompok.
b. Mengapa menggunakan teknik itu? Beri penjelasan.
Teknik supervisi yang berifat kelompok adalah teknik-teknik yang digunakan
itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam
satu kelompok. ( Sahertian, 2010: 86). Teknik supervisi kelompok terdiri dari
18 teknik antara lain.
a. Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teachers)
b. Menjadi Panitia Penyelenggara
c. Rapat Guru
d. Studi Kelompok Antaguru
e. Diskusi sebagai Proses Kelompok
f.
Bertukar Pengalaman (Sharing of Experience)
g. Lokakarya (Workshop)
h. Diskusi Panel (Panel Discussion)
i.
Seminar
j.
Simposium
k. Demontrasi Mengajar (Demonstration Teaching)
l.
Perpustakaan Jabatan
m. Buletin Supervisi
n. Membaca Langsung ( Directed Reading)
o. Mengikuti Kursus
p. Organisasi Jabatan (Profetional Organizations)
q. Laboratorium Kurikulum (Curriculum Labolatory)
r.
Perjalanan Sekolah untu Anggota Staf (Field Trips)
Dari 18 teknik yang terkandung dalam supervisi kelompok tersebut diatas, maka
supervisor hanya memilih 7 teknik saja untuk mengatasi kasus 2 pada SMP Suka
Ceria, antara lain sebagai berikut :
a. Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New
Teachers).
Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teachers)
adalah pertemuan yang bertujuan khusus untuk mengantar guru-guru dalam
memasuki suasana kerja yang baru supaya tidak merasa asing dan dapat
diterima di kelompok guru. Pertemuan orientasi ini bukan saja diikuti guru baru,
tetapi juga seluruh staf baru. Pertemuan dengan guru baru ini dilaksanakan
melalui Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Hal ini
Sesuai dengan
Permendiknas 27 tahun 2010 tentang program induksi guru pemula. Dalam
Permendikbud tersebut disebutkan bahwa program induksi bagi guru pemula
yang selanjutnya disebut Program Induksi adalah kegiatan orientasi, pelatihan
di
tempat
kerja,
pengembangan,
dan
praktik
pemecahan
berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru
pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Hal-Hal yang Dilakukan
dalam Pertemuan Orientasi ini Meliputi: 1) Sistem kerja sekolah, 2) Mekanisme
administrasi dan organisasi sekolah, 3) Biasanya diiringi dengan wawancara
dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah, 4) Pertemuan orientasi ini
diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok, lokakarya selama
beberapa hari, sepanjang tahun, 5) Bisa melalui kunjungan ke tempat-tempat
tertentu, dan 6) Makan bersama/di tempat pertemuan. Setelah selesai
melakukan pertemuan orientasi,masing-masing guru mencatat apa yang telah
dikemukakan oleh guru. Bisa juga guru mencatat kelebihan dari guru yang
telah menyampaikan pendapatnya.
b. Menjadi Panitia Penyelenggara
Teknik ini digunakan untuk mengorganisasi sesuatu tugas bersama yaitu
dengan menunjuk beberapa orang pelaksana. Para pelaksana yang dibentuk
itu disebut dengan panitia penyelenggara. Oleh karenanya kegiatan itu disebut
dengan menjadi panitia penyelenggara. Melalui kegiatan ini guru dapat tumbuh
menjadi guru yang kompeten dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
c. Rapat Guru
Dengan melakukan rapat atau pertemuan yang menyertakan guru-guru ini,
supervisor dapat memperbaiki kinerja pembelajar guru. Adapun macam dari
rapat atau pertemuan guru ini adalah sebagai berikut, menurut tingkatannya,
menurut waktunya dan menurut bentuknya.
d. Studi Kelompok Antar Guru
Studi kelompok antarguru adalah berkumpulnya guru–guru dalam mata
pelajaran sejenis untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan antara lain menyiapkan rencana
pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat penilaian. Misalnya: KKG/MGMP
dalam satu mata pelajaran tertentu.
e. Diskusi sebagai Proses Kelompok
Diskusi sebagai Proses Kelompok
adalah pertemuan yang memberi
kesempatan pada guru untuk membentuk kelompok diskusi. Kegiatan yang
dilakukan:
1) Diskusi
Pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama.
Diskusi ini bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan guru dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran.
2) Pembatasan Kelompok
Kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang bersama–sama untuk
memecahkan beberapa masalah yang umum yang tidak dapat dipecahkan
sendiri. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan
guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran.
3) Kepemimpinan dalam kelompok
Pemimpin adalah sebagai alat untuk membantu kelompok menghargai
berbagai peranan yang akan dimainkan anggota-anggotanya. Memilih
pemimpin yang cakap dalam melakukan fungsinya supaya kerja kelompok
bisa efektif. Fungsi kepemimpinan kelompok yang baik adalah merupakan
syarat yang utama untuk mencapai hasil yang memuaskan.
Fungsi kepemimpinan itu antara lain:
a) Melihat bahwa anggota-sanggota senang dengan keadaan tempat yang
disediakan
b) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua
orang
c) Mengakui peranan tiap anggota yang dipimpinnya
d) Melihat bahwa kelompok tu merasa diperlakukan atau diikutsertakan
untuk mendapai hasil bersama.
f. Bertukar Pengalaman (Sharing of Experience)
Bertukar Pengalaman (Sharing of Experience) adalah pertemuan beberapa
guru untuk bertukar pengalaman, saling memberi dan menerima, saling belajar
satu dengan yang lain untuk menambah wawasan, terutama terkait dengan
pembelajaran. Dalam tehnik ini supervisor
berasumsi bahwa guru adalah
orang-orang yang sudah berpengalaman.
Tujuan Sharing of Experience (Bertukar Pengalaman) adalah agar para guru
mendapatkan pengalaman yang mendalam tentang pengetahuan dalam
pembelajaran secara positif dari pengalaman orang lain. Melalui Sharing of
Experience (Bertukar Pengalaman) ini juga, dapat terbentuk hubungan baik
antarguru dalam menemukan cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan. Pertemuan melalui tukar pengalaman membantu guru
memecahkan masalah yang dihadapi baik dalam mengajar maupun dalam
menyusun perencanaan mengajar.
Kondisi yang diperlukan dalam kegiatan Sharing of Experience (Bertukar
Pengalaman) adalah kerelaan dan kesediaan para guru anggota kegiatan
dalam menerima pengalaman orang lain.
g. Workshop
Workshop adalah tempat yang di dalamnya orang dapat belajar sesuatu dengan
jalan menemukan problema yang merintangi kelancaran suatu pekerjaan dan
mencari jalan untuk menyelesaikan problema tertentu. Sahertian, 2010: 105).
1) Ciri–ciri workshop:
a) Masalah yang dibahas bersifat “Life centered” dan muncul dari peserta
sendiri.
b) Selalu menggunakan sejauh
mungkin aktivitas mental dan fisik agar
tercapai taraf pertumbuhan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik dari
semula.
c) Cara yang digunakan ialah metode pemecahan masalah “musyawarah
dan penyelidikan”.
d) Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan.
e) Menggunakan resource person dan resource materials yang memberi
bantuan yang besar sekali dalam mencapai hasil yang sebaik – baiknya.
f) Senantiasa
memelihara
kehidupan
yang
seimbang
di
samping
mengembangkan pengetahuan, kecakapan, perubahan tingkah laku.
2) Jenis–jenis workshop:
a) Berdasarkan lembaga/organisasi, meliputi Faculty workshop, Institute
workshop, dan Graduate workshop
b) Berdasarkan waktu, meliputi Pre-school workshop dan Summer workshop
c) Berdasarkan sifat, meliputi Conference worshop dan Training workshop
3) Prosedur pelaksanaan
a) Merumuskan tujuan workshop (Output yang akan dicapai).
b) Merumuskan pokok–pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci
c) Menentukan prosedur pemecahan masalah
Download