LEMBAR KERJA 3.1 Nama Peserta : Sumarni, S.Pd., M.Pd. Asal Sekolah : SMPN 1 Tasikmadu. 1. Hasil Identifikasi Masalah: Dari membaca kasus 1 ini, supervisor dapat menghasilkan identifikasi masalah sebagai berikut: a. Beberapa siswa yang mengeluh karena Bapak Junaidi sering terlambat mengisi jam pembelajaran. b. Peserta didik harus menunggu lama sehingga mereka gaduh, resah, bahkan saling mengganggu. c. Bapak Junaidi jarang membawa perangkat KBM ketika melaksanakan pembelajaran. d. Selalu mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya. e. Bapak Junaidi mempunyai kebiasaan ceramah tanpa mendasarkan pada buku referensi sehingga kurang terarah. f. Tidak jarang peserta didik diberi tugas untuk mengerjakan LKS. g. Kelasnya tidak berjalan efektif . h. Dia bekerja lebih keras dan meluangkan waktu lebih lama bagi peserta didik secara individual dan menambahkan berbagai kegiatan yang kreatif di luar jam pelajaran. 2. Teknik Supervisi yang sesuai a. Teknik Supervisi: Sesuai dengan kasus Bapak Junaidi., Supervisor menggunakan Teknik Supervisi Individual, yaitu dengan melakukan : kunjungan kelas, observasi, dan percakapan pribadi, kunjungan antar kelas dan menilai diri sendiri. b. Mengapa memilih teknik itu? Beri penjelasan! Karena dengan memilih teknik supervisi individual ini, supervisor dapat melakukan berbagai macam teknik yang dimiliki dari supervisi individual tersebut antara lain : 1) Kunjungan Kelas Kunjungan kelas ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar, sehingga supervisor dapat menemukan pengalaman-pengalaman yang berhasil dan hambatan-hambatan yang dihadapi. 2) Observasi Kelas Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data objektif sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar. 3) Percakapan Pribadi Percakapan pribadi ini dilakukan untuk memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan-kesulitan dihadapi, memupuk dan mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru, serta dengan menghilangkan atau menghindari segala prasangka yang bukan-bukan. 4) Kunjungan antar kelas Supervisor melakukan kunjungan antar kelas dimaksudkan untuk memberi kesempatan mengamati rekan lain yang sedang member pelajaran, membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman atau keterampilan tentang teknik dan metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang menghadapi kesulitan tertentu dalam mengajar, dan memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar. 5) Menilai Diri Sendiri Dengan teknik ini supevisor dapat mengukur kemampuan mengajarnya, menilai peserta didiknya dan membantu guru dalam mengembangkan komptensinya. LEMBAR KERJA 3.2 Nama Peserta : Sumarni, S.Pd., M.Pd. Asal Sekolah : SMPN 1 Tasikmadu. 1. Hasil Identifikasi Masalah: Dari membaca kasus 2 ini, supervisor dapat menghasilkan identifikasi masalah sebagai berikut: a. Baru memasuki tahun ke tiga SMP Suka Ceria telah didirikan. b. Menyiapkan para siswanya supaya menjadi lulusan yang berkualitas. c. Pada tahun ke tiga ini kepala sekolah mengajak warga sekolah untuk berkonsolidasi dalam meningkatkan kinerja sesuai bidang tugas masingmasing dengan mengadakan rapat koordinasi pada awal tahun tentang pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan yang lain. d. Belum semua pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi kualifikasi e. Beberapa guru belum menguasai cara menyusun RPP. f. Belum semua guru menerapkan multi strategi dalam melaksanakan pembelajaran. g. Kepala sekolah melakukan pembinaan melalui supervisi akademik jenis pertemuan individual, sehingga menghabiskan waktu dan mengurangi frekuensi kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksi yang lain. Karena kasus tersebut menyebabkan terhambatnya program sekolah. 2. Teknik Supervisi yang sesuai a. Teknik supervisi: Setelah kepala sekolah membaca kasus pada SMP Suka Ceria, Ada banyak kasus yang dialami di sekolah tersebut. Oleh sebab itu, Kepala Sekolah menggunakan Teknik Supervisi Kelompok. b. Mengapa menggunakan teknik itu? Beri penjelasan. Teknik supervisi yang berifat kelompok adalah teknik-teknik yang digunakan itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. ( Sahertian, 2010: 86). Teknik supervisi kelompok terdiri dari 18 teknik antara lain. a. Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teachers) b. Menjadi Panitia Penyelenggara c. Rapat Guru d. Studi Kelompok Antaguru e. Diskusi sebagai Proses Kelompok f. Bertukar Pengalaman (Sharing of Experience) g. Lokakarya (Workshop) h. Diskusi Panel (Panel Discussion) i. Seminar j. Simposium k. Demontrasi Mengajar (Demonstration Teaching) l. Perpustakaan Jabatan m. Buletin Supervisi n. Membaca Langsung ( Directed Reading) o. Mengikuti Kursus p. Organisasi Jabatan (Profetional Organizations) q. Laboratorium Kurikulum (Curriculum Labolatory) r. Perjalanan Sekolah untu Anggota Staf (Field Trips) Dari 18 teknik yang terkandung dalam supervisi kelompok tersebut diatas, maka supervisor hanya memilih 7 teknik saja untuk mengatasi kasus 2 pada SMP Suka Ceria, antara lain sebagai berikut : a. Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teachers). Pertemuan Orientasi bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teachers) adalah pertemuan yang bertujuan khusus untuk mengantar guru-guru dalam memasuki suasana kerja yang baru supaya tidak merasa asing dan dapat diterima di kelompok guru. Pertemuan orientasi ini bukan saja diikuti guru baru, tetapi juga seluruh staf baru. Pertemuan dengan guru baru ini dilaksanakan melalui Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Hal ini Sesuai dengan Permendiknas 27 tahun 2010 tentang program induksi guru pemula. Dalam Permendikbud tersebut disebutkan bahwa program induksi bagi guru pemula yang selanjutnya disebut Program Induksi adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Hal-Hal yang Dilakukan dalam Pertemuan Orientasi ini Meliputi: 1) Sistem kerja sekolah, 2) Mekanisme administrasi dan organisasi sekolah, 3) Biasanya diiringi dengan wawancara dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah, 4) Pertemuan orientasi ini diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok, lokakarya selama beberapa hari, sepanjang tahun, 5) Bisa melalui kunjungan ke tempat-tempat tertentu, dan 6) Makan bersama/di tempat pertemuan. Setelah selesai melakukan pertemuan orientasi,masing-masing guru mencatat apa yang telah dikemukakan oleh guru. Bisa juga guru mencatat kelebihan dari guru yang telah menyampaikan pendapatnya. b. Menjadi Panitia Penyelenggara Teknik ini digunakan untuk mengorganisasi sesuatu tugas bersama yaitu dengan menunjuk beberapa orang pelaksana. Para pelaksana yang dibentuk itu disebut dengan panitia penyelenggara. Oleh karenanya kegiatan itu disebut dengan menjadi panitia penyelenggara. Melalui kegiatan ini guru dapat tumbuh menjadi guru yang kompeten dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya c. Rapat Guru Dengan melakukan rapat atau pertemuan yang menyertakan guru-guru ini, supervisor dapat memperbaiki kinerja pembelajar guru. Adapun macam dari rapat atau pertemuan guru ini adalah sebagai berikut, menurut tingkatannya, menurut waktunya dan menurut bentuknya. d. Studi Kelompok Antar Guru Studi kelompok antarguru adalah berkumpulnya guru–guru dalam mata pelajaran sejenis untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan antara lain menyiapkan rencana pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat penilaian. Misalnya: KKG/MGMP dalam satu mata pelajaran tertentu. e. Diskusi sebagai Proses Kelompok Diskusi sebagai Proses Kelompok adalah pertemuan yang memberi kesempatan pada guru untuk membentuk kelompok diskusi. Kegiatan yang dilakukan: 1) Diskusi Pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama. Diskusi ini bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran. 2) Pembatasan Kelompok Kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang bersama–sama untuk memecahkan beberapa masalah yang umum yang tidak dapat dipecahkan sendiri. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran. 3) Kepemimpinan dalam kelompok Pemimpin adalah sebagai alat untuk membantu kelompok menghargai berbagai peranan yang akan dimainkan anggota-anggotanya. Memilih pemimpin yang cakap dalam melakukan fungsinya supaya kerja kelompok bisa efektif. Fungsi kepemimpinan kelompok yang baik adalah merupakan syarat yang utama untuk mencapai hasil yang memuaskan. Fungsi kepemimpinan itu antara lain: a) Melihat bahwa anggota-sanggota senang dengan keadaan tempat yang disediakan b) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua orang c) Mengakui peranan tiap anggota yang dipimpinnya d) Melihat bahwa kelompok tu merasa diperlakukan atau diikutsertakan untuk mendapai hasil bersama. f. Bertukar Pengalaman (Sharing of Experience) Bertukar Pengalaman (Sharing of Experience) adalah pertemuan beberapa guru untuk bertukar pengalaman, saling memberi dan menerima, saling belajar satu dengan yang lain untuk menambah wawasan, terutama terkait dengan pembelajaran. Dalam tehnik ini supervisor berasumsi bahwa guru adalah orang-orang yang sudah berpengalaman. Tujuan Sharing of Experience (Bertukar Pengalaman) adalah agar para guru mendapatkan pengalaman yang mendalam tentang pengetahuan dalam pembelajaran secara positif dari pengalaman orang lain. Melalui Sharing of Experience (Bertukar Pengalaman) ini juga, dapat terbentuk hubungan baik antarguru dalam menemukan cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan. Pertemuan melalui tukar pengalaman membantu guru memecahkan masalah yang dihadapi baik dalam mengajar maupun dalam menyusun perencanaan mengajar. Kondisi yang diperlukan dalam kegiatan Sharing of Experience (Bertukar Pengalaman) adalah kerelaan dan kesediaan para guru anggota kegiatan dalam menerima pengalaman orang lain. g. Workshop Workshop adalah tempat yang di dalamnya orang dapat belajar sesuatu dengan jalan menemukan problema yang merintangi kelancaran suatu pekerjaan dan mencari jalan untuk menyelesaikan problema tertentu. Sahertian, 2010: 105). 1) Ciri–ciri workshop: a) Masalah yang dibahas bersifat “Life centered” dan muncul dari peserta sendiri. b) Selalu menggunakan sejauh mungkin aktivitas mental dan fisik agar tercapai taraf pertumbuhan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik dari semula. c) Cara yang digunakan ialah metode pemecahan masalah “musyawarah dan penyelidikan”. d) Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan. e) Menggunakan resource person dan resource materials yang memberi bantuan yang besar sekali dalam mencapai hasil yang sebaik – baiknya. f) Senantiasa memelihara kehidupan yang seimbang di samping mengembangkan pengetahuan, kecakapan, perubahan tingkah laku. 2) Jenis–jenis workshop: a) Berdasarkan lembaga/organisasi, meliputi Faculty workshop, Institute workshop, dan Graduate workshop b) Berdasarkan waktu, meliputi Pre-school workshop dan Summer workshop c) Berdasarkan sifat, meliputi Conference worshop dan Training workshop 3) Prosedur pelaksanaan a) Merumuskan tujuan workshop (Output yang akan dicapai). b) Merumuskan pokok–pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci c) Menentukan prosedur pemecahan masalah