http://sumut.kemenag.go.id/ URGENSI SUMBER BELAJAR DALAM PENDIDIKAN Oleh Muhammad Siddik Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Medan e-mail: [email protected] ABSTRAK Sumber belajar sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik dan latar. Sumber belajar sangat urgen dalam proses belajar mengajar, sebab tanpa adanya sumber belajar dalam proses pembelajaran tidak akan terjadi. Pembahasan dalam makalah ini meliputi pengertian sumber belajar, proses pembelajaran dan sumber belajar, pengadaan sumber belajar, macam-macam sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar dan peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Diharapkan tulisan ini dapat membantu para guru untuk mengetahui pengertian sumber belajar, proses pembelajaran dan sumber belajar, pengadaan sumber belajar, macam-macam sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar, peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Kata kunci: Urgensi sumber belajar dalam proses belajar mengajar A. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu : guru, kurikulum, anak didik, fasilitas dan administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan rancangan dan pengelolaan belajar yang baik yang dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 1 http://sumut.kemenag.go.id/ Pada sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alatalat atau media yang digunakan dalam pembelajaran, disamping itu guru mampu menggembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia di sekolah. Kenyataannya di atas menuntut guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang maupun pengelola pembelajaran untuk memiliki ketrampilan dalam menyusun rencana pengajaran maupun melakukan interaksi dengan anak didik, mengelola kelas, menggunakan sumber belajar termasuk didalamnya menggunakan media pembelajaran. Untuk itu guru yang profesional memerlukan pemahaman mengenai ilmu yang mendasari profesinya. Guru setidak-tidaknya memiliki pengetahuan tentang karakteristik anak didik, mengetahui teori belajar, rancangan pembelajaran, penyajian bahan ajar, penguasaan terhadap penggunaan media pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar. Selanjutnya efektivitas pembelajaran juga berhubungan dengan kompetensi yang berupa kemampuan menggunakan media pembelajaran yang yang menunjang persiapan serta pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Anak didik belajar dari gurunya bukan saja dari apa yang secara langsung diajarkan, tetapi juga dari media pembelajaran yang terlihat saat yang bersangkutan melaksanakan proses belajar mengajar. Guru yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran supaya efektif, efisien dan berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media pembelajaran yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media pembelajaran memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar bagi pelaksanaan pembelajaran. B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Sumber Belajar Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), orang juga banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal 2 http://sumut.kemenag.go.id/ secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, makalah, 2004) Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya. b. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya. c. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya. d. Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dll yang dapat digunakan untuk belajar. e. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya. 3 http://sumut.kemenag.go.id/ f. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar. Dengan demikian , sumber belajar itu merupakan bahan untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal -hal baru. Sebab pada hakekatnya belajar adalah mendapatkan hal-hal yang baru. 2. Proses Pembelajaran dan Sumber Belajar Istilah kegiatan “belajar”, “mengajar”, dan “pembelajaran” merupakan istilah kegiatan yang tidak terpisahkan, meskipun ketiganya merupakan kegiatan yang berbeda. Kegiatan belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada kegiatan mengajar. Begitu pula sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu dapat menghasilkan kegiatan belajar. Ketika seorang guru menjelaskan pelajaran di depan kelas maka terjadi kegiatan mengajar, tetapi dalam kegiatan tersebut belum tentu terjadi kegiatan belajar pada setiap siswa. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil jika dapat menghasilkan kegiatan belajar pada diri siswa. Jadi, sebenarnya hakekat guru mengajar adalah usaha guru untuk membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Kegiatan inilah yang disebut dengan peoses pembelajaran. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya bias berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Jadi syarat mutlak yang harus dipenuhi agar terjadi kegiatan belajar yaitu terjadinya interaksi antara pebelajar (learner) dengan sumber belajar. Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun menyajikan materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan mengajar, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran penting yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Meskipun guru juga 4 http://sumut.kemenag.go.id/ merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa, tetapi masih banyak lagi sumber-sumber belajar yang lain yang dapat dimanfaatkan untuk terjadinya proses pembelajaran. 3. Pengadaan Sumber Belajar Pengelola madrasah (kepala madrasah dan guru) perlu memetakan tentang sumber-sumber belajar yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran agar berjalan efektif. Bentuk sumber belajar pada dasarnya tergantung pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Sangat mungkin terjadi, bahwa sumber belajar pada mata pelajaran tertentu berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Untuk itu, pengadaan sumber belajar perlu mempertimbangkan tujuan pembelajaran dari setiap mata pelajaran termasuk dalam hal ini mata pelajaran. Untuk menentukan sumber belajar, paling tidak ada tiga langkah yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah. Pengelola madrasah perlu membuat daftar inventarisasi sumber dan sarana belajar yang tersedia di sekitar madrasah, baik yang ada di madrasah seperti media pembelajaran, laboratorium, dan fasilitas yang ada di dalamnya, masjid/mushala, maupun yang ada di luar madrasah, seperti fasilitas di masyarakat yang tersedia di sekitar madrasah. Fasilitas ini tidak sekedar yang berupa benda mati (non-human) namun juga bisa yang berupa manusia seperti Tokoh agama (kiai/ustadz), lembaga pengelola zakat dan shadaqah (ZIS), praktisi atau ahli tertentu di sekitar madrasah yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran. b. Setelah proses identifikasi dan inventarisasi tentang sumber belajar selesai, perlu dilakukan penggolongan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar tersebut. Tujuan dari penggolongan ini adalah untuk mengetahui ketersediaan sumber belajar di sekitar madrasah. Dari proses ini akan diketahui sumber belajar yang sebenarnya sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar namun belum tersedia sehingga ada 5 http://sumut.kemenag.go.id/ upaya konkrit dari pengelola untuk mengadakannya, baik melalui pembelian, pembuatan sendiri, maupun peminjaman. c. Bila sumber belajar tersebut tersedia, maka para guru tinggal memanfaatkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Apabila ditemukan sumber belajar yang sudah tersedia, namun belum sepenuhnya dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, maka guru perlu memodifikasi atau menyesuaikan sumber belajar tersebut. Berikut ini skema tentang alur pengadaan sumber belajar di madrasah. 4. Macam-macam Sumber Belajar Sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan yang positif untuk peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. Terdapat enam macam sumber belajar yaitu : a. Pesan, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data. b. Orang, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar. c. Bahan, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri. d. Alat, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan. e. Teknik, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. f. Lingkungan, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima (Mudhoffir, 1992:1) Keenam sumber belajar tersebut juga merupakan komponen system dalam pembelajaran, artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran selalu terdapat keenam komponen tersebut. 6 http://sumut.kemenag.go.id/ Bahan-bahan yang merupakan sumber belajar tersebut perlu dikembangkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya oleh sebuah badan/wadah yang disebut Pusat Sumber Belajar agar dapat memberikan kemudahan dan berfungsi secara optimal untuk proses pembelajaran. Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang dirancang (Learning resource by Design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT). Jenis sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (Learning Resource by Utilization ) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium, tokoh-tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll. Dilihat dari segi fungsi dan perannya, terutama kemampuannya dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan para peserta didik, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: alat peraga (teaching aids) atau alat audio visual (audio-visual aids) dan media pembelajaran. Sumber belajar dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi dan mampu berinteraksi dengan peserta belajar dalam suatu kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Oleh sebab itu sumber belajar harus dikembangkan dan dirancang secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para peserta didik yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. 7 http://sumut.kemenag.go.id/ 5. Pemanfaatan Sumber Belajar Hal berikutnya yang perlu dipikirkan oleh guru setelah sumber belajar sudah tersedia adalah memanfaatkannya untuk kegiatan pembelajaran. Berikut ini disampaikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sumber belajar yang sudah tersedia. a. Identifikasi kebutuhan sumber daya Guru perlu melakukan identifikasi tentang sumber daya, terutama manusia, yang tersedia untuk dapat memanfaatkan atau mengelola sumbersumber belajar demi pencapaian tujuan pendidikan. Sebab, ketersediaan sumber belajar yang ada di sekitar madrasah tidak akan banyak berarti tanpa ada dukungan sumber daya manusia yang mampu menggunakannya. b. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran Selain persoalan ketersediaan sumber daya di madrasah, guru juga perlu mengklasifikasikan sumber-sumber belajar tersebut agar mudah dalam pemanfaatannya. c. Pengelompokkan sumber belajar dalam kelompok Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa sumber belajar tidak hanya dipahami sebagai sejumlah benda mati, namun juga berupa makhluk hidup, termasuk manusia. Karena itu, upaya pengelompokkan sumber belajar oleh guru akan sangat membantu dalam pemanfaatannya agar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Pengelompokan sumber belajar antara lain dapat dilihat berikut ini: 1) Lingkungan alam Sumber belajar ini berupa benda-benda alami yang ada di sekitar madrasah, seperti batu, tumbuhan, sawah, sungai, dan sebaginya. Jenis sumber belajar ini dapat dimanfaatkan untuk mengasah semua jenis kecerdasan siswa, misalnya linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetis-jasmani, interpersonal, intrapersonal, dan natural. 2) Perpustakaan 8 http://sumut.kemenag.go.id/ Sumber belajar jenis ini berupa barang cetakan yang tersedia di perpustakaan, seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan-laporan penelitian. 3) Media cetak Media cetak yang dimaksud di sini tidak dalam pengertian yang sudah tersedia di perpustakaan, namun media cetak yang ada di luar, misalnya koran, majalah, dan buku. 4) Nara sumber Sumber belajar dapat berupa orang yang ahli atau praktisi di berbagai bidang yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dicapai. Jenis sumber belajar ini antara lain: ahli agama (kiai/ustadz, muballigh), bankir, dokter, petani, pedagang, polisi, militer, dan seterusnya. Mereka sesekali dapat dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran, baik dengan cara berkunjung ke tempat mereka bekerja maupun mendatangkannya ke madrasah. 5) Karya siswa Sumber belajar jenis ini adalah sejumlah media yang diciptakan oleh siswa, misalnya lukisan, kaligrafi, kliping, peta, dan alat peraga lain. 6) Media elektronik Sumber belajar jenis ini berupa alat elektronik, baik dibuat sendiri maupun yang sudah tersedia, misalnya radio, televisi, komputer, internet, dan antena parabola. d. Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran. Langkah berikutnya setelah mengelompokkan sumber-sumber belajar yang tersedia di sekitar madrasah adalah mengaitkan kelompok sumber belajar tersebut dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru. Dalam hal ini sangat mungkin terjadi bahwa satu mata belajaran menggunakan lebih dari satu kelompok sumber belajar. Mata pelajaran dapat menggunakan media elektronik, narasumber, media cetak, perpustakaan, dan alam sekitar. 9 http://sumut.kemenag.go.id/ e. Menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran Langkah berikutnya yang perlu dicermati adalah menentukan materi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Penggunaan sumber belajar pada dasarnya untuk mendukung pencapaian kompetensi ini. Kompetensi yang dimaksud disini mencakup penguasaan pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), keterampilan (skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest). f. Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran Setelah penentuan materi dan kompetensi dari setiap mata pelajaran dilakukan, maka langkah berikutnya adalah memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. g. Multimedia Teknologi baru khususnya multimedia memiliki peranan semakin penting dalam pembelajaran. Teknologi pembelajaran melihat prospek yang bagus bagi pendidikan masa depan dimana “onlineteaching” “e-learning” “virtual classrooms” dan “laptop universities” memegang pernaanyang semakin penting. Diyakini bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana “learning with effort” akan dapat digantikan dengan “learning with fun” Jika situasi belajar semacam ini tidak terjadi, maka multimedia sekurang kurangnya dapat membuat belajar menjadi lebih efektif. Multimedia yang dimaksudkan disini adalah gabungan beberapa alat alat tkenik (misalnya, komputer, memori elektronik, jaringan informasi, dan alat alat display) yang dapat menyajikan informasi melalui berbagai format (seperti teks, gambar nyatata atau grafik) dan melalui multi saluran sensorik. Multimedia dimasa depan, bahkan masa kini telah menjadi bagian dari upaya peningkatan kemampuan seseorang dalam menerima materi pembelajaran secara efektif. Untuk itu multimedia adalah informasi terkahir yang satu saat nanti telah menjadi sejarah maka harus diikuti perkembangannya. 10 http://sumut.kemenag.go.id/ 6. Peranan Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran individual Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda, yaitu: 1) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari. 2) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk belajar individual. 3) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar. 4) Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru. Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang relevan dengan ciriciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan 11 http://sumut.kemenag.go.id/ penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurun drastis. Misalnya, dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit. Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukan bahwa 75 % pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % indera sentuhan dan rabaan dan 6 % indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada. 7. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya “Educational Technologi in Curriculum Development” (1982), menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola: a. Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya. 12 http://sumut.kemenag.go.id/ b. Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium. c. Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional tertentu. d. Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim. e. Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya). f. Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video). g. Self helf group (kelompok swamandiri) C. PENUTUP Kesimpulan Pendidikan dan pembelajaran terus mengalami perubahan, perubahan itu akibat tuntutan dari kebutuhan masyarakat maupun juga akibat dari kemajuan teori-teori dari pembelajaran. Terdapat hubungan signifikan antara berbagai temuan dalam bidang pembelajaran dengan tuntutan masyarakat, yang pada gilirannya akan menghasilkan formula-formula baru dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Media pembelajaran melihat bahwa perubahan harus diikuti dan dijadikan bagian dari upaya meningkatkan pelayanan kegiatan pembelajaran dengan satu makna yakni; mempermudah orang belajar. Belajar dengan cara mudah dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, baik itu dari materi, kemampuan pendidik, kesiapan peserta belajar, serta penciptaan suasana agar menjadi nyaman. Penciptaan suasana memerlukan sistem, material, nilai dan lain sebagainya, disinilah media pembelajaran dihadirkan untuk dikaji dan dikembangkan. Sistem artinya perlu aturan aturan tertentu yang harus dipatuhi sehingga suasana dapat menjadi menyenangkan peserta didik untuk belajar, material artinya diperlukan bantuan alat, benda atau bahan hasil teknologi yang mampu memberikan kemudahan peserta didik mengakses informasi dari 13 http://sumut.kemenag.go.id/ sumber belajar sebanyak mungkin, kemudian nilai dalam hal ini diperlukan satu tatanan kaidah yang menjadi kontrol bagi upaya pengadaan, pemilihan, penggunaan serta pengendalian dari media sebagai bagian dari pengembangan pembelajaran. Media pembelajaran yang berawal dari upaya mempermudah orang belajar, kemudian menjadi alat, instrumen untuk membantu peserta didik belajar, kemudian mempunyai nilai yang strategis dalam hal mengefektifkan dan mengefisiensikan kegiatan pembelajaran. REFERENSI AECT. 1977. Definisi Teknologi Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di Belajar (MSB). 26 Oktober 2008 . file:///D:/pengembangan-media-dan-sumber-belajar.html http: // id.wordpress.com/tag/makalah. Sumber Belajar untuk Mengefektifkan http: // www.freewebs.com/Hijrahsaputra/catatan/manajemen.htm. Manajemen Pembelajaran Siswa. Diterbitkan April 15, 2008 . Seels,B. and Richey,C.1994. Teknologi Pembelajaran. (Diterjemahkan oleh Universitas Terbuka). Penerbit Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta. Yusufhadi Miarso, dkk. Universitas Negeri Jakarta. 14