Keistimewaan Membaca Al-Qur`an

advertisement
http://sumut.kemenag.go.id/
Keistimewaan Membaca Al-Qur’an
Oleh : Drs.H. Hasan Mansur Nasution, MA
Pendahuluan
Diketahui secara mudah bahwa setiap agama memiliki kitab suci yang merupakan
pedoman dalam menjalani kehidupan saat ini dan seterusnya. Bagi umat Islam, kitab suci
itu adalah Al-Qur’an yang merupakan kalam (firman) Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammmad Saw, berbahasa Arab, yang di sampaikan kepada kita secara
mutawatir, dimulai dari surat al-Fa-tihah dan diakhiri surat al-Nas dan berpahala
membacanya. Al-Qur’an itu berbeda dengan kitab samawi yang lain (Zabur, Taurat dan
Injil) seperti dalam Al-Qur’an ditemukan 29 surat yang diawali dengan al-huruf almuqaththa’ah (potongan-potongan huruf dalam Al-Qur’an) semisal alif-lam-mim,
sedangkan dalam kitab samawi yang lain tidak ada. Al-Qur’an berlaku sampai akhir
zaman, sedangkan kitab samawi yang lain hanya berlaku pada saat masa lalu saja.
Kitab suci Al-Qur’an yang merupakan pedoman itu agar benar-benar menjadi
pedoman dan haruslah pandai membacanya. Alangkah sedihnya kita bila tidak pandai
membaca Al-Qur’an. Dan masih adakah umat Islam yang belum pandai membaca AlQur’an? Jawaban yang paling tepat adalah dengan mengatakan bahwa masih ada yang
belum bisa membaca Al-Qur’an. Bila mereka masih anak-anak tentu dapat ditolerir dan
dimengerti, tetapi bila sudah dewasa dan apalagi sudah berusia lanjut seperti 50-an tahun
ke atas dan ternyata belum bisa membaca Al-Qur’an, maka hal ini sangat
memperhatinkan, mengecewakan dan sekaligus memalukan. Sebab itu, insya Allah
dengan membaca tulisan “Keistimewaan Membaca Al-Qur’an” ini semoga termotivasi
untuk mau membaca Al-Qur’an setelah sebelumnya mempelajari cara membaca AlQur’an baik dengan cara cepat maupun cara lambat membaca Al-Qur’an.
http://sumut.kemenag.go.id/
Merubah Dari Tidak Lancar Menjadi Lancar
Bagi pemula dalam mempelajari cara membaca Al-Qur’an ternyata belum lancar
adalah hal yang biasa sebab masih pemula, sedangkan yang sudah lama pun belajar cara
membaca Al-Qur’an terdapat yang masih belum juga lancar. Sebab itu, perlu belajar
intensif dan terus menerus. Bagaimana agar ayat Al-Qur’an itu terus di ulang. Ayat AlQur’an itu sebagiannya berulang seperti alif-lam-mim yang terdapat pada surat AlBaqarah, surat Ali Imran, surat al-‘Ankabut, surat al-Rum, dan lain-lain sehingga
diharapkan bila saat membaca alif-lam-mim pada surat al-Baqarah belum lancar, maka
setelah membaca pada surat Ali Imran atau surat yang lain secara berulang-ulang, maka
bacaan alif-lam-mim dari hari ke hari akan bertambah lancar.
Sebab itu, menarik untuk dicermati penuturan dalam buku Aktsar mim Alfi
Sunnah fi al-Yaum wa al-Laylah yang antara lain mengatakan khatmu al-Qur’an fi kulli
syahr (khatam Al-Qur’an setiap bulan) dengan cara membaca Al-Qur’an setiap selesai
shalat fardhu, yaitu membaca 20 halaman sehari semalam atau 4 halaman setiap waktu
shalat fardhu atau satu juz sehari semalam. Ini sekaligus menunjukkan betapa urgensi
membaca Al-Qur’an secara berkesinambungan dimana hal ini juga sesuai dengan hadits
Nabi Muhammad Saw yang artinya : “Amal terbaik adalah yang dilakukan secara terus
menerus walaupun sedikit” (khairul a’mal adwamuhu wain qalla). Karena itu, dianjurkan
kepada kita semua agar berkenan secara terus menerus membaca Al-Qur’an.
Suasana menghadapi kehidupan bisa saja terjadi kadang-kadang rajin membaca
Al-Qur’an dan kadang-kadang malam membaca al-Qur’an. Sebab itu, hendaklah masingmasing kita memperhatikan diri masing-masing tentang apakah sedang rajin atau malas
membaca Al-Qur’an. Dengan rajin dan secara berterusan membaca Al-Qur’an Insya
Allah akan dijadikan Allah kita lancar dalam membaca Al-Qur’an. Bila disimak apa yang
dilakukan orangtua agar anaknya fasih membaca Al-Qur’an antara lain dengan cara
menyuruh sang anak mengoleskan daun pandan (setelah durinya dibuang) ke bagian atas
lidahnya yang kemudian mengeluarkan yang putih-putih yang seterusnya dibuang.
Hal ini dilakukan saat anak masih kecil dan dilakukan di waktu pagi. Sepertinya
yang putih-putih dibagian atas lidah itu menghalangi kefasihan dalam membaca ayat AlQur’an. Saya tidak tahu apakah para qori mengamalkan seperti ini pada waktu kecil,
http://sumut.kemenag.go.id/
tetapi bagaimanapun yang kita komentari tampak bahwa orangtua berusaha agar anaknya
fasih dalam membaca Al-Qur’an. Contoh yang dilakukan ini dapat dicoba dan atau caracara lain yang bermuara kepada keinginan agar anak fasih dan lancar membaca AlQur’an.
Mendatangkan Pahala
Dalam defenisi Al-Qur’an di atas antara lain disebutkan al-muta’abbadu
bitilawatih (menjadi ibadah dengan membacanya) yang berarti membaca al-Qur’an
adalah berpahala. Hal ini dapat dikaitkan dengan hadits Rasulullah Saw : “Man qaraa
harfan min kitabillah falahu hasanatun wal haanatun bi’asyri amtsaliha, la aqulu alif
lam mim harfun, walakin alifun harfun wa lamun harfun wa kinun harfun” yang artinya,
“Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka bagiannya satu
kebajikan dan satu kebajikan itu menjadi 10 kebajikan. Saya (kata Rasulullah) tidak
mengatakan (dengan membaca) alif-lam-mim itu (dihitung) satu huruf, tetapi alif satu
huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”.
Dengan penjelasan hadits Rasulullah saw tersebut tampaklah motivasi besar agar
umat Islam berkenaan membaca Al-Qur’an tanpa harus menunggu mengerti terlebih
dahulu terjamah apalagi tafsir ayat dari yang akan dibaca. Karena itu, bacalah Al-Qur’an
itu berulang kali semoga pahala terus mengalir dan kelancaran membacanya pun terus
bertambah sehingga bila kita yang orang Indonesia lancar berbahasa indonesia, maka
selanjutnya lancar pula membaca Al-Qur’an yang berbahasa Arab itu, Kalaupun
membaca Al-Qur’an tidak lancar (martorgot-torgot, bahasa daerah Tapanuli) namun
tetap berpahala.
Dalam hadits Nabi Muhammad Saw itu dijelaskan berpahala membaca AlQur’an. Tidak disebutkan bahwa berpahala membaca Al-Qur’an itu harus mengerti yang
dibaca. Sebab itu mengerti atau tidak mengerti yang dibaca tetap berpahala walaupun
dapat dipahami bahwa membaca Al-Qur’an dengan memahami terjemahnya adalah lebih
baik dari sekedar aktivitas membaca saja tanpa memahami terjamah dari yang dibaca.
Tampaknya di sini kelihatan dakwah Rasulullah Saw agar gemar membaca Al-Qur’an
walaupun tidak mengerti yang dibaca. Namun hendaknya umat Islam tidak terhenti pada
http://sumut.kemenag.go.id/
aktivitas membaca saja melaikan melanjutkan aktivitasnya dengan upaya mengkaji AlQur’an secara lebih mendalam (‘amiq).
Menenangkan Hati
Orang yang tidak lancar membaca Al-Qur’an dapat membuatnya malas membaca
Al-Qur’an. Akan tetapi, yang diinginkan adalah agar rajin membaca Al-Qur’an baik yang
tidak lancar membaca Al-Qur’an maupun yang sudah lancar membaca Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an sebaliknya tidak sambil-sambilan dan tidak pula asal-asalan,
melainkan penuh dengan keseriusan dan kekhusyuan. Sebab itu, pandai-pandailah
menggunakan waktu yang ada untuk sebagiannya dalam membaca Al-Qur’an. Membaca
Al-Qur’an tersebut tidak saja pada waktu shalat, melainkan juga diluar shalat. Membaca
Al-Qur’an tersebut akan menenangkan hati. Kita harus hati-hati dengan hati kita dan hati
orang lain. Hati kita yang tergores dengan suatu yang tidak menyenangkan akan
menjadikan hati kita gelisa, resah dan tidak terkendali.
Sebagai obat untuk menenagkan hati itu adalah dengan cara membaca Al-Qur’an.
Cobalah renungkan dalam-dalam kehidupan dunia yang serba menggoda kita dan
lawanlah dia dengan membaca Al-Qur’an. Hati akan tenang dengan membaca Al-Qur’an.
Mulailah dengan aktivitas berwudhu’ secara sempurna, berpakaian menutup aurat,
berpakaian sopan, memilih tempat yang tenang, mengambil Al-Qur’an dengan tangan
kanan, duduk menghadap kiblat, memulai membaca Al-Qur’an dengan ta’awwuz (a’udzu
billahi minasysysithanirrajim) yang berarti berlindung kepada Allah dari godaan setan
dan seterusnya.
Menjadi Syafa’at
Rasulullah Saw bersabda , “Baca kamulah Al-Qur’an, sesungguhnya yang
demikian itu akan datang pada hari kiamat menjadi syafa’at bagi yang membacanya”
(Iqraul Qur’an fainnahu ya’ti yaumal qiayamah syafi’an li ashabih). Umat Islam
semuanya diharapkan rajin membaca Al-Qur’an, sebab Al-Qur’an akan sangat besar
http://sumut.kemenag.go.id/
manfaatnya buat pembacanya. Jangan biarkan Al-qur’an tetap saja di tempatnya yang
tersedia, melainkan ambil dia dan baca dia dan kemudiaan letakkan kembali ke
tempatnya sebelumnya secara patut. Al-Qur’an yang dibaca itu renungkanlah secara baik
bahwa dianya akan menjadi syafa’at. Semangatlah terus membacanya sebab ini akan
merupakan cara tepat membaca al-Qur’an yang dipentingkan bagi umat Islam.
Penutup
Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw itu perlu dikemukakan
keistimewahaan membacanya sekaligus merupakan dorongan bagi umat Islam agar lebih
mencintai kitab sucinya. Keistimewaan dimaksud antara lain adalah mendatangkan
pahala dan menenagkan hati. Di balik itu juga sekaligus menjadikan Al-quran yang
artinya bacaan itu benar-benar dibaca oleh umat Islam baik secara lancar maupun tidak
lancar. Bacalah Al-Qur’an dan simaklah sisi penting keistimewaan membacanya. Semoga
seluruh umat Islam dimanapun berada gemar membaca Al-Qur’an dan dapat memahami
isinya serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Amin (Penulis Dosen
Ulumul Qur’an Fak. Syari’ah IAIN SU dan Wakil Ketua MUI Kota Medan).-**
Download