Irisan kerucut dan kordinat kutub Agus Yodi Gunawan 1 Irisan kerucut 1. Konik. Misalkan ℓ adalah suatu garis tetap di bidang. Garis ini disebut direktrik. Misalkan pula F suatu titik tetap yang terletak di luar garis ℓ. Titik F biasa disebut fokus. Himpunan semua titik P sedemikian sehingga perbandingan antara jarak titik P ke fokus (|P F |) dengan jarak titik P ke garis (|P L|) adalah tetap sebesar e > 0, yaitu himpunan semua titik P sehingga |P F | = e|P L|, dinamakan konik/ irisan kerucut. Nilai e biasa disebut eksentrisitas. • Jika e = 1, konik merupakan sebuah parabola, • Jika 0 < e < 1, konik merupakan sebuah elips, • Jika 0e > 1, konik merupakan sebuah hiperbola. 2. Parabola. Misalkan fokus F terletak di sumbu x positif dengan kordinat (p, 0) dan direktrik diberikan oleh x = −p. Misalkan pula titik P = (x, y) sehingga |P F | = |P L|. Dengan demikian, √ (x − p)2 + (y − 0)2 = √ (x + p)2 + (y − y)2 atau y 2 = 4px. Bentuk ini dinamakan persamaan baku untuk parabola mendatar terbuka kanan. 3. Elips dan hiperbola. Misalkan fokus terletak di F (c, 0), direktrik di x = k (titik L(k, 0)), dan verteks di A′ (−a, 0) dan A(a, 0), dengan a, c, k semuanya positif. Misalkan pula O(0, 0) merupakan pusat dari elips atau hiperbola. Terdapat dua urutan titik F − A − L yang mungkin: (a) jika c < a < k. Dengan memilih P = A, dari |P F | = e|P L| kita peroleh, a − c = e(k − a). (b) jika k < a < c. Dengan cara yang sama kita peroleh c − a = e(a − k). 1 Kedua urutan titik-titik di atas menghasilkan relasi yang sama. Selanjutnya kita hitung |P F | = e|P L| untuk titik-titik A′ (−a, 0), F ′ (−c, 0) dan garis x = −k sehingga diperoleh a + c = e(k + a). Dari relasi-relasi di atas akan diperoleh hubungan c = ea, k = a/e. Catatan: (a) jika 0 < e < 1, maka c = ea < a dan k = a/e > a. Artinya, untuk elips fokus terletak di sebelah kiri verteks dan direktriks di sebelah kanan verteks. (b) jika e > 1, maka c = ea > a dan k = a/e < a. Artinya, untuk hiperbola direktriks terletak di sebelah kiri verteks dan fokus terletak di sebelah kanan verteks. Selanjutnya, misalkan P (x, y) titik pada elips (atau hiperbola). Titik L(a/e, y) merupakan proyeksi titik P pada garis direktriks. Dari |P F | = e|P L| kita peroleh persamaan baku untuk elips, x2 y2 + = 1, 0 < e < 1 a2 a2 (1 − e2 ) dan persamaan baku untuk hiperbola, x2 y2 − = 1, e > 1. a2 a2 (e2 − 1) 2 Persamaan parameter kurva di bidang 1. Definisi. Sebuah kurva berarah di bidang ditentukan oleh pasangan persamaan parameter x = f (t), y = g(t), t ∈ I dengan f dan g masing-masing fungsi kontinu di selang tutup I = [a, b]. Peubah t biasa disebut parameter. Titik P = (f (a), g(a)) dan Q = (f (b), g(b)) masingmasing disebut titik awal dan titik akhir kurva. Jika titik awal dan titik akhir kurva berhimpit maka kurva merupakan kurva tertutup. Jika nilai t berbeda memberikan pasangan titik (f (t), g(t)) berbeda (kecuali titik awal dan akhir) maka kurva dinamakan kurva sederhana. Parameterisasi/representasi parameter suatu kurva adalah proses penentuan pasangan persamaan parameter x = f (t) dan y = g(t) beserta penentuan selang parameter t. 2 Untuk mengenali kurva dari suatu persamaan parameter, kita dapat melakukannya dengan cara mengeliminasi parameter t dari persamaan parameter sehingga diperoleh hubungan antara x dan y. Representasi parameter suatu kurva tidak tunggal. 2. Gradien kurva dari persamaan parameter. Misalkan f (t) dan g(t) masingmasing fungsi terdiferensialka secara kontinu di selang buka I = (α, β) dan f ′ (t) ̸= 0. Maka, persamaan parameter x = f (t), y = g(t) mendefinsikan fungsi terdiferensialkan y(x) dengan dy dy/dt = . dx dx/dt 3. Integral persamaan parameter. Misalkan diberikan sepasang persamaan parameter x = f (t), y = g(t) dan kita ingin menghitung integral ∫b ∫d F (x, y)dx atau G(x, y)dy. c a Integral tersebut dapat dihitung dengan ∫tb ∫td ′ F (f (t), g(t))f (t)dt atau ta G(f (t), g(t))g ′ (t)dt, tc dengan f (ta ) = a, f (tb ) = b atau f (tc ) = c, f (td ) = d. 3