BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu dari negara berkembang
dan terkenal
sebagai negara agraris tak luput dari permasalahan tentang pertanian. Salah
satu permasalahan yang dihadapi adalah produk Indonesia misalnya
kebutuhan tanaman sayuran (seperti sawi, bayam merah, dan lain-lain) yang
masih kalah dalam hal sustainability karena bersifat musiman. Pada suatu
musim terjadi kelebihan produksi karena panen tetapi suatu masa terjadi
kelangkaan produk padahal kebutuhan terhadap produk pertanian tersebut
tidak mengenal musim seperti tanaman bayam. Pada tahun 2011, produksi
tanaman bayam mecapai 3,42 ton/ha, pada tahun 2012 menurun sampai 3,36
ton/ha, kemudian turun lagi pada tahun 2013 mencapai 3,11 ton/ha, semakin
menurun pada tahun 2014 mencapai 2,96 ton/ha dan pada tahun 2015
produksi meningkat drastis mencapai 3,56 ton/ha (BPSDJH, 2016). Dari data
tersebut, dapat diketahui bahwa produksi tanaman bayam sangat kecil,
kelangkaan tanaman bayam juga mempengaruhi produksi tanam bayam.
Untuk itu perlu suatu sistem pertanian terkontrol untuk menjamin
ketersediaan akan produk pertanian. Salah satunya dengan sistem pertanian
hidroponik di dalam suatu ruang inkubasi. Kontrol yang diberikan bukan
hanya jumlah air dan nutrient tapi juga iklim mikro.
1
Iklim mikro merupakan salah satu faktor yang menentukan laju
pertumbuhan suatu tanaman khususnya pada kebutuhan cahaya. Pengaruh
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
berhubungan erat dengan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya
diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 dan H2O untuk membentuk
karbohidrat (C6H12O6). Jumlah energi yang tersedia akan meningkatkan hasil
fotosintesis sampai pada pada suatu batas tertentu optimum. Cahaya yang
paling penting bagi tanaman adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang
gelombang antara 390-750 nm (Campbell, 1999). Pada kondisi normal,
cahaya matahari terang maka laju fotosintesis cenderung sebanding dengan
intensitas cahaya yang diterima oleh daun sampai maksimal 1/5 atau 1/3
cahaya matahari penuh (Tjitrosoepomo, 2011).
Menurut Pangestu (2013) cahaya merupakan faktor utama sebagai
sumber energi
dalam
fotosintesis, untuk memproduksi
karbohidrat.
Kekurangan cahaya akan mengganggu proses pertumbuhan. Kekurangan
cahaya pada saat perkecambahan akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana
batang kecambah akan lebih cepat tumbuh tetapi lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat tidak hijau. Berbeda dengan
perkecambahan yang berlangsung di tempat terang akan tumbuh lebih lambat,
tetapi daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau tampak segar dan batang
kecambah yang tampak lebih kokoh.
Pada penelitian yang dilakukan Hesty (2008), warna lampu merah
paling baik bagi pertumbuhan kacang merah. Pertumbuhan tanaman kacang
2
merah yang ditanam menggunakan media penerangan cahaya lampu warna
merah lebih cepat dibandingan tanaman yang media penerangannya
menggunakan media penerangan warna lampu cahaya lain ataupun cahaya
matahari. Hal ini disebabkan warna cahaya lampu merah memiliki panjang
gelombang yang sesuai untuk fotosintesis tanaman kacang merah.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Telaumbanua (2014) menunjukkan
bahwa penggunaan hidroponik lebih baik dibandingkan dengan di luar
hidroponik dilihat dari tinggi tanaman, dimensi daun, berat basah dan jumlah
daun. Hidroponik ini memiliki 3 aktuator yaitu aktuator kipas, aktuator
pompa air dan aktuator lampu fotosintesis. Ketiga aktuator ini dapat
mengendalikan iklim mikro didalam hidroponik, yakni suhu dan kelembaban,
suhu tanah, kelengasan tanah dan intesitas sinar matahari .
Penelitian ini dilakukan karena dari penelitian sebelumnya belum
dilakukan pengamatan iklim mikro di dalam hidroponik dan sifat fisiologi
tanaman bayam merah jika lampu diberi plastik mika berwarna. Pada
penelitian ini akan dilakukan pengujian panjang gelombang dan radiasi dari
lampu yang diberi plastik berwarna. Lampu yang diberi plastik mika
diterapkan pada sistem hidroponik inkubasi untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap iklim mikro dan fisiologis tanaman bayam merah.
1.2 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh dari lampu yang diberi variasi plastik mika
terhadap iklim mikro pada hidroponik inkubasi.
3
b. Mengetahui pengaruh dari lampu yang diberi variasi plastik mika
terhadap fisiologis tanaman bayam merah pada hidroponik inkubasi.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi petani
dalam
pembudidayaan
tanaman
sayur-sayuran
menggunakan
sistem
hidroponik , khususnya tanaman bayam merah, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan kualitas tanaman tersebut.
4
Download