BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian merupakan sektor yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia serta merupakan sektor yang penting untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sandang dan pangan. Dewasa ini, populasi manusia yang meningkat dan meningkatnya kebutuhan pertanian semakin mendorong sektor pertanian untuk menghasilkan output yang berkualitas. Namun di satu sisi, ada beberapa masalah yang mengemuka diantaranya adalah ketersediaan lahan semakin sedikit, disebabkan oleh konversi lahan oleh manusia. Produktivitas hasil pertanian dituntut tinggi, namun dengan ketersediaan lahan yang semakin menipis maka sistem hidroponik merupakan solusi yang efektif. Sistem tanam hidroponik merupakan sistem tanam yang digunakan untuk menjelaskan beberapa cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman (Lingga, 1984). Sistem tanam hidroponik merupakan sistem tanam yang berbasis vertical farming, yang penanamannya dilakukan secara vertikal. Keuntungan vertical farming antara lain bahwa intensitas atau kepadatan tanaman per satuan luas lahan sangat tinggi sehingga sangat cocok untuk areal perkotaan (Sari, 2013). Sistem tanam hidroponik merupakan sistem bercocok tanam yang efisien dan bisa dilakukan tanpa menggunakan lahan (Mas’ud, 2009). Permasalahan utama sektor pertanian selain ketersediaan lahan adalah hasil produksi yang tidak konsisten, hal ini dapat disebabkan oleh suhu, intensitas cahaya, kelembaban, dan nutrisi yang tidak terkontrol dengan baik. Solusi utama adalah dengan memberikan sistem 1 mikrokontroler sebagai kontrol terhadap iklim mikro yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus.spp. Kata "amaranth" berasal dari bahasa Yunani yang dapat diartikan sebagai keabadian. Tanaman bayam memiliki banyak ragam jenis namun dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah tanaman bayam merah. Tanaman bayam merah yang dikenal dengan nama latin (Amaranthus gangeticus L.) tergolong tanaman herba dengan batang tegak 80-120 cm, lemah serta berair. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, awalnya dikenal sebagai tanaman hias karena keunikan dari warnanya. Dewasa ini, tanaman bayam merah merupakan sumber gizi bagi sebagian negara berkembang karena mudah dibudidayakan. Kualitas iklim mikro yang baik bagi tanaman bayam merah akan bergantung pada suhu yang ideal, ketercukupan cahaya, serta kelembaban yang optimal. Hal ini dapat terlihat dari parameter fisiologi dan morfologi tanaman tersebut. Fisiologi pada tanaman merupakan suatu objek penting untuk mengamati pola pertumbuhan tanaman. Respirasi merupakan salah satu ciri makhluk hidup, tidak terkecuali pada tumbuhan. Respirasi merupakan salah satu parameter untuk mengetahui fisiologi pada tanaman. Hal ini diperkuat bahwa respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya (Djukri dan Heru, 2004). Hasil utama dari respirasi adalah kadar CO2 dan energi. Sehingga pengamatan terhadap kadar CO2 dapat dijadikan parameter untuk mengetahui pola respirasi pada tanaman bayam merah. Selain mengamati fisiologi tanaman yang teramati dari pengamatan kadar CO2, pengamatan terhadap morfologi pada tanaman merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui pola tingkat pertumbuhan tanaman. Morfologi tanaman yang dapat teramati 2 adalah jumlah daun dan warna daun. Jumlah daun pada tanaman merupakan salah satu indikator yang penting, karena selain berhubungan dengan respirasi tanaman, jumlah daun merupakan komoditas utama tanaman bayam merah yang dikonsumsi oleh masyarakat. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung baik pada fase vegetatif maupun generatif. Pada fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang sangat erat hubungannya (Hariyadi, 1988). Selain pengamatan terhadap jumlah daun, maka dilakukan pengamatan terhadap warna daun. Pada komponen daun, sel jaringan palisade terdapat banyak sekali kloroplas yang disebut sebagai warna fotosintesis. Rongga-rongga antara sel-sel jaringan palisade dan spons juga membantu memperlancar proses pertukaran udara yaitu oksigen dan karbondioksida. Hasil fotosintesis akan diedarkan oleh jaringan pengangkut yaitu floem sedangkan zat hara mineral untuk bahan fotosintesis dibawa oleh xylem dan semua saling bekerja sama (Loveless, 1987). Warna daun tanaman merupakan penghubung yang penting pada pertumbuhan tanaman, maka warna daun merupakan parameter untuk melihat apakah pertumbuhan tanaman dapat terjalin secara optimal. Pengamatan terhadap fisiologi dan morfologi dapat bersifat subjektif jika hanya didasarkan pada pengamatan secara visual. Analisis yang menjelaskan secara objektif diperlukan, salah satunya dengan menggunakan analisis pendekatan model dengan menggunakan persamaaan matematis. Pemilihan penggunaan analisis persamaan matematis dibandingkan dengan penggunaan metode lain adalah metode ini dapat dengan mudah mengetahui tren suatu kecenderungan grafik dan dapat secara langsung mengetahui perbandingan antara hasil observasi dan prediksi. Manfaat penggunaan model dalam penelitian adalah sebagai prediktor untuk mengetahui pengaruh antar variasi dan tingkat pertumbuhan yang optimal untuk tanaman. 3 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengamati pola respirasi, jumlah daun, dan warna daun pada bayam merah dengan metode tanam hidroponik dengan variasi nutrisi dan variasi warna pencahayaan lampu. 2. Mengetahui laju pertumbuhan (repirasi, jumlah daun, warna daun) pada tanaman bayam merah metode tanam hidroponik dengan variasi nutrisi dan variasi warna pencahayaan lampu. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Pengamatan hanya didasarkan pada tanaman bayam merah. 2. Menggunakan sistem hidroponik sebagai solusi untuk menangani ketersediaan lahanyang sedikit. 3. Iklim mikro yang dikontrol menggunakan mikrokontroller adalah intensitas cahaya dan nutrisi. 1.4 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menentukan variasi pencahayaan dan nutrisi yang optimal digunakan dalam pertumbuhan tanaman bayam merah. 4