BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, air berfungsi sebagai pelarut berbagai senyawa ionik dan organik polar seperti karbohidrat, asam amino, dan protein untuk proses metabolisme, dan sebagai media transportasi berbagai senyawa seperti nutrien dan fitohormon. Keseimbangan air di dalam sel akan mempengaruhi tekanan turgor pada dinding sel. Tekanan turgor sangat penting untuk berjalannya proses fisiologi tanaman diantaranya ialah pembentangan sel, pertukaran gas melalui stomata, proses transportasi melalui floem dan proses transportasi lain yang melintasi membran. Oleh karena itu, ketika tanaman mendapat cekaman air akan sangat mempengaruhi proses fisiologi maupun proses metabolisme dalam tanaman (Lambers & Chapin III, 1998; Taiz & Zeiger, 2002). Kandungan air dan pergerakan air di dalam tanah tergantung pada struktur dan jenis tanah. Daerah dengan tanah yang sulit untuk menyimpan air khususnya pada musim kemarau, seperti di daerah Gunungkidul, menjadi salah satu kendala bagi petani yang berada di daerah tersebut. Wilayah Gunungkidul merupakan wilayah karst yang tersusun dari tanah kapur. Tanah kapur mudah untuk menyerap air, tetapi porositasnya tinggi sehingga air tidak tertahan di dalam tanah dan tanah menjadi kering pada saat musim kemarau. Kondisi tersebut tidak memungkinkan bagi para petani untuk menanam tanaman padi maupun tanaman palawija karena tidak dapat berproduksi dengan baik. Akan tetapi, tanaman 1 sayuran seperti bayam, cabai, tomat, maupun terung masih dapat tumbuh, sehingga dapat dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan sayuran bagi masyarakat. Meskipun demikian diduga sayuran yang ditanam pada musim kemarau di wilayah tersebut mengalami perubahan kandungan gizi di dalamnya terkait dengan berkurangnya air sebagai pelarut dan pembawa nutrien maupun senyawa lain untuk dialokasikan ke bagian tanaman yang lain. Bayam merupakan salah satu sayuran yang banyak diminati oleh masyarakat karena selain mudah dibudidayakan juga mengandung berbagai gizi seperti karbohidrat, kalsium, zat besi, lipid, protein, Vitamin A maupun Vitamin C (Rukmana, 2005). Selain itu, tanaman bayam juga merupakan pangan fungsional karena mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan fenol yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh (Akubugwo et al., 2007). Oleh masyarakat, daun bayam diolah menjadi berbagai macam bentuk olahan seperti keripik bayam, pecel, gado-gado, atau hanya direbus saja kemudian langsung dimakan (sebagai lalapan). Tanaman bayam yang dikonsumsi masyarakat meliputi bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) dan bayam petik (Amaranthus hybridus L.). Pada musim kemarau bayam yang banyak dibudidayakan ialah bayam petik, karena selain mudah tumbuh di berbagai tempat juga masih dapat berproduksi dengan baik meskipun ketersediaan air terbatas. Tanaman bayam petik termasuk tanaman tipe C4 sehingga memiliki proses fisiologi yang efisien khususnya dalam mengikat CO2 dari udara untuk proses metabolismenya. Tanaman C4 tersebut masih mampu mengikat CO2 dalam keadaan sebagian lubang stomata tertutup akibat suhu udara tinggi, kelembaban 2 udara rendah, ketersediaan air terbatas maupun cekaman lingkungan lainnya. Oleh karena itu, tanaman bayam masih mampu mempertahankan kecepatan laju proses fotositesis ketika mendapat cekaman lingkungan seperti cekaman air (Sahat & Hidayat, 1996). Akan tetapi, mengingat pentingnya air bagi proses fisiologi maupun proses metabolisme tanaman, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi daun bayam yang meliputi karbohidrat, lipid, protein, Vitamin A dan Vitamin C pada perlakuan dengan penyiraman volume air yang berbeda. B. Permasalahan Permasalahan yang muncul dari latar belakang penelitian ini adalah bagaimana pengaruh volume penyiraman air terhadap kandungan gizi yang berupa karbohidrat, lipid, protein, Vitamin A dan Vitamin C pada daun bayam petik (Amaranthus hybridus L.)? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh volume penyiraman air terhadap kandungan gizi yang berupa karbohidrat, lipid, protein, Vitamin A dan Vitamin C pada daun bayam petik (Amaranthus hybridus L.). D. Manfaat Dengan adanya penelitian ini, maka dapat diketahui pengaruh volume penyiraman air terhadap kandungan gizi yang berupa karbohidrat, lipid, protein, Vitamin A dan Vitamin C daun bayam petik. Dengan demikian, akan diketahui volume air yang efisien diterapkan di wilayah karst untuk mendapatkan daun bayam dengan kandungan gizi tinggi. 3