1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini persoalan mengenai capaian pembangunan manusia telah menjadi perhatian para penyelenggara pemerintahan. Berbagai ukuran pembangunan manusia dibuat namun tidak semuanya dapat digunakan sebagai ukuran standar yang dapat dibandingkan antar wilayah atau antar Negara. Oleh karena itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan suatu ukuran standar pambangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup merepresentasikan dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan output dari dimensi pengetahuan. Adapun indikator kemampuan daya beli digunakan untuk mengukur dimensi hidup layak. Persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam menyusun indeks adalah simple, measurable, attributable, reliable dan timely (SMART). Simple maksudnya sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam perhitungan, Measurable artinya harus mempresentasikan informasi dan jelas ukurannya sedangkan attributable bermakna bahwa indeks harus bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Reliable sendiri berarti indeks yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti sedangkan timely berarti bahwa indeks yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan. Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan penting, diantaranya membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia dan perluasan kebebasan memilih, memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederhana, dan menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi. Proses perhitungan IPM selama ini dilakukan dengan langsung menjumlahkan ketiga dimensi, yakni dimensi umur panjang, dimensi pengetahuan dan dimensi hidup layak. Jumlah ketiga dimensi ini lalu di rataratakan sehingga bobot dari ketiga dimensi ini sama. Penyamaan bobot ini bermakna bahwa ketiga dimensi ini mempunyai peran yang sama besarnya terhadap IPM. Masalah penyamarataan bobot ini penting untuk diteliti dan perlu dicari alternatif sehingga perlu ada suatu evaluasi. Menurut kaidah statistika, seharusnya jika suatu nilai berasal dari berbagai macam peubah, keragaman dari tiap peubah akan mempengaruhi bobot dari tiap peubah tersebut. Oleh karena itu penulis akan meneliti bobot yang seharusnya dimiliki dari masingmasing indeks berdasarkan kaidah statistika. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Evaluasi proses penyamarataan bobot dari indeks-indeks penyusun Indeks Pembangunan Manusia 2. Menemukan nilai Indeks Pembangunan Manusia yang tepat jika setelah dievaluasi terdapat kesalahan dari perhitungan yang selama ini dilakukan oleh BPS TINJAUAN PUSTAKA Indikator Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (Marhaeni 2008) Indeks Indeks atau Indikator Komposit (Composite Indices), yaitu suatu istilah yang digunakan untuk indikator yang lebih rumit. Indeks atau indikator komposit memiliki ukuran yang multidimensional yang merupakan gabungan dari sejumlah indikator. Indeks ini biasanya dikembangkan melalui penelitian khusus karena penggunaannya secara praktis sangat terbatas (Marhaeni 2008) Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia dibangun melalui tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Untuk mengukur dimensi kesehatan digunakan indikator angka harapan hidup, untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak 2 digunakan indikator kemampuan daya beli (Marhaeni 2008) kuat korelasi antara kedua variabel tersebut (Juanda 2009) Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup (AHH) adalah ratarata banyaknya tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang untuk hidup. Ada dua jenis data yang digunakan dalam menghitung Angka Harapan Hidup yaitu Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH) (Marhaeni 2008). Analisis Komponen Utama (AKU) Dalam statistika, analisis komponen utama adalah teknik yang digunakan untuk menyederhanakan suatu data, dengan cara mentransformasi data secara linier sehingga terbentuk sistem koordinat baru dengan keragaman maksimum (Miranda 2008) Analisis komponen utama merupakan suatu teknik dalam statistika yang digunakan untuk mengubah dari sebagian besar peubah asli yang digunakan yang saling berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu gugus peubah baru yang lebih kecil dan saling bebas (Johnson and Wichern 1982). Secara aljabar linier, komponen utama adalah kombinasi linier tertentu dari p peubah acak x1,x2,…,xp. Secara geometris, kombinasi linier ini merupakan sistem koordinat baru yang didapat dari rotasi sistem semula dengan x1,x2,…,xp sebagai sumbu koordinat. Sumbu baru tersebut merupakan arah dengan variabilitas maksimum dan memberikan kovariansi yang lebih sederhana. Komponen utama bergantung kepada matriks ragam peragam S dan matriks korelasi r dari x1,x2,…,xp, dimana pada analisisnya tidak memerlukan asumsi populasi harus memiliki sebaran normal ganda. Apabila komponen utama diturunkan dari populasi sebaran normal ganda, interpretasi dan inferensi dapat dibuat dari komponen sampel. Melalui matrik ragam peragam bisa diturunkan akar ciri – akar cirinya yaitu λ1,λ2,…,λp dimana λ1 ≥ λ2 ≥ … ≥ λp ≥ 0 dan vektor ciri-vektor cirinya yaitu α1,α2,…,αp (Draper, 1981) Menyusutkan dimensi peubah asal X dapat dilakukan dengan membentuk peubah baru Y= α1X1 + α2X2 + … + αpXp atau Y= α’Xp dimana α adalah matriks transformasi yang mengubah peubah asal X menjadi peubah baru Y yang disebut komponen utama, karena itu sering disebut vektor pembobot. Syarat untuk membentuk komponen utama yang merupakan kombinasi linier dari peubah X agar mempunyai keragaman yang besar adalah dengan memilih α’= (α1 α2 … αp) sedemikian rupa sehingga Var (Y) = α’Σα dengan α’α=1. Secara umum komponen utama ke-i adalah kombinasi linier terbobot peubah asal yang mampu menerangkan keragaman data ke-i, bisa ditulis sebagai berikut : Yi = αi1X1 + αi2X2 + … + αipXip VAR (Yi) = λi ; i=1,2,...,p Dimensi Pengetahuan Untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan dua indikator, yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun yang digunakan penduduk usia 15 tahun keatas untuk menjalani pendidikan formal. Angka melek huruf adalah persentase usia penduduk 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya (Marhaeni 2008). Purchasing Power Parity Purchasing Power Parity adalah harga suatu kelompok barang relatif terhadap harga kelompok barang yang sama di daerah tertentu yang ditetapkan sebagai standar (dalam perhitungan IPM, daerah yang ditentukan sebagai standar adalah Jakarta Selatan karena Jakarta Selatan mempunyai nilai IPM tertinggi di Indonesia) (Marhaeni 2008). Korelasi Korelasi adalah nilai yang menunjukkan keeratan dan arah hubungan linier antara dua peubah acak (random variable). Salah satu jenis korelasi yang paling populer adalah koefisien korelasi momen-produk Pearson, yang diperoleh dengan membagi ragam peragam kedua variabel dengan perkalian simpangan bakunya. Korelasi ρX,Y antara dua peubah acak X dan Y dengan nilai yang diharapkan μX dan μY dan simpangan baku σX dan σy didefinisikan sebagai: , , = Korelasi dapat dihitung bila simpangan baku finit dan keduanya tidak sama dengan nol. Koefisien korelasi tak akan melebihi dari 1 dalam nilai absolute. Korelasi bernilai 1 jika terdapat hubungan linier yang positif, bernilai -1 jika terdapat hubungan linier yang negatif, dan antara -1 dan +1 yang menunjukkan tingkat dependensi linier antara dua variabel. Semakin dekat dengan -1 atau +1, semakin 3 Dari persamaan di atas diketahui keragaman total yang mampu diterangkan setiap komponen utama adalah proporsi antara akar ciri komponen tersebut terhadap jumlah akar ciri atau teras matriks Σ. Penyusutan dimensi asal dengan cara mengambil sejumlah kecil komponen yang mampu menerangkan bagian terbesar keragaman data. Apabila komponen utama yang diambil sebanyak q buah, dimana q < p, maka proporsi keragaman yang dapat diterangkan adalah (λ1+λ2+…+λq)/Σλi ; i=1,2,…,p sehingga nilai proporsi dari keragaman total populasi dapat diterangkan oleh komponen pertama, kedua atau sampai sejumlah q komponen utama secara bersamasama adalah semaksimal mungkin. Tidak ada ketetapan berapa besar proporsi keragaman data yang dianggap cukup mewakili keragaman total. Meskipun jumlah komponen utama berkurang dari peubah asal tetapi ini merupakan gabungan dari peubah-peubah asal sehingga informasi yang diberikan tidak berubah. (Draper, 1981) HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Dari 13 kabupaten/kota di Jadebotabek, Kota Jakarta Selatan memiliki IPM tertinggi yaitu 81,00 sedangkan IPM terendah dimiliki oleh Kepulauan Seribu yang hanya mencapai 71,00. Rata-rata IPM dari 13 kabupaten/kota di Jadebotabek sebesar 77,30. Angka harapan hidup tertinggi di miliki oleh Kota Jakarta Selatan yaitu sebesar 73,03 dan angka harapan hidup terkecil dimiliki oleh Kabupaten Tangerang yaitu sebesar 65,32. Angka melek huruf tertinggi sebesar 99,28% dimiliki oleh Kota Jakarta Pusat sedangkan yang terkecil dimiliki oleh Kabupaten Bogor yaitu sebesar 93,59%. Indeks daya beli tertinggi dimiliki oleh Kota Jakarta Selatan yaitu sebesar 0,76 dan terkecil dimiliki oleh Kepulauan Seribu yaitu sebesar 0,60. Probability Plot of y Normal - 95% CI 99 Mean StDev 95 77,30 3,451 N 13 AD 0,586 P-Value 0,102 90 80 Metode Analisis yang digunakan adalah analisis komponen utama. Hasil dari analisis ini kemudian dibandingkan dengan hasil yang telah dikeluarkan oleh BPS. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut Menghitung nilai indeks dari tiap indikator Menghitung dengan AKU Persen 70 METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya bersumber dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2008 Untuk mempermudah penulisan, maka setiap kabupaten/kota diberi kode angka 1-13 (Lampiran 1). 60 50 40 30 20 10 5 1 65 70 75 80 85 90 y Gambar 2 Eksplorasi hasil IPM Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa data IPM tidak terdapat pencilan sehingga proses pencarian rata-rata dari IPM di Jabodetabek tidak bermasalah. Analisis Komponen Utama dengan Indeks Tabel 1 Output AKU PC1 PC2 PC3 Akar ciri 2,102 0,720 0,178 Proporsi 0,701 0,240 0,059 Kumulatif 0,701 0,941 1,000 Menghitung versi BPS Bandingkan hasilnya Tarik Kesimpulan Gambar 1 Diagram alur algoritma penelitian Peubah indeks kehidupan indeks pendidikan indeks daya beli PC1 0,554 0,653 0,516 PC2 PC3 0,653 -0,517 0,043 0,756 -0,756 -0,402 Komponen utama pertama dari tiga indeks yang dianalisis menggunakan analisis komponen utama mempunyai kemampuan untuk menjelaskan sekitar 70,1% keragaman