ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ANALISA SOLUSI PERSAMAAN BEDA LINIER SKRIPSI VARIAN LUTHFAN PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ANALISA SOLUSI PERSAMAAN BEDA LINIER SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika Pada Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga Disetujui oleh Pembimbing I Pembimbing II Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. NIP. 19640103 198810 1 001 Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. NIP. 19860412 200812 2 003 ii Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI Judul Penyusun Nomor Induk Tanggal Ujian : : : : Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan 080810567 22 September 2012 Disetujui oleh: Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. NIP. 19640103 198810 1 001 Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. NIP. 19860412 200812 2 003 Mengetahui: Ketua Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Dr. Miswanto, M.Si. NIP. 19680204 199303 1 002 iii Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan milik Universitas Airlangga. iv Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisa Solusi Persamaan Beda Linier”. Materi di dalam skripsi ini bukanlah sesuatu yang baru, tetapi penulis hanya mengkaji (bedah buku) tentang solusi persamaan beda linier pada buku Difference Equations (Kelley dan Peterson, 2001), yang belum diperoleh mahasiswa S-1 Matematika. Penulis kemudian memaparkan kembali bukti dari teorema-teorema yang dikaji secara lebih detail dengan bahasa sendiri dan melengkapinya dengan contoh yang memenuhi agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Adanya contoh kasus sistem penggajian pegawai adalah bukti penerapan persamaan beda linier dalam kehidupan sehari-hari. Penulis bukanlah orang yang cukup hebat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini seorang diri. Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT, Tuhan yang telah mengaruniakan ilmu yang bermanfaat dan selalu membimbing penulis dalam setiap langkah penulis. 2. Almarhum ayah, Fatchoer Rozy, ibu tercinta, Setianing, dan adik-adikku tersayang, Edwin dan Noval, yang telah memberikan kasih sayang, semangat yang begitu besar, dukungan dan doa yang terus-menerus agar penulis dapat menyelesaikan studi S-1 dengan baik. 3. Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. selaku pembimbing I dan Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. selaku pembimbing II, yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, dan perhatian dengan baik dan penuh kesabaran, serta senantiasa memberikan nasehat dan arahan kepada penulis yang telah banyak melakukan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. v Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 4. Dr. Eridani, M.Si. dan Nenik Estuningsih, M.Si. selaku dosen dan penguji skripsi ini yang telah memberikan banyak koreksi penting dan masukan yang sangat berarti. 5. Dr. Miswanto, M.Si. selaku Kepala Departemen Matematika yang telah memberikan banyak masukan, pikiran, dan semangat. 6. Untuk Jatu Herlina yang telah setia menjadi seorang teman, sahabat, pemberi motivasi serta semangat yang tak pernah henti. Terima kasih atas segala do’a dan perhatiannya selama ini. 7. Teman-teman Matematika UNAIR angkatan 2008, Putu, Abi, Harun, Safik, Rizal, Lefko, Zuda, Adis, Annas, Yani, Andri, Bambang, Athok, Kiky, Hadi, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas setiap kritik, saran, masukan, dan motivasi yang kalian berikan kepada penulis. Semoga melalui tulisan ini, pembaca dapat memperoleh manfaat serta perlindungan dari Allah SWT, Amiin Yaa Rabbal’aalamiin. Surabaya, Juli 2012 Penulis Varian Luthfan vi Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Varian Luthfan. 2012. Analisa Solusi Persamaan Beda Linier. Skripsi ini di bawah bimbingan Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si dan Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. Departemen Matematika. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. ABSTRAK Menyelesaikan sebuah persamaan beda linier berarti menemukan semua fungsi yang jika disubstitusikan ke persamaan beda tersebut akan bernilai benar. Fungsi tersebut disebut sebagai solusi dari persamaan beda. Namun, tidak semua persamaan beda mempunyai solusi. Persamaan beda linier orde mempunyai solusi tunggal jika terdapat nilai awal yang ditentukan. Pada skripsi ini persamaan beda linier dibatasi hanya untuk persamaan beda linier dengan koefisien konstan. Beberapa metode dapat digunakan untuk menentukan solusi umum dari persamaan beda linier dengan koefisien konstan, diantaranya adalah metode akar dari persamaan karakteristik untuk persamaan beda linier homogen, metode annihilator untuk persamaan beda linier tak homogen, dan metode variasi parameter untuk persamaan beda linier homogen dan tak homogen. Dalam penerapan persamaan beda, tidak hanya solusi yang menjadi kebutuhan utama dari persamaan beda, tetapi juga perilaku dari solusi tersebut di sekitar titik kesetimbangan. Menentukan kestabilan solusi persamaan beda linier orde satu diperoleh dengan mencari titik kesetimbangan dari persamaan beda linier orde satu, kemudian menentukan solusinya dan limit dari solusi tersebut terhadap titik kesetimbangannya. Untuk persamaan beda linier orde lebih dari satu, kestabilan solusinya dilakukan dengan mencari nilai eigen, kemudian mencari jari-jari spektral, dan jika jari-jari spektralnya kurang dari satu, maka solusi persamaan beda linier orde lebih dari satu dikatakan stabil asimtotik. Adanya contoh kasus sistem penggajian pegawai adalah bukti penerapan persamaan beda linier dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Persamaan Beda Linier, Metode Akar Persamaan Karakteristik, Metode Annihilator, Metode Variasi Parameter, Kestabilan Solusi. vii Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Varian Luthfan. . Analisa Solusi Persamaan Beda Linier. This skripsi in under the guidance by Dr. Moh. Imam Utoyo, M.Si. and Cicik Alfiniyah, S.Si., M.Si. Mathematics Department of Science and Technology Faculty. Airlangga University. ABSTRACT Solving a linear difference equation means finding all the functions which, if substituted into that difference equation has true value. The function is called a solution of difference equation. But, not all difference equation has solution. The -order linear difference equation has unique solution if there are prescribed initial values. In this skripsi linear difference equation is limited for linear difference equation with constant coefficients. Several methods can be used to determine the general solution of linear difference equations with constant coefficients, including the roots of the characteristic equation method for homogeneous linear difference equations, annihilator method for nonhomogeneous linear difference equations, and variation of parameters method for homogeneous and nonhomogeneous linear difference equations. In application of difference equation, not only the solution that becomes central parts of difference equation, but also behavior of the solution around the equilibrium point. Determine the stability of solutions of first-order linear difference equation is obtained by finding the equilibrium point of first-order linear difference equation, and then define the solution and the limit of such solutions to the equilibrium point. For the higher-order linear difference equation, the stability of the solutions is done by finding the eigenvalues, then find the spectral radius and if the spectral radius less than one, then the solutions of higher-order linear difference equation is said to be asymptotically stable. Existence of employee payroll system is evidence of linear difference equations application in daily life. Keywords: Linear Difference Equation, Roots of Characteristic Equation Method, Annihilator Method, Variation of Parameters Method, Stability of Solutions. viii Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL .................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ................................. iv KATA PENGANTAR .............................................................................. v ABSTRAK ................................................................................................ vii ABSTRACT .............................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3 1.3. Tujuan ....................................................................................... 4 1.4. Manfaat ..................................................................................... 4 1.5. Batasan Masalah ........................................................................ 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6 2.1. Kalkulus Beda ........................................................................... 6 2.2. Persamaan Beda Linier ............................................................. 12 2.3. Kestabilan Solusi ....................................................................... 13 BAB III METODE PENULISAN ............................................................. 17 BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 18 4.1. Penentuan Syarat Suatu Persamaan Beda Memiliki Solusi ...... 18 4.2. Penentuan Solusi Persamaan Beda Linier ................................. 24 4.2.1. Metode Akar Persamaan Karakteristik ........................... 31 4.2.2. Metode Annihilator ......................................................... 35 4.2.3. Metode Variasi Parameter ............................................... 38 4.3. Kestabilan Solusi Persamaan Beda Linier ................................ 42 4.3.1. Kestabilan Solusi Orde Satu ............................................ 43 4.3.2. Kestabilan Solusi Orde Lebih Dari Satu ......................... 44 ix Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 4.4. Contoh Kasus Persamaan Beda Linier ...................................... 54 BAB V KESIMPULAN ............................................................................ 58 5.1. Kesimpulan ............................................................................... 58 5.2. Saran .......................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 60 x Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persamaan beda muncul sebagai gambaran alami dari fenomena perubahan yang teramati dengan variabel waktu diskrit. Penerapan teori persamaan beda berkembang pesat dalam berbagai bidang, seperti analisis numerik, teori kontrol, matematika hingga, dan ilmu komputer (Lakshmikantham dan Trigiante, 2002). Persamaan beda seringkali digunakan sebagai alternatif penyelesaian persamaan diferensial, karena tidak semua persamaan diferensial dapat diselesaikan secara analitik (Penna, 2005). Secara umum, persamaan beda dengan orde [ dengan ( ( ) dan ) ( ) dan ( ) ( ) ( ) ( ) berturut-turut ( ) [ didefinisikan sebagai ( ) ( )] ( didefinisikan sebagai ) ( ) ( )] , serta ( ) dan ( ) adalah fungsi yang belum diketahui sedangkan adalah variabel bebasnya. Dalam kasus tertentu seperti penerapannya pada bilangan Fibonacci dan masalah menara Hanoi, pada skripsi ini, nilai interval beda maka persamaan ( yang digunakan adalah . Jika fungsi ) disebut persamaan beda linier. Jika fungsi linier, tak linier, yang berarti dalam fungsi tersebut terdapat variabel yang berderajat lebih/kurang dari satu, maka persamaan ( ) disebut persamaan beda tak linier (Lakshmikantham dan Trigiante, 2002). 1 Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 2 Konsep persamaan beda linier dinilai penting untuk sejumlah alasan. Penerapan matematika dalam kehidupan seringkali menggunakan konsep persamaan beda linier, seperti pada bilangan Fibonacci dan masalah menara Hanoi (Kelley dan Peterson, 2001). Selain itu, linierisasi digunakan pada persamaan beda tak linier untuk menganalisis kestabilan dari solusinya. Oleh karena itu, persamaan beda linier merupakan salah satu bahasan yang penting. Persamaan beda linear adalah persamaan beda yang memiliki bentuk ( ) ( ) ( ) dengan definisi awal bahwa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) , maka persamaan ( ) dapat dibentuk menjadi ( ) ( Persamaan ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ) disebut juga persamaan beda linear tak homogen orde . Jika , maka persamaan ( ) adalah persamaan beda linier homogen orde (Kelley dan Peterson, 2001). Selain homogen dan tak homogen, adanya solusi persamaan beda menunjukkan persamaan tersebut adalah pernyataan yang benar. Menyelesaikan persamaan beda berarti menemukan semua fungsi yang apabila disubstitusikan ke persamaan beda akan bernilai benar. Fungsi tersebut disebut sebagai solusi dari persamaan beda. Namun, tidak semua persamaan beda mempunyai solusi, sebagai contoh, persamaan beda yang didefinisikan sebagai [ ( ) ( )] [ ( )] tidak punya solusi, sebab tidak ada fungsi bernilai real yang memenuhi persamaan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap syarat suatu persamaan beda mempunyai solusi. Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 3 Solusi persamaan beda dapat dicari dengan berbagai cara. Persamaan beda dapat diselesaikan dengan proses yang sederhana, tetapi seringkali diperlukan substitusi-substitusi tertentu pada persamaan tersebut sedemikian hingga persamaan dapat berubah menjadi suatu bentuk yang lebih sederhana. Disamping itu, dalam penerapan persamaan beda, tidak hanya solusi yang menjadi kebutuhan utama dari persamaan beda, tetapi juga perilaku dari solusi tersebut di sekitar titik kesetimbangan. Berdasarkan uraian di atas dalam penulisan ini penulis tertarik untuk membahas bagaimana syarat agar persamaan beda mempunyai solusi. Apabila persamaan tersebut mempunyai solusi, bagaimana menentukan solusi dari persamaan beda tersebut. Selain itu, penentuan perilaku dari solusi yang dihasilkan dengan/tanpa mencari solusinya juga menjadi bagian penting dari penulisan ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah syarat yang diperlukan agar suatu persamaan beda memiliki solusi? 2. Bagaimana cara menyelesaikan persamaan beda pada kasus homogen dan tak homogen? 3. Apakah syarat yang diperlukan untuk menentukan kestabilan solusi persamaan beda? Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 4 4. Bagaimana cara menentukan kestabilan solusi persamaan beda tanpa mencari solusinya terlebih dahulu? 5. Bagaimana mengkonstruksi dan menyelesaikan persamaan beda linier dalam permasalahan sehari-hari? 1.3 Tujuan Tujuan dari skripsi ini adalah: 1. Mengetahui syarat yang diperlukan agar suatu persamaan beda memiliki solusi. 2. Mengetahui cara menyelesaikan persamaan beda pada kasus homogen dan tak homogen. 3. Mengetahui syarat yang diperlukan untuk menentukan kestabilan solusi persamaan beda. 4. Mengetahui cara menentukan kestabilan solusi persamaan beda tanpa mencari solusinya terlebih dahulu. 5. Mengetahui cara mengkonstruksi dan menyelesaikan persamaan beda linier dalam permasalahan sehari-hari. 1.4 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu referensi yang terkait dengan solusi dari persamaan beda linier. 2. Menerapkan dan mengembangkan konsep persamaan beda dalam kehidupan sehari-hari. Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 1.5 5 Batasan Masalah Mengacu pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka yang dimaksud dengan persamaan beda dalam penulisan skripsi ini adalah persamaan beda linier orde Skripsi dan mempunyai solusi tunggal. Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini, akan diberikan definisi maupun teorema yang akan digunakan dalam pembahasan, diantaranya adalah kalkulus beda, yang berguna untuk mempermudah dan mengkaji syarat-syarat yang diperlukan dalam penyelesaian persamaan beda, dan persamaan beda linier, konsep yang mendukung penulisan ini, serta kestabilan solusi, yang menjadi bagian penting dalam penentuan kestabilan solusi. 2.1 Kalkulus Beda Bagian dari kalkulus beda yang digunakan dalam penulisan ini antara lain operator beda beserta sifat-sifatnya yang merupakan komponen dasar dari perhitungan yang melibatkan beda hingga, operator geser yang merupakan bentuk sederhana dari operator beda, jumlah tak tentu yang merupakan operator kebalikan dari operator beda, serta fungsi faktorial yang merupakan konsep yang mendukung dalam penyelesaian persamaan beda. Definisi (Operator Beda) Misalkan sebuah fungsi dengan variabel bilangan real atau bilangan kompleks. Sebuah operator beda , didefinisikan sebagai Sebagian besar, domain dari adalah himpunan bilangan bulat berurutan, seperti bilangan asli (Kelley dan Peterson, hal 13-14, 2001) 6 Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 7 Operator beda orde kedua ditulis sebagai [ ] [ ] [ ] [ ] Secara umum, operator beda orde ke- didefinisikan sebagai ∑ ( ) Operator dasar yang sering digunakan bersama dengan operator beda adalah operator geser. Definisi (Operator Geser) Diberikan sebuah fungsi . Operator geser didefinisikan sebagai (Kelley dan Peterson, hal 14, 2001) Dengan menerapkan operator geser dua kali akan didapatkan [ ] [ Jika diartikan sebagai operator identitas, yaitu ] maka hal ini berarti bahwa atau Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Jika sebarang bilangan asli 8 , maka operator geser memiliki bentuk umum yang didefinisikan sebagai [ ] ∑( ) Pada operator beda berlaku sifat-sifat dasar operator beda. Teorema berikut ini adalah sifat-sifat dasar dari operator beda. Teorema (Sifat Operator Beda) Misalkan konstanta, sehingga 1. 2. ( ) 3. ( ( ) 4. ( ) ( ) ) 5. 6. [ 7. [ 8. [ 9. [ 10. * untuk semua bilangan bulat positif ] . ] , dengan ] dan . konstanta. ] + . (Kelley dan Peterson, hal 15, 2001) Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 9 Bukti: 1. 2. ( ) ( ) 3. ( ) ( ) 4. ( ) 5. 6. 7. [ ] [ [ ] [ [ 8. [ 9. [ ] ] ] ] [ ] [ ] ] , . 10. * + [ Skripsi ] [ Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ] Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Definisi Jumlah tak tentu (atau anti beda) dari 10 , dinotasikan ∑ , adalah sebarang fungsi sedemikian hingga *∑ + untuk setiap dalam domain dari . (Kelley dan Peterson, hal 20, 2001) Pada jumlah tak tentu berlaku pula sifat-sifat dasar jumlah tak tentu. Teorema berikut ini adalah sifat-sifat dasar dari jumlah tak tentu. Teorema Diberikan 1. Untuk sebuah konstanta. , 2. ∑ ( 3. ∑ ( 4. ∑ ) ) 5. ∑ 6. ∑[ ] 7. ∑ ∑ 8. ∑[ 9. ∑[ ] ∑ ∑ , dengan konstanta. ∑ ] ∑ (Kelley dan Peterson, hal 22, 2001) Bukti: Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 11 1. 2. ∑ ∑* + 3. ∑ ∑[ 4. ∑ ∑[ 5. ∑ ( ∑[ ] 7. ∑ ∑ 8. ∑[ ] 9. ∑[ ) ) ( ] ( ] ) ) ] 6. ∑[ Definisi ( ∑ ∑ . ∑[ ] ∑[ ] ∑ ] ∑ (Fungsi Faktorial) Fungsi faktorial adalah fungsi yang didefinisikan sebagai yang berisi faktor. (Spiegel, hal 5-6, 1971) Nama faktorial muncul karena dalam sebuah kasus khusus saat menyebabkan , yaitu faktorial. Jika maka Untuk bilangan bulat negatif, persamaan Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier menjadi Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga kemudian untuk selain bilangan bulat, dengan 12 didefinisikan sebagai . Selain itu, dengan menggunakan operator beda ∫ untuk semua bilangan bulat , berlaku [ ] sehingga dapat dituliskan sebagai 2.2 Persamaan Beda Linier Persamaan beda linier terbentuk dari beberapa fungsi yang membentuk sebuah persamaan linier yang memiliki bentuk khusus dan dapat memiliki penyelesaian yang memenuhi persamaan tersebut. Definisi (Persamaan Beda Linier Orde Pertama) Diberikan adalah fungsi dengan dan untuk setiap . Persamaan beda linier orde pertama didefinisikan sebagai (Kelley dan Peterson, hal 43, 2001) Persamaan bernilai saat dan dikatakan orde pertama karena terdapat , seperti pada operator beda orde pertama. Jika dapat ditulis sebagai Skripsi yang hanya yang merupakan untuk setiap , maka persamaan . Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Definisi 13 (Persamaan Beda Linier) Persamaan beda linier orde adalah persamaan beda yang memiliki bentuk dengan , dan fungsi dari dan untuk setiap . (Kelley dan Peterson, hal 50, 2001) Persamaan orde . Jika disebut juga persamaan beda linier tak homogen dengan , maka persamaan homogen. Dan jika merupakan persamaan yang konstanta, maka persamaan dikatakan sebagai persamaan beda linier tak homogen berorde dapat dengan koefisien konstanta. Persamaan ini dapat juga dituliskan sebagai [ dengan 2.3 ] . Kestabilan Solusi Pengujian kestabilan solusi yang dihasilkan dari sebuah persamaan akan menentukan perilaku dari sebuah solusi. Titik kesetimbangan, matriks sekawan serta definisi nilai eigen menjadi bagian penting dalam penentuan kestabilan. Definisi (Titik Kesetimbangan) Diberikan persamaan beda orde satu [ dengan adalah fungsi dalam ] . Sebuah titik di dalam domain dari dikatakan titik kesetimbangan dari persamaan titik tetap dari , yaitu titik yang memenuhi [ jika titik tersebut adalah ] . (Elaydi, hal 9, 2005) Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Sebagai contoh, diberikan persamaan beda [ ] [ ] 14 , dengan Untuk mencari titik kesetimbangannya, dimisalkan atau . Sehingga dihasilkan titik kesetimbangan . Definisi (Matriks Sekawan) Pandang persamaan . Persamaan tersebut akan dibentuk menjadi sebuah sistem persamaan orde satu. Misalkan Dengan [ ], maka Dalam notasi vektor, sistem ini dapat dituliskan sebagai dengan Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( dengan 15 ( ) adalah matriks sekawan dari persamaan ) . (Kelley dan Peterson, hal 125-126, 2001) Teorema (Syarat Awal) Untuk setiap , persamaan dan setiap mempunyai solusi tunggal untuk , sedemikian hingga -vektor yang didefinisikan . (Kelley dan Peterson, hal 126, 2001) Bukti: Pandang persamaan dari Misalkan , akan dilakukan iterasi . Secara induksi, dapat ditentukan bahwa ∏ dengan ∏ Dari persamaan Skripsi { terbukti bahwa . Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Andaikan bebas terhadap konstanta) dan . Solusi yang memenuhi syarat awal Definisi (yaitu semua koefisien dari sistem adalah dari , adalah mempunyai solusi tak trivial dan . (Nilai Eigen dan Vektor Eigen) Misalkan sekawan yang dibentuk dari koefisien dari 16 adalah matriks pada persamaan untuk beberapa , maka . Jika dinamakan nilai eigen dinamakan vektor eigen yang bersesuaian dengan . Nilai eigen dari memenuhi persamaan karakteristik dengan adalah matriks identitas . (Kelley dan Peterson, hal 127, 2001) Definisi (Spectrum) Spectrum dari , dinotasikan , adalah himpunan nilai eigen dari . (Kelley dan Peterson, hal 127, 2001) Definisi (Jari-jari Spektral) Jari-jari spektral dari , yaitu , didefinisikan sebagai | | (Kelley dan Peterson, hal 127, 2001) Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENULISAN Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam penulisan ini adalah: 1. Mengkaji dan menunjukkan syarat-syarat yang diperlukan agar persamaan beda memiliki solusi beserta contoh. 2. Mendefinisikan persamaan beda linier dan merumuskan penyelesaian pada kasus homogen dan tak homogen. i. Mendefinisikan konsep bebas linier dan matriks casorati. ii. Mengkaji metode akar persamaan karakteristik beserta contoh. iii. Mengkaji metode annihilator beserta contoh. iv. Mengkaji metode variasi parameter beserta contoh. 3. Mengkaji dan menunjukkan syarat-syarat yang diperlukan untuk menentukan kestabilan solusi persamaan beda orde satu beserta contoh. 4. Mengkaji kestabilan solusi dari persamaan beda tanpa mencari solusi dari persamaan beda linier orde lebih dari satu beserta contoh. 5. Mengkaji contoh kasus persamaan beda linier. 17 Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini memuat pembahasan tentang analisa solusi persamaan beda linier, yaitu bagaimana syarat agar persamaan beda memiliki solusi, bagaimana menentukan solusinya, serta bagaimana menentukan kestabilan solusinya. Subbab pertama membahas syarat yang diperlukan agar suatu persamaan beda memiliki solusi. Kemudian subbab kedua membahas tentang penentuan solusi persamaan beda linier. Pada subbab ketiga membahas tentang kestabilan solusi persamaan beda. 4.1 Penentuan Syarat Suatu Persamaan Beda Memiliki Solusi Berdasarkan bentuk solusi yang dihasilkan dari suatu persamaan beda, solusi persamaan beda terdiri atas dua macam, yaitu solusi umum dan solusi khusus. Solusi khusus adalah solusi yang diperoleh dengan mensubstitusikan nilai awal yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan solusi umum adalah solusi yang didalamnya terdapat sebarang konstanta, misalkan . Pada skripsi ini, terlebih dahulu dibahas tentang syarat adanya solusi, terutama solusi khusus. Tidak semua persamaan beda memiliki solusi umum maupun khusus, sehingga pemeriksaan syarat perlu ditinjau sebelumnya untuk mengetahui adanya solusi dari persamaan beda. Menyelesaikan persamaan beda linier berarti menemukan semua fungsi yang jika disubstitusikan ke persamaan beda tersebut akan bernilai benar. Fungsi tersebut disebut sebagai solusi dari persamaan beda. Namun karena beberapa 18 Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 19 persamaan beda mempunyai banyak solusi dan terkadang tidak mempunyai solusi, sangat penting untuk mengetahui bahwa untuk persamaan beda linier, selalu dapat ditemukan paling sedikit satu solusi dan dalam kondisi tertentu, hanya satu solusi. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah kondisi saat persamaan beda memiliki nilai awal yang telah ditentukan sebelumnya (Goldberg, 1958). Sebelum membuktikan teorema ketunggalan dan eksistensi solusi khusus untuk persamaan beda linier dengan orde , pertama akan dibahas untuk kasus khusus orde dua. Persamaan beda linier orde dua mempunyai bentuk ( ) ( dengan ) ( ) ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) untuk setiap . Untuk ( ) ( ) , persamaan ( ) menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Dengan hanya mengetahui satu nilai dari ( ( ) ), atau ( ), tidak ), ( dapat digunakan untuk menemukan dua solusi lainnya. Namun jika diketahui dua nilai berurutan dari tiga solusi di atas, misalkan ( ) dan ( ). Sehingga ditemukan nilai yang lainnya, yaitu ( ( ) ( dan karena ) ( ) ( ), sehingga diperoleh ( dan ( ( ) ( ) , maka kedua ruas pada persamaan ( ( ) ), maka dapat ( ) ( ) ( ) dapat dibagi oleh ) Selanjutnya digunakan pasangan ( ) untuk menemukan ( ). Dengan ) ) , persamaan ( ) menjadi ( ) ( ) ( Skripsi ) ( ) ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ( ) ( ) ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Seperti sebelumnya, dengan pembagian oleh ) yang tunggal. Dengan nilai ( ( ) maka didapatkan ( ( ) yang telah didapatkan sebelumnya, maka ) juga akan memuat ( orde dua ( 20 ) dan ( ). Sehingga solusi dari persamaan ) memuat dua nilai ( ) dan ( ). Setiap pasangan lain dari nilai-nilai ( ) yang berurutan penggunaannya serupa dengan yang dijelaskan sebelumnya untuk menentukan sebuah solusi yang tunggal. Sehingga, jika ( ) dan ( ) ditentukan, sebagai contoh, maka dapat digunakan persamaan beda secara berturut-turut untuk mendapatkan ( ), ( ( ), ), ( ), dan ), ( ( ) begitu juga dengan ), . Eksistensi dan ketunggalan solusi khusus orde ke Teorema diberikan dalam berikut ini. Teorema Diberikan persamaan beda linier orde ( ) ( Jika ( ) ( ) ( ( ) dan ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) dan ( ) ) , maka untuk terdapat + dan sebarang bilangan * ( ( ) merupakan fungsi yang terdefinisi untuk dan untuk setiap , sebarang sebagai berikut hanya satu ( ) yang memenuhi persamaan ( ) untuk dan ( ) untuk (Kelley dan Peterson, hal 50, 2001) Bukti: Diketahui nilai awal * Skripsi +. Diketahui pula ( ) ( ( ) ) ( ), dengan ( ) dan ( ) merupakan fungsi yang Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga terdefinisi untuk 21 dan untuk setiap , . Berdasarkan ( ) ) diperoleh persamaan ( ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) ada dengan tunggal. Kemudian akan dibuktikan bahwa terdapat dengan tunggal nilai ( ) untuk dan . Pembuktian untuk untuk setiap dilakukan dengan induksi matematik, yaitu , terdapat dengan tunggal ( ). Untuk , misalkan , maka ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) Karena terdapat nilai awal ( , dan ) ( ) , ) ada dengan tunggal. maka ( Misalkan untuk , nilai dibuktikan bahwa untuk ) ada dengan tunggal. Akan ( nilainya ada. Misalkan , maka ( ) Karena terdapat nilai awal maka ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( , dan ) , ) ada dengan tunggal. Kemudian, untuk , dengan dengan bilangan bulat non negatif. Pembuktian dilakukan dengan menentukan nilai dari ( ( ). Untuk ) ( Skripsi ( ) ) ) ( , maka ( ) ( ) ( ) ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Karena terdapat nilai awal ( 22 , dan ) ) ada dengan tunggal. Untuk ( ( ( ) ) , maka , maka ( ) Karena terdapat nilai awal ( ) ( ) ( ) ( ( ) , dan ) ( ) , maka ) ada dengan tunggal. ( Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan dengan tunggal untuk ( ), yaitu ( ) ( ) ( ) Karena terdapat nilai awal ( ) ( ) ( ( ) , dan ) ( ) , maka ( ) ada dengan tunggal. Dengan demikian, penyelesaian ( ) saat dapat ditentukan. Contoh Diberikan persamaan beda ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dengan Misalkan , dengan ( Berdasarkan persamaan ( ( ) ( ) ( Penyelesaian untuk nilai dari ( yaitu dan ( Skripsi ) ( ( ) dan ) ( untuk ) ) diperoleh ( ) dilakukan dengan iterasi, yaitu untuk mendapatkan ) dan seterusnya, serta akan dibuktikan nilai untuk ) ( ) ( ). Untuk , dengan ( ) ) ada dengan tunggal, diperoleh nilai Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) ( ) ( ) ( ) 23 ( ada dengan tunggal. Kemudian untuk )( , dengan ( ) ) dan ( ) ada dengan tunggal, diperoleh nilai ( ) ( ) ( ) ( ),( )( ( ) ) ada dengan tunggal. Untuk nilai ( - ( ) ( ) diperoleh dengan tunggal ) menggunakan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya nilai untuk , yaitu ada dengan tunggal. Saat dan , akan dibuktikan , dengan ( ) dan ( ) ada dengan tunggal, diperoleh nilai ( ( ) ) ada dengan tunggal. Saat ( ) ( , dengan ( ) ) dan ( ) ada dengan tunggal, diperoleh nilai ( ) ( ) ( ada dengan tunggal. Saat ) ( , dengan ) ( )( ) dan ( ( ) ) ada dengan tunggal, diperoleh nilai ( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ),( ) )( ) - ada dengan tunggal. Dengan demikian, nilai ( ) untuk setiap ada dan tunggal. Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 4.2 24 Penentuan Solusi Persamaan Beda Linier Sebelumnya, pada subbab pertama telah dibahas syarat suatu persamaan beda memiliki solusi yang tunggal. Kemudian dari hasil yang didapatkan akan digunakan untuk menentukan solusinya. Namun, pola/formula solusi khususnya tidak dapat ditentukan melalui Teorema . Oleh karena itu, diperlukan metode khusus untuk menentukan solusi umum dari persamaan beda tersebut. Beberapa metode dapat digunakan untuk menentukan solusi umum dari persamaan ( ), diantaranya adalah metode akar dari persamaan karakteristik, metode annihilator, serta metode variasi parameter. Sebelum membahas masing-masing metode dalam menentukan solusi, terlebih dahulu dikaji beberapa definisi dan teorema yang digunakan untuk menunjang metode-metode tersebut. Misalkan persamaan beda linier homogen orde didefinisikan sebagai berikut. ( ) ( Teorema a. Jika ) ( ) ( ) ( c. Jika ( ) (Sifat Dasar Solusi) ( ) dan ( ) solusi dari persamaan ( juga solusi dengan sebarang konstanta b. Jika ( ) ( ) ( ) solusi dari persamaan ( ), maka ( ) ( ) dan ), maka ( ) dan . ) dan ( ) solusi dari persamaan ( ) solusi dari persamaan ( ( ) solusi dari persamaan ( solusi dari persamaan ( ( ) ). ), maka ( ) ( ) ). (Kelley dan Peterson, hal 51, 2001) Bukti: Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga a. Misalkan ( ) dan 25 ( ) solusi dari persamaan ( ), yaitu memenuhi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dan Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh ( ), ( ) ( )- ( ), ( ) ( ( ), ( ) ) ( ) ( ( ) ( ) Hal ini berarti bahwa sebarang konstanta b. ( Misalkan ( )- ) ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ) , ( ( ( ) ( ) ) ( )- ( ) , ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )- ( ) juga solusi dari persamaan ( ( ) ( )- ) dengan dan ( ) dan ( ) berturut-turut solusi dari persamaan ( ) dan ), yaitu memenuhi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ), ( ) ( )- ( ), ( ( ), ( ) ( ) ( 26 ) ( )- ( )) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) solusi dari persamaan ( Hal ini berarti bahwa ( ) c. Misalkan ( ) dan ( ) solusi dari persamaan ( ). ), yaitu memenuhi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dan Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh ( ), ( ) ( )- ( ), ( ( ), ( ) ( ) ( ) ( )- ( )) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) , ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( )- Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) Hal ini berarti bahwa Akibat 27 ( ) ( ) ( ) solusi dari persamaan ( Jika ( ) adalah solusi dari persamaan ( ( ) dari persamaan ( ). ), maka setiap solusi ) membentuk ( ) ( ) ( ) dengan ( ) merupakan beberapa solusi dari persamaan ( ). (Kelley dan Peterson, hal 51, 2001) Bukti: Misalkan ( ) dan ( ) berturut-turut adalah solusi dari persamaan ( dan ( ) ), yaitu memenuhi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Berdasarkan dua persamaan tersebut, diperoleh ( ) ( ) ( ) ( ) ( ), ( ) ( ) ( ) ( )- ( ( ) ( ) ( ), ( )- ) ( ), ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( )- ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ) Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) 28 ( ) Hal ini berarti bahwa ( ) ( ) solusi dari persamaan ( ( ) Berdasarkan Akibat ). permasalahan untuk menemukan semua solusi ) dapat disederhanakan menjadi dua masalah. dari persamaan ( a. Menemukan semua solusi dari persamaan ( b. Menemukan sebuah solusi dari persamaan ( ). ). Definisi-definisi berikut ini dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah pertama. Definisi (Bergantung Linier) Himpunan fungsi { bergantung linier pada himpunan ( )} disebut ( ) jika terdapat konstanta tidak semuanya nol, sedemikian hingga ( ) untuk ( ) ( ) ( ) Jika tidak, maka himpunan tersebut bebas linier. (Kelley dan Peterson, hal 51, 2001) Kemudian didefinisikan sebuah matriks yang sangat berguna dalam persamaan linier. Definisi (Matriks Casorati) Matriks casorati didefinisikan sebagai ( ) ( ) ( ( ( dengan ( ) ) ( ( ) ) ) ( ( ) ) ) ) adalah fungsi yang telah diberikan. Determinan dari ( ) ( ( ) ( ) dinamakan casoratian. Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 29 (Kelley dan Peterson, hal 52, 2001) Teorema Diketahui ( ) solusi dari persamaan ( ( ) Himpunan { ( )} bergantung linier untuk ( ) jika dan hanya jika ) untuk untuk beberapa . ( ) (Kelley dan Peterson, hal 52, 2001) Bukti: Misalkan ( ) bergantung linier. Maka terdapat konstanta ( ) , tidak semua nol, sedemikian hingga ( ) ( ( ) ) ( ( untuk ( ) ( ) ) ( ) ) ( ) Karena sistem persamaan beda linier homogen ini mempunyai suatu solusi nontrivial , determinan dari matriks koefisien ( ) adalah nol untuk Sebaliknya, misalkan diambil sebarang , ( ) Teorema dan ( ) , maka ( ( Karena ( ) ) ( ( ( ) ) ( )( ) ) ( ( ( ) ) ) maka ( ) Skripsi ), sehingga berlaku ( ) ) ) ( ) Berdasarkan ( ). ( ) adalah solusi dari persamaan ( ( ) ( ( ) +, dengan * ( ) ( Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Berdasarkan Teorema terdapat konstanta , maka 30 untuk setiap ( ) . Akibatnya , tidak semua nol, sedemikian hingga himpunan + bergantung linier. * Pentingnya himpunan solusi yang bebas linier dari persamaan ( ) adalah konsekuensi dari teorema berikutnya. Teorema Misalkan ( ) adalah solusi dari persamaan ( ( ) + bebas linier, maka setiap solusi * ). Jika ( ) dari persamaan ( ) dapat dituliskan dalam bentuk ( ) ( ) ( ) dengan beberapa konstanta ( ) ( ) . (Kelley dan Peterson, hal 53, 2001) Bukti: Misalkan solusi dari persamaan ( bebas linier. Berdasarkan Teorema Akibatnya, , diperoleh untuk ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) untuk semua . ( ) tunggal. Berdasarkan Teorema ( ) ( ) mempunyai solusi tunggal ( ) ) ( ) ( ( . Karena ) ) tunggal, maka ( ) , solusi dari persamaan ( ditentukan oleh nilai-nilai pada Skripsi + Sehingga sistem dari persamaan ( ) ( ) dan * ) secara tunggal , sehingga didapatkan ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 31 untuk setiap . Metode Akar Persamaan Karakteristik 4.2.1 Metode akar persamaan karakteristik digunakan untuk menyelesaikan persamaan beda linier homogen dengan koefisien konstan. Karena dapat digunakan untuk membagi kedua ruas dari persamaan ( menuliskan kembali persamaan ( ( dengan ) ) dengan dan ) menjadi ( ) konstanta dan Definisi , maka ( ) ( ) . (Akar Persamaan Karakteristik) a. Polinomial dinamakan polinomial karakteristik dari persamaan ( ). b. Persamaan adalah persamaan karakteristik dari persamaan ( c. Solusi ). dari persamaan karakteristik adalah akar-akar karakteristik. d. Solusi ( mempunyai kelipatan , dengan , jika terdapat faktor pada persamaan karakteristik dari persamaan ( ) ). (Kelley dan Peterson, hal 54, 2001) Contoh ( Diberikan persamaan beda orde tiga ) ( ) ( ) ( ) Pertama akan dibentuk menjadi persamaan ( ( ) ) dan diubah menjadi bentuk operator geser, sehingga Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 32 * ( ) ( *( ( ) ( ) Persamaan karakteristiknya adalah *( ( dengan dan ( ) √ . Fungsi ke persamaan ( ( ), yaitu untuk ) ( ) ( dan untuk /, . ( ) ) ( ) * ( * ( * ( * * ( ) ( ) (√ ) (√ )( memenuhi persamaan ( ) ) sebab jika disubstitusikan / , maka . ( ( √ ) , dan ( ) ( √ ) , maka ( ) ( ( ) * ( ( ) ( ( ) (√ ) (√ ) √ ( √ ) √ )( √ ) ( (√ ) ) √ ). Kemudian untuk ( Skripsi ( ) √ ) adalah solusi dari persamaan ( ( ( ) ( ) ( √ ) , maka ( ) √ ) ( √ Analisa Solusi Persamaan Beda Linier √ ) ( √ ) ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga juga memenuhi persamaan ( ). Karena ( * (√ ) ( * (√ ) ( √ ) (( * (√ ) ( √ ) ( ) ( 33 * (√ )( ( √ ) ) (√ ) √ ) ( √ ) ( ( * (√ )( √ ) ( √ ( * (√ )( √ ) ( berdasarkan Teorema , * ( ) ( ) Diketahui bahwa | | dengan Teorema ( * ) ) ) adalah ( ) ) ( * (√ ) ( √ ) ), dengan | |( dan √ . dan / √ . / sebarang konstanta. Jika persamaan ( dengan kelipatan Skripsi √ √ . Maka ( ) dapat dituliskan sebagai √ ( ) ( √ √ + bebas linier, sehingga berdasarkan Teorema solusi umum dari persamaan ( ( ) ) ) mempunyai akar karakteristik yang berurutan, maka persamaan ( Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga mempunyai himpunan 34 solusi yang bebas linier * +. (Kelley dan Peterson, hal 55, 2001) Bukti: Persamaan ( ) dapat dituliskan dalam bentuk operator geser ( ) ( ) atau ( dengan ) ( ) ( ) ( dan orde dari faktornya diabaikan. Karena ) , maka setiap akar karakteristiknya tidak nol. Misalkan didefinisikan ( ) Setiap solusi dari persamaan ( ( ( ) ) juga merupakan solusi dari persamaan ). Jika , maka persamaan ( mempunyai solusi ( ) solusi dari persamaan ( ( ) ( ) ) menjadi . Jika ( , misalkan ( ) ) ( ), yang ( ) merupakan ), maka ∑. /( ) ∑. /( ) ∑. /( ( Skripsi ( ) ) ( ) ( ) ) ( ) ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 35 ( ) Misalkan ( ) , akan dibuktikan bahwa tidak ada fungsi yang memenuhi ( ) . Jika , kecuali dan ( ). Misalkan ,( Akibatnya persamaan ( berdasarkan definisi ) ) ( - ( ) mempunyai dan solusi + bebas linier. Dengan menerapkan pada setiap faktor dari persamaan ( 4.2.2 ) )- , diperoleh himpunan solusi * solusi dari persamaan ( dengan , maka diperoleh ( ) , ( ( ) ), didapatkan ) yang bebas linier. Metode Annihilator Pada subbab 4.2.1, metode akar persamaan karakteristik digunakan untuk memperoleh solusi dari persamaan ( ) yang homogen dengan koefisien konstan. Pada subbab ini, akan dibahas metode untuk memperoleh solusi dari persamaan ( ) yang tak homogen dengan koefisien konstan. Didefinisikan persamaan beda orde ( dengan koefisien konstan ) ( ) ( ) ( ) ( ) Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan metode annihilator jika ( ) adalah sebuah solusi persamaan beda homogen dengan koefisien konstan. Teorema (Metode Annihilator) Jika ( ) solusi dari persamaan ( ), yaitu, ( Skripsi ) ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 36 dan ( ) yang memenuhi ( ) ( ) maka ( ) memenuhi ( )( ) ( ) ( ) (Kelley dan Peterson, hal 57, 2001) Bukti: Misalkan ( ) solusi dari persamaan ( ). Persamaan ( ) dapat dituliskan dalam bentuk operator geser ( ) ( ) ( ) Pembuktian dilakukan dengan menerapkan operator geser pada kedua ruas kepada persamaan ( ) yang telah diubah menjadi operator geser. Sehingga, ( )( ) ( ) ( ) ( ) Karena ( ( ). Contoh ( Diberikan persamaan beda orde tiga ) ( Persamaan ( ) ( ) ( ) ) * ( ) ( Karena ( ) dapat dituliskan dalam bentuk operator geser, ( Skripsi , maka memenuhi persamaan ) ( ) * ( ) ( ) memenuhi persamaan homogen Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( )( ) ( ) ( maka berdasarkan Teorema ( ( dan Teorema ( (Disini ( ) ) ( 37 * ( ) ( ) ) , ( ) memenuhi ) ( ) ) adalah annihilator, yang mengeliminasi fungsi tak nol pada ruas kanan dari persamaan.) Berdasarkan definisi , diperoleh ( ) ( * ( * ( Langkah selanjutnya adalah mensubstitusikan persamaan persamaan ( . / ) ( ) di atas ke ) untuk menentukan koefisiennya. Diketahui bahwa ) memenuhi bagian homogen dari persamaan ( ( cukup dengan mensubstitusikan ( ) ( ) ( ), sehingga ke persamaan ( ( . / ), yaitu ) ) ( ) ( ) Kemudian diperoleh sehingga Skripsi dan . Oleh karena itu, Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) ( * adalah solusi dari persamaan ( 4.2.3 38 ( * ( ) ). Metode Variasi Parameter Metode variasi parameter adalah metode umum yang digunakan untuk menentukan solusi dari persamaan ( persamaan ( Teorema ) dengan mengetahui semua solusi dari ) terlebih dahulu. (Metode Variasi Parameter) Jika * solusi yang bebas linier dari persamaan ( ( ) ( ) ( )+ himpunan ), maka ( ) adalah solusi dari persamaan ( ( ) ( ) ( ) ), dengan yang memenuhi sistem persamaan dari matriks ( ) ( )[ ( ) ] ( ) [ ( )] (Kelley dan Peterson, hal 61, 2001) Bukti: Misalkan * persamaan ( ( )+ himpunan solusi yang bebas linier dari ( ) ). Pada subbab 4.2 telah dijelaskan bahwa setelah menemukan semua solusi dari persamaan ( ( ). Misalkan ( ) memiliki bentuk, ( ) dengan untuk Skripsi ), akan dicari solusi yang memenuhi persamaan ( ) ( ) ( ) ( ) yang akan ditentukan. Pembuktian dilakukan dengan iterasi . Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 39 ) ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ) Kemudian dieliminasi kondisi yang memiliki ( ) ( ) ( ) ( ) dari ekspresi ( ) sedemikian hingga terakhir dengan memilih ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Kemudian dilakukan iterasi menggunakan persamaan yang telah diketahui sebelumnya. Untuk iterasi kedua, akan digunakan ( ) ( ( ) ) ( ) ( ( ) ) ( ( ( ) ( ) ( ) ). ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ( ) ) ( ) ( ) ) Sama seperti sebelumnya, akan dieliminasi beberapa ekspresi terakhir, yaitu ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Untuk iterasi ketiga diperoleh ( ) ( ( ) ) ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ) ( ) ( ) ) Sama seperti sebelumnya, akan dieliminasi beberapa ekspresi terakhir, yaitu ( ) ( ) ( ) Kemudian akan dibuktikan untuk ( Skripsi ) ( ) ( ) ( ) ( ) , yaitu ( Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ) ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) ( ) ( ) ( ) 40 ( ( ) ( ), kondisi ( ) ( ( ) ( ) ( ), ( ) ( ) ( ( ) ( ), ( ) ( ), ( ) ( Karena ( ) ( ( ( )- ) ( ) ( ) ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )- ( ), ( ) ( ) ( ) ( )- ( ), ( ) ( ) ( ) ( )- ( ) ( ) ( ) memenuhi persamaan ( ( )- ( )- ( ), ( ), ) yang ( ) untuk mendapatkan ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) ) ( ), ( ) ) ) ) dan mengumpulkan kondisi yang meliputi ( ), hingga kondisi yang meliputi ) ( ) Sekarang akan disubstitusikan ekspresi-ekspresi ( ) ( telah ditentukan ke persamaan ( ( ) ( )- ( )- ), selain ekspresi terakhir akan bernilai nol. Sehingga diperoleh ( ) ( ) ( ) ( ( ), Karena ( ) ( ) ( ) Skripsi ( ( ) ) ( ( ) ( ) ) ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ) ( ) ( ) )( ), maka ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Singkatnya, ( ) ) jika ( ( ) ( ) hingga ( ( ) ( ) 41 ( ) adalah solusi dari Persamaan ( ) memenuhi persamaan linier ( ( ) ). Untuk mendapatkan maka persamaan linier ( ( ) ) ( ) yang tunggal, ( ) ) hingga ( )( )( ) dibentuk menjadi sistem persamaan linier ( ) ( Sehingga ( ( ) )[ ( ) ] ( ) [ ( )] ( ) memiliki solusi yang tunggal karena matriks ( ) ) memiliki determinan tak nol berdasarkan Teorema Contoh . Diberikan persamaan beda orde dua tak homogen ( ) ( ) ( ) ( Dua solusi yang diperoleh dari bentuk homogen dari persamaan ( dan ) . Persamaan ( ( ) ) adalah ) harus memenuhi sistem persamaan dari matriks ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dengan solusi ( ) ( * ( ) ( * Kemudian ( ) Skripsi ∑ ( * ∑ ( * Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga * ( ( ) )( * *( * *( ( *( * ( * ∑ ( * * ( *( )( * ∑( ( * *( * *( ( *( * ( ( )( ) + )( *( )( * + ∑ ( * ∑( ( 42 *( *( *( * + *( *+ * Secara keseluruhan, ( ) ( ) * ( *( * ( * * ( ( 4.3 * *( + * ( ( * ( ) * +( ) ( ) Kestabilan Solusi Persamaan Beda Linier Setelah mengetahui bagaimana menentukan solusi dari persamaan beda, pada subbab ini akan dibahas kestabilan solusi persamaan beda linier. Dalam Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 43 pembahasannya akan memanfaatkan definisi titik kesetimbangan, matriks sekawan serta definisi nilai eigen yang telah dibahas pada subbab . Dalam penerapan persamaan beda, tidak hanya solusi yang menjadi kebutuhan utama dari persamaan beda, tetapi juga perilaku dari solusi tersebut di sekitar titik kesetimbangan. Solusi yang berada di sekitar titik kesetimbangan menunjukkan bahwa solusi tersebut tidak berubah-ubah seiring dengan waktu yang lama. Dalam aplikasinya, baik ilmu ekonomi maupun yang lain, perilaku dari solusi sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi pada waktu yang akan datang. 4.3.1 Kestabilan Solusi Orde Satu Untuk menentukan kestabilan solusi orde satu, digunakan definisi titik kesetimbangan pada subbab Definisi dan definisi kestabilan berikut ini. (Kestabilan Solusi Orde Satu) a. Titik kesetimbangan ( ) stabil jika diberikan sedemikian hingga | ( ) ( )| b. Titik | ( ) ( )| terdapat yang mengakibatkan | ( ) . Jika tidak, maka dikatakan tidak stabil. ( ) dikatakan stabil asimtotik jika terdapat ( )| yang mengakibatkan sedemikian hingga ( ) ( ). (Elaydi, hal 11, 2005) Menentukan kestabilan orde satu dilakukan dengan mencari titik kesetimbangan dari persamaan beda orde satu dan memeriksa kestabilannya, apakah stabil atau tidak, dengan definisi yang telah diberikan. Contoh Skripsi Diberikan persamaan beda orde satu Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) dengan ( ) terdefinisi untuk 44 ( ) ( ) Dengan menggunakan definisi jumlah tak tentu, solusi dari persamaan ( ) adalah ( ) ∑ () Untuk menentukan kestabilannya, maka akan ditunjukkan bahwa ( ) ada. Oleh karena, ( ) dan agar [∑ ( )] ( ) ada maka deret ∑ ∑ () ( ) harus konvergen. Dengan demikian harus diberikan syarat awal bahwa deret ∑ solusi dari persamaan ( 4.3.2 ( ) harus konvergen agar ) stabil. Kestabilan Solusi Orde Lebih Satu Untuk kestabilan solusi dengan orde lebih dari satu, digunakan definisi matriks sekawan, nilai eigen dan vektor eigen, serta jari-jari spektral yang terdapat pada subbab . Selain itu juga digunakan teorema kestabilan orde lebih dari satu berikut ini. Teorema ( (Kestabilan Solusi Orde Lebih Dari Satu) Pandang persamaan ). Jika ( ) sebuah matriks dengan ( ) maka memenuhi . Hal ini menyebabkan solusi dari persamaan tersebut stabil asimtotik. (Kelley dan Peterson, hal 134, 2001) Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 45 Bukti: Pertama, akan dilakukan substitusi nilai ( pada persamaan ). ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Misalkan /, maka . | | | | ( ) ( ) Misalkan dan ( ) √, ( )- ( ) adalah eigen dari A dan adalah vektor eigen dari A. Maka ( ) ( ( * dan ( * *. Kemudian akan dicari invers dari . ( * ( Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Dengan / adalah baris ke-1 dari . / adalah baris ke-2 dari . Diketahui ( ) . . ∑ ( *( * ( Misalkan *( * dan ( [ ( [( [( [( Skripsi dan . Karena banyaknya nilai eigen dari ∑ adalah 2, maka nilai ( ) 46 *( *( *( ( ), maka ( ) ( ) ( ) * ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ) *( ( * * ( ( ( ( ) *( *( ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) )] ( ) ( ) ( ) ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier * *] *] )] Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( * ( [ ( *( ( ) ( ) ( ) ( ))] * ( [ ( ( ) ( ) ( ) ( ))] * *( ( [ ( * ( * ( ) ( ) ( ) ( ))] 47 ( ) Kemudian akan ditentukan apakah ( ) Karena | | | ( )| | |∑ | ∑| | |∑ maka ( ) . | |∑ ( ) | |∑ | | . Adapun langkah yang harus dilakukan yaitu membentuk persamaan beda linier menjadi sistem persamaan beda linier terlebih dahulu dan mencari nilai eigen dari sistem persamaan beda tersebut. Selanjutnya diperiksa apakah nilai Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 48 eigennya memenuhi definisi jari-jari spektral. Setelah itu, berdasarkan Teorema yang menjelaskan bahwa jika jari-jari spektral kurang dari satu, maka solusi dari persamaan beda tersebut stabil asimtotik. Contoh Diberikan persamaan beda orde tiga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Dari persamaan tersebut dapat dibentuk menjadi sistem persamaan beda sebagai berikut, misalkan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dan Akibatnya, ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) sehingga, Dari persamaan ( ( ( ( ( dengan ) )) ) ( ) ( ) ) dan ( ),( ( ) ) diperoleh ( ) ( ) ( ( ) ( ) ( ( ) ) dan ( ) ( ) ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ( )) ( ) ). Sehingga dapat dituliskan ( menjadi ( Skripsi ) ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 49 Nilai eigen λ adalah nilai yang bersesuaian dengan matriks . Dengan kata lain, nilai eigen dari diperoleh jika terdapat vektor tak nol ( ) ( ) ( ( )) ( ) ( ) ( ) ( ( )) ( ) ( ) Jika ( ) ( ( ) ) dengan ( ) ( ) ( ) ), maka ( ( ) ) ( ( )) ( ) ( ( ) ( ( )) ( ) Matriks di atas dapat ditulis dalam bentuk sistem persamaan beda sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) ( ) { ( ) ( ) ( ) ( ) atau ( ) ( ) { ( ) ( ) ( ) ( ) * ( ) ( Dengan substitusi didapat [ Skripsi ( )] ( ) ( ) ( ) ( ) [ ( )] ( Analisa Solusi Persamaan Beda Linier * ( ) Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 50 * ( ) ( Berdasarkan definisi nilai eigen yang menyatakan bahwa vektor maka nilai ( ) , sehingga . / ( ) tak nol, . Sehingga didapat ( Misalkan ( ) dan *| | adalah akar dari persamaaan ( * ) ). Diketahui bahwa jika , maka solusi dari persamaan beda ( ++ ) stabil asimtotik. Dalam hal ini, penentuan nilai ( ) terbagi dalam dua kasus,yaitu a. Nilai eigen , yang di dalamnya terdapat nilai yang sama atau semua berbeda. Jika memenuhi ( ) | | maka syarat yang diperlukan agar adalah | | ( ) atau . Jika | |, maka syarat yang diperlukan adalah | | Dengan cara yang sama, jika ( ) adalah | | atau b. Nilai eigen | |, maka syarat yang diperlukan . Jika ( ) dengan | | √ . Diketahui | | maka syarat yang diperlukan adalah √ atau | | maka syarat yang diperlukan adalah √ . Dengan cara yang sama, jika ( ) diperlukan adalah √ Skripsi . , yang didalamnya juga terdapat nilai yang sama agar memenuhi ( ) ( ) atau . atau berbeda. Misalkan √ ( ) atau Analisa Solusi Persamaan Beda Linier . Jika atau | |, maka syarat yang . Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Dengan demikian, agar solusi persamaan ( 51 ) stabil asimtotik, maka syarat yang diperlukan adalah dan Contoh . Diberikan sistem persamaan beda linier tak homogen ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( Sebelum menentukan kestabilan solusi dari sistem persamaan ( dahulu akan diselesaikan secara homogen. Misalkan ) ), terlebih , maka sistem tersebut menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Kemudian akan dibentuk sebuah matriks yang didefinisikan sebagai ( dengan ( ) . ( ( ) / ) ) ( ) dicari nilai eigen dari . Jika . /( ( dan . /. Selanjutnya akan /, maka ( ) ) ( ) ( ) ( ) { { ( ) / ( ) . . ( ) ( ( ) ) ( ) () () ( ) ( ) ) ( ) ( ) ( ( ) ) ( ) Dengan substitusi, didapat ( ) Skripsi ( ) ( ) Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga [ ( [ Karena ( ) Jika ( ) , maka 0 ( ( ) ) ( ) )] ( ) ( )1 . Sehingga diperoleh √( ) ( ) ) √( | ( ( ( )] ) 52 ( ) ) |, maka syarat yang dipenuhi agar solusi yang dihasilkan stabil asimtotik adalah √( | Sedangkan untuk ( ) ) ) ( ) √( ) ( ) ) √( | ) | √( √( | ( ( ) ) |, syaratnya adalah ( ) | √( ) ( ) √( ) ( ) Dengan demikian, agar solusi sistem persamaan ( maka syarat √( √( Skripsi ) ( yang ) ( ) diperlukan ) ) stabil asimtotik, adalah dan . Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 53 Selanjutnya, untuk sistem persamaan beda linier tak homogen, tahap pengerjaannya adalah menghomogenkan terlebih dahulu kemudian menentukan kestabilan menggunakan cara yang telah dijelaskan sebelumnya. ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Sehingga menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) Kemudian dicari solusinya menggunakan metode cramer. ( ) ( ) | | | | | | | | Misalkan ( ) ( ) ( * ( ) ( ) ( * ( ) ( ) ( * ( ) ( ) ( * dan maka, Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 54 [ ( ) ( *] [ ( ) ( *] [ ( ) ( *] [ ( ) ( *] dan Kemudian disederhanakan menjadi ( ) ( ) ( * ( * ( ) ( ) ( * ( * dan Setelah itu menggunakan cara yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian, solusi sistem persamaan ( ) dapat ditentukan kestabilan asimtotiknya. Solusi dikatakan stabil atau tidak stabil menunjukkan bagaimana solusi di sekitar titik kesetimbangan. Sehingga setelah solusi dikatakan stabil atau tidak stabil, secara tidak langsung, solusi yang dihasilkan dapat diprediksi apakah berada di sekitar atau menjauhi titik kesetimbangan pada waktu yang akan datang. 4.4 Contoh Kasus Persamaan Beda Linier Saat ini, banyak perusahaan yang kurang transparan terhadap pegawainya dalam hal pemberian gaji bulanan. Walaupun ada yang acuh tak acuh terhadap jumlah gaji yang mereka terima, namun tidak sedikit yang ingin mengetahui rincian dari gaji yang mereka peroleh. Beberapa hal yang menjadi poin penting dalam menentukan jumlah gaji yang diterima yaitu gaji pokok yang sesuai dengan Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 55 jabatan mereka, tunjangan untuk keluarga, serta upah tambahan yang berasal dari kerja lembur. Berdasarkan ketentuan tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur diatur dalam Undang –Undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 78 ayat (2), (4), pasal 85 dan lebih lengkapnya diatur dalam kepmenakertrans no.102/MEN/VI/2004 mengenai waktu dan upah kerja lembur, diasumsikan seorang pegawai mempunyai sistem penggajian bulanan ( ) berdasarkan gaji pokok, upah kerja lembur, serta tunjangan keluarga, yang dapat ditulis sebagai ( ) dengan ( ) diukur dalam bulan dan ( ) ( ) dalam rupiah. Sedangkan dan didefinisikan sebagai ( ) Gaji pokok, ( ) Upah kerja lembur, ( ) Tunjangan keluarga. Asumsi yang sesuai dengan model di atas adalah sebagai berikut a. Gaji pokok ( ) sebanding dengan gaji yang diterima bulan lalu ( saat bulan sebelumnya, sehingga ( ) dengan ) ( ) adalah prosentase gaji pokok yang diterima. b. Upah lembur ( ) sebanding dengan lama waktu lembur yang dikerjakan dan gaji yang diterima bulan lalu, sehingga ( ) dengan Skripsi ( ) adalah lama waktu lembur dalam jam. Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 56 c. Tunjangan keluarga ( ) sebanding dengan gaji yang diterima bulan lalu, sehingga ( ) dengan ( ) adalah prosentase tunjangan yang diterima. Dari asumsi yang telah dijelaskan, dihasilkan persamaan beda linier orde satu ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) * ( ) ( Untuk mendapatkan solusi dari persamaan ( ( ) ), metode yang digunakan adalah metode akar persamaan karakteristik yang telah dijelaskan pada subbab Persamaan ( . ) diubah dalam bentuk operator geser menjadi [ ( *] ( ) Persamaan karakteristik dari persamaan di atas adalah ( * sehingga ( * adalah akar persamaan karakteristik dari persamaan ( . persamaan ( Skripsi / adalah solusi dari persamaan ( ). Fungsi ( ) ), sebab jika disubstitusikan ke ), yaitu Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ( ) ( * ( ( ) berdasarkan Teorema ( ) Skripsi ( *( * ). Karena ( * , * + bebas linier, sehingga berdasarkan Teorema solusi umum dari persamaan ( dengan ( ) * maka memenuhi persamaan ( 57 ) adalah ( ) ( * sebarang konstanta. Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada Bab IV diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Persamaan beda linier mempunyai solusi khusus jika memenuhi persamaan beda linier dengan nilai awal yang telah ditentukan. 2. Penyelesaian persamaan beda linier dengan koefisien konstan dapat dilakukan dengan tiga metode. Metode pertama adalah metode akar persamaan karakteristik yang digunakan untuk persamaan beda linier homogen. Metode kedua adalah metode annihilator untuk persamaan beda linier tak homogen. Metode ketiga adalah metode variasi parameter sebagai metode untuk menyelesaikan bentuk umum persamaan beda linier. 3. Solusi persamaan beda linier dikatakan stabil jika limit tak hingga dari solusinya ada. Sedangkan solusi dikatakan stabil asimtotik jika limit tak hingga dari solusinya menuju ke titik kesetimbangannya. 4. Menentukan kestabilan solusi persamaan beda linier orde lebih dari satu dapat dilakukan tanpa mencari solusinya terlebih dahulu, yaitu dengan mengubah persamaan beda linier tersebut menjadi sebuah sistem persamaan beda linier. Kemudian mencari nilai eigen dari sistem persamaan beda tersebut dan memeriksa jari-jari spektralnya. Jika jari-jari spektralnya kurang dari satu, maka solusi dari persamaan beda tersebut stabil asimtotik. 58 Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 5. 59 Berdasarkan asumsi gaji pokok, upah kerja lembur, serta tunjangan keluarga, model sistem penggajian pegawai adalah ( ) ) ( ) ( Solusi persamaan beda linier tersebut adalah ( ) dengan ( ) adalah prosentase gaji pokok yang diterima, lama waktu lembur dalam jam, dan adalah adalah prosentase tunjangan yang diterima. 5.2 Saran Mengingat bahwa pada skripsi ini, persamaan beda linier yang dibahas adalah persamaan beda linier dengan koefisien konstan, penulis menyarankan mengembangkan pembahasan untuk metode penyelesaian persamaan beda linier homogen dan tak homogen dengan koefisien variabel. Selain itu, tidak menutup kemungkinan untuk menindak-lanjuti analisa kestabilan untuk persamaan beda tak linier beserta penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR PUSTAKA 1. Elaydi, Saber., 2005, An Introduction to Difference Equations, Springer Science+Business Media, Inc., USA hal 9-11 2. Goldberg, Samuel., 1958, Introduction to Difference Equations, John Wiley & Sons, Inc., USA hal 60 3. Kelley, Walter G. dan Peterson, Allan C., 2001, Difference Equations, Academic Press, San Diego hal 13-15, 20-22, 43, 50-61, 125-127, 134 4. Kwakernaak, Huibert. dan Sivan, Raphael., 1972, Linear Optimal Control Systems, John Wiley & Sons, Inc., USA 5. Lakshmikantham, V. dan Trigiante, Donato., 2002, Theory of Difference Equations:Numerical Methods and Applications, Marcel Dekker,Inc., USA hal iii, 36 6. Penna, Michael., 2005, Differential vs. Difference Equations, Brooks/Cole:A division of Thomson Learning, Inc., Indianapolis hal 1 7. Spiegel, Murray R. Ph.D., 1971, Calculus of Finite Differences and Difference Equations, McGraw-Hill, Inc., USA hal 5-6 8. http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/upah-kerja. tanggal: 23 Juli 2012 Diakses 9. http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/upah-lembur. Diakses tanggal: 23 Juli 2012 60 Skripsi Analisa Solusi Persamaan Beda Linier Varian Luthfan