V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Keadaan Umum Lokasi Perusahaan Perusahaan ini bernama PT Andini Persada Sejahtera atau biasa disebut juga dengan PT APS. PT APS merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang peternakan, yang mengkonsentrasikan usahanya dalam bidang penggemukan sapi potong. Sapi-sapi potong disini merupakan sapi impor dengan sapi persilangan Brahman Cross sebagai sapi dominan yang dipelihara, bangsa sapi lain yang juga dipelihara diantaranya Santa Gertrudis dan Droughtmaster. Perusahaan ini memiliki satu unit kantor pusat yang terletak di Jl. Transyogi Km 3 Cibubur Times Square, Ruko Madison Blok B4 No.23, Cibubur. Lokasi kantor ini dipilih karena jaraknya tidak terlalu jauh dengan pusat kota. Sedangkan untuk lokasi peternakan (farm) dipilih lokasi yang jauh dari pusat kota dan keramaian, namun tetap terjangkau oleh akses transportasi yang baik yaitu adanya jalan besar dengan kondisi yang baik serta tanpa kemacetan sehingga distribusi dapat berjalan dengan lancar. Selain itu lokasi peternakan juga dipilih yang berada di dataran tinggi dengan sumber air baik dan asri, hal ini dimaksudkan agar kondisi peternakan mirip dengan lingkungan awal ternak sehingga ternak dapat beradaptasi dengan baik. Peternakan tersebut berada di Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Peternakan ini dapat menampung hingga 2500 ekor sapi bakalan. Disamping itu, untuk memperluas usahanya PT Andini Persada Sejahtera juga memiliki dua unit peternakan lain yang berada di Desa Mekarlaksana, Kecamatan Cikanjung, Kabupaten Bandung dan Kampung Duren Desa Sokanegara RT 02/RW 04, Kecamtan Kejobong, Kabupaten Purbalingga dengan masing-masing daya tampung sebesar 2500 dan 1000 ekor sapi. Lokasi peternakan Cikalong, yang merupakan objek dalam penelitian ini terletak di lereng gunung. Jarak antara pemukiman dengan peternakan sendiri kurang lebih 500 - 1000 meter. Jarak tersebut cukup jauh sehingga tidak terlalu mengganggu masyarakat sekitar. Untuk jarak kandang dengan bangunan tinggal dalam lokasi peternakan kurang lebih 100 - 200 meter. Jarak tersebut memang sengaja dibuat tidak terlalu jauh untuk memudahkan pengawasan pada ternak. Luas peternakan itu sendiri adalah 6,7 hektar, dimana sekitar 1,5 hektar lahannya digunakan untuk membuat beberapa bangunan seperti kandang, kantor, gudang pakan hijauan, gudang pakan konsentrat, dan mess. Peternakan ini juga memiliki lahan kosong yang belum dimanfaatkan sehingga ditumbuhi tanaman liar. Disekitar lokasi peternakan juga terdapat pertanian padi, jagung, dan perikanan milik masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar biasanya memanfaatkan pupuk dari limbah kotoran ternak yang diberikan oleh peternakan. 5.2. Sejarah Perkembangan Perusahaan Perusahaan ini didirikan pada tahun 2002 oleh Bapak Ir. H Prihatin Nugroho. Selama perjalanannya, perusahaan ini selalu melakukan penyesuaian dan pembaruan dalam upaya memperluas kegiatan usaha. Sebelum nama PT Andini Persada Sejahtera ditetapkan, perusahaan ini sempat beberapa kali mengganti nama perusahaan. Pada awal pendiriannya, perusahaan ini bernama CV Makmur Nugroho. Kemudian pada tahun 2007 berubah menjadi PT Bonita Farm. Baru di tahun 2008 nama PT Andini Persada Sejahtera ditetapkan. Dasar yang melatarbelakangi pendirian usaha adalah keluarga dari pemilik yang juga melakukan usaha di bidang peternakan. Sejak awal didirikan perusahaan ini sudah menspesifikasikan usahanya pada kegiatan penggemukan sapi potong (fattening) ditambah dengan penjualan sapi potong (trading). Jumlah ternak yang dipelihara awalnya hanya sekitar 20 ekor sapi potong bakalan yang berasal dari dalam negeri (sapi potong lokal). Setiap tahunnya jumlah ternak yang dipelihara mengalami peningkatan. Namun selama memelihara sapi potong lokal, penambahan jumlah ternak tidak terlalu signifikan, kurang lebih penambahannya sekitar 50 persen dari jumlah ternak awal. Tahun 2008 perusahaan ini mulai mengimpor sapi bakalan dari luar negeri. Jumlah awal ternak yang diimpor adalah 1800 ekor sapi per bulan. Setelah perusahaan melakukan impor sapi, jumlah ternak bertambah cukup banyak. Sekitar 6 bulan kemudian, jumlah ternak yang diimpor meningkat menjadi 3000 ekor sapi per bulan. Sampai awal tahun 2010 perusahaan mengimpor kurang lebih 6000 ekor sapi per bulan dimana jumlah ternak yang masuk ke peternakan bertahap setiap minggunya kurang lebih sejumlah 1500 ekor. Selama perusahaan mulai berkonsentrasi pada komoditas sapi impor, pemeliharaan sapi lokal pun tetap dilakukan, namun jumlahnya tidak banyak, maksimal hanya sekitar 150 ekor sapi lokal yang dipelihara. Sebenarnya permintaan akan sapi lokal cukup bagus, hanya saja ketersediaan sapi bakalan lokal sangat terbatas dan sulit ditemukan sehingga pemeliharaannya tidak banyak dilakukan. Berbagai faktor lain mengenai pemeliharaan sapi lokal juga menjadi alasan sedikitnya jumlah sapi lokal yang dipelihara disini. Faktor-faktor tersebut juga turut mendorong banyaknya impor sapi yang dilakukan di Indonesia. Selama perusahaan mengkonsentrasikan usahanya pada kegiatan fattening dan trading, perusahaan mampu menjual sapi potong hingga 6000 ekor per bulannya. Trading disini maksudnya sapi impor yang telah sampai dikarantina sampai beberapa waktu kemudian langsung dijual. Pemasaran pada waktu ini mencakup wilayah Jawa Barat 60 persen, Jabodetabek 30 persen, luar wilayah tersebut (Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung) 10 persen. Namun sejak Mei 2010 perusahaan mulai menerapkan sistem full fattening dimana seluruh sapi yang diimpor harus melalui tahap pemeliharaan terlebih dahulu sampai batas waktu tertentu hingga mencapai bobot ideal siap jual. Dalam upaya mengembangkan usaha peternakan, pemilik pernah mengikuti beberapa kegiatan yang berkaitan dengan peternakan diantaranya adalah pelatihan dan penyuluhan mengenai inseminasi buatan yang diadakan oleh pemerintah, seminar mengenai pemasaran komoditas ternak, serta pelatihan dan penyuluhan mengenai penyesuaian kondisi pakan dengan daerah dimana peternakan berada. Disamping itu pemilik juga pernah mencoba bekerja di peternakan lain sebagai karyawan. Perusahaan yang baik harus memiliki visi dan misi dalam menjalankan usaha agar tujuan dari masing-masing pemegang kepentingan dapat diseragamkan serta segala sesuatunya dapat berjalan sesuai dengan koridor yang seharusnya. Visi PT Andini Persada Sejahtera adalah menjadi perusahaan terpadu dalam bidang usaha ternak dari hulu sampai hilir berwawasan global. Misi PT Andini Persada Sejahtera yaitu : (1) membudidayakan dan memperdagangkan ternak, produk hasil olahan dan produk turunan, serta penunjang lainnya dengan kualitas terbaik sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, mitra usaha, dan masyarakat; (2) membantu program pemerintah dalam rangka swasembada ternak dan memasyarakatkan peternakan; (3) memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik (pemegang saham), karyawan, mitra usaha, dan masyarakat. Visi dan misi ini akan berjalan dengan baik jika didukung oleh setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu koordinasi dan kerjasama antar pihak harus terjalin dengan baik. 5.3. Tatalaksana Pemeliharaan Tatalaksana pemeliharaan merupakan aspek-aspek yang dilakukan dalam pemeliharaan sapi potong pada peternakan. Tatalaksana pemeliharaan meliputi bangsa ternak yang dipelihara pada peternakan, konstruksi kandang, struktur organisasi dan tenaga kerja, pemberian pakan dan minum untuk ternak, serta perlakuan untuk menjaga kesehatan ternak. 5.3.1. Ternak yang Dipelihara Bangsa sapi yang dipelihara pada PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, merupakan sapi impor dari Australia dengan sapi persilangan Brahman Cross (BX) sebagai sapi yang mendominasi populasi. Sekitar 80 - 85 persen sapi yang dipelihara adalah sapi persilangan ini. Bangsa sapi impor lain yang juga dipelihara pada peternakan ini adalah Santa Gertrudis dan Droughtmaster. Disamping sapi impor, peternakan ini juga memelihara bangsa sapi lokal yaitu Peranakan Ongole (PO), namun jumlahnya sangat sedikit. Sapi bakalan yang dipelihara memiliki kriteria umur yang berkisar antara 2 - 2,5 tahun. Pada umur ini, sapi telah memiliki gigi tetap sebanyak 2 pasang (4 buah) atau 2 pasang gigi susu yang telah tanggal. Disamping itu, pada umur ini sapi berada pada fase rakus serta pertumbuhan badan sapi berlangsung secara horizontal, yaitu daging akan mulai mengembang dan memadat. Umur sapi yang terlalu muda pertumbuhan badannya tidak berlangsung secara efektif karena bersamaan dengan pertumbuhan tulang dan gigi. Selain itu umur sapi yang terlalu tua, pertumbuhan badan akan diiringi dengan munculnya lemak. Bobot badan awal sapi bakalan yang dipelihara berkisar antara 250 - 350 kg. Keseragaman tipe, umur, dan besar tubuh tersebut dapat menguntungkan peternakan dalam berbagai hal, diantaranya mempermudah tatalaksana pemeliharaan dan pada umumnya akan memiliki harga yang lebih baik dalam pemasaran (Sugeng, 1998). Disamping beberapa kriteria di atas, kriteria lain dalam memilih bakalan adalah sapi harus sehat, tidak terdapat cacat pada anggota tubuh, dan bentuknya proporsional (bentuk badan empat persegi panjang dengan komposisi yang serasi), dalam hal ini jika dilihat dari arah depan dan belakang sapi akan terlihat lebar dan berisi. Posisi kaki juga harus kuat dan tegak. Jumlah ternak sapi yang dipelihara pada saat pengambilan data awal dilakukan yaitu pada Agustus 2010 adalah 1798 ekor sapi. Komposisi ternak sapi yang dipelihara dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Populasi Ternak Dipelihara PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung Saat Penelitian Tipe sex sapi Populasi persentase Bulls 703 39,100 Steers 441 24,527 Heifers 545 30,311 Breeding induk 28 1,557 Breeding pedet 18 1,001 Lokal 3 0,167 Stok jual 60 3,337 Jumlah 1.798 100 Sumber : PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, 2010 5.3.2. Kandang Kandang merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam peternakan. Hal ini karena selama proses pemeliharaan sapi-sapi akan tinggal di dalam kandang. Pengandangan pada ternak biasanya dilakukan jika jumlah lahan hijauan terbatas. Disamping itu, pengandangan juga memiliki tujuan agar ternak menjadi cepat gemuk serta pertumbuhannya pesat dan seragam karena selain adanya faktor pakan yang diberikan, ternak dalam kandang juga tidak digembalakan dan dipekerjakan sehingga ternak tidak mudah lelah dan kehilangan banyak energi. Sugeng (1998) menyatakan bangunan kandang pertama-tama diupayakan untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan, baik terhadap sengatan terik matahari, kedinginan, kehujanan, dan tiupan angin yang kencang. Secara umum konstruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, serta bersirkulasi udara baik. Tipe kandang yang digunakan pada PT Andini Persada Sejahtera adalah kandang koloni, yaitu kandang yang diisi oleh ternak dalam jumlah banyak. Terdapat 7 kandang pada peternakan PT APS Cikalong Bandung, dimana dalam setiap kandang terdapat 8 pen. Pada tiap-tiap kandang dibuat jalan ditengah ruangan seperti lorong, pen berada disamping kiri dan kanan dengan sisi depan pen saling berhadapan. Masing-masing pen berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 x 16 meter dan dapat menampung sekitar 35 ekor sapi. Setiap pen dilengkapi dengan bak minum dan bak pakan. Bak minum dan pakan ini merupakan bagian dari sisi kandang yang terletak disisi depan dan dibuat secara memanjang. Bak minum dan pakan terbuat dari semen dan dipisahkan oleh sekat yang juga berbahan semen. Pada bak minum terdapat pipa kecil di dinding atas yang akan mengalirkan air secara otomatis jika air dalam bak minum telah habis. Bak pakan dan minum ini dibuat agak lebih tinggi agar tidak diinjak atau tercampur kotoran. Masing-masing pen juga dilengkapi dengan sebuah pintu untuk keluar masuk sapi. Pintu ini terletak disisi depan kandang, bersebelahan dengan bak minum dan pakan. Konstruksi kandang merupakan bangunan permanen dengan lantai terbuat dari semen. Kerangka kandang terbuat dari bambu, kayu, dan besi. Atap kandang dibuat tertutup untuk jalan dan setengah terbuka untuk pen dimana sisi depan pen merupakan bagian yang tertutup. Keadaan ini juga bertujuan agar sirkulasi udara berjalan dengan baik. Atap kandang terbuat dari asbes. Pengelompokan sapi untuk setiap pen didasarkan pada bangsa, tipe sex sapi, dan bobot awal saat sapi dipelihara. 5.3.3. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja Struktur organisasi dalam suatu perusahaan diperlukan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini, pembagian tugas dan tanggung jawab antar karyawan menjadi jelas. Struktur organisasi juga akan menciptakan koordinasi dan garis kerja yang jelas antar karyawan sehingga kegiatan usaha dapat dijalankan. Perusahaan penggemukan sapi potong PT Andini Persada Sejahtera dipimpin oleh pemilik sebagai direktur utama. Direktur utama ini bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan usaha dan mengawasi seluruh kegiatan usaha. Direktur utama juga membuat dan memutuskan kebijakan-kebijakan dalam menentukan arah perusahaan. Direktur utama ini membawahi direktur keuangan dan direktur operasional. Direktur keuangan sebagai administrator keuangan perusahaan, mengatur pemasaran, human resource development (HRD) perusahaan, serta hal umum lain yang berkaitan dengan hal-hal diluar teknis pelaksanaan penggemukan. Direktur operasional merupakan penanggung jawab peternakan yang bertugas memonitor kegiatan operasional di peternakan dan mengontrol kualitas faktor-faktor produksi serta output yang dihasilkan. Direktur operasional membawahi koordinator lapangan yang bertanggung jawab di setiap peternakan, yaitu koordinator lapangan peternakan Kecamatan Cikalong, koordinator lapangan peternakan Kecamatan Cikanjung, dan koordinator lapangan peternakan Kecamatan Kejobong. Koordinator lapangan ini bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan di masing-masing peternakan dan bertugas mengawasi pelaksanaan penggemukan di peternakan. Pada setiap peternakan juga terdapat beberapa koordinator lain dibawah koordinator lapangan, yaitu koordinator hijauan, koordinator pakan, dan koordinator kandang. Koordinator hijauan bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan pakan hijauan peternakan. Koordinator hijauan ini mencari wilayah hijauan di sekitar lokasi peternakan atau wilayah lain jika di sekitar peternakan kekurangan hijauan. Koordinator pakan bertanggung jawab untuk memantau pemberian pakan pada ternak. Koordinator kandang bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan kandang seperti kebersihan dan keamanan kandang. Bagan struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 1. Peternakan Cikalong Bandung sendiri memiliki karyawan tetap berjumlah 8 orang dan karyawan harian (anak kandang) berjumlah 10 orang. Karyawan tetap biasanya berasal dari luar lokasi peternakan. Sedangkan anak kandang biasanya berasal dari masyarakat sekitar. Perusahaan menyediakan mess untuk karyawan yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi peternakan. Karyawan tetap ini merupakan tenaga kerja terlatih yang memiliki keahlian dibidangnya masingmasing. Anak kandang sendiri bertugas mengerjakan teknis pelaksanaan kegiatan di peternakan. Pembagian waktu dan kegiatan kerja karyawan harian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jam Kerja dan Jenis Kegiatan Karyawan Harian PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung. Jam Kerja Jenis Kegiatan 05.00 Pemberian pakan hijauan dan jerami 07.00 Pemberian konsentrat 11.00 Pemberian pakan hijauan yang dicacah 13.00 Pemberian konsentrat 16.00 Pemberian jerami* 19.00 Pemberian konsentrat** Keterangan : * Pemberian jerami ini dilakukan jika jerami telah habis ** Pemberian konsentrat ini dilakukan jika konsentrat telah habis Sumber : PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung (2010) Jam kerja karyawan harian dibagi menjadi dua shift yaitu shift siang yang bekerja pada pukul 05.00 - 12.00 dan shift malam yang bekerja pada pukul 12.0019.00. Pembagian shift digilir sesuai ketentuan yang berlaku di perusahaan. Karyawan harian bekerja 6 hari per minggu dan libur selama 1 hari yang juga diberikan secara bergantian sesuai ketentuan perusahaan. Karyawan tetap bekerja seperti karyawan pada umumnya yaitu 5 hari per minggu dari hari Senin sampai Jumat. 5.3.4. Pemberian Pakan dan Minum Pakan dan minum ternak pada PT Andini Persada Sejahtera diberikan dengan cara yang berbeda. Pemberian minum dilakukan dengan cara ad libitum yaitu diberikan dalam jumlah yang selalu tersedia. Air akan mengalir dari pipa kecil pada bak minum secara otomatis bila air dalam bak minum telah habis. Air sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi setiap makhluk hidup tak terkecuali sapi. Peran air pada sapi erat hubungannya dengan sifat fisik dan kimia air, antara lain sebagai pelarut zat pakan, sebagai pengangkut zat pakan, membantu kelancaran proses pencernaan dan metabolisme, dan lain sebagainya. Sarwono dan Arianto (2006) menyatakan volume kebutuhan air minum sapi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh jenis sapi, suhu lingkungan, jenis pakan yang diberikan, dan kegiatan sapi. Sapi dewasa biasanya membutuhkan 25 - 35 liter air minum per harinya. Pemberian pakan dilakukan secara restricted (dibatasi). Menurut Santosa (1995) jika pemberian pakan dilakukan secara ad libitum akan menjadi tidak efisien karena dapat menyebabkan bahan pakan banyak terbuang dan pakan yang tersisa menjadi busuk sehingga dapat membahayakan ternak apabila termakan. Pakan yang diberikan untuk sapi-sapi yang dipelihara pada PT Andini Persada Sejahtera berupa pakan hijauan dan konsentrat. Jumlah pakan hijauan dan konsentrat yang diberikan untuk sapi per ekor per harinya dihitung berdasarkan rumus berikut : Pakan hijauan = 2,5 - 3% x BB x % kebutuhan hijauan x DM hijauan Konsentrat = 2,5 - 3% x BB x % kebutuhan konsentrat x DM konsentrat Persentase 2,5 sampai 3 menunjukkan kemampuan sapi dalam mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot badan (BB). Biasanya semakin besar bobot badan sapi maka kemampuan makan sapi tersebut juga akan semakin banyak. Persentase kebutuhan hijauan dan konsentrat merupakan komposisi pakan yang diberikan kepada ternak. Pada penggemukan sapi di PT Andini Persada Sejahtera komposisi pemberian konsentrat lebih besar daripada hijauan. Perusahaan ini menetapkan konsumsi konsentrat sebesar 80 persen dan hijauan sebesar 20 persen dari keseluruhan pakan yang dibutuhkan per ekor sapi per harinya. Namun komposisi ini tidak bersifat mutlak. Pada awal masa pemeliharaan konsumsi hijauan diberikan lebih besar daripada konsentrat. Hal ini dimaksudkan untuk menambah cairan pada sapi karena selama proses perjalanan dari daerah asal sampai ke peternakan sapi akan kehilangan banyak cairan. Disamping itu, pemberian konsentrat yang berlebihan pada awal dapat mengakibatkan diare. Biasanya pakan hijauan yang diberikan berkisar antara 4 - 5 kilogram dan untuk pakan konsentrat berkisar antara 8 - 9 kilogram per ekor sapi per harinya. Dry matter (DM) adalah unsur kering yang terdapat dalam pakan hijauan maupun konsentrat. Perusahaan menetapkan dry matter untuk hijauan dan konsentrat masing-masing sebesar 100/50 dan 100/80. Nilai ini berarti untuk hijauan kandungan bahan keringnya sebesar 50 persen dan kandungan airnya sebesar 50 persen, untuk konsentrat kandungan bahan keringnya sebesar 80 persen dan kandungan airnya sebesar 20 persen. Konsentrat merupakan bahan pakan utama yang digunakan pada penggemukan sapi di PT Andini Persada Sejahtera. Menurut Sugeng (1998) konsentrat adalah pakan berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Fungsi konsentrat ini adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah sehingga sapi yang sedang tumbuh atau sedang dalam periode penggemukan harus diberikan konsentrat yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan daging. Konsentrat yang diberikan adalah campuran beberapa bahan pakan yang dibuat sendiri oleh perusahaan. Bahan pakan tersebut meliputi konsentrat sumber energi yaitu onggok, katul, pollard, dan tumpi jagung (sisa kulit ari jagung) serta konsentrat sumber protein yaitu bungkil sawit, bungkil biji kapuk, ampas kopi, ampas cokelat, bungkil kedelai, dan ampas tahu. Walaupun konsentrat dibuat sendiri oleh perusahaan namun pembuatan konsentrat ini memiliki manajemen sendiri sehingga peternakan juga harus membeli konsentrat tersebut dengan harga Rp 1.500 per kilogramnya. Pakan hijauan yang diberikan pada penggemukan sapi di PT Andini Persada Sejahtera ada yang berupa hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar yang diberikan adalah rumput gajah dan tebon jagung. Fungsi dari hijauan itu sendiri adalah untuk menambah serat pada sapi. Pakan hijauan termasuk pakan kasar, yakni bahan pakan yang berserabut kasar tinggi. Hewan memamah biak seperti sapi justru akan mengalami gangguan pencernaan bila kandungan serat kasar di dalam ransum terlalu rendah. Sehingga peranan hijauan tidak bisa digantikan dengan konsentrat yang kandungan serat kasarnya relatif rendah. Pakan kasar ini berfungsi menjaga alat pencernaan agar bekerja baik, membuat kenyang, dan mendorong keluarnya kelenjar pencernaan (Sugeng, 1998). Hijauan kering yang diberikan berupa jerami kering dan jerami yang telah difermentasi. Menurut Sarwono dan Arianto (2006) kandungan nutrisi jerami diantaranya protein 4,5 - 5,5 persen, lemak 1,4 - 1,7 persen, serat kasar 31,5 - 46,5 persen, abu 19,9 - 22,9 persen, kalsium 0,19 persen, fosfor 0,1 persen, dan BETN (bahan ekstra tanpa nitrogen, mencerminkan nilai kalori/energi bahan pakan ternak) 27,8 - 39,9 persen. Dengan demikian karakteristik jerami sebagai pakan ternak tergolong hijauan bermutu rendah. Selain kandungan nutrisinya yang rendah, jerami juga termasuk pakan hijauan yang sulit dicerna karena kandungan serat kasarnya tinggi sekali. Dengan rendahnya kandungan nutrisi jerami dan sulitnya daya cerna jerami maka pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak ruminansia perlu diefektifkan. Untuk meningkatkan kelengkapan nutrisi dalam memenuhi kebutuhan hidup ternak sekaligus meningkatkan daya cerna ternak, PT Andini Persada Sejahtera menambahkan pakan tambahan jenis starbio pada jerami. Campuran starbio dan jerami tersebut kemudian difermentasikan bersama-sama dengan urea selama kurang lebih 2 - 3 minggu. Sarwono dan Arianto (2006) menambahkan dalam proses fermentasi, enzim yang dihasilkan oleh mikrobe yang terkandung dalam starbio akan menguraikan serat kasar jerami menjadi bahan-bahan sederhana yang mudah diserap pencernaan sapi. Setelah proses fermentasi tersebut, jerami baru dapat digunakan sebagai pakan sapi. 5.3.5. Kesehatan Ternak Kesehatan ternak sapi juga merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha penggemukan sapi potong. Sapi yang sakit biasanya akan kehilangan nafsu makannya sehingga bobot tubuhnya akan mengalami penurunan. Hal tersebut tentunya dapat mengganggu produksi. Untuk itu diperlukan perawatan dan pengawasan terhadap ternak secara intensif agar kesehatan ternak tetap terjaga. Upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam menjaga kesehatan ternak diantaranya adalah melakukan vaksinasi pada sapi-sapi yang akan dipelihara. Vaksinasi ini dilakukan pada awal masa pemeliharaan oleh pihak pengekspor. Pembelian bakalan sapi seharga kurang lebih Rp 22.500 per kilogram ini sudah termasuk biaya vaksinasi. Vaksinasi dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada ternak sapi. Disamping itu pada awal pemeliharaan sapi-sapi juga akan diberikan vitamin dan obat cacing. Obat cacing diberikan untuk mengatasi berkembangnya cacing yang merugikan pada sapi. Kerugian akibat serangan cacing diantaranya rendahnya efisiensi makanan dan pertambahan bobot badan. Vitamin yang diberikan dapat berfungsi untuk memulihkan stamina serta mencegah dan mengurangi stress pada sapi akibat transportasi, perubahan cuaca, perubahan makanan, dan pindah kandang. Vitamin tersebut juga dapat berfungsi untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan sapi, meningkatkan efisiensi makanan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mencegah dan mengatasi penyakit yang dapat terjadi jika sapi kekurangan vitamin dan mineral. Selain itu perawatan kesehatan juga dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang dan lingkungan melalui pemeliharaan kebersihan kandang serta lingkungan sekitarnya. Pembersihan kandang juga termasuk membersihkan bakbak pakan dan minum agar ternak sapi terhindar dari bakteri atau kuman yang masuk melalui pakan dan minum yang kotor atau busuk. Bak minum dibersihkan setiap 2 hari sekali. Setiap habis dibersihkan, air pada bak minum akan diberi elektrolit, tujuannya untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh ternak karena ketika pergerakan cairan tubuh dalam sistem pencernaan terganggu, ternak sapi dapat mengalami diare. Elektrolit juga berfungsi untuk mencegah stress pada sapi. Pembersihan kandang dan bak pakan dilakukan sebelum memberikan pakan hijauan, yaitu pada pagi sekali dan siang hari. Kandang juga diberi desinfektan untuk membunuh serta mencegah timbulnya jamur, kuman, atau bakteri yang dapat menyebarkan penyakit pada ternak. Upaya lain yang juga dilakukan adalah pengobatan pada ternak sapi yang sedang sakit. Penyakit yang umumnya ditemui pada peternakan ini adalah abscess (bengkak) atau biasa disebut abses, akibat memar karena sapi saling berbenturan atau berdesak-desakan dalam kandang. Abses biasanya menyerang bagian kaki sapi dan lukanya dapat berkembang akibat infeksi bakteri. Hal ini sering ditemukan pada perusahaan penggemukan sapi dengan kandang koloni (kelompok). Memar juga dapat terjadi dalam kapal selama proses pengiriman. Sapi yang mengalami abses akan disuntik dengan antibiotik. Apabila penyakitnya sudah parah, sapi akan dipisahkan untuk menghindari interaksi dengan sapi lain yang dapat menyebabkan lukanya sulit kering. Sapi-sapi ini akan diberikan antibiotik dengan cara disemprotkan pada bagian yang luka untuk membantu penyembuhan, mematikan dan menghambat pertumbuhan bakteri, serta membantu agar luka cepat kering. Penyakit lain yang juga ditemui dalam peternakan ini adalah cacingan dan kembung. Cacingan biasanya terjadi pada bangsa sapi lokal. Sapi yang sedang kembung perutnya akan membesar. Penanganan penyakit ini masih dilakukan secara tradisional, misalnya dengan memberikan air bersoda atau air kelapa muda untuk membantu agar gas dalam perut dapat keluar. Apabila penanganan tersebut tidak berhasil, baru ternak akan diberikan obat untuk menurunkan tegangan dalam perut sehingga gas yang berada didalamnya dapat keluar. 5.4. Produksi dan Pemasaran Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa sapi potong hasil penggemukan. Bobot sapi pada awal pemeliharaan berkisar antara 250 - 350 kilogram. Setelah melalui masa pemeliharaan selama kurang lebih 75 - 90 hari, bobot sapi akan meningkat dan mencapai bobot ideal siap jual yaitu berkisar antara 360 - 450 kilogram. Peternakan PT Andini Persada Sejahtera, Cikalong Bandung, dapat menjual kurang lebih 200 - 350 ekor sapi per minggunya. Harga jual sapi berbedabeda tergantung tipe sex sapi. Untuk sapi heifers harga jual sebesar Rp 23.000 per kilogram bobot hidupnya, untuk steers harga jual sebesar Rp 23.500 per kilogram bobot hidupnya, dan untuk bulls harga jual sebesar Rp 24.000 per kilogram bobot hidupnya. Harga-harga tersebut biasanya disesuaikan dengan harga-harga yang berlaku di pasaran. Transaksi jual beli dapat dilakukan langsung di peternakan atau tidak langsung yaitu melalui telepon atau pertemuan antara pembeli dan pihak peternakan. Pembelian secara tidak langsung biasanya dilakukan oleh pelanggan tetap perusahaan yang sudah mengetahui produk hasil penggemukan dan kualitasnya. Pembeli yang datang langsung ke peternakan biasanya adalah pembeli dari daerah sekitar lokasi peternakan atau calon pembeli baru yang ingin melihat terlebih dahulu sapi potongnya. Penjualan pada perusahaan ini cukup baik walaupun perusahaan tidak melakukan pemasaran secara khusus terhadap produk yang dijualnya seperti memasang iklan atau melakukan publikasi lainnya. Calon pembeli biasanya mendapat informasi dari pembeli lain yang sudah pernah membeli dan mengetahui kualitas sapi dari perusahaan ini. Lokasi peternakan yang cukup strategis, yaitu dekat dengan wilayah kantong konsumsi seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Tanggerang, dan Depok membuat pemasaran pun menjadi lebih mudah. Area pemasaran PT Andini Persada Sejahtera ini sendiri sebagian besar (sekitar 80 persen) meliputi wilayah Jawa Barat seperti Purwakarta, Cikampek, Bandung, Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan sebagainya, serta 20 persen wilayah Jakarta dan sekitarnya. Peternakan ini memberikan fasilitas bebas biaya pengiriman untuk pembelian sapi minimal 8 ekor atau sesuai daya tampung satu mobil colt diesel. Fasilitas seperti ini merupakan bentuk layanan yang diberikan perusahaan kepada pembeli. Namun jika pembelian kurang dari jumlah yang telah disebutkan, pengiriman ditangani sendiri oleh pembeli. Perusahaan juga menyediakan jasa pengiriman dengan biaya yang disesuaikan dengan jauh dekatnya lokasi pengiriman dengan lokasi peternakan.