ITGbM SOSIALISASI POLITIK UU NO 6 TAHUN 2014 BAGI MASYARAKAT DESA DAN PERANGKAT DESA DI DESA CIKALONG KECAMATAN CIKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA Hendra Gunawan, S.IP,M.Si, Subhan Agung, S.IP., M.A Dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP UNSIL RINGKASAN Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema “Sosialisasi Politik UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa bagi Masyarakat dan aparat Desa Cikalong Kabupaten Tasikmalaya” ini berupaya untuk mensosialisasikan dan melakukan pendidikan politik bagi masyarakat desa Cikalong di Kabupaten Tasikmalaya. Sosialisasi ini menjadi penting mengingat Desa yang menjadi objek pembangunan sejak pemerintahan orde lama sampai dengan reformasi sekarang. Perubahan yang terjadi di wilayah suprastruktur desa menyebabkan perubahan yang besar kepada desa Cikalong tersebut. Selain itu proses demokrasi lokal yang oleh negara diletakan pada entitas desa telah mengalami pasang surut. Kebijakan yang dibuat oleh negara untuk mengatur desa diantara adalah regulasi terbaru yakni UU No 6 tahun 2014 tentang Desa. UU ini memberikan ruang yang lebih kepada Desa untuk mengembangkan demokrasi lokal yang lebih dewasa kepada wilayah masing-masing desa. UU No 6 Tahun 2014 juga memberikan peluang kepada desa untuk lebih mengembangkan potensi ekonomi desa. Pengabdian pada masyarakat ini, akan difokuskan di wilayah Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Melalui pengabdian ini masyarakat dan aparat desa diharapkan menjadi lebih baik dalam pengelolaan desa yang sesuai dengan semangat keberdayaan desa. Pengelolaan di bidang ekonomi dan politik di Desa Cikalong diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf hidup mereka. Metode kegiatan yang digunakan dan dilaksanakan dengan Ceramah dan Tanya Jawab, Diskusi, Focus Guidence Discusion (FGD). Melalui kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan metode ini diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman dan pengelolaan desa di Desa Cikalong. Pembangunan yang dilakukan juga sesuai dengan semangat yang ada di UU Desa tersebut. Kata kunci: Sosialisasi Politik dan Pendidikan Politik,UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa 1 reformasi sistem politik berubah BAB I. PENDAHULUAN A. menjadi Analisis Situasi Reformasi politik yang terjadi di Indonesia di penghujung tahun 1990-an telah membawa perubahan yang signifikan di hampir di semua lini kehidupan. juga perubahan politik. Gerakan yang dimotori oleh mahasiswa tersebut bermula pada merebaknya krisis multidimensional yang tejadi awal tahun 1990-an. Salah satu dampak besar reformasi gerakan tersebut berubahnya yang dari bandul tadinya adalah kekuasaaan tersentralisasi pemerintah pusat di menjadi terdesentralisasinya kekuasaan ke daerah. Selama orde baru yang dipimpin oleh Soeharto praktik politik yang bagaimana terjadi adalah daerah-daerah itu tunduk kepada keputusan yang dibuat oleh Sehingga pemerintah model pusat. pengambilan kebijakan yang terjadi pada saat itu kebanyakan bersifat dari atas ke bawah atau top down tanpa memperhatikan kebutuhan riil di lapangan. tersebut Baru runtuh setelah oleh rezim gerakan dimana daerah diberi kewenangan yang luas dalam pengambilan keputusan politik. Efeknya adalah terjadi euforia politik di hampir seluruh daerah di wilayah Indonesia. Euforia politik tersebutnya Perubahan tersebut terjadi baik pada aspek sosial, ekonomi, budaya dan desentralisasi, pada prakteknya ternyata membawa masalah baru bagi perkembangan politik di Indonesia. Terutama masalah pada tataran politik lokal termasuk permasalahan di tingkat desa. Masalah karena tersebut belum terjadi terbiasanya masyarakat dengan proses politik demokrasi yang menjadi tuntutan dari gerakan reformasi. Hal tersebut karena selama 32 tahun masyarakat lokal terutama masyarakat desa terbiasa ‘hanya’ menerima dampak bijakan dari atas tanpa dilibatkan secara penuh dalam proses pengambilan kebijakan tersebut. Sehingga ketika kran demokasi di tingkat desa itu dibuka dan masyarakat desa diminta untuk dilibatkan secara penuh, terjadi masalah, masyarakat mengalami ‘keterkejutan demokrasi’. Proses demokrasi lokal yang mengharuskan masyarakat aktif di semua sektor, baik itu pada tahapan input, proses, maupun out put, telah 2 mendorong terjadinya pendewasaan kecamatan politik yang sedikit ‘dipaksakan’. Tasikmalaya, Selain itu proses demokrasi lokal yang oleh negara diletakan surut. Kebijakan yang wilayah yaitu Karangnunggal, selatan Kecamatan Cikatomas dan Pangandaran. pada entitas desa telah mengalami pasang di Desa Cikalong yang terletak di bagian selatan Kabupaten dibuat oleh negara untuk mengatur Tasikmalaya ini merupakan salah desa regulasi satu desa yang terkena dampak dari terbaru yakni UU No 6 tahun 2014 proses politik sentralisasi. Ketika tentang Desa. UU ini memberikan rezim orde baru masih berkuasa ruang yang lebih kepada Desa untuk semua kebijakan yang menyangkut mengembangkan demokrasi lokal Desa Cikalong langsung datang dari yang lebih dewasa kepada wilayah pusat masing-masing desa. UU No 6 kebutuhan nyata desa. Seolah-olah Tahun seluruh masyarak dan aparat desa diantara 2014 adalah juga memberikan tanpa peluang kepada desa untuk lebih hanya mengembangkan potensi ekonomi pengawas dari kebijakan yang telah desa. dibuat. Sementara semua kebijakan Salah satu daerah yang mengalami keterkejutan proses sebagai memperhatikan pelaksana dan dan seluruh pembiayaannya sudah di buat sedemikian rupa oleh demokrasi ditingkat desa tersebut pemerintah pusat. Pada adalah salah satu desa di Kabupaen perubahan politik terjadi Tasikmalaya, yaitu Desa Cikalong Indonesia Kecamatan Cikalong. Kecamatan terkena dampak politik tersebut. Cikalong adalah salah satu dari 39 Kebiasaan hanya sebagai pelaksana Kecamatan Kabupaten dan pengawas dari kebijakan yang sistem dibuat di atas, menjadikan desa ini Kabupaten memandang politik dan seluruh Tasikmalaya, di dalam Pemerintahan Desa Cikalong di juga Tasikmalaya, Kecamatan Cikalong aspeknya telah berdiri sejak jaman Ratu sempit. Misalnya, masyarakat Desa Wihelmina Cikalong hanya mengetahui tentang Kerajaan Belanda, dengan saat adalah pandangan sekitar Tahun 1930. Merupakan politik ‘ketika’ ada kecamatan pertama berdiri pemilihan, baik itu tingkat desa, (CIKAL) dari kecamatan kabupaten, gubenur atau presiden 3 dan pemilihan legislatif. Lebih kerjasama memprihatinkan Cikalong lagi, beberapa masyarakat mengetahui politik itu identik adalah dengan antara dan Kecamatan Desa Cikalong dengan Tim PPM Fisip Unsil. ‘partai Sosialisasi dan pendidikan politik politik’. ini diharapkan akan; B. Permasalahan Mitra 1. Berdasarkan analisis situasi Meningkatkan masyarakat pemahaman Desa Cikalong diatas maka permasalahan yang tentang dihadapai pengetahuan UU No 6 Tahun oleh Desa Cikalong adalah belum adanya pemahaman yang menyeluruh pengelolaan regulasi diperlukan desa terbaru adanya desa melalui 2014 Tentang Desa. tentang 2. Dapat meningkatkan berdasarkan mengelolaan desa yang sesuai sehingga dengan karakter dan modal sosialisasi sosial sekaligus juga pendidikan politik yang ada di desa Cikalong ini. bagi masyarakat dan aparat desa 3. Meningkatkan keberdayaan Cikalong. Sehingga dengan adanya masyarakat sosialisasi politik UU terbaru dan dengan pendidikan politik bagi masyarakat peluang-peluang yang ada di dan UU No 6 Tahun 2014 Tentang aparat diharapakan desa Cikalong pengelolaan desa desa Cikalong memanfaatkan Desa. dalam bidang ekonomi, politik dan BAB II sosial menjadi sejalan dengan UU TARGET DAN LUARAN No 6 Tahun 2014 tentang Desa. A. Target Kegiatan Target dalam pelaksanaan PPM ini C. Solusi Yang Ditawarkan Solusi yang ditawarkan adalah: 1. adalah sosialisasi dan pendidikan sehingga aparat desa Cikalong terkait dengan Sosialisasi dan pendidikan politik ini akan diselenggarakan dengan pengelolaan Desa Cikalong di bidang politik politik bagi masyarakat desa dan UU No 6 Tahun 2016 Tentang Desa. Meningkatkan tercapainya partisipasi politik yang tinggi 2. Meningkatkan desa di pengelolaan bidang ekonomi sehingga bisa meningkatkan 4 tarap hidup masyarakat desa Cikalong 3. Mensinergikan semua pemangku kepentingan di Desa Cikalong sehingga terbangun kesadaran bersama dalam membangun desa B. Luaran Kegiatan 1. Modul sosialisasi 2. Panduan pendidikan C. Alat Penunjang Kegiatan 1. 2. 3. 4. Infocus dan Layar Laptop Alat Tulis KIT pelatihan Waktu Kegiatan 1. Kegiatan Sosialisasi politik UU Desa politik bagi masyarakat dan perangkat Desa Mencetak perangkat desa yang Cikalong mempunyai komitmen untuk rentang waktu 8 bulan. membangun desa 3. 1. Pembuatan Modul 2. Pra Test dan Post Test D. Ruang Lingkup Kegiatan dan Lengkap dan B. Bentuk/Keragaman Kegiatan Jurnal Nasional ini dilaksanakan dalam 2. Kegiatan Sosialisasi politik UU Desa ini akan dilaksanakan pada 4 (dua) kali dalam delapan bulan selama 8 bulan pelaksanaan di Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Untuk BAB III mengukur keberhasilan METODE PELAKSANAAN politik ini akan digunakan instrumen Sosialisasi penilaian berupa pra test (sebelum di A. Metode Kegiatan Yang mulai pelatihan) dan post test (setelah Digunakan dimulai pelatihan). 1. Pemberian Materi (Ceramah) dan Tanya Jawab mengenai pentingnya pengetahuan UU No 6 Tahun 2014 2. Diskusi Mengenai mengapa pentingnya pemahaman tentang regulasi desa 3. Focus Group Discusion (FGD) Hasil dari test tersebut di jadikan acuan untuk Luaran PPM ITGbM ini. untuk merumuskan bagaimana membangun desa yang sesuai dengan UU No 6 Tahun 2014 5 BAB IV batas wilayah meliputi beberapa daerah HASIL YANG DICAPAI diantaranya adalah: A. Deskripsi Mitra Sebelah Utara 1. Deskripsi Kecamatan Cikalong Cikatomas dan Kecamatan Pancatengah : Kecamatan Sebelah Timur : Kabupaten Ciamis salah satu kecamatan yang berada di Sebelah Selatan :Samudera Indonesia wilayah Sebelah Barat :Kecamatan Kecamatan Cikalong merupakan administrasi Kabupaten Tasikmalaya. Kecamatan cikalong ini merupakan sebuah kecamatan Karangnunggal yang mempunyai luas wilayah yang cukup luas yakni mencapai 13629,5 km². Secara A. Kegiatan Pelaksanaan Program Pengabdian Masyrakat Program geografis Kecamatan Cikalong berada di Pengabdian dataran rendah dengan ketinggian rata-rata Masyarakat permukaan tanah adalah 25 meter diatas Masyarakat (ITGbM) ini dilaksanakan permuakaan laut. Kecamatan Cikalong sebagai implementasi dari Tri Dharma terbagi kedalam 13 desa yaitu Desa Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian Mandalajaya, masyarakat. Sebagai dosen di Fakultas Ilmu Cikalong, Cikancra, Iptek Cidadali, Siliwangi, kami melaksanakan program ini Sindangjaya, Kalapagenep dan Cimanuk. Desa yang mempunyai luas Politik bagi Sosial Cikadu, Ilmu Guna Tonjongsari, Singkir, Panyiaran, Cibeber, Kubangsari, dan Tepat Pada Universitas dengan tema “Sosialisasi Politik UU No 6 Tahun 2014 bagi Masyarakat Desa dan wilayah yang paling besar adalah Desa perangkat Kubangsari dengan luas wilayah mencapai Kecamatan 1715.35 Km² atau 15,9% dari seluruh luas Tasikmalaya”. Program ini ditujukan wilayah Kecamatan Cikalong dan desa untuk yang paling kecil adalah Desa Cikancra penjelasan tentang UU desa di Desa dengan luas wilayahnya hanya mencapai Cikalong. 561.31 Km² atau 7,2% dari jumlah dilaksanakannya keseluruhan Kecamatan Cikalong. peningkatan yang signifikan dalam hal Letak geografis dari Kecamatan Cikalong berada di ujung selatan Kabupaten Tasikmalaya dengan batas- desa di Desa Cikalong memberikan Dengan Cikalong Kabupaten pemahaman harapan program ini dan setelah terjadi penyelenggaran pemerintahana desa dan kesadaran politik bagi aparat Desa Cikalong di Kecamatan Cikalong. Kegiatan inti dari program ini dilaksanakan pada hari Rabu-Kamis, 6 tanggal 19 - 20 Juli 2017. Kegiatan ini Kantor Kecamatan Cikalong, di Rumah Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Iptek Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) 1. Identitas Kegiatan Tokoh Masyarakat (H. Dedi Kusnandi, Kegiatan S.P). Pertama, di Kantor Kecamatan Pelatihan/Penyuluhan tentang UU No 6 Cikalong dilaksanakan diskusi dengan Tahun 2014 mengenai Desa kepada aparat beberapa tokoh desa dan anggota Badan Pemusyawaratan masyarakat dan perwakilan Karang Taruna Desa serta tokoh masyarakat di Kecamatan dari beberapa desa di Kecamatan Cikalong Cikalong. dengan Jadwal Kegiatan : 19 - 20 Juli 2017 dengan pemetaan potensi dan partisipasi Out Put : generasi muda di Kecamatan Cikalong. a. Surat Tugas Pengabdian Masyarakat Kedua, di Rumah H. Dedi Kusnandi, S.P b. Draft Laporan Kegiatan (salah c. Draft Laporan Keuangan dilaksanakan di beberapa tempat yaitu di aparat fokus kecamatan, pembicaraan seorang tokoh berkaitan masyarakat : Mengisi Kecamatan Cikalong) dilaksanakan diskusi Bukti Pendukung informal dengan beberapa tokoh dan a. Foto Kegiatan anggota masyarakat sekitar dengan fokus b. Absensi Peserta Kegiatan pembicaraan Tahapan Kegiatan : mengenai persoalan- persoalan kepemudaan khususnya yang a. : Berkomunikasi dengan Aparan terkait dengan partisipasi politik dan Kecamatan dan Desa di Kecmatan kesadaran Cikalong politik generasi muda di Kecamatan Cikalong. Ketiga, merupakan b. kegiatan inti yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Cikalong tentang sosialisasi Membuat draft/bahan ceramah Pendidikan Politik Pemilih Pemula c. UU Desa No 6 untuk aparat desa di Mempersiapkan tempat dan fasilitas kegiatan Kecamatan Cikalong dan juga kepada d. Melaksanakan kegiatan ceramah perwakian e. Menulis laporan kegiatan masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai proses atau tahapan kegiatan pengabdian masyarakat dapat 2. Pelaksanaan Tahapan Kegiatan PPM dilihat dari tabel berikut ini: ITGbM di Kecamatan Cikalong Program Pengabdian Masyarakat dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tri 7 Dharma Perguruan Darma mendapatkan izin kegiatan selanjutnya pengabdian masyarakat adalah kegiatan adalah mempersiapkan kegiatan dengan yang membuat materi atau bahan berupa modul dangat Tinggi. mendukung visi misi organisasi yaitu menghasilkan sarjana ilmu sebagai politik yang memiliki jiwa kepemimpinan mengenai desa, sejarah desa, UU yang dan pernah berlaku di Indoesia, dan Substansi mampu memecahkan persoalan masyarakat serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Salah satu diperbincangkan dalam adalah tentang yang diskusi politik panduan pemahaman UU Desa No 6 Tahun 2014. sosial-politik tema buku Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan Sosialisasi UU Desa kepada aparat Desa dan Badan penyelenggaraaan Permusyawaratan Desa dan perwakilan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah tokoh masyarakat yang bertempat di Aula yang otonom yang diselenggarakan oleh Kecamatan Cikalong. Dalam sosialisasi negara sampai juga kepada pemerintahan UU Desa tersebut dijelaskan bahwa desa desa. Desa sebagai intitas terendah di merupakan sebuah entitas yang sudah lama wilayah Indonesia memberikan kontribusi ada jauh sebelum Indoesia ini berdiri. yang besar bagiembrio lahirnya Indonesia. Sebagai sebuah entitas yang sudah lama Oleh sebab itulah kemudian dilaksanakan ada seharusnya desa dan penduduk desa pengabdian mendapatkan masyarakat dengan tema perhatian lebih dari sosialisasi tentang UU No 6 Tahun 2014 pemerintah. Dalam hal ini, perhatian yang tentang Desa. Sebagai standar pelaksanaan dimaksud adalah minimal pengakuan dari desa di Indonesia yang terbaru, UU Desa ini pemerintan pusat memcoba memberikan pengakuan yang diwujudkan dalam bentuk perundangan besar kepada desa yang sebelumnya tidak yang pro desa. Lahirnya UU No 6 Tahun dilakukan oleh negara. 2014 tentang desa memberikan warna baru kepada desa yang Tahapan kegiatan yang dilakukan bagi desa dalam hal penyelenggaran dan dalam kegiatan ini adalah berkomunikasi juga dalam hal keuangan. UU Desa ini dengan tokoh memberikan pengakuan hak asal-usul desa masyarakat dan perwakilan desa dan BPD dan kewenangan desa untuk mengatur di Kecamatan Cikalong, memohon izin sendiri untuk penyelenggaraan Sosialisasi Politik Pengakuan dan wewenang ini adalah UU No 6 tahun 2014 Tentang Desa bagi modal menjadikan desa mandiri, kuat, aparat Desa, BPD dan perwakilan Tokoh sejahtera, dan demokratis. Pembangunan Masyarakat di kecamatan Cikalong. Setelah desa aparan kecamatan, melaksanakan bertujuan pembangunan. meningkatkan 8 kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas 3. Pemahaman dan Pendidikan Politik hidup yang Disampaikan manusia kemiskinan serta; menanggulangi melalui penyediaan Kegiatan sosialisasi tentang UU dasar, Desa di Kecamatan Cikalong dilaksanakan prasarana, dengan penuh tanggung jawab, oleh karena pemenuhan kebutuhan pembangunan sarana pengembangan dan potensi lokal, serta itu kegiatan ini dipersiapkan dengan sebaik pemanfaatan sumber daya alam dan mungkin, dengan perencanaan yang matang lingkungan secara berkelanjutan. dan dilaksanakan dengan penuh Untuk mencapai tujuan tersebut, kesungguhan. Desa dua pemerintaahan desa yang sebelumnya pendekatan, yaitu “Desa Membangun”, bersifat atas-bawah membuat aparat desa dan menjadi UU ini menggunakan “Membangun diintegrasikan Desa” dalam yang perencanaan Penyelenggaran sangat mengaplikasikan kaku regulasi ketika yang ada. pembangunan desa. Sebagai Regulasi yang ada sebelum UU no 6 Tahun konsekuensinya, desa menyusun 2014 masih menempatkan desa sebagai sesuai objek kajian dalam pembanguan. Dengan pada lahirnya UU Desa no 6 Tahun 2014 pembangunan menempatkan desa bukan hanya sebagai Konsep perencanaan objek akan tetapi juga sekaligus sebagai perencanaan wewenang pembangunan yang mengacu perencanaan kabupaten/kota. pembangunan desa yang diatur dalam UU Desa mengalami perubahan dan kemajuan dibandingkan dengan substansi yang diatur dalam PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Sebelumnya, perencanaan desa merupakan bagian dari perencanaan kabupaten/kota, sehingga makna perencanaan lebih banyak mengusulkan ke atas. Sekarang dengan adanya UU Desa, perencanaan pembangunan desa adalah village self planning yang berdiri sendiri dan diputuskan sendiri oleh desa, karena itu jargon “satu desa, satu rencana, dan satu subjek dalam pembangunan. Melalui pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini, kami mencoba memberikan pencerahan dan pemahaman baru tentang penyelenggaan pemerintahan desa yang ideal. Penyelenggaraan pemerintahan desa yang ideal adalah menempatkan desa sebagai penyelengaran dari pembangunan desa itu sendiri. Desa mendapatkan pengakuan dari negara dengan mewujudkan kemandirian desa yang sesungguhnya. anggaran” merupakan semangat yang menonjol dalam UU Desa. 9 4. Dampak Sosialisasi Politik Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Dampak yang diharapkan dapat Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan PP terjadi setelah kegiatan Sosialisasi Politik No. 60 tentang, Dana Desa yang Bersumber tentang UU desaadalah sebagai berikut: dari APBN, telah memberikan pondasi a. Tumbuhnya kepercayaan diri dalam Pemerintahan pelaksanaan penyelengaran desa b. Aparat desa mempunyai pengetahuan c. Tumbuhnya kesadaran yang tinggi dari desa, BPD dan tokoh masyarakat terkait dengan desa dan pelaksanaan Desa, pembinaan masyarakat Desa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal hubungannya dengan negara. d. Meningkatnya Pembangunan Desa, kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan yang jelas tentang UU Desa aparat dasar terkait dengan Penyelenggaraan pengelolaan dan Ika. Sebelum pelayanan publik di Desa Cikalong dan UU Desa tersebut ditetapkan, sejak Indonesia merdeka, telah ditetapkan pula beberapa Undang-Undang B. Materi Penyuluhan Sosialisasi UU yang secara ekslusif maupun mandiri No 6 Tahun 2014 Tentang Desa mengatur tentang desa. Undang-undang itu Terbitnya UU No. 6 Tahun. 2014 antara lain : UU No. 22 Tahun 1948 tentang tentang Desa, yang selanjutnya disebut Pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 1 dengan UU Desa, menjadi sebuah titik awal tahun harapan desa untuk bisa menentukan posisi, Pemerintahan Daerah, UU No. 19 tahun peran dirinya. 1965 tentang Desa Praja, UU No. 5 Tahun Harapan supaya desa bisa bertenaga secara 1974tentang Pokok-Pokok Pemerintahan sosial dan berdaulat secara politik sebagai Di Daerah, UU No. 5 Tahun 1979 tentang fondasi demokrasi desa, seta berdaya secara Pemerintahan Desa, UU No. 22 Tahun ekonomi dan bermartabat secara budaya 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan sebagai wajah kemandirian desa dan terakhir (hingga sebelum 15 Januari 2014) pembangunan dan semakin kewenangan desa. menggairah atas 1957 tentang Pokok-Pokok Harapan tersebut adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang ketika muncul Pemerintahan Daerah sepanjang kombinasi antara azas rekognisi dan menyangkut Desa mulai dari Pasal 200 s/d subsidiaritas sebagai azas utama yang Pasal 216. menjadi ruh UU ini. UU Desa yang Wajah baru desa menjadi harapan didukung PP No. 43 Tahun 2014 tentang mengiringi UU Desa dengan posisi, peran 10 dan kewenangan desa yang baru. Karena sebelumnya pada pendekatan mutilasi sektoral. peraturan sebelumnya, perundang-undangan kewenangan desa hanya desa bersifat mandat. menggunakan 1. Substansi UU No 6 Tahun 2014 bersifat target, dan dengan UU Desa ini kewenangan yang tentang Desa UU desa no 6 Tahun 2014 ini Kedudukan desa menjadi pemerintahan mempunyai masyarakat, hybrid antara self governing sebelumya. UU Desa berisi tentang ha-hal community dan local self government, yang terkait dengan kebutuhan sebuah desa bukan sebagai organisasi pemerintahan modern yang berada dalam sistem pemerintahan pengakuan atas kedaulatan desa menjadi kabupaten/kota (local state government). hal khusus yang diperhatikan oleh UU ini. Desa mempunyai posisi dan peran yang Pokok bahasan yang menjadi sentral dari lebih berdaulat, posisi dan peran yang UU desa ini adalah tentang Kedudukan dan sangat besar dan luas dalam mengatur dan kewenangan desa, mengurus desa. Model pembangunan yang pembangunan desa, dulunya bersistem Government driven Demokrasi desa, khususnya akuntabilitas development driven kepala desa serta posisi dan peran Badan development, sekarang bersistem Village Permusyawaratan Desa., Birokrasi desa driven development. Dari sisi politik (Sekdes, sistem kepegawaian, penggajian, tempat, dengan UU Desa ini posisi desa kesejahteraan, dll). atau community perbedaaan dewasa ini. dengan uu Disamping itu Perencanaan Keuangan desa, bisa menjadi “arena” pelaksanaan program pembangunan dari pemerintah, tidak seperti 2. Kewenangan desa di bawah UU dulu lagi yang hanya sebatas sebagai No 6 Tahun 2014 “lokasi” program pembangunan. Dengan Dengan dua azas utama “rekognisi” begitu desa akan bisa menyelenggarakan dan “subdidiaritas”UU Desa mempunyai pemerintahan, pembangunan, semangat revolusioner, berbeda dengan pemberdayaan masyarakat sendiri secara azas “desentralisasi” dan “residualitas”. penuh. Dengan Desa akan menjadi subjek mendasarkan pada azas pembangunan bukan lagi sebagai objek. desentralisasi dan residualitas desa hanya Dengan pendekatan fasilitasi, emansipasi menjadi dan desentralisasi konsolidasi. dilakukan Dan dengan sekarang ini menggunakan pendekatan imposisi, tidak seperti masa bagian dari daerah, hanya berhenti sebab di kabupaten/kota. Disamping itu, desa hanya menerima pelimpahan sebagian 11 kewenangan dari kabupaten/kota. Sehingga mengatur desa hanya menerima sisasisa lebihan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh daerah, baik sisa kewenangan maupun sisa desa atau mampu dan efektif dijalankan keuangan dalam bentuk Alokasi Dana oleh desa atau yang muncul karena Desa. Kombinasi antara azas rekognisi dan perkembangan subsidiaritas masyarakat Desa. Ketiga, Kewenangan UU Desa menghasilkan dan mengurus desa dan prakasa definisi desa yang berbeda dengan definisi- kewenangan definisi sebelumnya. Desa didefinisikan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, sebagai kesatuan masyarakat hukum yang atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki batas wilayah yang berwenang yang sesuai dengan ketentuan peraturan untuk mengatur dan mengurus urusan perundang-undangan. pemerintahan, kewenangan kepentingan masyarakat yang kepentingan di atas ditugaskan oleh Beberapa menjadi wajib setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, diketahui oleh pemerintah desa. Karena hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang tanpa mengetahui beberapa wewenang di diakui sistem atas pemerintah desa akan kebingungan pemerintahan NKRI. Dengan definisi dan dalam menentukan sikap dan membuat makna itu, UU Desa telah menempatkan peraturan-peraturan pada tingkat desa. dan dihormati dalam desa sebagai organisasi campuran (hybrid) Desa juga tidak lagi identik antara masyarakat berpemerintahan (self dengan pemerintah desa dan kepala desa, governing melainkan community) dengan pemerintahan lokal (local self government). Dengan begitu, sistem pemerintahan di desa berbentuk pemerintahan masyarakat pemerintahan desa yang sekaligus pemerintahan masyarakat yang membentuk Artinya, kesatuan masyarakat kewenangan dalam entitas juga hukum. mempunyai mengatur desa atau pemerintahan berbasis masyarakat sebagaimana dengan segala kewenangannya Kewenangan merupakan elemen penting Pada dasarnya ada pemerintahan desa. 3 sebagai hak yang dimiliki oleh sebuah desa kewenangan yang diberikan pada desa, untuk dapat mengatur rumah tangganya yaitu: pertama, Kewenangan berdasarkan sendiri. Dari pemahaman ini jelas bahwa hak asal usul adalah hak yang merupakan dalam membahas kewenangan tidak hanya warisan yang masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kedua, Kewenangan lokal sematamata memperhatikan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa namun harus juga memperhatikan menjalankan kekuasaan. dan subjek yang Kewenangan yang menerima harus berskala desa adalah kewenangan untuk 12 memperhatikan apakah kewenangan itu pembangunan dirubah menjadi subjek dan bisa sekaligus objek pembangunan. diterima oleh menjalankan atau pengelompokannya, subjek tidak. yang Dalam kewenangan yang dimiliki desa meliputi : kewenangan dibidang penyelenggaraan pemerintahan desa, kewenangan dibidang pelaksanaan Sosialisasi Cikalong UU Kecamatan Desa di desa Cikalong ini diharapkan memberikan konstribusi kepada aparat desa di kecamatan Cikalong dalam pembangunan desa, kewenangan dibidang penyelenggaran pembinaan kemasyarakatan desa, dan Penyelengaran Pemerintah desa di desa kewenangan pemberdayaan Cikalong ini dihadiri oleh aparat desa, berdasarkan badan permusyawaratan desa, dan tokoh masyarakat prakarsa dibidang desa yang masyarakat, atau pemerintahan desa. yang masyarakat. Dengan dihadiri oleh elemen- berdasarkan hak asal usul dan yang elemen tersebut maka penyelenggaraan berdasarkan adat istiadat desa. pemeritahan desa dalam pelayanana publik menjadi maksimal. Pelayanan publik yang BAB VI maksimal diharapakan akan meningkatkan KESIMPULAN (sementara) pada perbaikan kehidupan masyarakat desa A. Kesimpulan menjadi lebih baik. Fenomena desa merupakan hal yang sudah lama diperbicangkan di dunia akademis dan politis. Secara politis desa sudah menerapkan asas-asas pembangunan yang di sesuaikan dengan keinginan pemerintah pusat. Asas-asas sentralisasi, dekonsentrasi dan seperti tugas pembantuan sudah melekat pada desa jauhjauh hari sebelum ada UU Desa. UU Desa memberikan harapan baru bagi pelaksanaan pembangunaan di desa-desa. Pembanguna yang selama ini bersifat atas-bawah di bawah naungan regulasi sebelumnya. Dengan UU Desa ini maka pembangunaan desa dirubah dengan pola bawah-atas. Desa yang selama ini menjadi objek kajian B. Saran dan tindak lanjut Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan menghasilkan tindak lanjut sebagai berikut: 1. Meningkatkan kesadaran dalam penyelenggaraan pemerintahan desa kepada aparat desa di Desa Cikalong Kecamatan Cikalong 2. Memberikan peningkatan pengetahuan yang baru tentang desa bagi aparat desa , BPD , dan tokoh Masyarakat desa Cikalong 3. Meningkatkan kapasitas dalam pembuatan rencana pembangunan desa cikalong 4. Meningkatkan kapasitas pelayanan publik dari aparat desa 13 kepada masyarakat desa secara keseluruhan DAFTAR PUSTAKA Abdur Rozaki, Promosi Otonomi Desa, IRE Press, Yogyakarta, 2003 Ari Dwipayana dan Sutoro Eko (eds.), Membangun Good Governance di Desa, IRE Press, Yogyakarta, 2003 Ari Dwipayana, Pembaharuan Desa Secara Partisipasif, Pustaka Pelajar, 2003. Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1995 Bayu Surianingrat, Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan, Aksara Baru, Jakarta, 1985. Budiman, Penyusunan Konsep Perumusan Pengembangan Kebijakan Pelestarian Nilai-nilai Kemasyarakatan (“social capital”) untuk Integrasi Bangsa, kerjasama FISIPOL UGM dengan Kantor Eks Menteri Negara Masalah-masalah Kemasyarakatan, Yogyakarta, 2001, Maschab, Mashuri. Pemerintah Desa di Indonesia. PAU-Studi Sosial. UGM. Jakarta. 2001 Miftah, Thoha, Birokrasi dan Politik di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2003 14