ITGbM SOSIALISASI POLITIK UU NO 6 TAHUN 2014

advertisement
ITGbM SOSIALISASI POLITIK UU NO 6 TAHUN 2014 BAGI
MASYARAKAT DESA DAN PERANGKAT DESA DI DESA CIKALONG
KECAMATAN CIKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA
Hendra Gunawan, S.IP,M.Si, Subhan Agung, S.IP., M.A
Dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP UNSIL
RINGKASAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema “Sosialisasi Politik UU
No 6 Tahun 2014 Tentang Desa bagi Masyarakat dan aparat Desa Cikalong Kabupaten
Tasikmalaya” ini berupaya untuk mensosialisasikan dan melakukan pendidikan politik
bagi masyarakat desa Cikalong di Kabupaten Tasikmalaya. Sosialisasi ini menjadi
penting mengingat Desa yang menjadi objek pembangunan sejak pemerintahan orde
lama sampai dengan reformasi sekarang. Perubahan yang terjadi di wilayah
suprastruktur desa menyebabkan perubahan yang besar kepada desa Cikalong tersebut.
Selain itu proses demokrasi lokal yang oleh negara diletakan pada entitas desa telah
mengalami pasang surut. Kebijakan yang dibuat oleh negara untuk mengatur desa
diantara adalah regulasi terbaru yakni UU No 6 tahun 2014 tentang Desa. UU ini
memberikan ruang yang lebih kepada Desa untuk mengembangkan demokrasi lokal
yang lebih dewasa kepada wilayah masing-masing desa. UU No 6 Tahun 2014 juga
memberikan peluang kepada desa untuk lebih mengembangkan potensi ekonomi desa.
Pengabdian pada masyarakat ini, akan difokuskan di wilayah Kecamatan
Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Melalui pengabdian ini masyarakat dan aparat desa
diharapkan menjadi lebih baik dalam pengelolaan desa yang sesuai dengan semangat
keberdayaan desa. Pengelolaan di bidang ekonomi dan politik di Desa Cikalong
diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf hidup mereka.
Metode kegiatan yang digunakan dan dilaksanakan dengan Ceramah dan Tanya
Jawab, Diskusi, Focus Guidence Discusion (FGD). Melalui kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat dengan metode ini diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman dan
pengelolaan desa di Desa Cikalong. Pembangunan yang dilakukan juga sesuai dengan
semangat yang ada di UU Desa tersebut.
Kata kunci: Sosialisasi Politik dan Pendidikan Politik,UU No 6 Tahun 2014
Tentang Desa
1
reformasi sistem politik berubah
BAB I. PENDAHULUAN
A.
menjadi
Analisis Situasi
Reformasi
politik yang
terjadi di Indonesia di penghujung
tahun 1990-an telah membawa
perubahan
yang
signifikan
di
hampir di semua lini kehidupan.
juga perubahan politik. Gerakan
yang dimotori oleh mahasiswa
tersebut bermula pada merebaknya
krisis multidimensional yang tejadi
awal tahun 1990-an. Salah satu
dampak
besar
reformasi
gerakan
tersebut
berubahnya
yang
dari
bandul
tadinya
adalah
kekuasaaan
tersentralisasi
pemerintah
pusat
di
menjadi
terdesentralisasinya kekuasaan ke
daerah. Selama orde baru yang
dipimpin oleh Soeharto praktik
politik
yang
bagaimana
terjadi
adalah
daerah-daerah
itu
tunduk kepada keputusan yang
dibuat
oleh
Sehingga
pemerintah
model
pusat.
pengambilan
kebijakan yang terjadi pada saat itu
kebanyakan bersifat dari atas ke
bawah atau top down
tanpa
memperhatikan kebutuhan riil di
lapangan.
tersebut
Baru
runtuh
setelah
oleh
rezim
gerakan
dimana
daerah diberi kewenangan yang luas
dalam
pengambilan
keputusan
politik. Efeknya adalah terjadi
euforia politik di hampir seluruh
daerah di wilayah Indonesia.
Euforia politik tersebutnya
Perubahan tersebut terjadi baik pada
aspek sosial, ekonomi, budaya dan
desentralisasi,
pada prakteknya ternyata membawa
masalah baru bagi perkembangan
politik di Indonesia.
Terutama
masalah pada tataran politik lokal
termasuk permasalahan di tingkat
desa.
Masalah
karena
tersebut
belum
terjadi
terbiasanya
masyarakat dengan proses politik
demokrasi yang menjadi tuntutan
dari gerakan reformasi. Hal tersebut
karena selama 32 tahun masyarakat
lokal terutama masyarakat desa
terbiasa ‘hanya’ menerima dampak
bijakan dari atas tanpa dilibatkan
secara
penuh
dalam
proses
pengambilan kebijakan tersebut.
Sehingga ketika kran demokasi di
tingkat
desa
itu
dibuka
dan
masyarakat desa diminta untuk
dilibatkan secara penuh, terjadi
masalah, masyarakat mengalami
‘keterkejutan demokrasi’. Proses
demokrasi
lokal
yang
mengharuskan masyarakat aktif di
semua sektor, baik itu pada tahapan
input, proses, maupun out put, telah
2
mendorong terjadinya pendewasaan
kecamatan
politik yang sedikit ‘dipaksakan’.
Tasikmalaya,
Selain itu proses demokrasi
lokal yang oleh negara diletakan
surut.
Kebijakan
yang
wilayah
yaitu
Karangnunggal,
selatan
Kecamatan
Cikatomas
dan
Pangandaran.
pada entitas desa telah mengalami
pasang
di
Desa Cikalong yang terletak
di
bagian
selatan
Kabupaten
dibuat oleh negara untuk mengatur
Tasikmalaya ini merupakan salah
desa
regulasi
satu desa yang terkena dampak dari
terbaru yakni UU No 6 tahun 2014
proses politik sentralisasi. Ketika
tentang Desa. UU ini memberikan
rezim orde baru masih berkuasa
ruang yang lebih kepada Desa untuk
semua kebijakan yang menyangkut
mengembangkan demokrasi lokal
Desa Cikalong langsung datang dari
yang lebih dewasa kepada wilayah
pusat
masing-masing desa. UU No 6
kebutuhan nyata desa. Seolah-olah
Tahun
seluruh masyarak dan aparat desa
diantara
2014
adalah
juga
memberikan
tanpa
peluang kepada desa untuk lebih
hanya
mengembangkan potensi ekonomi
pengawas dari kebijakan yang telah
desa.
dibuat. Sementara semua kebijakan
Salah satu daerah yang
mengalami
keterkejutan
proses
sebagai
memperhatikan
pelaksana
dan
dan seluruh pembiayaannya sudah
di buat sedemikian rupa oleh
demokrasi ditingkat desa tersebut
pemerintah
pusat.
Pada
adalah salah satu desa di Kabupaen
perubahan
politik
terjadi
Tasikmalaya, yaitu Desa Cikalong
Indonesia
Kecamatan Cikalong. Kecamatan
terkena dampak politik tersebut.
Cikalong adalah salah satu dari 39
Kebiasaan hanya sebagai pelaksana
Kecamatan
Kabupaten
dan pengawas dari kebijakan yang
sistem
dibuat di atas, menjadikan desa ini
Kabupaten
memandang politik dan seluruh
Tasikmalaya,
di
dalam
Pemerintahan
Desa
Cikalong
di
juga
Tasikmalaya, Kecamatan Cikalong
aspeknya
telah berdiri sejak jaman Ratu
sempit. Misalnya, masyarakat Desa
Wihelmina
Cikalong hanya mengetahui tentang
Kerajaan
Belanda,
dengan
saat
adalah
pandangan
sekitar Tahun 1930. Merupakan
politik
‘ketika’
ada
kecamatan
pertama
berdiri
pemilihan, baik itu tingkat desa,
(CIKAL)
dari
kecamatan
kabupaten, gubenur atau presiden
3
dan pemilihan legislatif. Lebih
kerjasama
memprihatinkan
Cikalong
lagi,
beberapa
masyarakat mengetahui politik itu
identik
adalah
dengan
antara
dan
Kecamatan
Desa
Cikalong
dengan Tim PPM Fisip Unsil.
‘partai
Sosialisasi dan pendidikan politik
politik’.
ini diharapkan akan;
B. Permasalahan Mitra
1.
Berdasarkan analisis situasi
Meningkatkan
masyarakat
pemahaman
Desa
Cikalong
diatas maka permasalahan yang
tentang
dihadapai
pengetahuan UU No 6 Tahun
oleh
Desa
Cikalong
adalah belum adanya pemahaman
yang
menyeluruh
pengelolaan
regulasi
diperlukan
desa
terbaru
adanya
desa
melalui
2014 Tentang Desa.
tentang
2.
Dapat
meningkatkan
berdasarkan
mengelolaan desa yang sesuai
sehingga
dengan karakter dan modal
sosialisasi
sosial
sekaligus juga pendidikan politik
yang
ada
di
desa
Cikalong ini.
bagi masyarakat dan aparat desa
3.
Meningkatkan
keberdayaan
Cikalong. Sehingga dengan adanya
masyarakat
sosialisasi politik UU terbaru dan
dengan
pendidikan politik bagi masyarakat
peluang-peluang yang ada di
dan
UU No 6 Tahun 2014 Tentang
aparat
diharapakan
desa
Cikalong
pengelolaan
desa
desa
Cikalong
memanfaatkan
Desa.
dalam bidang ekonomi, politik dan
BAB II
sosial menjadi sejalan dengan UU
TARGET DAN LUARAN
No 6 Tahun 2014 tentang Desa.
A.
Target Kegiatan
Target dalam pelaksanaan PPM ini
C. Solusi Yang Ditawarkan
Solusi
yang
ditawarkan
adalah:
1.
adalah sosialisasi dan pendidikan
sehingga
aparat desa Cikalong terkait dengan
Sosialisasi dan pendidikan politik
ini akan diselenggarakan dengan
pengelolaan
Desa Cikalong di bidang politik
politik bagi masyarakat desa dan
UU No 6 Tahun 2016 Tentang Desa.
Meningkatkan
tercapainya
partisipasi politik yang tinggi
2.
Meningkatkan
desa
di
pengelolaan
bidang
ekonomi
sehingga bisa meningkatkan
4
tarap hidup masyarakat desa
Cikalong
3.
Mensinergikan
semua
pemangku kepentingan di Desa
Cikalong sehingga terbangun
kesadaran
bersama
dalam
membangun desa
B. Luaran Kegiatan
1.
Modul
sosialisasi
2.
Panduan
pendidikan
C. Alat Penunjang Kegiatan
1.
2.
3.
4.
Infocus dan Layar
Laptop
Alat Tulis
KIT pelatihan
Waktu Kegiatan
1. Kegiatan Sosialisasi politik UU Desa
politik
bagi masyarakat dan perangkat Desa
Mencetak perangkat desa yang
Cikalong
mempunyai komitmen untuk
rentang waktu 8 bulan.
membangun desa
3.
1. Pembuatan Modul
2. Pra Test dan Post Test
D. Ruang Lingkup Kegiatan dan
Lengkap
dan
B. Bentuk/Keragaman Kegiatan
Jurnal Nasional
ini
dilaksanakan
dalam
2. Kegiatan Sosialisasi politik UU Desa
ini akan dilaksanakan pada 4 (dua) kali
dalam delapan bulan selama 8 bulan
pelaksanaan di Kecamatan Cikalong
Kabupaten
Tasikmalaya.
Untuk
BAB III
mengukur
keberhasilan
METODE PELAKSANAAN
politik ini akan digunakan instrumen
Sosialisasi
penilaian berupa pra test (sebelum di
A. Metode Kegiatan Yang
mulai pelatihan) dan post test (setelah
Digunakan
dimulai pelatihan).
1. Pemberian Materi (Ceramah)
dan Tanya Jawab mengenai
pentingnya pengetahuan UU
No 6 Tahun 2014
2. Diskusi Mengenai mengapa
pentingnya pemahaman tentang
regulasi desa
3. Focus Group Discusion (FGD)
Hasil dari test
tersebut di jadikan acuan untuk Luaran
PPM ITGbM ini.
untuk merumuskan bagaimana
membangun desa yang sesuai
dengan UU No 6 Tahun 2014
5
BAB IV
batas wilayah meliputi beberapa daerah
HASIL YANG DICAPAI
diantaranya adalah:
A. Deskripsi Mitra
Sebelah Utara
1. Deskripsi Kecamatan Cikalong
Cikatomas dan Kecamatan Pancatengah
:
Kecamatan
Sebelah Timur
: Kabupaten Ciamis
salah satu kecamatan yang berada di
Sebelah Selatan
:Samudera Indonesia
wilayah
Sebelah Barat
:Kecamatan
Kecamatan Cikalong merupakan
administrasi
Kabupaten
Tasikmalaya. Kecamatan cikalong ini
merupakan
sebuah
kecamatan
Karangnunggal
yang
mempunyai luas wilayah yang cukup luas
yakni mencapai 13629,5 km². Secara
A. Kegiatan
Pelaksanaan
Program
Pengabdian Masyrakat
Program
geografis Kecamatan Cikalong berada di
Pengabdian
dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
Masyarakat
permukaan tanah adalah 25 meter diatas
Masyarakat (ITGbM) ini dilaksanakan
permuakaan laut. Kecamatan Cikalong
sebagai implementasi dari Tri Dharma
terbagi kedalam 13 desa yaitu Desa
Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian
Mandalajaya,
masyarakat. Sebagai dosen di Fakultas Ilmu
Cikalong,
Cikancra,
Iptek
Cidadali,
Siliwangi, kami melaksanakan program ini
Sindangjaya, Kalapagenep dan Cimanuk.
Desa
yang
mempunyai
luas
Politik
bagi
Sosial
Cikadu,
Ilmu
Guna
Tonjongsari, Singkir, Panyiaran, Cibeber,
Kubangsari,
dan
Tepat
Pada
Universitas
dengan tema “Sosialisasi Politik UU No 6
Tahun 2014 bagi Masyarakat Desa dan
wilayah yang paling besar adalah Desa
perangkat
Kubangsari dengan luas wilayah mencapai
Kecamatan
1715.35 Km² atau 15,9% dari seluruh luas
Tasikmalaya”. Program ini ditujukan
wilayah Kecamatan Cikalong dan desa
untuk
yang paling kecil adalah Desa Cikancra
penjelasan tentang UU desa di Desa
dengan luas wilayahnya hanya mencapai
Cikalong.
561.31 Km² atau 7,2% dari jumlah
dilaksanakannya
keseluruhan Kecamatan Cikalong.
peningkatan yang signifikan dalam hal
Letak geografis dari Kecamatan
Cikalong
berada
di
ujung
selatan
Kabupaten Tasikmalaya dengan batas-
desa
di
Desa
Cikalong
memberikan
Dengan
Cikalong
Kabupaten
pemahaman
harapan
program
ini
dan
setelah
terjadi
penyelenggaran pemerintahana desa dan
kesadaran
politik
bagi
aparat
Desa
Cikalong di Kecamatan Cikalong.
Kegiatan inti dari program ini
dilaksanakan
pada
hari
Rabu-Kamis,
6
tanggal 19 - 20 Juli 2017. Kegiatan ini
Kantor Kecamatan Cikalong, di Rumah
Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
Iptek Tepat Guna bagi Masyarakat
(ITGbM)
1. Identitas Kegiatan
Tokoh Masyarakat (H. Dedi Kusnandi,
Kegiatan
S.P). Pertama, di Kantor Kecamatan
Pelatihan/Penyuluhan tentang UU No 6
Cikalong dilaksanakan diskusi dengan
Tahun 2014 mengenai Desa kepada aparat
beberapa
tokoh
desa dan anggota Badan Pemusyawaratan
masyarakat dan perwakilan Karang Taruna
Desa serta tokoh masyarakat di Kecamatan
dari beberapa desa di Kecamatan Cikalong
Cikalong.
dengan
Jadwal Kegiatan
: 19 - 20 Juli 2017
dengan pemetaan potensi dan partisipasi
Out Put
:
generasi muda di Kecamatan Cikalong.
a. Surat Tugas Pengabdian Masyarakat
Kedua, di Rumah H. Dedi Kusnandi, S.P
b. Draft Laporan Kegiatan
(salah
c. Draft Laporan Keuangan
dilaksanakan di beberapa tempat yaitu di
aparat
fokus
kecamatan,
pembicaraan
seorang
tokoh
berkaitan
masyarakat
:
Mengisi
Kecamatan Cikalong) dilaksanakan diskusi
Bukti Pendukung
informal dengan beberapa tokoh dan
a. Foto Kegiatan
anggota masyarakat sekitar dengan fokus
b. Absensi Peserta Kegiatan
pembicaraan
Tahapan Kegiatan :
mengenai
persoalan-
persoalan kepemudaan khususnya yang
a.
:
Berkomunikasi
dengan
Aparan
terkait dengan partisipasi politik dan
Kecamatan dan Desa di Kecmatan
kesadaran
Cikalong
politik
generasi
muda
di
Kecamatan Cikalong. Ketiga, merupakan
b.
kegiatan inti yang dilaksanakan di Aula
Kecamatan Cikalong tentang sosialisasi
Membuat
draft/bahan
ceramah
Pendidikan Politik Pemilih Pemula
c.
UU Desa No 6 untuk aparat desa di
Mempersiapkan tempat dan fasilitas
kegiatan
Kecamatan Cikalong dan juga kepada
d.
Melaksanakan kegiatan ceramah
perwakian
e.
Menulis laporan kegiatan
masyarakat.
Untuk
lebih
jelasnya mengenai proses atau tahapan
kegiatan pengabdian masyarakat dapat
2. Pelaksanaan Tahapan Kegiatan PPM
dilihat dari tabel berikut ini:
ITGbM di Kecamatan Cikalong
Program Pengabdian Masyarakat
dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan
salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tri
7
Dharma
Perguruan
Darma
mendapatkan izin kegiatan selanjutnya
pengabdian masyarakat adalah kegiatan
adalah mempersiapkan kegiatan dengan
yang
membuat materi atau bahan berupa modul
dangat
Tinggi.
mendukung
visi
misi
organisasi yaitu menghasilkan sarjana ilmu
sebagai
politik yang memiliki jiwa kepemimpinan
mengenai desa, sejarah desa, UU yang
dan
pernah berlaku di Indoesia, dan Substansi
mampu
memecahkan
persoalan
masyarakat serta mampu menyesuaikan
dengan
perkembangan
masyarakat.
Salah
satu
diperbincangkan dalam
adalah
tentang
yang
diskusi politik
panduan
pemahaman
UU Desa No 6 Tahun 2014.
sosial-politik
tema
buku
Tahap
selanjutnya
adalah
pelaksanaan kegiatan Sosialisasi UU Desa
kepada
aparat
Desa
dan
Badan
penyelenggaraaan
Permusyawaratan Desa dan perwakilan
pemerintahan daerah. Pemerintah daerah
tokoh masyarakat yang bertempat di Aula
yang otonom yang diselenggarakan oleh
Kecamatan Cikalong. Dalam sosialisasi
negara sampai juga kepada pemerintahan
UU Desa tersebut dijelaskan bahwa desa
desa. Desa sebagai intitas terendah di
merupakan sebuah entitas yang sudah lama
wilayah Indonesia memberikan kontribusi
ada jauh sebelum Indoesia ini berdiri.
yang besar bagiembrio lahirnya Indonesia.
Sebagai sebuah entitas yang sudah lama
Oleh sebab itulah kemudian dilaksanakan
ada seharusnya desa dan penduduk desa
pengabdian
mendapatkan
masyarakat
dengan
tema
perhatian
lebih
dari
sosialisasi tentang UU No 6 Tahun 2014
pemerintah. Dalam hal ini, perhatian yang
tentang Desa. Sebagai standar pelaksanaan
dimaksud adalah minimal pengakuan dari
desa di Indonesia yang terbaru, UU Desa ini
pemerintan pusat
memcoba memberikan pengakuan yang
diwujudkan dalam bentuk perundangan
besar kepada desa yang sebelumnya tidak
yang pro desa. Lahirnya UU No 6 Tahun
dilakukan oleh negara.
2014 tentang desa memberikan warna baru
kepada desa
yang
Tahapan kegiatan yang dilakukan
bagi desa dalam hal penyelenggaran dan
dalam kegiatan ini adalah berkomunikasi
juga dalam hal keuangan. UU Desa ini
dengan
tokoh
memberikan pengakuan hak asal-usul desa
masyarakat dan perwakilan desa dan BPD
dan kewenangan desa untuk mengatur
di Kecamatan Cikalong, memohon izin
sendiri
untuk penyelenggaraan Sosialisasi Politik
Pengakuan dan wewenang ini adalah
UU No 6 tahun 2014 Tentang Desa bagi
modal menjadikan desa mandiri, kuat,
aparat Desa, BPD dan perwakilan Tokoh
sejahtera, dan demokratis. Pembangunan
Masyarakat di kecamatan Cikalong. Setelah
desa
aparan
kecamatan,
melaksanakan
bertujuan
pembangunan.
meningkatkan
8
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas
3. Pemahaman dan Pendidikan Politik
hidup
yang Disampaikan
manusia
kemiskinan
serta;
menanggulangi
melalui
penyediaan
Kegiatan sosialisasi tentang UU
dasar,
Desa di Kecamatan Cikalong dilaksanakan
prasarana,
dengan penuh tanggung jawab, oleh karena
pemenuhan
kebutuhan
pembangunan
sarana
pengembangan
dan
potensi
lokal,
serta
itu kegiatan ini dipersiapkan dengan sebaik
pemanfaatan sumber daya alam dan
mungkin, dengan perencanaan yang matang
lingkungan secara berkelanjutan.
dan
dilaksanakan
dengan
penuh
Untuk mencapai tujuan tersebut,
kesungguhan.
Desa
dua
pemerintaahan desa yang sebelumnya
pendekatan, yaitu “Desa Membangun”,
bersifat atas-bawah membuat aparat desa
dan
menjadi
UU
ini
menggunakan
“Membangun
diintegrasikan
Desa”
dalam
yang
perencanaan
Penyelenggaran
sangat
mengaplikasikan
kaku
regulasi
ketika
yang
ada.
pembangunan
desa.
Sebagai
Regulasi yang ada sebelum UU no 6 Tahun
konsekuensinya,
desa
menyusun
2014 masih menempatkan desa sebagai
sesuai
objek kajian dalam pembanguan. Dengan
pada
lahirnya UU Desa no 6 Tahun 2014
pembangunan
menempatkan desa bukan hanya sebagai
Konsep perencanaan
objek akan tetapi juga sekaligus sebagai
perencanaan
wewenang
pembangunan
yang
mengacu
perencanaan
kabupaten/kota.
pembangunan desa yang diatur dalam UU
Desa mengalami perubahan dan kemajuan
dibandingkan dengan substansi yang diatur
dalam PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Sebelumnya, perencanaan desa merupakan
bagian dari perencanaan kabupaten/kota,
sehingga makna perencanaan lebih banyak
mengusulkan ke atas. Sekarang dengan
adanya
UU
Desa,
perencanaan
pembangunan desa adalah village self
planning
yang
berdiri
sendiri
dan
diputuskan sendiri oleh desa, karena itu
jargon “satu desa, satu rencana, dan satu
subjek dalam pembangunan.
Melalui
pelaksanaan
program
pengabdian pada masyarakat ini, kami
mencoba memberikan pencerahan dan
pemahaman baru tentang penyelenggaan
pemerintahan
desa
yang
ideal.
Penyelenggaraan pemerintahan desa yang
ideal adalah menempatkan desa sebagai
penyelengaran dari pembangunan desa itu
sendiri. Desa mendapatkan pengakuan dari
negara dengan mewujudkan kemandirian
desa yang sesungguhnya.
anggaran” merupakan semangat yang
menonjol dalam UU Desa.
9
4. Dampak Sosialisasi Politik
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Dampak yang diharapkan dapat
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan PP
terjadi setelah kegiatan Sosialisasi Politik
No. 60 tentang, Dana Desa yang Bersumber
tentang UU desaadalah sebagai berikut:
dari APBN, telah memberikan pondasi
a. Tumbuhnya kepercayaan diri dalam
Pemerintahan
pelaksanaan penyelengaran desa
b. Aparat desa mempunyai pengetahuan
c. Tumbuhnya kesadaran yang tinggi dari
desa,
BPD
dan
tokoh
masyarakat terkait dengan desa dan
pelaksanaan
Desa,
pembinaan
masyarakat Desa berdasarkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal
hubungannya dengan negara.
d. Meningkatnya
Pembangunan
Desa,
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
yang jelas tentang UU Desa
aparat
dasar terkait dengan Penyelenggaraan
pengelolaan
dan
Ika.
Sebelum
pelayanan publik di Desa Cikalong dan
UU
Desa
tersebut
ditetapkan, sejak Indonesia merdeka, telah
ditetapkan pula beberapa Undang-Undang
B.
Materi Penyuluhan Sosialisasi UU
yang secara ekslusif maupun mandiri
No 6 Tahun 2014 Tentang Desa
mengatur tentang desa. Undang-undang itu
Terbitnya UU No. 6 Tahun. 2014
antara lain : UU No. 22 Tahun 1948 tentang
tentang Desa, yang selanjutnya disebut
Pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 1
dengan UU Desa, menjadi sebuah titik awal
tahun
harapan desa untuk bisa menentukan posisi,
Pemerintahan Daerah, UU No. 19 tahun
peran
dirinya.
1965 tentang Desa Praja, UU No. 5 Tahun
Harapan supaya desa bisa bertenaga secara
1974tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
sosial dan berdaulat secara politik sebagai
Di Daerah, UU No. 5 Tahun 1979 tentang
fondasi demokrasi desa, seta berdaya secara
Pemerintahan Desa, UU No. 22 Tahun
ekonomi dan bermartabat secara budaya
1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan
sebagai wajah kemandirian desa dan
terakhir (hingga sebelum 15 Januari 2014)
pembangunan
dan
semakin
kewenangan
desa.
menggairah
atas
1957
tentang
Pokok-Pokok
Harapan
tersebut
adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang
ketika
muncul
Pemerintahan
Daerah
sepanjang
kombinasi antara azas rekognisi dan
menyangkut Desa mulai dari Pasal 200 s/d
subsidiaritas sebagai azas utama yang
Pasal 216.
menjadi ruh UU ini. UU Desa yang
Wajah baru desa menjadi harapan
didukung PP No. 43 Tahun 2014 tentang
mengiringi UU Desa dengan posisi, peran
10
dan kewenangan desa yang baru. Karena
sebelumnya
pada
pendekatan mutilasi sektoral.
peraturan
sebelumnya,
perundang-undangan
kewenangan
desa
hanya
desa
bersifat
mandat.
menggunakan
1. Substansi UU No 6 Tahun 2014
bersifat target, dan dengan UU Desa ini
kewenangan
yang
tentang Desa
UU desa no 6 Tahun 2014 ini
Kedudukan desa menjadi pemerintahan
mempunyai
masyarakat, hybrid antara self governing
sebelumya. UU Desa berisi tentang ha-hal
community dan local self government,
yang terkait dengan kebutuhan sebuah desa
bukan sebagai organisasi pemerintahan
modern
yang berada dalam sistem pemerintahan
pengakuan atas kedaulatan desa menjadi
kabupaten/kota (local state government).
hal khusus yang diperhatikan oleh UU ini.
Desa mempunyai posisi dan peran yang
Pokok bahasan yang menjadi sentral dari
lebih berdaulat, posisi dan peran yang
UU desa ini adalah tentang Kedudukan dan
sangat besar dan luas dalam mengatur dan
kewenangan
desa,
mengurus desa. Model pembangunan yang
pembangunan
desa,
dulunya bersistem Government driven
Demokrasi desa, khususnya akuntabilitas
development
driven
kepala desa serta posisi dan peran Badan
development, sekarang bersistem Village
Permusyawaratan Desa., Birokrasi desa
driven development. Dari sisi politik
(Sekdes, sistem kepegawaian, penggajian,
tempat, dengan UU Desa ini posisi desa
kesejahteraan, dll).
atau
community
perbedaaan
dewasa
ini.
dengan
uu
Disamping
itu
Perencanaan
Keuangan
desa,
bisa menjadi “arena” pelaksanaan program
pembangunan dari pemerintah, tidak seperti
2. Kewenangan desa di bawah UU
dulu lagi yang hanya sebatas sebagai
No 6 Tahun 2014
“lokasi” program pembangunan. Dengan
Dengan dua azas utama “rekognisi”
begitu desa akan bisa menyelenggarakan
dan “subdidiaritas”UU Desa mempunyai
pemerintahan,
pembangunan,
semangat revolusioner, berbeda dengan
pemberdayaan masyarakat sendiri secara
azas “desentralisasi” dan “residualitas”.
penuh.
Dengan
Desa
akan
menjadi
subjek
mendasarkan
pada
azas
pembangunan bukan lagi sebagai objek.
desentralisasi dan residualitas desa hanya
Dengan pendekatan fasilitasi, emansipasi
menjadi
dan
desentralisasi
konsolidasi.
dilakukan
Dan
dengan
sekarang
ini
menggunakan
pendekatan imposisi, tidak seperti masa
bagian
dari
daerah,
hanya
berhenti
sebab
di
kabupaten/kota. Disamping itu, desa hanya
menerima
pelimpahan
sebagian
11
kewenangan dari kabupaten/kota. Sehingga
mengatur
desa hanya menerima sisasisa lebihan
masyarakat desa yang telah dijalankan oleh
daerah, baik sisa kewenangan maupun sisa
desa atau mampu dan efektif dijalankan
keuangan dalam bentuk Alokasi Dana
oleh desa atau yang muncul karena
Desa. Kombinasi antara azas rekognisi dan
perkembangan
subsidiaritas
masyarakat Desa. Ketiga, Kewenangan
UU
Desa
menghasilkan
dan
mengurus
desa
dan
prakasa
definisi desa yang berbeda dengan definisi-
kewenangan
definisi sebelumnya.
Desa didefinisikan
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
memiliki batas wilayah yang berwenang
yang sesuai dengan ketentuan peraturan
untuk mengatur dan mengurus urusan
perundang-undangan.
pemerintahan,
kewenangan
kepentingan
masyarakat
yang
kepentingan
di
atas
ditugaskan
oleh
Beberapa
menjadi
wajib
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
diketahui oleh pemerintah desa. Karena
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
tanpa mengetahui beberapa wewenang di
diakui
sistem
atas pemerintah desa akan kebingungan
pemerintahan NKRI. Dengan definisi dan
dalam menentukan sikap dan membuat
makna itu, UU Desa telah menempatkan
peraturan-peraturan pada tingkat desa.
dan
dihormati
dalam
desa sebagai organisasi campuran (hybrid)
Desa juga tidak lagi identik
antara masyarakat berpemerintahan (self
dengan pemerintah desa dan kepala desa,
governing
melainkan
community)
dengan
pemerintahan lokal (local self government).
Dengan begitu, sistem pemerintahan di
desa berbentuk pemerintahan masyarakat
pemerintahan
desa
yang
sekaligus pemerintahan masyarakat yang
membentuk
Artinya,
kesatuan
masyarakat
kewenangan
dalam
entitas
juga
hukum.
mempunyai
mengatur
desa
atau pemerintahan berbasis masyarakat
sebagaimana
dengan segala kewenangannya
Kewenangan merupakan elemen penting
Pada
dasarnya
ada
pemerintahan
desa.
3
sebagai hak yang dimiliki oleh sebuah desa
kewenangan yang diberikan pada desa,
untuk dapat mengatur rumah tangganya
yaitu: pertama, Kewenangan berdasarkan
sendiri. Dari pemahaman ini jelas bahwa
hak asal usul adalah hak yang merupakan
dalam membahas kewenangan tidak hanya
warisan yang masih hidup dan prakarsa
desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai
dengan
perkembangan
kehidupan
masyarakat. Kedua, Kewenangan lokal
sematamata memperhatikan kekuasaan
yang dimiliki oleh penguasa namun harus
juga
memperhatikan
menjalankan
kekuasaan.
dan
subjek
yang
Kewenangan
yang
menerima
harus
berskala desa adalah kewenangan untuk
12
memperhatikan apakah kewenangan itu
pembangunan dirubah menjadi subjek dan
bisa
sekaligus objek pembangunan.
diterima
oleh
menjalankan
atau
pengelompokannya,
subjek
tidak.
yang
Dalam
kewenangan
yang
dimiliki desa meliputi : kewenangan
dibidang penyelenggaraan pemerintahan
desa, kewenangan dibidang pelaksanaan
Sosialisasi
Cikalong
UU
Kecamatan
Desa
di
desa
Cikalong
ini
diharapkan memberikan konstribusi kepada
aparat desa di kecamatan Cikalong dalam
pembangunan desa, kewenangan dibidang
penyelenggaran
pembinaan kemasyarakatan desa, dan
Penyelengaran Pemerintah desa di desa
kewenangan
pemberdayaan
Cikalong ini dihadiri oleh aparat desa,
berdasarkan
badan permusyawaratan desa, dan tokoh
masyarakat
prakarsa
dibidang
desa
yang
masyarakat,
atau
pemerintahan
desa.
yang
masyarakat. Dengan dihadiri oleh elemen-
berdasarkan hak asal usul dan yang
elemen tersebut maka penyelenggaraan
berdasarkan adat istiadat desa.
pemeritahan desa dalam pelayanana publik
menjadi maksimal. Pelayanan publik yang
BAB VI
maksimal diharapakan akan meningkatkan
KESIMPULAN (sementara)
pada perbaikan kehidupan masyarakat desa
A. Kesimpulan
menjadi lebih baik.
Fenomena desa merupakan hal yang
sudah lama diperbicangkan di dunia
akademis dan politis. Secara politis desa
sudah menerapkan asas-asas pembangunan
yang di sesuaikan dengan keinginan
pemerintah
pusat.
Asas-asas
sentralisasi,
dekonsentrasi
dan
seperti
tugas
pembantuan sudah melekat pada desa jauhjauh hari sebelum ada UU Desa. UU Desa
memberikan harapan baru bagi pelaksanaan
pembangunaan di desa-desa. Pembanguna
yang selama ini bersifat atas-bawah di
bawah
naungan
regulasi
sebelumnya.
Dengan UU Desa ini maka pembangunaan
desa dirubah dengan pola bawah-atas. Desa
yang selama ini menjadi objek kajian
B. Saran dan tindak lanjut
Dari
kegiatan
pengabdian
masyarakat ini diharapkan menghasilkan
tindak lanjut sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran dalam
penyelenggaraan pemerintahan
desa kepada aparat desa di Desa
Cikalong Kecamatan Cikalong
2. Memberikan
peningkatan
pengetahuan yang baru tentang
desa bagi aparat desa , BPD , dan
tokoh Masyarakat desa Cikalong
3. Meningkatkan kapasitas dalam
pembuatan
rencana
pembangunan desa cikalong
4. Meningkatkan
kapasitas
pelayanan publik dari aparat desa
13
kepada masyarakat desa secara
keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rozaki, Promosi Otonomi Desa,
IRE Press, Yogyakarta, 2003
Ari Dwipayana dan Sutoro Eko (eds.),
Membangun Good Governance di
Desa, IRE Press, Yogyakarta, 2003
Ari
Dwipayana,
Pembaharuan
Desa
Secara Partisipasif, Pustaka Pelajar, 2003.
Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia
Ketiga, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,
1995
Bayu
Surianingrat,
Pemerintahan
Administrasi Desa dan Kelurahan,
Aksara Baru, Jakarta, 1985.
Budiman, Penyusunan Konsep Perumusan
Pengembangan
Kebijakan
Pelestarian
Nilai-nilai
Kemasyarakatan (“social capital”)
untuk Integrasi Bangsa, kerjasama
FISIPOL UGM dengan Kantor Eks
Menteri Negara Masalah-masalah
Kemasyarakatan,
Yogyakarta,
2001,
Maschab, Mashuri. Pemerintah Desa di
Indonesia. PAU-Studi Sosial. UGM.
Jakarta. 2001
Miftah, Thoha, Birokrasi dan Politik di
Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta. 2003
14
Download