ISSN 0215 - 8250 1046 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA DENGAN CD INTERAKTIF UNTUK MENUMBUHKAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN PARA MAHASISWA oleh Naswan Suharsono Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas IPS, Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan produk teknologi pembelajaran dalam bentuk tiga paket Program Kuliah Kewirausahaan Pola-8 jam (P8), Pola-16 jam (P16), dan Pola-48 jam (P48). Kompetensi yang ingin dicapai dengan penerapan ketiga pola itu adalah terbentuknya kemampuan melakukan tindakan ekonomi (TEkonomi) sesuai dengan latar belakang bidang keahlian mahasiswa. Untuk mencapai tujuan itu, maka dibuatkan prototipa program dengan lima komponen program sebagai satu kesatuan yang didasarkan pada model teoretik PATRIOT baik dari segi standar isi, proses, maupun hasil belajarnya.Uji coba prototipa program dilakukan terhadap kelompok mahasiswa lintas fakultas pada lima program studi tahun akademik 2005/2006 untuk mengukur tingkat keterlaksanaan PBM dan perubahan tampilan mahasiswa setelah mengikuti kuliah Kewirausahaan yang ditawarkan. Data yang didapatkan diolah dengan analisis isi dan prosentase untuk dihimpun sebagai bahan masukan bagi perbaikan isi maupun tampilan fisik program, sedangkan data skor-skor hasil belajar dianalisis dengan statistik deskriptif, uji-t, dan uji-f pada lima kelompok mahasiswa peserta kuliah Kewirausahaan. Hasil analisis isi menunjukkan bahwa program sudah bisa dijalankan, namun perlu perbaikan komponen media interaktif untuk meningkatkan kadar ilmiah dan bobot aplikasi prakteknya. Kelemahan program tampak pada kesulitan mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas latihan dan tugas tentang bagaimana mengintegrasikan dunia teoretik dan dunia praktek di lapangan. Dari data ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1047 skor hasil belajar ditemukan adanya variasi hasil belajar yang signifikan antarprogram studi dan bidang keahlian Oleh karena itu direkomendasi agar bahan belajar hasil pengembangan ini juga diajarkan melalui program elearning sehingga bisa diakses civitas academica secara lebih produktif dan efisien. Kata kunci : program, prototipa, proses pembelajaran, multimedia, hasil belajar ABSTRACT This research was aimed to produce instructional technology packet programs of Entrepreneurships Course for 8 hours patrons (P8), 16 hours patron (P-16), and 48 hours patron (P48). The ends goals of competency are to build the mastery for business actions based on the background of the student’s major study. This goal might be accomplished by creating prototype of the entrepreneurship’s programs with five components as the unity, based on the theoretical models of PATRIOT with the standard of the content, process, and the learning achievement. The prototype then triedout to student’s higher education participants across the faculty through five study program on the years academic 2005/2006 to measure applicability of the PBM implementation and changing in performances after finishing the Entrepreneurships program participants. Data from tried-out was alalysed by content analyses and procentage to improve instructional component of the programs and data of learning achievement is abalyzed by t-test and analyses of variance. Research finding showed that in general the entrepreneurships has been running, but the content of multimedia is still need to improve to increase the weight of scientific and application in practice. The weakness of the program was in how students should be bastering classroom work and the field projects to integrated theoretical and field application. From the data score of student’s achievement could be seen that these too varied. So, that instructional material shuld be offered on e-learning program to make sure that everyone conducing more productive and efficient. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1048 Key words : program, prototype, instructional process, multimedia, learning achievement. 1. Pendahuluan Penawaran program percepatan pengembangan budaya kewirausahaan oleh Ditbinlitabmas Dirjen Dikti (Koswara, 2001) telah direspons oleh PTN/PTS di seluruh Indonesia baik melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) maupun Pendidikan dan Pengajaran dengan memasukkan mata kuliah Kewirausahaan (KWU) dalam kurikulum jurusan/program studi. Bahkan sejumlah fakultas telah menawarkan kelompok mata kuliah keahlian profesi wirausaha untuk mengembangkan kompetensi profesional dengan menerjunkan mahasiswa ke lapangan melalui program kuliah kerja usaha (KKU) di dunia usaha dan industri. Namun, sejauh ini belum banyak perangkat pembelajaran kewirausahaan yang sudah teruji sejara ilmiah sehingga dapat digunakan sebagai kerangka acuan dalam penyelenggaraan Kuliah Kewirausahaan di jurusan dan program studi sesuai dengan tuntutan akademik di perguruan tinggi. Oleh karena itu diperlukan upaya khusus secara sistematik untuk pembangunan tata nilai budaya kewirausaha sejak dini dari jenjang pendidikan dasar dan menengah sampai dengan program pendidikan tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan produk teknologi pembelajaran dalam bentuk tiga paket Program Kuliah Kewirausahaan kemasan Pola-8 jam (P8), Pola-16 jam (P16), dan Pola-48 jam (P48). Kompetensi sasaran akhir yang ingin dicapai dalam penerapan ketiga pola itu adalah terbentuknya kemampuan melakukan tindakan ekonomi (TEkonomi) sesuai latar belakang bidang studi dan keahlian mahasiswa. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1049 Pengembangan pembelajaran dan perangkat kompetensi lulusan perguruan tinggi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan daya saing output di pasar kerja. Salah satu di antara banyak cara yang dapat ditempuh adalah mengaitkan kompetensi utama dengan program pengembangan budaya kewirausahaan (Suharsono, 2003). Dalam konteks ini, kebudayaan mencakup ide dasar konseptual, implementasinya dalam kegiatan seharihari, dan produk karya cipta para pelaku budaya. Dalam kaitan dengan proses pembudayaan profesi wirausaha di perguruan tinggi, Suharsono (2004a) telah mengadakan penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang implementasi kebijakan kurikulum perguruan tinggi sesuai Kepmendiknas No. 045/U/2002. Pertanyaan yang diajukan adalah seberapa jauh bisa sejalan dengan program percepatan pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan tinggi. Subjek penelitian ini adalah 25 kelompok mahasiswa peserta kuliah Kewirausahaan yang ada di lingkungan IKIP Negeri Singaraja, dengan melihat jurusan sebagai unit pelaksana teknis yang menjadi bagian integral dari fakultas dan institusi penyelenggara pendidikan tinggi. Hasil penelitian penunjukkan bahwa kegiatan kewirausahaan berlangsung melalui jalur perkuliahan formal yang diprogram kurkikulum, proyek P2M dan kegiatan kemahasiswaan. Dari lima komponen kurikulum 2004 setiap jurusan dan program studi yang ada, potensi pengembangan budaya kewirausahaan berada di kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) dan perilaku berkarya (MPB). Akan tetapi, perangkat pembelajaran yang digunakan belum memadai dan dari aspek intensitas kegiatan dan pengembangan programnya. Upaya pengembangan budaya kewirausaan dalam tiga tahun terakhir lebih terfokus di program D-3 profesional. Kegiatan di program S-1 hanya dikembangkan dari kompetisi yang berhasil ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1050 diakses para dosen dari jalur P2M, kerjasama antarlembaga, dan program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan (PKMK) yang ditawarkan Dirjen Dikti. Secara teoretik, kewirausahaan adalah suatu jenis kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang bisa dijadikan dasar, sumber tenaga penggerak, siasat, dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup (Suryana, 2001: 5). Esensi budaya kewirausahaan itu adalah kegiatan menciptakan nilai tambah produk melalui metode, teknik, dan pendekatan baru yang lebih efektif dan efisien. Adapun rahasianya terletak pada program inovasi dan kreativitas baik dalam berpikir maupun bertindak meraih peluang usaha dengan semangat juang angkatan ‘45 (Siagian dan Asfahani, 1996) Untuk meningkatkan relevansi output perguruan tinggi dengan lapangan kerja diperlukan perangkat program percepatan pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan tinggi. Program itu dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha para mahasiswa dan staf pengajar yang diharapkan bisa menjadi wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan teknologi dengan jiwa wirausaha (Koswara, dkk. 2001). Dengan tumbuh kembangnya budaya wirausaha di perguruan tinggi, maka hasil penelitian dan pengembangan selain bernilai akademik, diharapkan bisa mempunyai nilai tambah bagi kemandirian perekonomian bangsa. Sebagaimana telah ditemukan Suharsono dkk. (1997) di wilayah pedesaan dan Suharsono dkk. (1999) di wilayah perkotaan menunjukkan bahwa hasil akhir yang dicapai dalam usaha pengembangan jiwa wirausaha sangat ditentukan oleh dua hal. Pertama, peningkatan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar wirausaha dan makin terbukanya perilaku manajemen ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1051 terhadap para karyawan. Kedua, pembuatan rencana pengembangan usaha yang didukung oleh kuatnya semangat untuk tetap hidup sebagai pengusaha, dengan menjaga produk barang dan jasanya di lapangan agar tetap sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Kedua kunci inilah yang harus menjadi agenda kerja para calon wirausaha yang menghendaki sukses baik pada skala harian, mingguan, bulanan, sampai skala tahunan sehingga proses perjalanan usaha dan variasi hasilnya bisa dipantau secara berkesinambungan. Hasil-hasil kajian kewirausahaan tersebut juga didukung oleh hasil studi kewirausahaan, Wisardja (2003) tentang kinerja pengusaha kerajinan kayu dan bambu di Kabupaten Bangli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola perilaku manajemen para pengusaha dan pengaruh kondisi lingkungan bisnis sangat menentukan upaya peningkatkan kesempatan berusaha. Informasi kunci itu menjadi sangat penting artinya bagi usaha pembinaan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) yang terkait dengan program penciptaan dan peningkatan perluasan kesempatan berusaha, serta tumbuh kembangnya pelaku wirausaha baru di Indonesia. Demikian juga halnya dengan pemahaman para pelaku usaha tentang potensi wilayah dan pola perilaku masyarakat dalam pengembangan kewirausahaan. Sebagimana dijelaskan Sugiyana (2001), untuk mencapai predikat wirauaha berhasil, sifat-sifat dasar kewirausahaan itu harus ditumbuh kembangkan dalam setiap diri pribadi disertai semangat juang yang tinggi. Ada lima indikator yang dapat dipakai sebagai ukuran, ciri, dan cara menjadi wirausaha unggul, yaitu berani mengambil resiko, mampu berkarya lebih bermutu, akomodatif terhadap perubahan lingkungan, kreatif ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1052 dan selalu berusaha meningkatkan keunggulan kompetitif, dan citra diri melalui investasi baru di bidang yang secara ekonomis menguntungkan. Kewirausahaan erat kaitannya dengan kondisi kejiwaan dan sifat dasar seseorang. Jika sifat-sifat dasar wirausaha telah melekat kuat dalam diri seseorang, dan mengapikasikannya dalam kehidupan nyata, maka kemungkinan besar mereka dapat menjadi wirausaha berhasil di kemudian hari. Mereka inilah yang memiliki potensi untuk bisa membantu bangkitnya usaha pedesaan dan perkotaan di kemudian hari jika mendapatkan pembinaan khusus yang tepat dan berkelanjutan. Argumentasi inilah yang digunakan sebagai landasan pijak mengapa kuliah kewirausahaan dengan beberada pola dasar itu dipilih sebagai struktur dasar pengembangan perangkat pendukung penyelenggaraan KWU di perguruan tinggi. Studi Kewirausahaan juga erat keiatannya dengan studi pemecahan masalah dan pengembangan pola perilaku budaya organisasi. Hasil pengembangan model pemecahan masalah Suharsono (1991) menemukan adanya enam tahapan yang harus dilalui dalam proses pembelajaran pemecahan masalah, yaitu tahap orientasi dan pemetaan kompetensi ke dalam tujuan belajar, dilanjutkan dengan sajian informasi, transformasi dalam memori, latihan pemecahan kasus, dan diakhiri dengan balikan. Penelitian Suharsono dkk. (1997) menemukan bahwa peningkatan kemampuan respons intelektual mahasiswa secara signifikan bisa meningkat jika mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan dan kemampuan dasar intelektual dalam kehidupan nyata sehari-hari Secara teoretis kedekatan mahasiswa dengan dunia nyata dapat ditempuh melalui pemetaan kompetensi lulusan, penstrukturan materi bahasan, skenario KBM, dan teknik evaluasi itu selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk menyusun rancangan pembelajaran, melaksanakan KBM di kelas, ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1053 dan mengevaluasi hasil belajar dengan menempatkan mahasiswa sebagai subjek belajar dan pembelajaran. Caranya ialah dengan melibatkan mahasiswa dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar dan menilai hasil belajarnya sendiri. Penerapan pendekatan intrasubjek belajar dalam pembelajaran ini didasarkan pada postulat bahwa pengakuan diri akan meningkatkan rasa saling percaya dan kepercayaan akan meningkatkan tanggung jawab belajar mahasiswa baik kepada dosen maupun kepada diri sendiri. Dampak pengiring dari keberhasilan penerapan pendekatan intra-subjek belajar tersebut adalah adanya peningkatan antusiasme mahasiswa untuk belajar dan semangat juang untuk mengatasi masalah-masalah yang dikasuskan, termasuk di dalamnya kasus-kasus yang terjadi di dunia usaha. Adapun dampak langsung terhadap PBM adalah meningkatnya pencapaian tujuan-tujuan belajar dan target penguasaan kemampuan yang telah dirancang sendiri oleh mahasiswa sesuai target sasaran yang telah ditetapkan bersama dosennya (Suharsono, 2002). Dari hasil studi kewirausahaan tersebut dapat disintesiskan bahwa tumbuh kembangnya jiwa wirausaha pada umumnya diawali dari adanya keinginan untuk menolong diri sendiri dari segala beban ketergantungan dan ketidakpastian kondisi hidupnya. Dari keinginan itu berlanjut ke timbulnya motivasi untuk berusaha, dan dari motivasi itu akan bisa melahirkan proses pencarian ide-ide dan rencana baru. Dari rencanarencana yang dibuat itu, seorang calon pengusaha akan memilih alternatiftindakan tertentu dan berangkat dari alternatif tindakan yang dipilih itu, kemudian bisa muncul pilihan jenis usaha baru dan jenis produk baru yang merupakan tiruan dari usaha sejenis atau jenis produk inovasi yang sama sekali baru. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1054 Dalam kaitan dengan penyiapan bahan ajar dan skenario KBM, Suharsono (2001) telah mengembangkan model pembelajaran PATRIOT yang mempreskripsikan adanya tiga tahapan pokok untuk mempelajari kompetensi profesional. Model PATRIOT itu secara epistimologis adalah akronim dari prinsip (P), aturan (A), teori (T), realitas (R), informasi (I), objek (O), dan tindakan (T). Formula skenario KBM yang dapat diterapkan adalah mengikuti urutan PAT + RIO = T, berbagai variasi pola pengembangannya sesuai bidang keahlian dan jenis kemampuan yang dipelajari (Suharsono, 2002: 12). Secara umum, PAT merupakan suatu rumpun pengetahuan teoretik yang dapat menstimulasi terjadinya tindakan nyata (T) dalam kehidupan sehari-hari, setelah seseorang mengenali secara seksama kenyataan adanya RIO yang relevan dengan bidang tertentu yang digeluti. Esensi model PATRIOT terletak pada pengurutan sajian dari teori ke aplikasi di setiap bidang profesi Hasil penelitian Suharsono (2001) menunjukkan bahwa pada level pokok bahasan, Model Pembelajaran PATRIOT terbukti dapat meningkatkan kemampuan mengatasi masalah bisnis dengan bantuan perangkat pendukung media pembelajaran dan lingkungan sekitar. Dari hasil pengujian model PATRIOT di bidang pendidikan diploma profesional (Suharsono, 2003) menunjukkan bahwa penyampaian rumusan tujuan belajar setiap awal perkuliahan dapat meningkatkan kesiapan belajar mahasiswa. Pelaksanaan KBM setiap pertemuan dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan teoritis (PAT) dan pengetahuan praktis (RIO) mahasiswa secara bertahap dengan level kompetensi yang semakin meningkat. Tugas-tugas latihan yang dikerjakan dapat meningkatkan kemampuan mengadministrasikan tindakan profesi bisnis perhotelan. Adapun refleksi bersama dosenmahasiswa terhadap hasil belajar pokok bahasan bisa mengakumulasikan ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1055 keterampilan dasar profesi seiring dengan bertambahnya volume kegiatan belajar yang dilakukan dan pengalaman praktek kerja latihan mahasiswa Akan tetapi, dalam praktek ada perbedaan persepsi tentang kebutuhan dasar mahasiswa di satu sisi dan dimensi-dimensi kewirausahaan pada sisi lainnya. Perbedaan persepsi ini muncul karena adanya perbedaan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan kebutuhan tentang kewirausahaan baik pada kelompok dosen maupun di kalangan mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk membantu dosen dan mahasiswa melalui pengadaan paket-paket program kuliah kewirausahaan dengan berbagai macam pola agar lebih sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan dasar setiap kelompok mahasiswa dan unit teknis pelaksanaannya. Paket-paket program kewirausahaan tersebut perlu disiapkan dalam beberapa versi pola sesuai dengan kemampuan awal, kebutuhan, dan kesiapan setiap jurusan dalam memberikan partisipasi dalam proses pengembangan budaya wirausaha. 2. Metode Penelitian Model teoretik yang menjadi dasar adalah model pembelajaran PATRIOT-multimedia yang berawal dari kegiatan penguasaan teoretik ke kompetensi aplikasi. Kegiatan PBM disiapkan untuk memberi pengalaman belajar menerapkan seperangkat prinsip, aturan, dan teori (PAT) yang sesuai dengan realitas, informasi, dan objek bisnis bidang tertentu. Berpijak dari model teoretik tersebut kemudian disiapkanlah Prototipa produk pengembangan Paket Kuliah KWU versi P-08, P-16, dan P-48. Setiap paket terdiri dari lima komponen yaitu panduan umum, strategi pembelajaran, bahan ajar tercetak, media pembelajaran, beserta instrumen evaluasi PBM dan hasil belajar. Prototipa tiga paket produk selanjutnya diuji-cobakan kepada mahasiswa yang diundang secara khusus atau yang ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1056 memprogramkan matakuliah kewirausahaan sesuai tawaran program studinya. Penelitian tahun ke-1 ini dilakukan di lima program studi yang menawarkan kuliah Kewirausahaan di lingkungan IKIP Negeri Singaraja. Pada tahun pertama fokus penelitian diarahkan ke proses identifikasi, analisis, dan pengembangan komponen pembelajaran dengan produk akhir prototipa Paket Program Kuliah Kewirausahaan yang sudah diuji-cobakan untuk mendapatkan respons dan masukan perbaikannya. Data lapangan dijaring dengan instrumen utama yaitu komponen prototipa paket yang terintegrasi dan didukung dengan lima jenis instrumen yang sesuai. Data yang dicari adalah penilaian perorangan dari ahli dan praktisi wirausaha di lapangan, dosen kewirausahaan, dan mahasiswa tentang isi lima komponen prototipa produk yang ada. Data kualitatif penilaian ahli selanjutnya diolah dengan teknik analisis isi dan dihimpun sebagai bahan perbaikan tampilan dan formulasi komponen prototipa penelitian. Adapun Data kuantitatif hasil belajar dikelompokkan berdasarkan sumbernya kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif, uji-t dan anava untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan paket yang dikembangkan. Data yang dijaring ada tiga macam yaitu data penilaian tim ahli, angket dosen pengguna tentang PBM, dan data hasil belajar mahasiswa pada lima kelas perkuliahan, serta tiga kelompok tentang kinerja paket pembelajaran secara keseluruhan. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian secara umum menunjukkan adanya kekurangan kadar interakatif pada semua komponen prototipa program KWU yang melibatkan kinerja mahasiswa. Dari tim ahli dan dosen pengguna program ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1057 didapatkan masukan agar kasus-kasus yang ditampilkan lebih mendekati kenyataan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Adapun dari para mahasiswa pengguna didapatkan konklusi adanya respons positif terhadap tiga pola pembelajaran yang dikembangkan, namun dibarengi dengan meningkatnya kesulitan belajar yang lebih tinggi karena banyaknya tugastugas latihan yang harus diselesaikan. Dari aspek hasil belajar ditemukan adanya pengaruh yang signifikan dari usaha menyelesaikan tugas latihan yang diskenariokan dalam program dengan peningkatan kompetensi dasar kewirausahaan baik dari aspek proses maupun hasil belajar. Hasil temuan ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk perbaikan komponen setiap paket program KWU agar lebih interaktif, meningkatkan usaha untuk terus belajar, dan lebih bisa mengarahkan mahasiswa ke usaha belajar mandiri. Implikasi peningkatan kadar keinteraktif dan kemandirian belajar adalah agar mahasiswa bisa mendapatkan informasi terbaru yang dapat diakses langsung ke intra-net di lingkungan kampus secara gratis. Jika dilihat dari struktur kurikulum Pendidikan Tinggi (PT) Indonesia di tingkat operasional, sejumlah jurusan telah memiliki wadah kegiatan khusus yang menggunakan label kewirausahaan (entrepreneurship) yang dilandasi dengan kajian teoretik dan empirik yang sudah mapan. Akan tetapi, sejumlah besar institusi PT juga belum didukung oleh upaya pengembangan perangkat instrumen pembelajaran yang memadai. Sementara itu, sejumlah jurusan telah mengaitkan matakuliah praktek ke dalam kegiatan kewirausahaan, dan telah memperkenalkan matakuliah Kewirausahaan dalam kurikulum muatan lokal. Oleh karena itu perangkat pembelajaran KWU yang teruji secara ilmiah sangat diperlukan adanya untuk mendukung ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1058 upaya percepatan proses pembentukan kelompok wirausaha baru yang berbasis perguruan tinggi. 4. Penutup Dari paparan hasil penelitian di muka dapat disimpulkan lima pernyataan yang saling berkaitan. Kelima proposisi itu selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis dan spesifikasi komponen prototipa produk kuliah KWU yang harus direvisi dan dimodifikasi untuk mengoptimalkan daya keterlaksanaan PBM di kelas-kelas perkuliahan yang sebenarnya Pertama, adanya 21 jenis kompetensi dasar kewirausahaan yang merupakan jenis kompetensi perilaku berkarya yang ditawarkan baik untuk program pendidikan akademik maupun pendidikan diploma profesional. Perilaku berkarya itu ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan nilai tambah produk barang atau jasa dengan metode, teknik, dan pendekatan baru yang lebih efektif dan efisien. Kedua, kewirausahaan merupakan suatu jenis kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang bisa dipelajari dan diajarkan dengan strategi tertentu, dari teori ke aplikasi. Kegiatan belajar-mengajar (KBM) hendaknya dapat menumbuhkembangkan budaya kerja dan semangat juang yang tinggi, berani mengambil resiko, akomodatif terhadap perubahan, serta berusaha meningkatkan keunggulan kompetitif, dan memperkuat citra diri sebagai insan mandiri. Nilai-nilai perjuangan hidup itu`ditanamkan ke dalam memori otak mahasiswa agar bisa digunakan sebagai dasar, sumber tenaga penggerak, siasat, dan kiat menghadapi tantangan hidup masa depan agar lebih sejahtera. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1059 Ketiga, untuk menumbuhkembangkan budaya kerja diperlukan seperangkat bahan ajar yang dapat memberi kesempatan belajar pengetahuan teoretik tentang prinsip, aturan, dan teori. Sementara itu pada saat yang sama juga harus lebih mengenal lingkungan (realitas, informasi, dan objek-objek usaha), serta bahan belajar yang dapat menstimulasi terjadinya tindakan bisnis melalui akses bahan-bahan latihan dan balikan yang disiapkan secara terprogram. Keempat, pengembangan budaya wirausaha dapat dilakukan secara bertahap melalui pokok-pokok bahasan dengan bantuan media pembelajaran yang dirancang dan lingkungan bisnis yang difokuskan pada penayangan kegiatan usaha ekonomi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Media yang dirancang untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan teoritis (PAT), sedangkan lingkungan bisnis untuk meningkatkan kemampuan interkatif dalam upaya mengenali realitas, akses informasik dan objek-objek usaha. Adapun kemampuan melakukan tindakan bisnis (T) dapat diprediksikan dari hasil-hasil latihan menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah dengan jalan mengoptimalkan keunggulan (strongness) yang dimiliki, meminimalkan kelemahan (weakness), serta dengan memanfaatkan peluang yang ada, dan kiat bisnis mengubah ancaman atau hambatan menjadi peluang. Kelima, Sejalan dengan karakteristik kompetensi yang hendak dicapai dalam kuliah KWU dan kegiatan belajar dari teori ke aplikasi, maka perlu disiapkan instrumen evaluasi proses pembelajaran dan hasil belajar yang bisa menjadikan baik peserta didik maupun pembelajar bisa saling belajar dan membelajarkan. Penguasaan aspek teoretik dapat diukur dengan alat ukur tes tertulis, sedangkan kemampuan aplikasi dapat diukur dari hasil-hasil kegiatan berinteraksi dengan lingkungan bisnis, dengan kasus___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1060 kasus tertentu yang mewakili keadaan riil di lapangan. Dalam kaitan dengan pengembangan alat ukur tes dan non-tes itu maka pola evaluasinya perlu disempurnakan agar ada kepastian tentang kesesuaian alat ukur dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Akan tetapi, sejauh ini belum banyak perangkat pembelajaran Kewirausahaan yang sudah teruji secara ilmiah yang dapat digunakan sebagai kerangka acuan dalam penyelenggaraan kuliah Kewirausahaan di tingkat jurusan dan program studi yang sesuai dengan tuntutan akademik di perguruan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya khusus secara sistematik untuk pembangunan tata nilai budaya kewirausaha sejak dini dari jenjang pendidikan formal, khususnya pada jalur program pendidikan tinggi. Kegiatan pengembangan perangkat kuliah Kewirauwahaan (KWU) ini dilakukan sebagai bagian dari kegiatan lintas jurusan dan terkait dengan perintisan program pengembangan keterampilan alternatif mahasiswa di bidang kewirausahaan. Tujuan kurikuler program KWU ini adalah untuk memberi pengalaman teoretis dan praktis kepada mahasiswa agar dapat menerapkan prinsip dan nilai budaya wirausaha dalam konteks kinerja di bidang profesinya. Untuk meningkatkan nilai guna produk di masa depan, perlu kiranya mengaitkan produk perangkat pembelajaran KWU dengan sistem pembelajaran multimedia yang lebih fleksibel. Salah satu di antaranya yaitu sistem e-learning agar kegiatan kuliah Kewirausahaan bisa diakses oleh mahasiswa dan kelompok para pengguna yang lebih banyak. Melalui upaya perluasan jangkauan target layanan belajar juga memungkinkan dibukanya jaringan kerjasama yang lebih intensif antara perguruan tinggi dengan para praktisi wirausaha di lapangan dan pembangunan jaringan antarsesama perguruan tinggi di wilayah kerja ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1061 masing-masing institusi agar output-nya bisa lebih produktif dan berdaya saing tinggi. DAFTAR PUSTAKA Krippendorff, K. 1991. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi (terjemahan), Jakarta: Penerbit CV Rajawali Setyawan, Joe.1996. Strategi Efektif Berwirausaha. Mencakup Studi Kelayakan Usaha Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Suharsono, Naswan. 1991. “Model Pembelajaran Pemecahan Masalah: Penerapan di Bidang Akuntansi”. Disetasi tidak diterbitkan. Program PPS IKIP Malang. Suharsono, Naswan. 1997. Pengaruh Variasi Pola Struktur Interaksi Terhadap Keefektivan Proses Belajar-mengajar. Aneka Widya. 5(30), Okt. 1997:19-29 Suharsono, Naswan. 1998. “Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir dan Bernalar Mahasiswa”. Laporan Hasil Penelitian, tidak diterbitkan. Suharsono, Naswan. 1999. “Pemakaian LKM untuk Meningkatkan Kemampuan Menjalankan Program Aplikasi dalam Perkuliahan Komputerisasi Data Bisnis”. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Hasil Penelitian RII.Proyek PGSM Dirjen Dikti di Jogjakarta: Oktober 1999 Suharsono, Naswan. 2001. “Belajar dan Pembelajaran. Dari Teori ke Aplikasi”. Buku Teks Seri Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Suharsono, Naswan. 2002. “Pengujian Bahan Ajar pola PATRIOT Untuk meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bisnis dengan Bantuan Program Aplikasi Komputer Akuntansi”. Laporan Penelitiaan. Lemlit IKIP Negeri Singaraja. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1062 Suharsono, Naswan; Made Nuridja, dan Ketut Dunia. 1997. Pembinaan Wirausaha Kecil Pedesaan Melalui Program Kejar Usaha Terpadu. Jakarta: Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi. Suharsono, Naswan 2000. “Pembinaan Wirausaha Perkotaan Melalui Kejar Usaha Terpadu”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Vucer dan Penerapan IPTEK Jakarta: Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Pada Masyarakat. Dirjen Pendidikan Tinggi. Suharsono, Naswan; Ketut Kirya, Wayan Wisardja, Made Nuridja, dan Ni Nyoman Aryaningsih. 2002. Laporan P2M: Pelaksanaan Kuliah Kewirausahaan Jakarta: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Dirjen Pendidikan Tinggi. Suharsono, Naswan. 2003. “Pola Kuliah Kewirausahaan di LPTK”. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Budaya Wirausaha di Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Pada Masyarakat. Dirjen Pendidikan Tinggi. Suharsono, Naswan. 2003. “Penerapan Model Pembelajaran PATRIOT untuk Mengembangkan Kemampuan Mengadministrasikan Data Bisnis”. Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Singaraja: Lemlit IKIP Negeri Singaraja Suharsono, Naswan. 2004a. “Kompetensi Jurusan dan Pengembangan Budaya Wirausaha di Perguruan Tinggi”. Peneliti Mandiri. Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Singaraja: Lemlit IKIP Negeri Singaraja Suharsono, Naswan. 2004b. “Model Pembelajaran PATRIOT dan Implementasinya dalam Proses Pengembangan Budaya Wirausaha di Perguruan Tinggi”. Orasi Ilmiah. Pengenalan Jabatan Gurubesar Tetap Bidang Pendidikan Ekonomi. Sabtu 4 September 2004. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006 ISSN 0215 - 8250 1063 Suharsono, Naswan; Ketut Kirya, Wayan Wisardja, dan Ni Nyoman Aryaningsih. 2004c. “Penerapan Manajemen Bisnis dan Pemasaran Produk UKK dalam menunjang Sibermas”. Pelaksanaan Kuliah Kerja Usaha Jakarta: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Dirjen Pendidikan Tinggi. Suryana, 2001. Kewirausahaan. Bandung: Salemba Empat Wisardja, I Wayan. 2003. “Studi Kewirausahaan dan Kinerja Pengusaha Kerajinan Kayu dan Bambu di Kabupaten Bangli”. Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Singaraja: Lembaga Penelitian IKIP Negeri Singaraja. ___________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXIX Desember 2006