MODUL PERKULIAHAN Account Management Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Advertising dan Marketing Communication Tatap Muka 08 Kode MK Disusun Oleh MK Berliani Ardha, SE, M.Si Abstract Kompetensi Pemahaman mengenai komunikasi Setelah mempelajari modul ini, yang efektif dan interpersonal skill diharapkan mahasiswa mengetahui bertujuan supaya kemampuantersebut komunikasi yang efektif dan sangat di andalakan sebagai seorang interpersonal skill. Account manager. ISI Konsep Komunikasi Yang Efektif Dan Interpersonal Skill Sifat Dasar Komunikasi Bisnis: 1. Proses Komunikasi 2. Unsur-unsur Komunikasi 3. Prinsip Dasar Komunikasi 4. Konteks Komunikasi Bisnis SIFAT DASAR KOMUNIKASI BISNIS KOMUNIKASI ADALAH: • Proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih • Proses pertukaran pesan antara dua pihak yang disebut sumber dan penerima PROSES KOMUNIKASI GANGGUAN UMPAN DEPAN PESAN SUMBER ENCODING SALURAN DECODING PENERIMA UMPAN BALIK 1. Sumber/ Komunikator 1 Pemrakarsa suatu pesan. Dia harus memilih simbol-simbol yg tepat untuk mewakili pemikiran dan gagasan (encoding). Pada saat sumber mengirim pesan, secara simultan dia juga menerima umpan balik; hal ini menjadikan dia ‘transceiver’. Sumber (source) adalah pemrakarsa suatu pesan. Karena komunikasi bisnis melibatkan orang-orang yang berkomunikasi dengan orang-orang lain dalam lingkungan organisasi, maka setiap orang menjadi sumber dari pesan-pesan tersebut. Takpelak lagi, Sue Derkman, Bob Trent, dan anggota tim mereka akan memprakarsai banyak pesan. Sue dan Bob akan terlibat dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusuan kepegawaian, pengarahan, dan pengawasan. Aktivitas ini serta aktivitas lainnya merupakan motivasi utama untuk memulai komunikasi dalam suatu lingkungan bisnis. Proses komunikasi ini menjadi lebih rumit karena pada kenyataannya setiap sumber manusia adalah transceiver. Transceiver adalah sumber pengirim dan penerima pesan-pesan pada saat yang sama. 2. Pesan • Pesan Verbal Semua jenis komunikasi yg menggunakan satu kata atau lebih Pesan Verbal Disengaja Pesan verbal sebagai usaha yg dilakukan secara sadar untuk berhubungan dgn orang lain Pesan Verbal Tak Disengaja Pesan verbal berupa sesuatu yg kita katakan tanpa bermaksud mengatakan hal tersebut. • Pesan Non Verbal Semua pesan yg disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yg kita pergunakan. Pesan nonverbal berfungsi menggantikan pesan verbal, menguatkan pesan verbal, atau menentang pesan verbal. Pesan nonverbal disengaja Pesan nonverbal yg memang ingin kita sampaikan Pesan nonverbal tak disengaja pesan nonverbal yg meliputi semua aspek nonverbal dalam perilaku kita, yg kita sampaikan tanpa kita kendalikan 3. Saluran Media tempat pesan disampaikan yg dibedakan menjadi komunikasi tatap muka dan komunikasi tidak tatap muka. Saluran (channel) komunikasi adalah media tempat pesan-pesan disampaikan. Biasanya, digunakan lebih dari satu media. Ketika orang-orang berkomunikasi dalam lingkunag bisnis, mereka biasanya menggabungkan tampilan vocal (saluran pendengaran) dan pandangan (saluran penglihatan). Sentuhan (saluran peraba),penciuman (saluran penciuman), dan perasa (saluran saraf) juga digumakan dalam saluran pesan dalam komunikasi. 4. Penerima/ Komunikator 2 Pihak yg menerima pesan. Untuk memahami pesan, dia harus menguraikan sandi, yaitu menerjemahkan simbol-simbol yg diterimanya (decoding). Sebagai penerima pesan, secara simultan dia juga mengirim pesan, hal ini menjadikannya ‘transceiver 5. Gangguan Segala suatu yg mengubah informasi yg disampaikan sumber kepada penerima, sehingga komunikasi menjadi tidak efektif. • Gangguan fisik • Gangguan psikologis • Gangguan semantik Gangguan (noise) merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Gangguan mengubah dan mencampuri penerimaan pesan. Penerimaan pesan ini mungkin berhubungan dengan fisik, psikologis, atau semantic. Gangguan fisik terdiri atas penglihatan dan suara eksternal, seperti cetakan buram, warna-warna yang membingungkan, suara mesin, dan sebagainya. Gangguan psikologis terjadi karena adanya prasangka dan penyimpangan dalam pikiran pengirim dan atau penerima. Gangguan semantik melibatkan kesalahpahaman arti yang dimaksud karena seringkali kosa kata yang dipakai tidak memadai dan tidak lazim atau pengguna bahasa tekhnik atau bahasa golongan tertentu. Penyandian/penguraian sandi Pada komunikasi, tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran, misalnya, memutuskan kata-kata mana yang harus dikatakan atau ditulis disebut penyandian (encoding). Prosesnya adalah tindakan pemilihan simbol-simbol untuk pemikiran. Menciptakan gelombang suara yang penuh arti adalah sandi yang tepat, yang pantas untuk penyandian dengan melalui suatu sumber; menerjemahkan gelombang suara ke dalam pemikiran merupakan penguraian sandi (decoding). Fungsi sumber dan penerima adalah bersamaan, begitu pula dengan fungsi penyadian atau penguraian sandi. Umpan balik/umpan depan Umpan balik (feedback) dan umpan depan (feedforward) seringkali melibatkan kombinasi pesan-pesan verbal dan nonverbal. Umpan balik tersusun berdasarkan informasi pesan-pesan yang dikirimkan sebelumnya, sedangkan umpan depan merupakan informasi mengenai pesan-pesan yang akan dikirimkan pada masa datang. Pesan-pesan umpan depan disusun untuk memberitahukan sesuatu kepada para pendenger mengenai isi pesan yang akan datang. Umpan balik dan umpan depan mungkin ditafsirkan secara positif atau negatif. Komunikasi bisnis yang berhasil banyak bergantung kepada keefektifan dalam merasakan umpan balik dibanding dengan penggunaan dan pemahaman umpan depan yang meluas. Dengan kata lain, umpan balik adalah suatu hal yang esensial dan umpan depan adalah sesuatu yang fakultatif. Konteks Seluruh komunikasi terjadi dalam suatu konteks (context) dari beberapa jenis. Konteks fisik meliputi ruangan, objek nyata, pemandangan, dan sebagainya. Konsepsi konteks menurut sosio-psikologis meliputi faktor-faktor, seperti status orang-orang yang terlibat dalam hubungan komunikasi, peran mereka, dan tingkat kesungguhannya. Dimensi pemilihan waktu atau tempo suatu konteks meliputi hari dan rentetan peristiwa yang dirasakan yang terjadi sebelum peristiwa komunikasi. PRINSIP-PRINSIP DASAR KOMUNIKASI Komunikasi tidak mungkin dihindari Sebagian besar komunikasi adalah nonverbal Konteks mempengaruhi komunikasi Arti pesan terdapat pada orang, bukan dalam kata-kata Komunikasi tidak dapat diubah Gangguan mempengaruhi komunikasi Komunikasi adalah sirkuler Penting menciptakandasar pemufakatan Komunikasi memiliki efek Penjelasannya: Sumber (source) adalah pemrakarsa suatu pesan. Karena komunikasi bisnis melibatkan orang-orang yang berkomunikasi dengan orang-orang lain dalam lingkungan organisasi, maka setiap orang menjadi sumber dari pesan-pesan tersebut. Takpelak lagi, Sue Derkman, Bob Trent, dan anggota tim mereka akan memprakarsai banyak pesan. Sue dan Bob akan terlibat dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusuan kepegawaian, pengarahan, dan pengawasan. Aktivitas ini serta aktivitas lainnya merupakan motivasi utama untuk memulai komunikasi dalam suatu lingkungan bisnis. Proses komunikasi ini menjadi lebih rumit karena pada kenyataannya setiap sumber manusia adalah transceiver. Transceiver adalah sumber pengirim dan penerima pesan-pesan pada saat yang sama. KOMUNIKASI BISNIS Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan untuk sustu urusan (bisnis) antara dua orang atau lebih, antara kelompok-kelompok kecil, dalam satu bidang atau lebih yg ada dlm suatu organisasi. TUJUAN KOMUNIKASI BISNIS: • Memberikan informasi • Mengumpulkan informasi • Mempengaruhi orang lain • Menyelesaikan masalah • Membuat keputusan JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI BISNIS Jaringan Formal Saluran pesan-pesan yg dipelihatkan dlm bagan organisasi yg menunjukkan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Jaringan ini dikendalikan oleh manajemen. Jaringan Informal Saluran yg tidak resmi sebagai tempat berlalunya pesan dlm organisasi. Sering disebut selentingan (grapevines). Jaringan ini tidak dikendalikan manajemen. Menurut Sir Gerald Barry istilah communication berasal dari perkataan latin communicate artinya to talk together, confer, discourse and consult with another yang kirakira artinya berunding. Selanjutnya Sir Gerald Barry mengemukakan bahwa dengan komunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi dan pengalaman, karena itu maka saling mengerti, percakapan, keyakinan, kepercayaan dan kontrol sangat diperlukan. Menurut Wilbur Schramm Komunikasi memberi gambaran antara lain bahwa communication berasal dari perkataan latin common = sama. Jadi, apabila kita akan mengadakan komunikasi berarti kita berusaha mengadakan “persamaan” dengan orang lain. (Setiadi, 2003:240) Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Salah satu tujuan komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang ataupun sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator, agar isi pesan yang disampaikan dapat dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya. Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang komunikasi, diantaranya adalah: Menurut Carl I Hoveland (Effendy, 1995:10) “Komunikasi adalah proses dimana seorang komunikator menyampaikan peransang untuk merubah tingkah laku orang lain”. Menurut Edward Depari (Widjaja, 2000:13) menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang- lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan dengan maksud mencapai kebersamaan (commons”). Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang memiliki keterlibatan emosi yang erat, komunikasi antar pribadi bersifat dinamis, atau selalu berubah-ubah. Komunikasi antar pribadi terjadi ketika dua orang saling mengirimkan pesan yang memiliki kekuatan bermakna dan mengandung nilai informatif. Pemahaman terhadap pesan dipengaruhi pula oleh faktor denotatip dan konotatip suatu pesan (Reardon, 1987). Semua pesan terdiri atas sekumpulan lambang-lambang. Lambang-lambang itu merupakan kata-kata verbal gerakan anggota tubuh, berbagai bunyi dan bau yang disebut nonverbal. Lambang-lambang itu diucapkan, diperagakan sehingga bermanfaat kalau seseorang menggunakannya untuk melukiskan persetujuannya terhadap pikirannya, pendapatnya, erasaannya, sikapnya terhadap suatu objek, orang lain, kejadian yang ditujukannya. Menurut Joseph De Vito, Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) dapat diartikan ”is the communication that takes place between two person who have an established relationships; (De Vito, 2004: 4). Menurut Verdeber (1986) komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses interaksi dan pembagian makna yang terkandung dalam gagasan–gagasan dan perasaan (Alo Liliweri, 1994: 9). Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik. (Sendjaya; 1994: 115). Menurut Mulyana (2002:73), komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka, yang memungkinkan reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini berlangsung secara tatap muka, bisa melalui medium, misalnya telepon sebagai perantara. Sifatnya dua arah atau timbal balik (Effendy, 1986:61). Effendy juga menambahkan bahwa komunikasi antar pribadi ini dikatakan efektif dalam merubah perilaku orang lain, apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang disampaikan. Komunikasi interpersonal yang efektif dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikan. KOMUNIKASI ANTARPERSONA Komunikasi Antarpersona adalah komunikasi yang terjadi terutama diantara dua atau beberapa orang (kuantitatif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan yang produktif secara terus menerus (kualitatif). Komunikasi Intrapersonal (Intrapersonal) mengacu pada pesan pesan yang dikirimkan oleh orang-orang secara intern (pemikiran) yang sering kalo berhubungan dengan diri mereka sendiri (evaluasi diri). Studi komunikasi antarpersona efektif berdasarkan teori yang logis meliputi keahlian yang dapat diterapkan pada lingkungan bisnis. Keahlian komunikasi antarpersona dan keahlian hubungan manusia menduduki peringkat ke-16 faktor terpenting yang diperlukan dalam keberhasilan prestasi kerja (Curtis, Winsor, dan Stephens, 1989). Adapun keahlian yang terpenting yang harus dimiliki oleh seorang manajer yang ideal adalah kemampuannya bekerja sama dengan orang lain secara baik. KONSEP DIRI Salah satu konsep utama komunikasi antarpersona adalah konsep diri. Sebagian besar lapangan kerja adalah posisi bagi individu yang tegas, yang memacu dirinya sendiri dan berorientasi kepada kelompok. Komponen komunikasi antarpersona yang ditekankan disini adalah kepastian diri atau konsep diri yang positif. Myers dan Myers (1988) menyatakan bahwa penghargaan diri adalah suatu perasaan yang dapat anda peroleh pada suatu tindakan anda sesuai dengan kesan pribadi anda pada saat kesan khusus mengira-ngira suatu versi yang diidealkan mengenai bagaimana anda mengharapkan diri anda sendiri. Sedangkan menurut Goss dan O’Hair (1988) menunjukkan bahwa suatu konsep diri mengacu pada bagaimana anda menilai diri sendiri, seberapa besar anda berpikir bahwa diri anda berharga sebagai seseorang. Penghargaan diri lebih merupakan suatu persepsi evaluasi publik daripada konsep diri. Konsep diri merupakan evaluasi yang lebih pribadi. Pesan-pesan intern mengenai diri anda (konsep diri dan penghargaan diri) dalam kadar yang besar mengarahkan anda bagaimana merasakan diri anda dalam berhubungan dengan orang lain. Satu-satunya penentu sosial yang paling berarti mengenai bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dalam komunikasi bisnis dan hubungan pribadi adalah bagaimana anda merasakan diri anda sendiri – konsepsi diri anda. Mead (1967) dan Cooley (1983) yakin bahwa konsep diri merupakan suatu cerminan cara yang disajikan orang lain sebagai tanggapan terhadap kita. Kesan pribadi seseorang merupakan cerminan cara yang dipikirkan orang tersebut mengenai reaksi orang lain kepadanya selama masa kecilnya. Pada pokoknya suatu tindakan baik secara verbal maupun nonverbal dan kemudian memperhatikan bagaimana tanggapan orang lain. Biasanya anda bertanya kepada mereka secara langsung bagaimana keadaannya tetapi menafsirkan isyarat-isyarat untuk mengetahui bagaimana tanggapan mereka. Adanya anggapan ini akan membentuk konsep diri anda sendiri. Menurut Cathcart dan Gumpert (1986) kesan diri dibentuk terutama melalui komunikasi antarpersona dan seringkali diketahui melalui interaksi dengan orang lain. Orang-orang menerima berbagai pesan yang berbeda dari orang lain dan membuat berbagai ketentuan mengenai apa yang mereka maksudkan mengenai kesan diri. Myers dan Myers (1988) menyatakan bahwa anak-anak mulai meniru tingkah laku orang dewasa tanpa banyak bertanya kemudian mereka memainkan peran pola perilaku yang tidak asing baginya. Seseorang memiliki pengalaman negatif dalam memproses konsep diri cenderung menemukan isyarat-isyarat negatif dalam lingkungan, orang seperti ini tidak mempercayai umpan balik positif seudah mempercayai umpan balik negatif. Kecendrungan seperti ini disebut ramalan pemenuhan diri (self fulfilling prophesy). HUBUNGAN Rasa harga diri dan iklim yang mendukung merupakan prasyarat bagi terciptanya suatu hubungan bisnis yang berhasil. Adanya hubungan yang produktif dan professional dalam lingkungan bisnis merupakan hal penting bagi tim kerja dan akan menimbulkan produktifitas yang efektif. Kreps (1986) membantah bahwa “hanya melalui pertautan, pengkoordinasian berbagai aktifitas yang merupakan segala konsekuensi diselesaikan dalam hubungan kehidupan organisasi”. Hubungan tersebut akan membantu para individu untuk berkomunikasi dan mempengaruhi perilaku individu lainnya. Oleh karna itu untuk menjadi seorang komunikator bisnis yang efektif anda harus mempertimbangkan komponen pokok hubungan bisnis – kepuasan kebutuhan antarpersona. Willam Schutz (1966) mengidentifikasi 3 kebutuhan antarpersona dasar yaitu inklusi (dilibatkan), kontrol dan afeksi (kasih saying). Kebutuhan-kebutuhan ini menekankan sebagian besar perilaku hubungan yang anda lihat dalam suatu organisasi. Kebutuhankebutuhan ini menekankan sebagian besar perilaku hubungan yang anda lihat dalam suatu organisasi. Kebutuhan-kebutuhan ini dicerminkan dalam cara orang mengharapkan orang lain untuk melibatkan, mengendalikan dan menunjukkan kasih sayang kepada mereka dalam derajat hingga mereka berharap menawarkan hal tersebut kepada orang. INKLUSI KONTROL AFEKSI DIEKSPRESIKAN DIINGINKAN Tabel Kebutuhan Antarpersona ( Sumber : William Schutz) Menurut Schutz kebutuhan untuk dilibatkan merupakan hal mendasar bagi semua orang. Setiap orang mencari keseimbangan dalam hal induksi dan kemandirian. Kebutuhan itu berhubungan dengan keadaan dan berubah setiap saat. Anda mengembangkan hubungan dalam lingkungan kerja anda sebagian berdasarkan tingkat kebutuhan yang anda rasakan dan persepsi anda mengenai siapa yang akan menanggapi anda pada tingkat yang diinginkan. Kebutuhan akan kontrol(pengendalian)berhubungan dengan suatu harapan akan kekuasaan, perasaan menjadi seorang pemimpin dan pemegang wewenang yang berhak mengubah lingkungan. Seseorang yang dengan kebutuhan kontrol yang tinggi berharap menjadi pemimpin dan orang yang seperti ini mungkin tidak benar-benar efektif dalam peran kepemimpinan. Kebutuhan akan afeksi(kasih sayang) diekspresikan dengan memberikan “belaian”indikasi verbal dan nonverbal mengenai perilaku pegawai yang dinilai oleh orang lain dalam kelompok kerja. Seseorang dengan kebutuhan afeksi yang tinggi akan mencari hubungan yang hangat dan intim. Sedangkan seseorang dengan kebutuhan afeksi yang rendah seringkali menjadi seseorang yang dingin. Sebagai seorang komunikator bisnis anda harus peka terhadap kebutuhan antarpersona untuk mengatur dinamika lingkungan kerja. Dimana ini akan sangat membantu anda untuk mengenali bahwa setiap orang yang ditemui memiliki tingkat kesenangan dalam mengikutsertakan orang lain, mengatur orang lain, memberikan belaian kepada orang lain, dan memiliki tingkat kenyamana perilaku tersebut kepada anda. Analisa-analisa ini dapat digunakan untuk memodifikasi tugas-tugas kerja untuk meningkatkan iklim kerja semua pegawai. KETERBUKAAN Keterbukaan (openness) melibatkan penyingkapan terhadap orang lain, pelaporan reaksi anda untuk menstimulasi dengan jujur dan “pemilikan”perasaan. Pemilikan perasaan anda akan melibatkan pencariaan diri sendiri yang akan menyakinkan bahwa anda mengetahui apa yang anda rasakan, pelaporan secara akurat, dan pengambilan tanggung jawab pada setiap konsikuensi laporan. DeVito (1989) mengatakan “kita menginginkan orang-orang beraksi secara terbuka terhadap yang apa yang kita katakan, dan kita berhak mengharapkannya. Banyak hubungan yang tidak bahagia berkembang karna para pelakunya benar-benar tidak terbuka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu aspek keterbukaan merupakan suatu cara bagaimana suatu informasi dibagikan dan apakah informasi tersebut dibagikan secara pribadi dan dengan penuh perhatian atau dengan cara impersonal yang tidak perduli. TINGKAT PENYINGKAPAN Powell (1969) menyarankan bahwa terdapat tingkat kedalaman dalam komunikasi antara orang-orang. Hubungan kerja yang produktif memiliki beberapa hakikat tingkat kedalaman. Suatu hubungan yang dangkal akan larut dengan cepat pada pertemuaan pertama yang penuh tekanan. 1. Komunikasi Tingkat 1 yaitu tingkat komunikasi yang paling dasar yang melibatkan rutinitas atau ritual dimana kita menginteraksikan cara ini setiap hari dalam komunikasi yang dangkal. Dan melalui tingkat ini ditegaskan bahwa kita menyadari kehadiran meraka dan meraka adalah orang-orang dalam lingkungan kita.tingkat kkomunikasi yang dangkal ini tidak dapat menghasilkan kedalaman yang berarti dalam suatu hubungan. 2. Komunikasi Tingkat 2 melibatkan percakapan informasi umum dimana informasi ini tidak rahasia dan tidak mengancam seseorang untuk membagi informasi yang dengan kata lain tidak ada resiko yang ditanggung. Informasi ini hanya terdapat sedikit dalam kedalaman komunikasi. 3. Komunikasi Tingkat 3 melibatkan pengyingkapan opini, kepercayaan, dan nilai. Jenis keterbukaan ini memulai proses ikatan dalam hubungan. Tingkat ini merupakan awal hubungan yang dikenal sebagai persahabatan. Setiap pembagian yang kurang dari persahabatan tidak membawa martabat pada konsep “teman” sehingga penandaan khusus layak diterima. Pada lingkungan bisnis tingkat kepercayaan seperti ini merupakan hal penting antara penyelia dan karyawan yang diawasinya. 4. Komunikasi Tingkat 4 melibatkan pembagian perasaan. Gagasan pembagian perasaan pribadi dengan orang lain dapat menjadi suatu ancaman. Pertimbangkan kebutuhan-kebutuhan antarpersona yang didiskusikan sebelumnya. 5. Komunikasi Tingkat 5 dimana komunikasi ini dicadangkan untuk keadaan khusus pada hubungan-hubungan yang khusus. Tingkat ini disebut dengan istilah komunikasi puncak atau komunikasi intim. “Orang lain yang penting” adalah seseorang yang dapat diajak berbagi perasaan secara akrab mengenai berbagai topic yang jarang ditemukan dalam lingkungan kerja. Biasanya tingkat komunikasi ini dicadangkan untuk pasangan suami istri, anggota keluarga yang dekat dan hubungan khusus diluar keluarga. Tabel Tingkat Komunikasi dan Fungsinya NO TINGKAT FUNGSI 1 Komunikasi Rutin Menjawab/Menegaskan Orang Lain 2 Percakapan Fakta Memberikan Informasi 3 Pembukaan opini Memperlihatkan Kepercayaan dan Nilai 4 Berbagi Perasaan Ikatan Pribadi 5 Keintiman Penyingkapan Penuh KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19). Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi. Hambatan Komunikasi Antar Budaya Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Chaney & Martin, 2004, p. 11). Contoh dari hambatan komunikasi antar budaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya Hambatan komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya (intercultural communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group). Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12): 1. Fisik (Physical) Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik. 2. Budaya (Cultural) Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya. 3. Persepsi (Perceptual) Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. 4. Motivasi (Motivational) Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi. 5. Pengalaman (Experiantial) Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu. 6. Emosi (Emotional) Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui. 7. Bahasa (Linguistic) Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan. 8. Nonverbal Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan. 9. Kompetisi (Competition) Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal. Daftar Pustaka Dan B. Curtis dkk., (1998), “Komunikasi Bisnis & Profesional”, Bandung: PT. RemajaRosdakarya Belch, George E. & Michael A. Belch, Advertising & Promotion ; An Integrated Marketing Communication Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York, 2001 Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill Kasali, Rhenaldi, Manajemen Periklanan ; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007 Kasali, Rhenaldi, Membidik Pasar Indonesia ; Segmentasi, Targeting dan Positioning, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 Lee, Monle & Carla Johnson, Prinsip – Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta : Kencana, 2011 Morissan, Periklanan ; Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012 Rangkuti, Freddy, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus IMC, PT Gramedia Pustaka Utama, 2009 Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio Rohim, Syaiful, Teori Komunikasi ; Perspektif, Ragam & Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2009 Shimp, a Terennce (2003) , Advertising and promotion & supplemental aspects of integrated communications, sixth edition, thomson south- western.Ohio Shimp, Terence A, Periklanan & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid II Edisi ke 5, University of South Carolina, Erlangga, 2000 Sunyoto, Danang. Dasar – Dasar Manajemen Pemasaran : Konsep, Strategi dan Kasus, Yogyakarta : CAPS, 2013 Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran Edisi III, Yogyakarta : ANDI, 2008