1 HAND OUT Nama Mata Kuliah : Komunikasi Antarpersona Kode Mata Kuliah : SPK 210 Bobot SKS : 3 SKS Program Studi/Fakultas : Ilmu Komunikasi / Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pengampu : Agoeng Noegroho, S.Sos S. Bekti Istiyanto, S.Sos : 1.Setelah mengikuti mata kuliah ini Tujuan Instruksional Umum mahasiswa dapat menjelaskan konsepkonsep, karakteristik, prinsip-prinsip Komunikasi Antarpersona secara spesifik dan komprehensif 2.Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat mengamati dan mengaplikasikan prinsip-prinsip Komunikasi antarpersona dalam kehidupan sehari-hari. 2 PERTEMUAN 1 Topik Kuliah : Materi Kuliah : Tujuan Instruksional Khusus: Kontrak pembelajaran Aturan main perkuliahan Anggota team teaching Tugas terstruktur Komponen penilaian : sisipan 30 %, Tugas 10 %, Aktif 10 %, ujian utama 50 % Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai ketentuan yang berlaku dalam perkuliahan Komunikasi Antar Persona 3 PERTEMUAN 2 dan 3 Topik Kuliah : Materi Kuliah : Tujuan Instruksional Khusus: Pengantar Fenomena Kegiatan Komunikasi Antarpersona Peristilahan Komunikasi Antarpersona Fungsi dan tujuan Antarpersona Mahasiswa dapat memahami Peristilahan dari Antarpersona Deskripsi singkat : Pengertian Komunikasi Antarpersona Fungsi dan tujuan Antarpersona PENGERTIAN KAP Josef A. Devito “The process of sending ang receiving message between two person or among a small group of person, with some effect and some immediate feed back” Atau : 4 Proses penyampaian dan penerimaan pesan diantara dua orang atau kelompok kecil, dengan efek dan feed back langsung. J. Dan Rothwell “Interaksi antara individu yang dilakukan secara langsung, sadar dan tatap muka dalam situasi yang dialogis” Terjadi sharing pengalaman, ide, pesam dsb. Richard H. Blake “Is direct communication between two or more peple in physical proximity in which all of the five sense can be utilized and immediate feed back is present”. atau : Komunikasi langsung antara dua orang atau lebih dalam jarak fisik yang mana kelima indera dapat digunakan dan feed back langsung ada didalamnya. Robert G. King “Is person to person communication two people are invalved in the process”. atau : Komunikasi orang ke orang (antarpersona) dimana dua orang termasuk dalam proses. 5 Carl I. Hovland “As in interacting situation in which an individual (the communicator) transmits, stimuli (usualy verbal symbol) to modify the behavior of other individuals (communicatie) in face to face setting" Atau Situasi interaksi antara individu (komunikator) mengirim rangsangan (biasanya dalam simbol verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikati) dalam situasi tatap muka. KARAKTERISTIK K A P a. dalam K A P terjadi Komunikasi Intrapersona (KIP). b. merupakan proses interaksi (komunikasi) antara dua orang atau lebih. c. dilakukan secara sadar, langsung dan situasi dialogis (sharing) ada pergantian fungsi. (tatap muka) d. dalam jarak fisik kelima indera dapat digunakan. e. terjadi efek dan feed back langsung, meskipun menggunakan media umum (telepon telex dsb.) Mengapa kita berkomunikasi interpersona ? Tujuan: a. Belajar seluruh pengetahuan dari orang lain dan keahlian. b. Mengeratkan dan memelihara hubungan interpersonal. c. Mempengaruhi, mengontrol, memanipulasi d. Kesenangan diri, melepas kepenatan pekerjaan. 6 e. Menolong, melayani dan konsultasi dengam orang lain. f. Mengenal diri sendiri. MOTIVASI a. Kebutuhan untuk mengetahui dan mempelajari pengetahuan. b. Kebutuhan membangun hubungan, erat dengan orang lain, untuk berinteraksi. c. Kebutuhan akan mempengaruhi, memimpin, mencari dukungan, menjaga persetujuan. d. Kebutuhan akan hiburan, kesenangan, kepuasan. e. Kebutuhan akan menolong, melayani, menjadi teman, merasa dibutuhkan, memperoleh kebahagiaan. Akibat: a. Meningkatkan pengetahuan tentang diri, oramg lain, mendapatkan keahlian. b. Terbentuknya hubungan dan pemeliharaan, persahabatan. c. Mendapat pengaruh, kekuasaan, kontrol, dukungan, persetujuan. d. Mendapat kesenangan, hiburan, kepuasan. e. Pemandu, petunjuk, dalam memutuskan sikap dan perilaku. 7 PERTEMUAN 4 dan 5 Topik Kuliah : Materi Kuliah : Tujuan Instruksional Khusus: Model dan Proses Komunikasi Antarpersona Model dan Proses Komunikasi Antarpersona Mahasiswa dapat memahami Model dan Proses Komunikasi Antarpersona Deskripsi singkat : Model dan Proses Komunikasi Antarpersona Joseph DeVito Model dan proses K A P A Model of Some Universal of Interpersonal Communication Field of Experience Source-receiver effect Competence Field of Experience Channels massage feed of ward Self Feed Back efek Competence Self Feed Back Noise feed back Communication Contect Source-receiver 8 Communication Contect Field of Experience source encoding competence performance channel message Noise receiver decoding competence performance feed back Dalam proses KAP terdapat beberapa komponen : Komunikator Komunikati - source - receiver - encoding - decoding - copetence - competence - feild of exp - field of exp. Sesuai dengan karakteristik K A P fungsi dengan melewati komponen : - channel - message - noise - contect - effect maka terjadi saling pergantian Effect 9 - ethics Copetence : kemampuan dalam bahasa, komunikasi, mengungkapkan dengan bahasa, merangkai kalimat, kata, dengan bahasa nasional, daerah. Kemampuan dalam komunikasi, mengungkapkan ide-ide, aturan interaksi dengan sosial, sikon. Contect : meliputi konteks fisik, sosial, psycological, temporal. 10 PERTEMUAN 6 Topik Kuliah : Materi Kuliah : Tujuan Instruksional Khusus: Bentuk-bentuk Kegiatan Komunikasi Antarpersona Bentuk-bentuk Kegiatan Komunikasi Antarpersona Mahasiswa dapat memahami Bentuk-bentuk Kegiatan Komunikasi Antarpersona Deskripsi singkat : Bentuk-bentuk Kegiatan Komunikasi Antarpersona Bentuk Komunikasi Antarpersona 1. Diadik Komunikasi yaitu : komunikasi yang terjadi antara dua orang, di dalamnya terdapat pertukaran fungsi, ide-ide dan mempunyai tujuan. a - b 2. Triadik Komunikasi yaitu : komunikasi yang terjadi diantara tiga orang, di dalamnya terdapat komunikasi diadik, terjadi pertukaran fungsi, mempunyai tujuan tertentu. a b c -------- a - c, a - b, b - c 3. Penggabungan diadik yaitu komunikasi yang terjadi di antara dua kelompok, misal : ayah, boy, - ibu, girl. 11 4. Small group yaitu interaksi tatap muka dari tiga individu atau lebih dengan berbagai tujuan informasi, yang sudah diketahui pemeliharaan diri, sebelumnya seperti solve problem, yang anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota kelompok lain dengan tepat. *) 5. Interview, yang tujuanya untuk mencari data. K A P dapat terjadi di dalam anggota keluarga, kelompok diskusi, pacaran, ngobrol, wawancara, dsb. Perbedaan antara K A P dengan small group K A P dapat terjadi secara spontan, anggota tidak tersusun, anggota tidak bertanggung jawab pada kelompok. Small group, tidak spontan, sudah tertentu anggotanya, adanyaketerlibatan terhadap kelompok. Perbedaannya Keduanya menggunakan komunikasi tatap muka, melibatkan tiga individu atau lebih (masuk syarat K A P). Bila suatu kelompok mewakilkan seseorang untuk bicara didepan umum, atau kelompok lain mewakilkan seseorang yang lain, kemudian terjadi komunikasi antar wakil tadi jenis komunikasi yang terjadi komunikasi antar kelompok bukan komuniaksi antarpersona, tapi bila pesan (isi) yang disampaikan oleh para wakil tadi sudah menyangkut 12 masalah pribadi dari wakil tadi, bukan membicarakan atas kepentingan kelompok maka komunikasi itu termasuk K A P. 13 PERTEMUAN 7 dan 8 Topik Kuliah : Materi Kuliah : Tujuan Instruksional Khusus: Efektivitas dan Hambatan Komunikasi Antarpersona Efektivitas dan Hambatan Komunikasi Antarpersona Mahasiswa dapat memahami Efektivitas dan Hambatan Komunikasi Antarpersona Deskripsi singkat : Perspektif Humanistis Perspektif Pragmatis Efektivitas dan hambatan K A P Berbicara tentang ini ada dua persepsi : 1. Pandangan humanistik 2. Pandangan pragmatik/behaviour. Perspektif Humanistik Menekankan suportif pada (supportive), keterbukaan(openess), saling mengerti empati (equality), (empaty) kejujuran (Possitiveness). Orang-orang yang membentuknya : Maslow, Gordon Allfart, Carl Rogers. 14 Keterbukaan Dalam kualitas ada tiga aspek : 1. terbuka pada siapa saja dalam berinteraksi , membuka diri, membuka informasi tentang diri. 2. ada keinginan seseorang komunikator bereaksi secara jujur pada stimuli yang datang dari komunikatie 3. mempunyai perasaan yang dinyatakan dalam milik “kita” dan mempertanggungjawabkannya Empaty Adalah kemampuan meresapkan diri untuk mengerti apa yang dirasakan orang lain, emosi dan intelektual. Empati akan kecil artinya bila kita tidak mampu mengkomunikasikan dengan orang lain. Fokus dari empati ada tiga hal : 1. menghindari penilaian tingkah laku orang lain, 2. belajar sebanyak-banyaknya tentang keinginan orang lain dengan pengalaman, kemampuan, dan perasaan, maka akan terlihat atau diketahui motivasinya. 3. mencoba merasakan dengan cara pandang orang lain. Suportif atau dukungan Menjelasakan apa adanya secara deskriptif tentang sesuatu hal kepada orang lain guna mendukung membesarkan hati orang, bukan evaluatif atau penilaian. 15 Misal : saya tak tahan melihat kamu, dengan rambut yang hitam, mata hitam kecoklatan, kulit putih halus mulus. Orang akan cenderung marah atau tidak suka bila pembicaraan kita diawali dengan koreksi. Possitiveness Komunikasi yang mengarahkan pada hubungan yang positif. Ada dua cara dalam membentuk komunikasi positif : 1. menyatakan tingkah laku positif 2. menggunakan gaya dengan dia dalam berinteraksi Tingkah laku positif merujuk pada dua aspek : 1. Orang yang menilai negatif akan mengkomunikasikan perasaannya pada orang lain secara negatif pula. 2. Perasaan positif pada situasi komunikasi adalah penting untuk berinteraksi secara efektif. Kesamaan (equality) Adanya kesamaan fungsi antara komunikator dengan komunikati dan pengertian bersama. Ada beberapa cara agar komunikasi equal : 1. Menghindari pernyataan yang tidak sama, misalnya dengan kata…sebaiknya…, seharusnya…intinya jangan memaksa orang lain. 2. Menghindari penilaian 3. Menerima dan mengakui pendapat orang lain 4. Menghindari koreksi, jadi meng-iyakan tapi bila ingin mengoreksi hendaknya dengan bahasa yang halus dan sopan. 16 Humanistic Model of Effectiveness Characteristic Definition Openess reaksi pengaturan penyingkapan diri pada orang lain melalui pikiran dan perasaan Empaty perasaan seperti orang lain rasakan Supportiveness menjelaskan dan menyanjung atau mendukung Possitiveness ekspresi diri dalam menilai perilaku positif terhadap diri, orang lain dan situasi. Equality pengakuan, antar bagian ( komunikator - komunikati) dalam membagi fungsi komunikasi, ada pergantian fungsi (simultan) Perspektif Pragmatik/Behaviour/Competence Model Perspektif ini menekankan pada manajemen interaksi (interactive management), menunjukkan pada kualitas yang seimbang guna mencapai tujuan yang diinginkan. Tokohnya : Paul William, Don Jackson, Watzlawik. Confidence Kepercayaan pada apa yang dibicarakan, karena mempunyai keterampilan, kemampuan dan kepercayaan sosial. Diyakini oleh 17 komunikati, sehingga ia dapat terbuka terhadap komunikator. Berikut cara mengsugesti orang lain : 1. Ambil inisiatif pengenalan dan memulai topik pembicaraan. 2. Ajukan pertanyaan pembuka dan penutup yang melibatkan orang lain berinteraksi lebih lanjut. 3. Pernyataan bahwa anda menaruh perhatian padanya. Immediacy Kesediaan untuk berkomunikasi (mau mendengar dan berbicara) dengan bahasa verbal maupun non verbal. Verbal dan nonverbal dengan : menyebutkan nama menggunakan istilah yang menyangkut keduanya “kami” feed back yang relevan menunjukan hubungan pemusatan perhatian upada pembicara menguatkan, menghargai, melengkapi pembicaraan lawan bicara evaluasi melalui keterangan diri menunjukan pada proksemik : jarak yang dekat/akrab kinesik : perilaku lemah lembut/sopan wajah dengan senyuman kecil artifaktual dengan penampilan yang mengesankan paralinguistik : tanpa bicara (dengan anggukan kepala), dialek dan interaksi. 18 Interactions Management : menunjukan kualitas yang seimbang, pergantian fungsi, sehingga tujuan tercapai. Ekspresiveness : menggunakan lambang-lambang verbal dan non verbal dalam berinteraksi. Other Orientation : memperhatikan pendapat orang lain, kita terima dengan sopan sehingga kita tahu motivasi orang tersebut yang menjadi lawan bicara. 19 PERTEMUAN 9 dan 10 Topik Kuliah : Materi Kuliah : Tujuan Instruksional Khusus: Pesan Non Verbal dalam Komunikasi Antar Persona Definisi Pesan Non verbal Fungsi Pesan Nonverbal Mahasiswa dapat memahami Definisi Pesan Non verbal dan Fungsi Pesan Nonverbal Deskripsi singkat : Pesan Kinesik Paralinguistik Proksemik Pesan Non Verbal dalam Komunikasi Antar Persona Definisi Komunikasi non verbal adalah kebiasaan bentuk dalam paralinguage dan kinesik (Osgood and Sebeok, 1954, Hayes dan Bateson, 1964) ditambah area artikulasi seperti proksimity/jarak. Disarikan dari Handbook of Communication : Nonverbal Communication Randall P. Harrison : “ Non verbal Communications is frequently framed in terms of paralinguage and kinesik, plus other articulated areas such as proximics”. (Hall, 1954 : 1964) 20 Menurut Randall P. Harrisan, klasifikasi tanda-tanda nonverbal terbagi dalam empat kategori : a. Performance Codes : dimana tanda nonberbal muncul dari bodily actions, facial expretions, eye movements, gestures, body posture, facial contact, oflaction, dan sub kategori khusus dari performance codes adalah paralinguistic phenom seperti sighs (keluh kesah), yawns (menguap), laughter (tertawa), grunts (dengkur) dan sebagainya. b. Artifactual Codes : seperti manipulation of dress, kosmetik (makeup), perlengkapan, obyek seni, simbol status, arsitektur, dan sebagainya. c. Mediational Codes : nonverbal muncul dari seleksi, aransemen, penemuan media, contohnya : editor pengatur foto, colour atau hitam putih, produser film memilih close-up atau long shoot, atau dengan menambah sound effect, musik dan sebagainya. d. Contextual Codes : tanda non verbal muncul pada waktu dan tempat tertentu dari sistem komunikasi dalam penggunaan atau pengaturan artifaktual code oleh komunikator. Klasifikasi pesan nonverbal menurut Duncan ada enam jenis : 1. Kinesik 2. paralinguistik 3. proksemik 4. oflaksi 5. sensitivitas kulit 21 6. artifaktual Pesan kinesik Merupakan gerak tubuh yang terdiri dari tiga komponen yakni pesan fasial, pesan gestural, pesan postural. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu, mialnya: kebahagiaan, terkejut, takut, marah, sedih, muak, pengecaman, minat, takjub, tekad. Leathers (1976:33) menyimpulkan penelitian wajah: a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tidak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang obyek penelitiannya baik atau jelek. b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tidak pada lingkungan atau orang lain. c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi. d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri. e. Wajah barang kali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian. Pesan gesture, menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti tangan, mata untuk mengkomunikasikan berbagai arti atau makna. Galloway, mengungkapkan : mengklasifikasikan pesan gestural untuk 22 a. Mendorong/membatasi, b. Menyesuaikan/mempertentangkan, c. Responsif/tidak responsif, d. Perasaan positif/negatif, e. Memperhatikan/tidak, f. Melancarkan/tidak reseptif, g. Menyetujui atau menolak. Posture juga berkaitan dengan komunikasi antar status, dimana orang yang statusnya rendah akan kaku dan tegang. (Mehrabian 1981). Pesan postural berkenaan dengan seluruh anggota badan. Misal: postur ABRI berbeda dengan murid. Mehrabian menyebutkan tiga makna yang disampaikan postur : a. Immediacy : ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu lain. b. Power, mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. c. Responsiveness, bila individu bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif atau negatif. Pesan proksemik, disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Edward T. Hall menyebutkan empat macam jarak ketika berhubungan dengan orang lain : a. Akrab, menggunakan fase dekat dan fase jauh. Fase dekat antara 0-6 inci, pecinta yang berpeluukan, Fase jauh antara 6-18 inci, 23 b. Personal, dengan fase dekat antara 18-30 inci dan fase jauh antara 30 inci-4 f, c. Sosial, dengan fase dekat 4-7 f dan fase jauh antara 7-12 f, d. Publik, dengan fase dekat 12-25 f dan fase jauh antara 25- atau lebih…. f (feet) Pesan pengaturan jarak ii bergantung pada kebudayaan dan norma yang berlaku disuatu tempat. Pesan proksemik juga diungkapkan dengan pengaturan ruang obyek dan rancangan interior, status sosial-ekonomi, keterbukan, keakraban. Pesan artifaktual Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan, tubuh pakaian, dan kosmetik, warna pakaian. Menurut Wetmore Cosmetik Studio di Encino California, untuk mengungkapkan kesehatan dengan base make up yang meratakan noda kulit, sikap ekspresif dan komunikatif dengan memoles mata, kehangatan dengan mengatur warna bibir. Pesan Paralinguistik Pesan paralinguistik antar lain nada, kualitas suara volume, kecepatan dan ritme. Nada menunjukkan banyak jumlah getaran atau gelombang yang dihasilkan oleh sumber bunyi. Semakin banyak semakin tinggi nadanya. Kualitas suara menunjukkan penuh atau tipisnya suara yang mengungkapkan identitas dan kepribadiannya. 24 Volume suara menunjukkan tinggi rendahnya suara, hal ini dapat memunculkan kesan sesuai dengan kondisi dan situasi. Volume suara halus, lembut, gemulai dapat mengungkapkan rasa romantis, sayang saling pengertian dan sebagainya Pesan sentuhan dan oflaksi Termasuk pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit yang mampu mebedakan emosi yang disampaikan. Alma I Smith memberikan macam sentuhan dicurahkan dalam perasaan : tanpa perhatian (detached), kasih sayang (mothering), takut (fearful), marah, bercanda (playful). Bau-bauan digunakan untuk berkomunikasi secara sadar maupun tak sadar, misal yang sadar dengan menggunakan parfum, dan yang tidak sadar misalnya karena tegang maka mengeluarkan keringat yang bau khas. Rene Spits (1945) pada anak kecil sampai remaja perlu adanya kontak psikologi langsung dengan pelukan, emongan, yang menangkan. Tanpa itu akan terhambat perkembangannya dalam intelektual, sosial, emosional, dan perkembangan psikologi anak. Dalam situasiresmi guna komunikasi non verbal dapat dimunculkan terutama sentuhan dengan adanya bersalaman itu akan menunjukkan adanya persahabatan. Sentuhan memnag cara yang baik dalam menyampaikan pesan tergantung konteknya. 25 “Communication and human relationships would be vastly improved if people reached out and touched others more- with hugs, squeezes of hand, kisses, and pats of the back “. 2) Territoriality Merupakan karakter perilaku yang diidentifikasi oleh daerah yang merupakan “milik” atau pagar batas dari personal perilakunya. Misal menyangkut status, orang berstatus rendah akan berperilaku sesuai dengan status yang ia sandang bila ia bertemu interaksi dengan status yang lebih tinggi, dan lebih cenderung untuk berinteraksi dengan yang sama statusnya. Voice message Sebenarnya sebagian besar sudah dibahas di depan pada pesan paralinguistik hanya ditambah mengenai bahasan dari voice message diantaranya lamanya “break”, intonasi, pola titinada, kecepatan, volume, disinfluencies voice seperti…..uh,….em…., er…..dsb. Facial expresion Merupakan tambahan dari bahasan pesan facial (lihat hal depan). Menurut Ekman dan Friesen (1975) emosi yang menentukan wajah terbagi dalam enam dasar emosi : 1. fear/takut 2. surprise/terkejut 3. anger/marah 26 4. happiness/gembira 5. disgust/muak 6. sadness/sedih Mata merupakan bagian dari wajah. Mata juga merupakan ekspresi wajah. Dari sini kita dapat tahu (indikator) bahwa apa yang dirasakan sebenarnya dari komunikati. Psysical appearance Misalkan saja cantik merupakan physical attractiveness dalam hubungannya dengan menarik personalitas, popularitas, orang suskses, sesuai sociability, yang diinginkan, persuasif, dan seksualitas, kegembiraan. (Knapp, 1978,P.156). Environment Merupakan kajian lebih luas dari artifaktual code terutama mengenai perlengkapan mebel, lampu, ruangan, asbak, dan sebagainya. Maslow dan Mintz (1956), ketertarikan pekerja pada ruangan yang indah, bersih untuk bekerja, dengan senang dan meningkatkan energi, mood, produktivitas. Warna ruangan juga mempengaruhi pada penilai (ujian) I Q pada anak (Mehrabian, 1976), menggambarkan bahwa warna yang cantik contras seperti biru, orange, kuning, kuning kehijauan akan mempengaruhi I Q yakni lebih tinggi hasilnya daripada ruangan yang berwarna hitam, coklat, putih. 27 Fungsi dari komunikasi (pesan) Nonverbal Menurut Mark L. Knapp (1972, : 9-12) menyebutkan fungsi dari pesan nonverbal : a. Repetisi Mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal, misal anda sudah bilang setuju tapi disertai anggukan kepala. b. Subtitusi Menggantikan lambang-lambang verbal, misal tanpa bicara anda menggeleng-gelengkan kepala setelah dimintai pendapat. c. Kontradiksi Menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. d. Komplemen Melengkapi dan memperkaya pesan nonverbal. e. Aksentuasi Menegaskan atau menggarisbawahinya pesan verbal. Mengapa kita perlu memperhatikan pesan nonverbal : menurut Dale G. Leather dalam bukunya Nonverbal Communication System, (1976 :4-7) menyebutkan : a. Faktor nonverbal menentukan makna komunikasi interpersonal, b. Perassan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal daripada verbal, c. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan 28 d. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi, e. Pesan nonverbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibanding pesan verbal, f. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat 29 PERTEMUAN 11 dan 12 Topik Kuliah : Materi Kuliah : Tujuan Instruksional Khusus: Pesan Verbal dalam Komunikasi Antar Persona Prinsip Pesan verbal Fungsi Pesan verbal Mahasiswa dapat memahami Definisi Pesan verbal dan Fungsi dalam komunikasi aatar persona NINE PRINCIPES OF VERBAL Kesembilan prinsip merupakan esensial dari interksi verbal yang menjelaskan apa, bagaimana dan aspek penting dalam interaksi verbal. Prinsip-prinsip diatas untuk menganalisis interaksi verbal. Tokoh-tokohnya : R. Pittenger, C Hochett, John Ranch Sembilan Prinsip adalah : 1. Immenent Reference Bahasa manusia dapat membuat referensi masa lalu atau yang akan datang. Manusia bicara tentang hal-hal yang tidak saat ini dan tidak disini, dengan membuat refernsi pada masa sekarang. 2. Determinasi Kata-kata selalu mengkomunikaikan sesuatu dan mempunyai alasan mengapa kata itu digunakan. Dalam situasi interaksional kita mengatakan atau tidak mengatakan. Menurut Watzlawick Jackson 30 dan Bewin dalam bukunya “ Pragmatig of Human Communication.” Orang mustahil tidak mengkomunikasikan sesuatu baik kata maupun diam, konsekuensinya adalah jika menganalisis untuk mempertanyakan alasan suatu kata atau atas kediaman. 3. Contrast and the working prinsiples of rassonable alternatif. Ada dua syarat agar sesuatu signal/tanda mampu mengkomunikasikan suatu informasi : a. penerima harus tidak secara pasti mengetahui signal mana yang akan dikomunikasikan .Jawaban ya/tidak tapi alasannya apa. b. penerima harus dapat mengenali signal apa yang mereka terima setelah disampaikan. C A T = ket kucing bukan det kita dapat membedakan antara C dan D 4. Recurrence/cenderung Orang cenderung untuk bercerita tentang dirinya apa yang berarti baginya dengan berbagai cara, bagaimana mereka mempersepsi diri sendiri yang mereka sukai/tidak tentang sesuatu. 5. Relativity of signal and write Relatif apakah tanda itu sebagai informasi atau noise. Informasi dapat merupakan signal dalam konteks tertentu, namun juga dapat sebagai noise dalam konteks lain dan bagi orang lain. Misal : Batuk --------------- noise atau tanda bagi yang mau nyontek. 6. Reinforcement/packing 31 Dalam berinteraksi pesan-pesan ditransmisikan secara stimulan berbagai channel melalui mekanisme, tubuh, relasi dengan ruang dan waktu untuk mempersentasikan pesan-pesan kita dalam suatu paket. Verbal didukung non verbal. 7. Adjustment Komunikasi dapat terjadi bila peserta mempunyai kesamaan signal. Beda bahasa komunikasi tidak sampai. 8. Priority Dalam memahami dan menganalisis pesan verbal kita harus memulai interaksi itu sendiri pada perilaku yang tampak, dengan cara itu kita dapat menghadapi pertanyaan tentang, tujuan, motivasi, proses mental dsb. (tingkah laku) 9. The Forest and The Trees Kita melihat seluruh pembicaraan, dan kita dapat memilih makna pembicaraan yang disampaikan. 32 PERTEMUAN 13 dan 14 Topik Kuliah : Materi Kuliah : STIMULUS TRANSAKSIONAL Stimulus transaksional Balance Theory dan A-B-X Theory Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa dapat memahami Stimulus transaksional dan Balance Theory dan A-B-X Theory dalam komunikasi aatar persona Deskripsi singkat : Balance Theory dan A-B-X Theory Stimulus transaksional STIMULUS TRANSAKSIONAL Erick berne, menurutnya dalam diri manusia terdapat tiga bagian; situasi dengan pengalaman : - orang tua - dewasa -anak 33 Dalam diri manusia dapat terjadi melakukan pesan ganda. Transaksi adalah unit hubungan sosial, terjadi pertukaran informasi dengan sebagai pesan-pesan diatas. Stimulus Transaksional adalah jika dua orang atau lebih bertemu baik cepat maupun lambat salah seorang dari mereka akan berbicara atau memberikan indikasi lain yang mengakui kehadiran orang lain. Ada stimulus ada tanggapan atau respon. Maka respon transaksional adalah jika orang lain tersebut berkata atau melakukan sesuatu (respon) yang ada hubungannya dengan stimulus itu. Analisis transaksional merupakan metode untuk menelaah transaksi tunggal dan menentukan bagian mana dari individu berkodrat rangkap itu yang diaktifkan/dominan. (A) ortu, dewasa, anak --------- ortu, dewasa, anak (B) Bagian atau peran ditentukan dari pengalaman yang mempengaruhi gaya bicara atau perilakunya. Bagian ortu : Berupa kesimpulan rekaman dalam otak atas kejadian-kejadian di luar yang dipaksakan atau diterima begitu saja, pada masa kecil ( ± 5 th), sebutan ortu karena selalu memberikan, nasehat, perintah, larangan dsb. Bagian dewasa : 34 Dikenali melalui pikiran yang merupakan tiruan dari apa yang pernah dilihat, didengar, dilakukan oleh orang tuannya ketika masih kecil. Bagian ini mengembangkan konsep tentang hidup yang dipikirkan berdasarkan pengumpulan serta pengolahan data. Memberi keputusan dengan data yang didapat dengan pikiran dewasa. Bagian Anak : Merupakan reproduksi dari apa yang dilihat, didengan, dirasa dan dimengerti. Sebagian besar reaksinya berupa perasaan, karena tuntutan lingkungan, anak terpaksa melepaskan kesenangannya demi “kesenangan” ortu. Akibatnya menilai dirinya “tidak ok dan kamu ok”. Contoh : x bertanya jam berapa ? A menjawab jam 13.00 ==== dewasa B menjawab jam 13.00 la…ya… (manja) ==== anak C menjawab jam-jam segini ….. engkau masih renang …. ortu Tiga jawaban di atas secara tidak sadar telah mengucap dan telah menentukan bagian-bagiannya yang tidak dibatasi oleh umur. Ada petunjuk mengetahui rangsangan ortu, dewasa, anak : a. kata yang digunakan b. tinggi- rendahnya suara c. gerak isyarat badan d. ekspresi wajah 35 non-verbal verbal ortu marah,melotot,menggerutu peringatan,nasehat… dewasa sopan,mendengarkan,tunduk.. mejawab dengan logis anak air mata,melengking,rewel,gigit keterlaluan,kasar,seen jari ….. aknya …. ada tiga macam analisis : a. komplementer b. silang c. tersembunyi Komplementer Saling melengkapi, terjadi pada pesan yang disampaikan pada bidang yang sama, misal : ortu ---------- ortu dan pada bidang yang tidak sama, anak ----- ortu stimulus sebagai anak dan responya ortu, jadi saling melengkapi. Silang Contoh : o o d d k k 36 Tersembunyi contoh : o o d d k k Keterangan: A mengumpulkan tugas dengan lisan …….. (memelas) terlambat B menerima ……. tapi dalam hati bicara nasehat,……… Balance Theory (1946) ……. Heider Sifat teori keseimbangan : a. terjadi dua orang b. lebih memusatkan pada komunikasi intrapersona yang berfungsi sebagai daya tarik. Daya tarik adalah semua keadaan kognisi yang berhubungan antara perasaan suka atau tidak suka terhadap individu atau obyek lain. (tertutup). c. menerangkan bagaimana individu-individu sebagai bagian dari struktur soial cenderung menjalin hubungan dengan satu sama lain. Heider menggunakan beberapa simbol untuk menganalisis : L = like/suka/+ L- = dislike U = unit farning relationship 37 hubungan pembentukan unit Ex. anggota kelompok U- = bukan anggota kelompok P = person O = others X = benda/obyek “Jika dua orang mempunyai sikap menyukai/tidak menyukai satu sama lain atau terhadap obyek di luar mereka maka akan terbentuk pola hubungan yang seimbang.” - Saling suka atau sama-sama suka pada obyek yang sama maka akan terbentukhubungan seimbang. - tak saling suka atau sama-sama tidak suka pada obyek yang sama maka akan terbentuk hubungan tak seimbang. x P O Pada keadaan balance menolak adanya perubahan Pada keadaan unbalance akan ada usaha untuk keseimbangan dengan komunikasi melalui diskusi, debat dsb. 38 Keadaan Simbol Arti seimbang plo,olp person like other other like person pl-o,pu-o p dislike o dan p bukan anggota o tak seimbang plo, ol-p p like o dan o dislike p plo,olx,pl-x p like o, o like x tetapi p dislike x A B X Theory Newcomb 1. 2 orang atau lebih 2. keterlibatan komunikasi merupakan untuk keistimewaan dan perluasan persetujuan 3. asumsi bahwa komunikasi merupakan fungsi penting yang memungkinkan 2 orang atau lebih mempertahankan orientasi stimultan terhadap satu sama lain dan terhadap suatu obyek di lingkungan eksternal mereka. 4. komunikasi lebih terbuka ----- interpersonal, dengan diskusi, debat, ….. jadi lebih banyak verbal. 5. model berbentuk segitiga, kedua individu berorientasi pada x. x A B 39 Komunikasi dianggap sebagai proses yang mendukung struktur orientasi yaitu dalam pengertian mempertahankan atau meningkatkan kesimetrisan antara tiga elemen dengan jalan mentransmisikan informasi tentang setiap perubahan dan dengan dimungkinkan penyesuaian. Komunikasi mungkin terjadi pada kondisi : 1. Jika ada daya tarik yang kuat antara para partisipan 2. Jika obyeknya bersifat penting 3. Jika obyek mempunyai relefensi terhadap A maupun B. A suka X tapi A dapat persuasip B untuk mengubah persepsi B untuk suka X Daftar Pustaka Rakmat, Jalaluddin, 1992 “Psikologi Komunikasi” , Rosdakarya, Bandung. Zastrow, Charles and Kirst, Karen-Ashman 1989 “Understanding Human Behavior and The Social Environment", by Nelson-Hall Inc. Handbook of Communication dalam judul “Nonverbal Communication, Randall P.Harison.