ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI Sri Sayekti ( 55208110039), Nelly Rosidha Arif Yani 9552081100..), Nugroho Santoso (552081100..) Mkom 5, Sabtu, 18 April 2009 Mata Kuliah: Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dosen: Yusuf Hamdan, M Si. Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Aliran informasi adalah proses dinamik; yang di dalam proses itu pesan-pesan diciptakan, dimunculkan dan ditafsirkan. Aliran efisiensi berdampak pada iklim organisasi, penyesuaian organisasi dan inovasi organisasi. Hal itu dapat ditinjau dari dari sudut pandang hubungan posisional, antarpersona dan berurutan. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang menentukan pada pola dan peranan komunikasi. Pada gilirannya, pola dan peranan komunikasi dapat memperlancar atau menghambat aliran informasi Konsep arah aliran informasi dalam organisasi berhubungan dengan apa yang disampaikan kepada siapa dan bagaimana penyampaiannya. Arah formal meliputi komunikasi posisional. Namun para anggota organisasi sering berkomunikasi dengan lainnya tanpa mengindahkan posisi mereka, menghasilkan suatu jaringan komunikasi pribadi (selentingan) dan menyampaikan pesan-pesan informal atau “rahasia” yang tidak mengalir melalui saluran formal. Informasi dalam selentingan biasanya cermat, tapi tidak lengkap; sehingga dapat menimbulkan pengaruh besar pada mereka yang menjadi bagian dari sistem itu. Manager dan penyelia sebaiknya memahami dan membantu agar selentingan bermanfaat bagi organisasi. Tiap arah aliran komunikasi berkaitan dengan tujuan-tujuan khusus dan memunculkan isu mengenai metode dan media apa yang paling sesuai untuk mencapai tujuantujuan tsb. Arah aliran informasi: Dalam komunikasi organisasi, kita berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah (komunikasi ke bawah), informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi (komunikasi ke atas), informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya (komunikasi horisontal), dan informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatanjabatan yang tidak menjadi atasan maupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda (komunikasi lintas aluran). 1. KOMUNIKASI KE BAWAH: Ada 5 jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan: (1) informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, (2)dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, (3) kebijakan dan praktik-praktik organisasi, (4) kinerja pegawai, (5) informasi untuk mengembangkan sense of mission. 2. KOMUNIKASI KE ATAS; penting karena: (1) Memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya. (2) Memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan siap menerima informasi dari penyelia; seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan penyelia (3) Mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu bawahan, berkaitan dengan pekerjajanya (4) Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan pegawai mengajukan pertanyaan dan ide. (5) Mengijinkan penyelia menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah. (6) Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaannya, memperkuat keterlibatannya dengan pekerjaannya dan organisasi. Prinsip komunikasi ke atas: (1) Program komunikasi ke atas harus direncanakan (2) Supaya efektif, harus berlangsung secara kontinyu (3) Menggunakan saluran yang rutin: masalah dan permohonan informasi harus berjalan ke atas melalui organisasi sampai menemui orang yang dapat melakukaan tindakan; tidak perlu harus ke level di atasnya lagi (4) Menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah (5) Mendengarkan secara obyektif. (6) Menanggapi masalah (7) Menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi Komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas membentuk komunikasi vertikal. 3. KOMUNIKASI HORIZONTAL: terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama; bisa dilakukan dalam rapat, interaksi pribasi, saat istirahat, dengan memo. Tujuannya: (1) Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja (2) Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan (3) Untuk memecahkan masalah (4) Untuk memperoleh pemahaman bersama (5) Untuk mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan (6) Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona Metode komunikasi horizontal.Bentuk komunikasinya adalah semua jenis kontak antarpersona: interaksi pribadi, obrolan di telepon, memo, dll. 4. KOMUNIKASI LINTAS SALURAN Dalam kebanyakan organisasi, muncul keinginan pegawai untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Mereka sangat mobile dalam organisasi. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas saluran karena biasanya tanggung jawab mereka muncul di beberapa rantai otoritas perintah dan jaringan yang menghubungkan dengan jabatan. Komunikasi posisional biasanya komunikasi formal. Sedangkan komunikasi pribadi biasanya informasl. KOMUNIKASI INFORMAL, PRIBADI ATAU SELENTINGAN Bila pegawai berkomunikasi satu dengan lainnya tanpa mengindahkan posisinya dalam organisasi, faktor yang mengarahkaan aliran informasi lebih bersifat pribadi. Arah aliran informasi kurang stabil. Sifat-sifat selentingan: (1) Berjalan dari mulut ke mulut; pada masa sekarang bisa via sms, email, dll (2) Bebas dari kendala organisasi dan posisi (3) Menyebarkan informasi secara cepat (4) Jaringan kerja selentingan adalah “rantai kelompok”, karena tiap orang yang menyampaikan selentingan mengabarkan kepada sekelompok orang daripada hanya kepada satu orang saja. Bagaimana menangani selentingan: Jumlah dan akibat pesan yang mengganggu, yang berlangsung melalui selentingan, dapat dikendalikan dengan menjaga saluran komunikasi formal tetap terbuka, yang memberi kesempatan komunikasi ke agtas, ke bawah, horizaontal, lintas saluran. Ada 3 jenis hubungan yang mempengaruhi aliran informasi dalam organisasi: 1. Hubungan antarpersona: berdasarkan kepedulian, perhatian, keramahan dan kemampuan merespons 2. Hubungan posisional : berdasarkan pada otoritas, pekerjaan, kewibawaan dan status; contoh hubungan atasan dan bawahan 3. Hubungan berurutan: berdasarkan pada kebutuhan akan orang-orang untuk berlaku sebagai pengulang pesan dalam organisasi. 1. HUBUNGAN ANTARPERSONA, efektif bila: (1) Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan (2) Menetapkan identitas anda dalam hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan (3) Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan kesalahpahaman (4) Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap bertahan (5) Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antarpersona yang efektif (6) Ikut serta dalam interaksi sosial informal 2. HUBUNGAN POSISIONAL, yang paling umum adalah hubungan atasan bawahan. Bawahan cenderung mengatakan kepada atasan apa yang ingin didengar oleh atasan (menurut perkiraan bawahan) dan memberi informasi kepada atasan yang menggambarkan kelebihan bawahan. Menurut Jablin (1979) dalam Pace & Faules, ada 9 kategori masalah dalam hubungan atasan bawahan: (1) Pola interaksi, (2) keterbukaan, (3) distorsi ke atas, (4) pengaruh ke atas, (5) jarak informal-semantik, (6) atasan efektif vs atasan tidak efektif, (7) sifat-sifat pribadi, (8) umpan balik, (9) pengaruh variabel-variabel organisasi sistemik pada kualitas komunikasi atasan bawahan 3. HUBUNGAN BERURUTAN, sebagian komunikator adalah pengirim pesan, sebagian lagi penerima, sebagian lainnya ada di antara keduanya : yaitu pengulang pesan. Empat fungsi dasar pengulang pesan: (1) Menghubungkan, misal seorang penyelia menghubungkan seorang pelaksana dengan seorang manajer (2) Menyimpan, disesuaikan dengan dengan kebutuhan pengirim dan penerima (3) Merentangkan, memberi penjelasan tambahan atas makna suatu pesan (4) Mengendalikan, misal wartawan mengendalikan bagaimana pesan disampaikan dalam media massa PENGARUH TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM ALIRAN INFORMASI Penerapan sistem informasi baru mengubah sikap terhadap teknologi dan penggunaan teknologi, yang kemudian mengakibatkan perubahan dalam pola-pola komunikasi, struktur organisasi dan lokasi kerja. Penggunaan media intraorganisasi adalah sifat mendasar. Sumber: Pace & Faules, 2005, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 170-222