BAB XII PSIKOLOGI PESAN

advertisement
PSIKOLOGI PESAN
Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara-cara tertentu.
Setiap cara berkata memberikan maksud tersendiri. Cara-cara ini disebut
pesan paralinguistik. Manusia juga menyampaikan pesan melalui caracara lain selain dengan bahasa, misalnya dengan isyarat, ini disebut pesan
extralinguistik.
Pesan linguistik
Dalam mendefinisikan bahasa ada dua cara, yaitu fungsional dan formal.
Definisi fungsional melihat bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa
diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan
gagasan (sosially shared means for expressing ideas). Definisi formal
menyatakan bahasa sebagai sumber kalimat yang terbayangkan, yang
dapat dibuat menurut tata bahasa (all the conceivable sentences that
could be generatif according to roles of it’s grammar). Pandangan kita
mengenai dunia dibentuk oleh bahasa., karena bahasa berbeda maka
pandangan kita mengenai duniapun berbeda.
Dengan bahasa, kita mengabstraksikan pengalaman kita kemudian yang
lebih penting mengkomunikasikannya pada orang lain. “pemikiran yang
tinggi bergantung pada manipulasi lambang” kata Morton Hunt (1982:
227), dan walaupun lambang-lambang dalam linguistik seperti
matematika dan seni sudah canggih, lambang-lambang itu sempit.
Sebaliknya, bahasa merupakan sistem lambang tak terbatas yang
mampu mengungkapkan segala macam pemikiran. Bahasa adalah
prasarat kebudayaan, yang tidak dapat tegak tanpa itu atau dengan
sistem lambang yang lain. Dengan bahasa kita mengkomunikasikan
kebanyakan pemikiran kepada orang lain dan menerima satu sama lain
hidangan pikiran (food or thought) pendeknya kita tidak selalu berpikir
dengan kata-kata, tetapi sedikit sekali kita dapat berpikir tanpa kata-kata.
Konsep makna
Dalam tilikan psikologi, makna tidak terletak pada kata-kata tetapi pada
pikiran orang pada persepsinya. Makna terbentuk karena pengalaman
individu. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau
kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila
komunikan-komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang
sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama dan sejumlah maksimal
pengalaman yang sama.
Pesan Nonverbal
Pesan nonverbal oleh Mark L. Knapp (1972:9-12) menyebut lima fungsi
pesan non verbal :
Repetisi, mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.
Misalnya mengelengkan kepala berkali-kali untuk menjelaskan
penolakan.
Substitusi, mengantikan lambang-lambang verbal tanpa sepatah katapun.
Misalnya tanpa sepatah kata berkata atau menunjukkan persetujuan
dengan mengangguk-angguk.
Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya memuji prestasi kawan dengan
mencibirkan bibir.
Komplemen, melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Misalnya air muka menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak
terungkap dengan kata-kata.
Aksentuasi, menegaskan pesan verbal atau mengarisbawahinya. Misalnya
mengungkapkan kejengkelan dengan memukul mimbar.
Dale G. Leathers (1976: 47), penulis nonverval communication sistem
menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting.
faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka,
kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan
nonverbal.
perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal
ketimbang pesan verbal. Menggunakan ungkapan wajah (senyum,
kontak mata, dsb) ketika mengungkapkan gelora kerinduan kepada sang
kekasih.
pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas
dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Sejak zaman prasejarah wanita
selalu mengatakan “tidak” dengan lambang verbal tetapi pria jarang
tertipu, mereka tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya
mengatakan “ia”.
pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat
diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi
metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang
memperjelas maksud dan makna pesan.
pesan nonverbal merupakan cara komunikasi lebih efisien dibandingkan
pesan verbal. Dalam paparan verbal selalu terdapat redudansi (lebih
banyak lambang dari yang diperlukan), repetisi, ambiguity (kata-kata
yang berarti ganda), dan abstraksi.
pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi
komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau
emosi secara tidak langsung. Sugesti disini dimaksudkan menyarankan
sesuatu kepada orang lain secara implisit (secara tersirat).
Klasifikasi Pesan Nonverbal
Duncan menyebutkan ada enam jenis pesan nonverbal :
1.
kinesik atau gerak tubuh,
2.
paralinguistik atau suara,
3.
proksemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial.
4.
olfaksi atau penciuman,
5.
sensitifitas kulit,
6.
faktor artifaktual, seperti pakaian dan kosmetik.
 Pesan kinesik yang mengunakan gerakan tubuh terdiri dari tiga
komponen utama:
pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
Pesan fasial mengunakan air muka untuk menyampaikan makna
tertentu. Berbagai penelitan menunjukkan bahwa dapat menyampaikan
paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut,
ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat,
ketakjuban, dan tekad.
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti
mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna.
Pesan paralinguistik
Adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengungkapkan
pesan secara verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan
arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
Pesan paralinguistik terdiri atas nada, kualitas suara, volue, kecepatan, dan
ritme. Nada (pitch) menunjukkan jumlah getaran atau “gelombang’ yang
dihasilkan sumber bunyi. Makin banyak jumlah getaran, makin tinggi nada.
Nada dapat mengungkapkan gairah, ketakuatan, kesedihan, kesunguhan,
atau kasih sayang. Kualitas susra menunjukkan “penuh” atau “tipisnya”
suara. Volume menunjukkan tinggi rendah suara. Memang secara
keseluruhan pesan paralinguistik adalah alat yang paling cermat untuk
menyampaikan perasaan kita kepada orang lain.
Pesan proksemik
Disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan
mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Pesan proksemik dapat mengungkapkan status sosial ekonomi,
keterbukaan, dan keakraban.
Pesan sentuhan, dan bau-bauan (tactile and all factory messages)
Termasuk pesan nonverbal, nonvisual dan nonvokal. Alat penerima
sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan
berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Smith
melaporkan berbagai perasaan yang dapat disampaikan sentuhan, tetapi
yang paling biasa dikomun ikasikan sentuhan ada lima : tanpa perhatian
(detached), kasih sayang (mothering), takut (fearful), marah (angry),
bercanda (flayful). Bau-bauan telah digunakan manusia untuk
berkomunikasi secara sadar dan tidak sadar. Kebanyakan komunikasi
melalui bau-bauan berlangsung secara tidak sadar (bila emosional atau
dalam keadaan tegang tubuh akan mengeluarkan keringat yang
menyampaikan bau yang khas). Namun sekarang orang telah
menggunakan bau-bauan buatan seperti parfum untuk menyampaikan
pesan.
Pesan artifaktual
Diungkapkan melalui penampilan baik tubuh pakaian, ataupun kosmetik.
Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam
hubungan dengan orang lain sesui dengan persepsinya tentang tubuhnya
(body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita untuk
membentuk citra tubuh dengan pakaian dan kosmetik.
Organisasi, struktur,
dan imbauan pesan
Organisasi pesan
Retorika sejak lama menunjukkan cara-cara menyusun pesan mengikuti polapola yang disarankan Aristoteles. Retorika mengenal enam macam organiasi
pesan : deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal. Urutan
deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gaasa utama kemudian
memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti.
Sebaliknya, dalam urutan indktif kita mengemukakan perincian-perincian
dan kemudian menarik kesimpulan. Dengan urutan kronologis pesan disusun
berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa, dengan urutan logis, pesan
disusun berdasarkan sebab akibat atau akibat ke sebab; dengan urutan
spasial, pesan disusun berdasarkan tempat;sedangkan dengan urutan topikal
pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau akibat ke sebab; dengan
urutan spasial pesan disusun berdasarkan tempat, sedangkan dengan urutan
topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan. Klasifikasinya, dari
yang penting kepada yang kurang penting, dari yang mudah kepada yang
sukar, dari yang dikenal kepada yang asing (Rahmat, 1982: 46).
Struktur dan imbauan pesan
Bila pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain
maka pesan harus menyentuh motif yang mengerakkan atau mendorong
perilaku communicate. Para peneliti psikologi komunikasi telah meneliti
efektifitas imbauan pesan : imbauan rasional, imabauan emosional,
imbauan takut, imbauan ganjaran dan imbauan motivasional.
Imbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada
dasarnya mahluk rasional yang baru bereaksi pada imbauan emosional,
bila imbauan rasional tidak ada. Menggunakan imbauan rasional artinya
meyakinkan orang lai dengan pendekatan logis atau penyajian buktibukti. Imbauan rasional bianya mengunakan silogisme, yakni rangkaian
pengambilan kesimpulan melewati premis mayor dan premis minor.
Imbauan ganjaran mengunakan rujukan yang menjanjikan communicate
sesuatu yang mereka perlukan atau yang mereka inginkan. Misalnya
menjanjikan kenaikan pangkat bagi karyawan kalau bekerja dengan baik.
Imbauan motivasional menggunakan imbauan motif (motiveappeals)
yang menyentuh kondisi interen dalam diri manusia. Dengan
menggunakan berbagai mazhab psikologi, dapat diklasifikasikan motif
pada dua kelompok besar : motif biologis dan motif psikologis. Manusia
bergerak buka saja didorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar dan
dahaga tetapi juga karena dorongan psikologis seperti rasa ingin tahu,
kebutuhan akan kasih sayang dan keinginan untuk memuja.
Download