PSIKOLOGI PESAN

advertisement
PSIKOLOGI PESAN

Manusia mengucapkan kata-kata dan
kalimat dengan cara-cara tertentu.
Setiap cara berkata memberikan
maksud tersendiri. Cara-cara ini
disebut pesan paralinguistik. Manusia
juga menyampaikan pesan melalui
cara-cara lain selain dengan bahasa,
misalnya dengan isyarat, ini disebut
pesan extralinguistik.
Pesan linguistik

Dalam mendefinisikan bahasa ada dua cara, yaitu
fungsional dan formal. Definisi fungsional melihat
bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa
diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan (sosially shared means for
expressing ideas). Definisi formal menyatakan
bahasa sebagai sumber kalimat yang terbayangkan,
yang dapat dibuat menurut tata bahasa (all the
conceivable sentences that could be generatif
according to roles of it’s grammar). Pandangan kita
mengenai dunia dibentuk oleh bahasa., karena
bahasa berbeda maka pandangan kita mengenai
duniapun berbeda.

Dengan
bahasa,
kita
mengabstraksikan
pengalaman kita kemudian yang lebih penting
mengkomunikasikannya
pada
orang
lain.
“pemikiran yang tinggi bergantung pada
manipulasi lambang” kata Morton Hunt (1982:
227), dan walaupun lambang-lambang dalam
linguistik seperti matematika dan seni sudah
canggih,
lambang-lambang
itu
sempit.
Sebaliknya, bahasa merupakan sistem lambang
tak terbatas yang mampu mengungkapkan
segala macam pemikiran. Bahasa adalah
prasarat kebudayaan, yang tidak dapat tegak
tanpa itu atau dengan sistem lambang yang lain.
Dengan bahasa kita mengkomunikasikan
kebanyakan pemikiran kepada orang lain dan
menerima satu sama lain hidangan pikiran (food
or thought) pendeknya kita tidak selalu berpikir
dengan kata-kata, tetapi sedikit sekali kita dapat
berpikir tanpa kata-kata.
Konsep makna
 Dalam tilikan psikologi, makna tidak terletak
pada kata-kata tetapi pada pikiran orang pada
persepsinya. Makna terbentuk karena
pengalaman individu. Kesamaan makna
karena kesamaan pengalaman masa lalu atau
kesamaan
struktur
kognitif
disebut
isomorfisme. Isomorfisme
terjadi
bila
komunikan-komunikan berasal dari budaya
yang sama, status sosial yang sama,
pendidikan yang sama, ideologi yang sama
dan sejumlah maksimal pengalaman yang
sama.
Pesan Nonverbal
Pesan nonverbal oleh Mark L. Knapp (1972:9-12)
menyebut lima fungsi pesan non verbal :
 Repetisi, mengulang kembali gagasan yang sudah
disajikan secara verbal. Misalnya mengelengkan
kepala berkali-kali untuk menjelaskan penolakan.
 Substitusi, mengantikan lambang-lambang verbal
tanpa sepatah katapun. Misalnya tanpa sepatah
kata berkata atau menunjukkan persetujuan
dengan mengangguk-angguk.
 Kontradiksi,
menolak pesan verbal atau
memberikan makna yang lain terhadap pesan
verbal. Misalnya memuji prestasi kawan dengan
mencibirkan bibir.
Komplemen, melengkapi dan memperkaya
makna pesan nonverbal. Misalnya air muka
menunjukkan tingkat penderitaan yang
tidak terungkap dengan kata-kata.
 Aksentuasi, menegaskan pesan verbal atau
mengarisbawahinya.
Misalnya
mengungkapkan
kejengkelan
dengan
memukul mimbar.

Dale G. Leathers (1976: 47), penulis nonverval communication
sistem menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal
sangat penting.
 faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam
komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau
berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan
gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal.
 perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan
nonverbal ketimbang pesan verbal. Menggunakan ungkapan
wajah (senyum, kontak mata, dsb) ketika mengungkapkan
gelora kerinduan kepada sang kekasih.
 pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang
relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Sejak
zaman prasejarah wanita selalu mengatakan “tidak” dengan
lambang verbal tetapi pria jarang tertipu, mereka tahu ketika
“tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya mengatakan “ia”.
pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif
yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi
yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya
memberikan informasi tambahan yang memperjelas
maksud dan makna pesan.
 pesan nonverbal merupakan cara komunikasi lebih
efisien dibandingkan pesan verbal. Dalam paparan
verbal selalu terdapat redudansi (lebih banyak
lambang dari yang diperlukan), repetisi, ambiguity
(kata-kata yang berarti ganda), dan abstraksi.
 pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling
tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita
untuk mengungkapkan gagasan atau emosi secara
tidak
langsung. Sugesti
disini
dimaksudkan
menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit
(secara tersirat).

Klasifikasi Pesan Nonverbal
Duncan menyebutkan ada enam jenis pesan
nonverbal :
 kinesik atau gerak tubuh,
 paralinguistik atau suara,
 proksemik atau penggunaan ruangan
personal dan sosial,
 olfaksi atau penciuman,
 sensitifitas kulit,
 faktor artifaktual, seperti pakaian dan
kosmetik.

Pesan kinesik yang mengunakan gerakan
tubuh terdiri dari tiga komponen utama:
pesan fasial, pesan gestural, dan pesan
postural. Pesan fasial mengunakan air muka
untuk menyampaikan makna tertentu.
Berbagai penelitan menunjukkan bahwa
dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh
kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut,
ketakutan,
kemarahan,
kesedihan,
kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban,
dan tekad. Pesan gestural menunjukkan
gerakan sebagian anggota badan seperti
mata dan tangan untuk mengkomunikasikan
berbagai makna.
Pesan proksemik
 Disampaikan melalui pengaturan jarak dan
ruang. Umumnya dengan mengatur jarak
kita mengungkapkan keakraban kita
dengan orang lain. Pesan proksemik dapat
mengungkapkan status sosial ekonomi,
keterbukaan, dan keakraban.
Pesan artifaktual
 Diungkapkan melalui penampilan baik
tubuh
pakaian, ataupun
kosmetik.
Walaupun bentuk tubuh relatif menetap,
orang sering berperilaku dalam hubungan
dengan orang lain sesui dengan
persepsinya tentang tubuhnya (body
image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah
upaya kita untuk membentuk citra tubuh
dengan pakaian dan kosmetik.
Pesan paralinguistik
 Adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan
cara mengungkapkan pesan secara verbal. Satu pesan
verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang
berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
 Pesan paralinguistik terdiri atas nada, kualitas suara,
volue, kecepatan, dan ritme. Nada (pitch)
menunjukkan jumlah getaran atau “gelombang’ yang
dihasilkan sumber bunyi. Makin banyak jumlah getaran,
makin tinggi nada. Nada dapat mengungkapkan gairah,
ketakuatan, kesedihan, kesunguhan, atau kasih sayang.
Kualitas susra menunjukkan “penuh” atau “tipisnya”
suara. Volume menunjukkan tinggi rendah suara.
Memang secara keseluruhan pesan paralinguistik
adalah alat yang paling cermat untuk menyampaikan
perasaan kita kepada orang lain.
Pesan , sentuhan, dan bau-bauan (tactile and all factory
messages)
 Termasuk pesan nonverbal, nonvisual dan nonvokal.
Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu
menerima dan membedakan berbagai emosi yang
disampaikan orang melalui sentuhan. Smith
melaporkan berbagai perasaan yang dapat disampaikan
sentuhan, tetapi yang paling biasa dikomun ikasikan
sentuhan ada lima : tanpa perhatian (detached), kasih
sayang (mothering), takut (fearful), marah (angry),
bercanda (flayful). Bau-bauan telah digunakan manusia
untuk berkomunikasi secara sadar dan tidak sadar.
Kebanyakan
komunikasi
melalui
bau-bauan
berlangsung secara tidak sadar (bila emosional atau
dalam keadaan tegang tubuh akan mengeluarkan
keringat yang menyampaikan bau yang khas). Namun
sekarang orang telah menggunakan bau-bauan buatan
seperti parfum untuk menyampaikan pesan.
Organisasi, struktur,
dan imbauan pesan


Organisasi pesan
Retorika sejak lama menunjukkan cara-cara menyusun pesan
mengikuti pola-pola yang disarankan Aristoteles. Retorika mengenal
enam macam organiasi pesan : deduktif, induktif, kronologis, logis,
spasial, dan topikal. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan
dulu gaasa utama kemudian memperjelasnya dengan keterangan
penunjang, penyimpulan, dan bukti. Sebaliknya, dalam urutan indktif
kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. Dengan urutan kronologis pesan disusun berdasarkan
urutan waktu terjadinya peristiwa, dengan urutan logis, pesan
disusun berdasarkan sebab akibat atau akibat ke sebab; dengan
urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat;sedangkan dengan
urutan topikal pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau
akibat ke sebab; dengan urutan spasial pesan disusun berdasarkan
tempat, sedangkan dengan urutan topikal, pesan disusun
berdasarkan topik pembicaraan. Klasifikasinya, dari yang penting
kepada yang kurang penting, dari yang mudah kepada yang sukar,
dari yang dikenal kepada yang asing (Rahmat, 1982: 46).
Struktur dan imbauan pesan
 Bila pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi
orang lain maka pesan harus menyentuh motif yang
mengerakkan atau mendorong perilaku communicate. Para
peneliti psikologi komunikasi telah meneliti efektifitas
imbauan pesan : imbauan rasional, imabauan emosional,
imbauan takut, imbauan ganjaran dan imbauan motivasional.
 Imbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia
pada dasarnya mahluk rasional yang baru bereaksi pada
imbauan emosional, bila imbauan rasional tidak ada.
Menggunakan imbauan rasional artinya meyakinkan orang lai
dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti. Imbauan
rasional bianya mengunakan silogisme, yakni rangkaian
pengambilan kesimpulan melewati premis mayor dan premis
minor.

Imbauan ganjaran mengunakan rujukan yang
menjanjikan communicate sesuatu yang mereka
perlukan atau yang mereka inginkan. Misalnya
menjanjikan kenaikan pangkat bagi karyawan kalau
bekerja dengan baik.
 Imbauan motivasional menggunakan imbauan
motif (motiveappeals) yang menyentuh kondisi
interen dalam diri manusia. Dengan menggunakan
berbagai mazhab psikologi, dapat diklasifikasikan
motif pada dua kelompok besar : motif biologis
dan motif psikologis. Manusia bergerak buka saja
didorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar
dan dahaga tetapi juga karena dorongan psikologis
seperti rasa ingin tahu, kebutuhan akan kasih
sayang dan keinginan untuk memuja.

Download