*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 1 PENINGKATAN

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN
BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA
PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 05 PEGIRINGAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Yuliaji *)
yuliaji0607gmail.com
Abstrak : rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa banyak peningkatan
kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat, bagaimana aktifitas
dan motivasi belajar peserta didik pada materi konsep penjumlahan bilangan
bulat dengan menggunakan media manik-manik di kelas IV semester 2 SD
Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016 ? Penelitian ini dilakukan
dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar, keaktifan dan motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran
terlihat lebih baik. Hasil belajar siklus I rata-rata kelasnya 61,50 dengan
ketuntasan peserta didik 13 (50,00%) dan siklus II rata-rata kelasnya 76,15
dengan peserta didik tuntas 23 (88,46%).
kata Kunci
: kemampuan, memahami konsep, penjumlahan bilangan bulat,
media manik-manik
PENDAHULUAN
Penjumlahan bilangan bulat merupakan salah satu kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas IV sekolah dasar. Kemampuan
memahami konsep penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV
semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Kecamatan Bantarbolang Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016 tergolong rendah. Hal ini terbukti dari 26
peserta didik hanya 8 peserta didik atau sebesar 30,77% yang nilainya sama
atau lebih besar dari KKM 70 dengan nilai rata-rata kelas 51,92, sedangkan 18
peserta didik atau atau sebesar 69,23% nilainya masih di bawah KKM. Hasil ini
belum memenuhi harapan karena indikator kerja yang diharapkan minimal 75%
atau sekitar 20 peserta didik yang tuntas dengan nilainya ≥ dari KKM 70.
Rendahnya kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat
disebabkan adanya anggapan bahwa Matematika merupakan ilmu yang sukar
dipelajari
oleh
peserta
didik.
Kenyataan
ini
disebabkan
(1)kurangnya
pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik karena
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 1
proses pembelajaran yang kurang efektif dan belum memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk melakukan peragaan, (2)belum digunakannya media
pembelajaran yang konkret yang dapat membantu peserta didik dalam
memahami konsep penjumlahan bilangan bulat, (3)guru mengajar secara
monoton, kurang menarik, kurang membangkitkan minat dan motivasi peserta
didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik cenderung pasif.
Berdasarkan kondisi tersebut, guru perlu mengubah proses pembelajaran
yang lebih kreatif. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membantu
proses pembelajaran yang menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang
digunakan untuk mengatasi hal ini adalah media manik-manik.
Rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah (1)seberapa
banyak peningkatan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat
setelah menggunakan media manik-manik pada peserta didik kelas IV semester
2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016 ? (2)bagaimana
perubahan aktifitas dan motivasi belajar peserta didik selama pembelajaran
dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat menggunakan media
manik-manik pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan
Tahun Pelajaran 2015/2016 ?
Tujuan penelitian ini adalah 1)mendeskripsikan seberapa banyak
peningkatan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat setelah
dilakukan pembelajaran menggunakan media manik-manik pada peserta didik
kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016.
2)mendeskripsikan adanya perubahan motivasi belajar selama pembelajaran
memahami konsep penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manikmanik pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, yaitu untuk
membangkitkan motivasi
dan
minat
peserta
didik
dalam
pembelajaran
Matematika serta mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam menjumlahkan
bilangan bulat menggunakan media manik-manik. Kemudian manfaat bagi guru
untuk mendapatkan tambahan wawasan dalam pembelajaran penjumlahan
bilangan bulat menggunakan media manik-manik. Selain itu juga sebagai usaha
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Adapun
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 2
manfaat bagi sekolah adalah sebagai referensi untuk memperbaiki kinerja
sekolah dan sebagai panduan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pengertian Kemampuan
Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
dasar mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan. Kemampuan
adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri
(Depdiknas, 2002). Istilah kemampuan peserta didik biasa dikenal dengan
kompetensi. Sally Wechmeier-Michael Abhy (2009:246) berpendapat bahwa
kompetensi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik atau
suatu keterampilan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan atau tugas tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan peserta didik adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dikuasai peserta didik untuk memperagakan atau mengerjakan sesuatu dengan
benar.
Memahami Konsep
Memahami berasal dari kata paham yang berarti pengetahuan banyak,
mengerti benar, atau tahu benar. Pengertian memahami dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Tahun 2000 berarti mengerti benar akan sesuatu (Depdiknas,
2002). Konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah “Sesuatu yang tersimpan
dalam pikiran, suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”, sedangkan
Parker menyatakan bahwa “Konsep/gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep
adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya”.
Dari beberapa pengertian tentang konsep di atas, dapat disimpulkan
bahwa konsep adalah suatu ide/gagasan berupa pengertian abstrak yang
berkaitan dengan simbol yang diinternalisasi dari contoh-contoh yang ada atau
dari peristiwa konkrit. Memahami konsep berarti mengerti benar tentang
pengertian abstrak yang diinternalisasi dari contoh-contoh atau peristiwa konkret.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 3
Penjumlahan Bilangan Bulat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, pengertian
penjumlahan adalah bentuk operasi bilangan yang ditandai dengan simbol/tanda
(+/U), sedangkan bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan 0,
bilangan negatif, dan bilangan asli/bilangan positif atau jika ditulis dalam bentuk
himpunan bilangan bulat adalah {...,-3;-2; -1; 0; 1; 2; 3; ....}. Ada 4 jenis
penjumlahan bilangan bulat yaitu (1)penjumlahan bilangan bulat positif dengan
positif, (2)penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif, (3)penjumlahan
bilangan bulat positif dengan negatif, (4)penjumlahan bilangan bulat negatif
dengan positif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat adalah kecakapan
mengerti dalam menjumlahkan bilangan bulat dengan benar. Ada beberapa
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik kelas IV semester 2 dalam
mempelajari
konsep
penjumlahan
bilangan
bulat.
Diantaranya
adalah
pemahaman tentang nama bilangan, lambang bilangan, lawan bilangan, serta
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat peserta didik. Yang dimaksud media di sini adalah
media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat
mempermudah proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan guru
sehingga memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
media pembelajaran peserta didik lebih termotivasi dalam menerima dan
mempelajari materi pelajaran.
Pengertian Manik-manik
Yang dimaksud manik-manik berupa butiran-butiran benda yang kecilkecil seperti batu, kancing baju, butiran tasbih atau sejenisnya. Media manikmanik adalah alat bantu dalam pembelajaran yang berupa benda-benda atau
butiran-butiran benda kecil digunakan pada saat pembelajaran yang dapat
membantu pemahaman peserta didik dalam penjumlahan bilangan bulat. Dengan
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 4
media manik-manik, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, lebih
interaktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.
Keunggulan dari media ini adalah membantu peserta didik secara nyata dalam
memahami konsep penjumlahan bilangan bulat. Kelebihan media manik-manik
ini adalah bendanya konkret, mudah didapat, ringan dan bisa dibuat sendiri
sehingga praktis dan ekonomis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media manik-manik adalah
alat bantu pembelajaran yang berupa benda-benda atau butiran-butiran kecil
yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
memahami konsep penjumlahan bilangan bulat.
Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal hasil belajar belum memuaskan. Prestasi hasil belajar
peserta didik masih rendah, terbukti pada ulangan Matematika dengan
kompetensi dasar penjumlahan bilangan bulat, hanya 8 dari 26 peserta didik
(30,77%) yang nilainya ≥ KKM, sedangkan 18 peserta didik (69,23%) nilainya
masih di bawah KKM. Beberapa hal yang menjadi penyebab prestasi belajar
peserta didik rendah, diantaranya adalah (1)siswa kurang memahami konsep
penjumlahan bilangan bulat, (2)siswa kurang bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan soal-soal latihan. Hal ini disebabkan karena (a)materi bilangan
bulat terutama bilangan bulat negatif merupakan konsep yang baru dikenal oelh
peserta didik kelas IV, (b)bilangan bulat negatif merupakan hal yang abstrak bagi
peserta didik sehingga kesulitan dalam menangkap materi pelajaran, (c)belum
digunakannya media pembelajaran secara konkret yang dapat membantu
peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat.
Alternatif untuk membantu memecahkan masalah tersebut adalah
digunakannya media pembelajaran manik-manik. Pembelajaran penjumlahan
bilangan
bulat
menggunakan
media
manik-manik
dapat
meningkatkan
kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah penggunaan media manik-manik dapat (1)meningkatkan kemampuan
memahami konsep penjumlahan bilangan bulat,
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
(2)dapat
meningkatkan
Page 5
kreatifitas dan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran pada
peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran
2015/2016.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam bulan Februari sampai bulan Maret
2016. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas.
Menurut Subyantoro (2014:12) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian
yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang
dilakukan oleh guru sekaligus peneliti sejak disusunnya suatu perencanaan
sampai penilaian terhadap nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar
mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.
Subjek penelitian ini adalah kemampuan memahami konsep penjumlahan
bilangan bulat dan motivasi belajar dalam menggunakan media pembelajaran
pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 26 peserta didik, terdiri dari 16 peserta didik
laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Tempat penelitian di SD Negeri 05
Pegiringan
Kecamatan
Bantarbolang
Kabupaten
Pemalang.
Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan pada bulan Februari 2016,
siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Tahap Perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk
menentukan
langkah-langkah
yang
akan
dilakukan
oleh
peneliti
untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah (1)menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator
yang hendak dicapai, (2)membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan
media
manik-manik,
(3)menyediakan
manik,
(4)membuat
instrumen observasi/pengamatan, (5)membuat lembar evaluasi pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan, dalam tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media manik-manik sesuai rencana yang telah disusun,
membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok, mendemonstrasikan
penggunaan manik-manik, peserta didik memperagakan proses penjumlahan
bilangan bulat, mengerjakan LKS dengan pantauan guru, membuat simpulan,
mengerjakan evaluasi, menilai dan memberikan tindak lanjut.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 6
Tahap Pengamatan, dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif dengan
teman sejawat dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat
bantu berupa lembar observasi untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Pengamatan ini juga untukmengetahui seberapa besar pembelajaran yang
dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan bilangan
bulat serta keaktifan dan partisipasi peserta didik menggunakan manik-manik
dalam menjumlahkan bilangan bulat.
Tahap Refleksi merupakan tahap kegiatan mendiskusikan dan mengulas
secara kritis bersama kolaborator yang dilakukan oleh peneliti tentang perubahan
yang terjadi pada peserta didik, guru, dan suasana kelas pada saat
pembelajaran. Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri terhadap proses,
hasil dan aktivitas pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan pada saat
pelaksanaan tindakan dicatat sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan pada
siklus berikutnya, kemudian dilakukan refleksi diri sebagai berikut. (1)apakah
terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah menggunakan media
manik-manik, (2)apakah penggunaan media manik-manik dapat berlangsung
efektif, dan (3)berapakah jumlah peserta didik yang mengalami peningkatan
prestasi belajar, (4)sudah sesuaikah dengan KKM yang diharapkan ?
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknis tes dan
observasi. Tes merupakan instrumen pengumpul data yang digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif atau tingkat
penguasaan materi pembelajaran. Tes sebagai instrumen yang wajib dilakukan
peneliti karena penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar penjumlahan bilangan
bulat. Metode observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan metode observasi
dilakukan oleh teman sejawat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah butir soal tes dan catatan
yaitu lembar pengamatan untuk mengamati aktifitas peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 7
Pada penelitian ini data yang dianalisis adalah data hasil belajar peserta
didik yang diperoleh dari hasil tes formatif pada setiap siklusnya dan data hasil
observasi pengamatan langsung. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai awal dan hasil yang dicapai dengan tes
antar siklus maupun indikator kinerja. Data hasil belajar dianalisi berdasarkan
kategori nilai akhir pada setiap peserta didik, nilai rata-rata kelas dan ketuntasan
belajar. Analisis data hasil observasi tehadap peserta didik dalam pembelajaran
menggunakan penskoran dengan skala dan kriteria penilaian adalah sebagai
berikut.
Penskoran : 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik.
Nilai persentasenya adalah NP = R/SM x 100%
Keterangan :
NP
= Nilai Persen yang dicapai
R
= Skor yang diperoleh
SM
= Skor maksimum
Kriteria Penilaian :
25% - 45%
= kurang
46% - 65%
= cukup
66% - 85%
= baik
86% - 100%
= sangat baik
Indikator kinerja yang diharapkan adalah (1)terjadinya peningkatan
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan kategori minimal
baik, (2)terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik dengan jumlah peserta
didik yang tuntas 75% atau 20 peserta didik dari jumlah 26 peserta didik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Hasil penelitian meliputi deskripsi pra siklus, siklus I dan siklus II. Uraian
dari tiap-tiap hasil penelitian sebagai berikut :
Pra Siklus
Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran pra siklus tergolong
rendah. Guru belum menggunakan media manik-manik. Partisipasi peserta didik
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 8
dalam mengikuti pembelajaran kurang bersungguh-sungguh. Beberapa peserta
didik terlihat bermain sendiri, tidak mendengarkan penjelasan guru. Hasil tes
formatif pada pembelajaran pra siklus disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Niilai Hasil Tes Formatif Prasiklus
No
1
2
3
4
5
6
Indikator
Jumlah peseerta didik
KKM
Jumlah peserta didik tuntas
Jumlah peserta didik belum tuntas
Total jumlah nilai
Nilai rata-rata kelas
Keterangan
26
70
8
18
1.350
51,92
Berdasarkan data tersebut di atas, diketahui bahwa dari 26 peserta didik
kelas IV hanya 8 (30,77%) peserta didik yang tuntas dengan KKM 70, sedangkan
yang memperoleh nilai dengan kategori belum tuntas 18 (69,23%) peserta didik.
Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah.
Siklus I
Hasil penelitian pada siklus I meliputi hasil belajar materi penjumlahan
bilangan bulat dan aktifitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media manik-manik. Uraian tiap-tiap hasil penelitian adalah
sebagai berikut.
Hasil belajar peserta didik diperoleh dari analisis hasil tes yang dilakukan
pada akhir pembelajaran siklus I. Analisis hasil tes pada siklus I dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Hasil Tes formatif Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
Indikator
Jumlah peseerta didik
KKM
Jumlah peserta didik tuntas
Jumlah peserta didik belum tuntas
Total jumlah nilai
Nilai rata-rata kelas
Keterangan
26
70
13
13
1.590
61,50
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa dari 26 peserta didik kelas IV hanya
ada 13 (50,00%) peserta didik tuntas dari KKM 70, sedangkan yang memperoleh
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 9
nilai dengan kategori belum tuntas masih 13 (50,00%) peserta didik. Padahal
indikator kinerja yang diharapkan adalah 75% atau sekitar 20 peserta didik yang
tuntas dengan KKM 70. Dengan demikian, hasil belajar siklus I dapat dikatakan
belum berhasil.
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap aktifitas
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media manikmanik. Hasil observasi aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Peserta Didik Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Aspek Pengamatan
1
Persiapan dalam pembelajaran
Perhatian dalam pembelajaran
Keaktifan dalam pembelajaran
Kerjasama kelompok
Kemauan bertanya
Kemampuan menjawab pertanyaan
Ketekunan dalam pembelajaran
Mengerjakan tugas kelompok
Jumlah
0
Skore
2
3
√
√
√
√
√
√
√
√
8
12
4
Jumlah
2
3
3
2
3
3
2
2
20
Nilai persentase = 20/32 x 100% = 62,50% (cukup baik)
Berdasarkan tabel di atas tampak tingkat partisipasi belajar peserta didik
masuk kategori cukup baik dengan nilai pesrsentase 62,50%. Indikator kerja
untuk tingkat partisipasi belajar peserta didik minimal baik. Dengan demikian,
hasil partisipasi peserta didik pada siklus I dapat dikatakan belum berhasil.
Refleksi Siklus I
Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dievaluasi dan direfleksi untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada saat proses
pembelajaran,
diantaranya
adalah
(1)pembentukan kelompok
diserahkan
sepenuhnya pada peserta didik tanpa petunjuk yang jelas sehingga berakibat
ada beberapa peserta didik yang tidak dapat beraktifitas secara maksimal dalam
kelompok. (2)penyedian media manik-manik masih kurang jumlahnya sehingga
ada beberapa peserta didik tidak bisa memperagakan. (3)pada saat pelaksanaan
evaluasi, peserta didik kurang teliti dan cenderung tergesa-gesa karena
waktunya kurang.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 10
Berdasarkan hasil observasi siklus I dan refleksi siklus I dinyatakan
bahwa pelaksanaan tindakan siklus I belum berhasil dengan hasil yang
diharapkan sehingga perlu tindakan siklus II.
Siklus II
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2016 dengan
materi kompetensi dasar penjumlahan bilangan bulat. Hasil pembelajaran pada
siklus II meliputi hasil belajar peserta didik dan aktifitas peserta didik. Uraian tiaptiap hasil penelitian adalah sebagai berikut.
Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari analisis hasil tes yang
dilakukan pada akhir pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar peserta didik
pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Formatif Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
Indikator
Jumlah peseerta didik
KKM
Jumlah peserta didik tuntas
Jumlah peserta didik belum tuntas
Total jumlah nilai
Nilai rata-rata kelas
Keterangan
26
70
23
3
1.980
76,15
Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa dari jumlah 26 peserta didik
kelas IV ada 23 (76,15%) peserta didik tuntas KKM 70. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa proses pembelajarn pada siklus II sudah dapat dikatakan
berhasil karena telah melampaui indikator kinerja yang diharapkan yaitu minimal
75% atau sekitar 20 peserta didik yang tuntas dengan KKM 70.
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap aktifitas
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan media manik-manik.
Hasil observasi aktifitas peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 11
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Peserta Didik Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Aspek Pengamatan
Skore
2
3
√
1
Persiapan dalam pembelajaran
Perhatian dalam pembelajaran
Keaktifan dalam pembelajaran
Kerjasama kelompok
Kemauan bertanya
Kemampuan menjawab pertanyaan
Ketekunan dalam pembelajaran
Mengerjakan tugas kelompok
Jumlah
4
Jumlah
√
√
√
√
√
0
0
9
√
√
20
3
4
4
4
3
3
4
4
29
Nilai persentase = 29/32 x 100% = 90,62% (sangat baik)
Berdasarkan tabel di atas tampak tingkat partisipasi belajar peserta didik
masuk kategori sangat baik dengan nilai persentase 90,62%. Indikator kerja
untuk tingkat partisipasi belajar peserta didik minimal baik. Dengan demikian,
hasil partisipasi peserta didik pada siklus I dapat dikatakan berhasil bahkan
melampaui indikator..
Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil belajar dan aktifitas belajar peserta didik pada siklus II
telah mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Dari 26 peserta didik terdapat
23 (88,46%) tuntas KKM 70. Demikian juga hasil observasi partisipasi belajar
peserta didik berada pada persentase 90,62 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
memberikan
keyakinan
bahwa
penggunaan
media
manik-manik
dapat
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar menjumlahkan bilangan bulat pada
peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran
2015/2016.
Pembahasan
Pembahsan
dalam
penelitian
ini
akan
mendeskripsikan
proses
pembelajaran, hasil belajar dan partisipasi belajar peserta didik antar siklus.
Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yang cukup signifikan
dari kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 12
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil belajar Peserta Didik antar Siklus
No
1
2
3
4
5
6
7
Indikator
Jumlah peseerta didik
KKM
Jumlah peserta didik tuntas
Jumlah peserta didik belum tuntas
Total jumlah nilai
Nilai rata-rata kelas
Persentase taraf serap
Prasiklus
26
70
8
18
1.350
51,92
52%
Siklus I
26
70
13
13
1.590
61,50
62%
Siklus II
26
70
23
3
1.980
76,15
76%
Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan pada seluruh indikator hasil
belajar, mulai dari peserta didik tuntas, nilai rata-rata dan persentase taraf serap
kurikulum. Jumlah peserta didik tuntas mengalami peningkatan dari 8 (30,77%)
prasiklus, siklus I 13 (50,00%), dan siklus II 23 (88,46%). Nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan dari 51,92 pada prasiklus meningkat menjadi 61,50 pada
siklus I dan 76,15 pada siklus II. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan
media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep
penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05
Pegiringan tahun Pelajaran 2015/2016.
Peningkatan hasil belajar akan lebih jelas apabila dilihat pada diagram
hasil belajar peserta didik antar siklus di bawah ini.
Diagram 1. Hasil Belajar Peserta Didik antar Siklus
90
80
70
60
50
Rata-rata kelas
40
Siswa tuntas
Siswa belum tuntas
30
20
10
0
Prasiklus
Siklus II
Diagram di atas mendeskripsikan seberapa banyak peningkatan hasil
belajar antar siklus. Sejalan dengan pendapat Peaget dalam Suparno (2007;70)
tentang perkembangan kognitif peserta didik sekolah dasar berada pada taraf
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 13
berpikir konkret, dimana peserta didik akan lebih mudah memahami dari sesuatu
yang nyata. Dengan melakukan percobaan sendiri menggunakan media manikmanik peserta didik lebih mudah memahami konsep penjumlahan bilangan bulat.
Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan peserta didik sehingga mendorong
partisipasi aktif peserta didik selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa partisipasi peserta
didik mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II sebagaimana terdapat
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Observasi Partisipasi Belajar Peserta Didik antar Siklus
No
Aspek Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
Persiapan dalam pembelajaran
Perhatian dalam pembelajaran
Keaktifan dalam pembelajaran
Kerjasama kelompok
Kemauan bertanya
Kemampuan menjawab pertanyaan
Ketekunan dalam pembelajaran
Mengerjakan tugas kelompok
Jumlah Nilai
Persentase
Kriteria
Rata-rata
Siklus I
Siklus II
2
3
3
4
3
4
2
4
3
3
3
3
2
4
2
4
20
29
62,50
90,62
Cukup Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas peningkatan partisipasi belajar
peserta didik pada setiapsiklusnya. Pada siklus I peningkatan partisipasi belajar
peserta didik mencapai persentase rata-rata sebesar 20 (62,50%) dengan kriteria
cukup baik, sedangkan peningkatan partisipasi belajar peserta didik pada siklus II
mencapai rata-rata sebesar 29 (90,62%) dengan kriteria sangat baik. Hal ini
membuktikan bahwa media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses
belajar peserta didik sebagaimana pendapat Sudjana dan Rivai (dalam Kustadi,
2003:22) yang mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar peserta didik yaitu (a)menumbuhkan motivasi belajar peserta didik,
(b)bahan pelajaran lebih jelas maknanya, (c)metode mengajar akan bervariasi,
(d)mendorong peserta didik untuk mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain-lain.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 14
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media manik-manik terbukti dapat meningkatkan kemampuan
memahami konsep penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV
semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Saran
Saran diberikan kepada peserta didik, guru, kepala sekolah dan peneliti
lain. Kepada peserta didik agar memanfaatkan kesempatan sebanyakbanyaknya untuk beraktifitas dalam pembelajaran. Kepada guru agar selalu
menggunakan
media
pembelajaran
pada
saat
melaksanakan
proses
pembelajaran. Kepada kepala sekolah untuk mengingatkan guru agar dalam
mengajar menggunakan media untuk meningkatkan hasil belajar. Kepada peneliti
lain agar dapat melakukan penelitian lanjutan sehingga hasilnya lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1995. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta:
Dikdasmen.
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Depdiknas. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.
Gatot Muhsetyo, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas
Terbuka.
K. Sudirman dan Djumaroh. 2002. Materi Media Pembelajaran. Dikti. Jakarta.
Mukhori. 2014. Peningkatan Kompetensi Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan
Media Pembelajaran Mani-manik pada Peserta Didik Kelas IV SDN 01
Wisnu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Widya Cendikia Edisi 1
Volume 1 : Dindikpora Kab. Pemalang.
Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada Pers.
Siti Hawa. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 15
Subyantoro. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Keempat. Semarang:
Duta Publishing Indonesia.
Sudjana dan Rivai. 2003. Media Pembelajaran. Sinar Baru Olgansindo.
*)Guru SD Negeri 05 Pegiringan
Page 16
Download