PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI 05 PEGIRINGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com Abstrak : rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa banyak peningkatan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat, bagaimana aktifitas dan motivasi belajar peserta didik pada materi konsep penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media manik-manik di kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016 ? Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, keaktifan dan motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran terlihat lebih baik. Hasil belajar siklus I rata-rata kelasnya 61,50 dengan ketuntasan peserta didik 13 (50,00%) dan siklus II rata-rata kelasnya 76,15 dengan peserta didik tuntas 23 (88,46%). kata Kunci : kemampuan, memahami konsep, penjumlahan bilangan bulat, media manik-manik PENDAHULUAN Penjumlahan bilangan bulat merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas IV sekolah dasar. Kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2015/2016 tergolong rendah. Hal ini terbukti dari 26 peserta didik hanya 8 peserta didik atau sebesar 30,77% yang nilainya sama atau lebih besar dari KKM 70 dengan nilai rata-rata kelas 51,92, sedangkan 18 peserta didik atau atau sebesar 69,23% nilainya masih di bawah KKM. Hasil ini belum memenuhi harapan karena indikator kerja yang diharapkan minimal 75% atau sekitar 20 peserta didik yang tuntas dengan nilainya ≥ dari KKM 70. Rendahnya kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat disebabkan adanya anggapan bahwa Matematika merupakan ilmu yang sukar dipelajari oleh peserta didik. Kenyataan ini disebabkan (1)kurangnya pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik karena *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 1 proses pembelajaran yang kurang efektif dan belum memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan peragaan, (2)belum digunakannya media pembelajaran yang konkret yang dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat, (3)guru mengajar secara monoton, kurang menarik, kurang membangkitkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik cenderung pasif. Berdasarkan kondisi tersebut, guru perlu mengubah proses pembelajaran yang lebih kreatif. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membantu proses pembelajaran yang menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang digunakan untuk mengatasi hal ini adalah media manik-manik. Rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah (1)seberapa banyak peningkatan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat setelah menggunakan media manik-manik pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016 ? (2)bagaimana perubahan aktifitas dan motivasi belajar peserta didik selama pembelajaran dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manik-manik pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016 ? Tujuan penelitian ini adalah 1)mendeskripsikan seberapa banyak peningkatan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat setelah dilakukan pembelajaran menggunakan media manik-manik pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016. 2)mendeskripsikan adanya perubahan motivasi belajar selama pembelajaran memahami konsep penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manikmanik pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, yaitu untuk membangkitkan motivasi dan minat peserta didik dalam pembelajaran Matematika serta mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam menjumlahkan bilangan bulat menggunakan media manik-manik. Kemudian manfaat bagi guru untuk mendapatkan tambahan wawasan dalam pembelajaran penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manik-manik. Selain itu juga sebagai usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Adapun *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 2 manfaat bagi sekolah adalah sebagai referensi untuk memperbaiki kinerja sekolah dan sebagai panduan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Kemampuan Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Depdiknas, 2002). Istilah kemampuan peserta didik biasa dikenal dengan kompetensi. Sally Wechmeier-Michael Abhy (2009:246) berpendapat bahwa kompetensi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik atau suatu keterampilan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikuasai peserta didik untuk memperagakan atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Memahami Konsep Memahami berasal dari kata paham yang berarti pengetahuan banyak, mengerti benar, atau tahu benar. Pengertian memahami dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 2000 berarti mengerti benar akan sesuatu (Depdiknas, 2002). Konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah “Sesuatu yang tersimpan dalam pikiran, suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”, sedangkan Parker menyatakan bahwa “Konsep/gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya”. Dari beberapa pengertian tentang konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu ide/gagasan berupa pengertian abstrak yang berkaitan dengan simbol yang diinternalisasi dari contoh-contoh yang ada atau dari peristiwa konkrit. Memahami konsep berarti mengerti benar tentang pengertian abstrak yang diinternalisasi dari contoh-contoh atau peristiwa konkret. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 3 Penjumlahan Bilangan Bulat Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, pengertian penjumlahan adalah bentuk operasi bilangan yang ditandai dengan simbol/tanda (+/U), sedangkan bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan 0, bilangan negatif, dan bilangan asli/bilangan positif atau jika ditulis dalam bentuk himpunan bilangan bulat adalah {...,-3;-2; -1; 0; 1; 2; 3; ....}. Ada 4 jenis penjumlahan bilangan bulat yaitu (1)penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif, (2)penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif, (3)penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif, (4)penjumlahan bilangan bulat negatif dengan positif. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat adalah kecakapan mengerti dalam menjumlahkan bilangan bulat dengan benar. Ada beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik kelas IV semester 2 dalam mempelajari konsep penjumlahan bilangan bulat. Diantaranya adalah pemahaman tentang nama bilangan, lambang bilangan, lawan bilangan, serta operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Media Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik. Yang dimaksud media di sini adalah media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat mempermudah proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan media pembelajaran peserta didik lebih termotivasi dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran. Pengertian Manik-manik Yang dimaksud manik-manik berupa butiran-butiran benda yang kecilkecil seperti batu, kancing baju, butiran tasbih atau sejenisnya. Media manikmanik adalah alat bantu dalam pembelajaran yang berupa benda-benda atau butiran-butiran benda kecil digunakan pada saat pembelajaran yang dapat membantu pemahaman peserta didik dalam penjumlahan bilangan bulat. Dengan *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 4 media manik-manik, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, lebih interaktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. Keunggulan dari media ini adalah membantu peserta didik secara nyata dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat. Kelebihan media manik-manik ini adalah bendanya konkret, mudah didapat, ringan dan bisa dibuat sendiri sehingga praktis dan ekonomis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media manik-manik adalah alat bantu pembelajaran yang berupa benda-benda atau butiran-butiran kecil yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu peserta didik memahami konsep penjumlahan bilangan bulat. Kerangka Berpikir Pada kondisi awal hasil belajar belum memuaskan. Prestasi hasil belajar peserta didik masih rendah, terbukti pada ulangan Matematika dengan kompetensi dasar penjumlahan bilangan bulat, hanya 8 dari 26 peserta didik (30,77%) yang nilainya ≥ KKM, sedangkan 18 peserta didik (69,23%) nilainya masih di bawah KKM. Beberapa hal yang menjadi penyebab prestasi belajar peserta didik rendah, diantaranya adalah (1)siswa kurang memahami konsep penjumlahan bilangan bulat, (2)siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal-soal latihan. Hal ini disebabkan karena (a)materi bilangan bulat terutama bilangan bulat negatif merupakan konsep yang baru dikenal oelh peserta didik kelas IV, (b)bilangan bulat negatif merupakan hal yang abstrak bagi peserta didik sehingga kesulitan dalam menangkap materi pelajaran, (c)belum digunakannya media pembelajaran secara konkret yang dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat. Alternatif untuk membantu memecahkan masalah tersebut adalah digunakannya media pembelajaran manik-manik. Pembelajaran penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media manik-manik dapat (1)meningkatkan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat, *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan (2)dapat meningkatkan Page 5 kreatifitas dan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bulan Februari sampai bulan Maret 2016. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Subyantoro (2014:12) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus peneliti sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat dan motivasi belajar dalam menggunakan media pembelajaran pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 26 peserta didik, terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Tempat penelitian di SD Negeri 05 Pegiringan Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan pada bulan Februari 2016, siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap Perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah (1)menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang hendak dicapai, (2)membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan media manik-manik, (3)menyediakan manik, (4)membuat instrumen observasi/pengamatan, (5)membuat lembar evaluasi pembelajaran. Tahap Pelaksanaan, dalam tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik sesuai rencana yang telah disusun, membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok, mendemonstrasikan penggunaan manik-manik, peserta didik memperagakan proses penjumlahan bilangan bulat, mengerjakan LKS dengan pantauan guru, membuat simpulan, mengerjakan evaluasi, menilai dan memberikan tindak lanjut. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 6 Tahap Pengamatan, dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif dengan teman sejawat dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pengamatan ini juga untukmengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat serta keaktifan dan partisipasi peserta didik menggunakan manik-manik dalam menjumlahkan bilangan bulat. Tahap Refleksi merupakan tahap kegiatan mendiskusikan dan mengulas secara kritis bersama kolaborator yang dilakukan oleh peneliti tentang perubahan yang terjadi pada peserta didik, guru, dan suasana kelas pada saat pembelajaran. Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri terhadap proses, hasil dan aktivitas pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan pada saat pelaksanaan tindakan dicatat sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya, kemudian dilakukan refleksi diri sebagai berikut. (1)apakah terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah menggunakan media manik-manik, (2)apakah penggunaan media manik-manik dapat berlangsung efektif, dan (3)berapakah jumlah peserta didik yang mengalami peningkatan prestasi belajar, (4)sudah sesuaikah dengan KKM yang diharapkan ? Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknis tes dan observasi. Tes merupakan instrumen pengumpul data yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes sebagai instrumen yang wajib dilakukan peneliti karena penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar penjumlahan bilangan bulat. Metode observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan metode observasi dilakukan oleh teman sejawat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran. Alat pengumpul data yang digunakan adalah butir soal tes dan catatan yaitu lembar pengamatan untuk mengamati aktifitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 7 Pada penelitian ini data yang dianalisis adalah data hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil tes formatif pada setiap siklusnya dan data hasil observasi pengamatan langsung. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai awal dan hasil yang dicapai dengan tes antar siklus maupun indikator kinerja. Data hasil belajar dianalisi berdasarkan kategori nilai akhir pada setiap peserta didik, nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar. Analisis data hasil observasi tehadap peserta didik dalam pembelajaran menggunakan penskoran dengan skala dan kriteria penilaian adalah sebagai berikut. Penskoran : 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik. Nilai persentasenya adalah NP = R/SM x 100% Keterangan : NP = Nilai Persen yang dicapai R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum Kriteria Penilaian : 25% - 45% = kurang 46% - 65% = cukup 66% - 85% = baik 86% - 100% = sangat baik Indikator kinerja yang diharapkan adalah (1)terjadinya peningkatan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan kategori minimal baik, (2)terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik dengan jumlah peserta didik yang tuntas 75% atau 20 peserta didik dari jumlah 26 peserta didik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA Hasil penelitian meliputi deskripsi pra siklus, siklus I dan siklus II. Uraian dari tiap-tiap hasil penelitian sebagai berikut : Pra Siklus Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran pra siklus tergolong rendah. Guru belum menggunakan media manik-manik. Partisipasi peserta didik *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 8 dalam mengikuti pembelajaran kurang bersungguh-sungguh. Beberapa peserta didik terlihat bermain sendiri, tidak mendengarkan penjelasan guru. Hasil tes formatif pada pembelajaran pra siklus disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Niilai Hasil Tes Formatif Prasiklus No 1 2 3 4 5 6 Indikator Jumlah peseerta didik KKM Jumlah peserta didik tuntas Jumlah peserta didik belum tuntas Total jumlah nilai Nilai rata-rata kelas Keterangan 26 70 8 18 1.350 51,92 Berdasarkan data tersebut di atas, diketahui bahwa dari 26 peserta didik kelas IV hanya 8 (30,77%) peserta didik yang tuntas dengan KKM 70, sedangkan yang memperoleh nilai dengan kategori belum tuntas 18 (69,23%) peserta didik. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah. Siklus I Hasil penelitian pada siklus I meliputi hasil belajar materi penjumlahan bilangan bulat dan aktifitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik. Uraian tiap-tiap hasil penelitian adalah sebagai berikut. Hasil belajar peserta didik diperoleh dari analisis hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I. Analisis hasil tes pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Hasil Tes formatif Siklus I No 1 2 3 4 5 6 Indikator Jumlah peseerta didik KKM Jumlah peserta didik tuntas Jumlah peserta didik belum tuntas Total jumlah nilai Nilai rata-rata kelas Keterangan 26 70 13 13 1.590 61,50 Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa dari 26 peserta didik kelas IV hanya ada 13 (50,00%) peserta didik tuntas dari KKM 70, sedangkan yang memperoleh *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 9 nilai dengan kategori belum tuntas masih 13 (50,00%) peserta didik. Padahal indikator kinerja yang diharapkan adalah 75% atau sekitar 20 peserta didik yang tuntas dengan KKM 70. Dengan demikian, hasil belajar siklus I dapat dikatakan belum berhasil. Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media manikmanik. Hasil observasi aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Peserta Didik Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 Aspek Pengamatan 1 Persiapan dalam pembelajaran Perhatian dalam pembelajaran Keaktifan dalam pembelajaran Kerjasama kelompok Kemauan bertanya Kemampuan menjawab pertanyaan Ketekunan dalam pembelajaran Mengerjakan tugas kelompok Jumlah 0 Skore 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 12 4 Jumlah 2 3 3 2 3 3 2 2 20 Nilai persentase = 20/32 x 100% = 62,50% (cukup baik) Berdasarkan tabel di atas tampak tingkat partisipasi belajar peserta didik masuk kategori cukup baik dengan nilai pesrsentase 62,50%. Indikator kerja untuk tingkat partisipasi belajar peserta didik minimal baik. Dengan demikian, hasil partisipasi peserta didik pada siklus I dapat dikatakan belum berhasil. Refleksi Siklus I Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dievaluasi dan direfleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada saat proses pembelajaran, diantaranya adalah (1)pembentukan kelompok diserahkan sepenuhnya pada peserta didik tanpa petunjuk yang jelas sehingga berakibat ada beberapa peserta didik yang tidak dapat beraktifitas secara maksimal dalam kelompok. (2)penyedian media manik-manik masih kurang jumlahnya sehingga ada beberapa peserta didik tidak bisa memperagakan. (3)pada saat pelaksanaan evaluasi, peserta didik kurang teliti dan cenderung tergesa-gesa karena waktunya kurang. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 10 Berdasarkan hasil observasi siklus I dan refleksi siklus I dinyatakan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I belum berhasil dengan hasil yang diharapkan sehingga perlu tindakan siklus II. Siklus II Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2016 dengan materi kompetensi dasar penjumlahan bilangan bulat. Hasil pembelajaran pada siklus II meliputi hasil belajar peserta didik dan aktifitas peserta didik. Uraian tiaptiap hasil penelitian adalah sebagai berikut. Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari analisis hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar peserta didik pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel berikut ini. Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Formatif Siklus II No 1 2 3 4 5 6 Indikator Jumlah peseerta didik KKM Jumlah peserta didik tuntas Jumlah peserta didik belum tuntas Total jumlah nilai Nilai rata-rata kelas Keterangan 26 70 23 3 1.980 76,15 Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa dari jumlah 26 peserta didik kelas IV ada 23 (76,15%) peserta didik tuntas KKM 70. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajarn pada siklus II sudah dapat dikatakan berhasil karena telah melampaui indikator kinerja yang diharapkan yaitu minimal 75% atau sekitar 20 peserta didik yang tuntas dengan KKM 70. Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan media manik-manik. Hasil observasi aktifitas peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 11 Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Peserta Didik Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 Aspek Pengamatan Skore 2 3 √ 1 Persiapan dalam pembelajaran Perhatian dalam pembelajaran Keaktifan dalam pembelajaran Kerjasama kelompok Kemauan bertanya Kemampuan menjawab pertanyaan Ketekunan dalam pembelajaran Mengerjakan tugas kelompok Jumlah 4 Jumlah √ √ √ √ √ 0 0 9 √ √ 20 3 4 4 4 3 3 4 4 29 Nilai persentase = 29/32 x 100% = 90,62% (sangat baik) Berdasarkan tabel di atas tampak tingkat partisipasi belajar peserta didik masuk kategori sangat baik dengan nilai persentase 90,62%. Indikator kerja untuk tingkat partisipasi belajar peserta didik minimal baik. Dengan demikian, hasil partisipasi peserta didik pada siklus I dapat dikatakan berhasil bahkan melampaui indikator.. Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil belajar dan aktifitas belajar peserta didik pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Dari 26 peserta didik terdapat 23 (88,46%) tuntas KKM 70. Demikian juga hasil observasi partisipasi belajar peserta didik berada pada persentase 90,62 dengan kriteria sangat baik. Hal ini memberikan keyakinan bahwa penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar menjumlahkan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016. Pembahasan Pembahsan dalam penelitian ini akan mendeskripsikan proses pembelajaran, hasil belajar dan partisipasi belajar peserta didik antar siklus. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 12 Tabel 6. Rekapitulasi Hasil belajar Peserta Didik antar Siklus No 1 2 3 4 5 6 7 Indikator Jumlah peseerta didik KKM Jumlah peserta didik tuntas Jumlah peserta didik belum tuntas Total jumlah nilai Nilai rata-rata kelas Persentase taraf serap Prasiklus 26 70 8 18 1.350 51,92 52% Siklus I 26 70 13 13 1.590 61,50 62% Siklus II 26 70 23 3 1.980 76,15 76% Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan pada seluruh indikator hasil belajar, mulai dari peserta didik tuntas, nilai rata-rata dan persentase taraf serap kurikulum. Jumlah peserta didik tuntas mengalami peningkatan dari 8 (30,77%) prasiklus, siklus I 13 (50,00%), dan siklus II 23 (88,46%). Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 51,92 pada prasiklus meningkat menjadi 61,50 pada siklus I dan 76,15 pada siklus II. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan tahun Pelajaran 2015/2016. Peningkatan hasil belajar akan lebih jelas apabila dilihat pada diagram hasil belajar peserta didik antar siklus di bawah ini. Diagram 1. Hasil Belajar Peserta Didik antar Siklus 90 80 70 60 50 Rata-rata kelas 40 Siswa tuntas Siswa belum tuntas 30 20 10 0 Prasiklus Siklus II Diagram di atas mendeskripsikan seberapa banyak peningkatan hasil belajar antar siklus. Sejalan dengan pendapat Peaget dalam Suparno (2007;70) tentang perkembangan kognitif peserta didik sekolah dasar berada pada taraf *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 13 berpikir konkret, dimana peserta didik akan lebih mudah memahami dari sesuatu yang nyata. Dengan melakukan percobaan sendiri menggunakan media manikmanik peserta didik lebih mudah memahami konsep penjumlahan bilangan bulat. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan peserta didik sehingga mendorong partisipasi aktif peserta didik selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa partisipasi peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II sebagaimana terdapat dalam tabel di bawah ini. Tabel 7. Hasil Observasi Partisipasi Belajar Peserta Didik antar Siklus No Aspek Pengamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 Persiapan dalam pembelajaran Perhatian dalam pembelajaran Keaktifan dalam pembelajaran Kerjasama kelompok Kemauan bertanya Kemampuan menjawab pertanyaan Ketekunan dalam pembelajaran Mengerjakan tugas kelompok Jumlah Nilai Persentase Kriteria Rata-rata Siklus I Siklus II 2 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 2 4 20 29 62,50 90,62 Cukup Baik Sangat Baik Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas peningkatan partisipasi belajar peserta didik pada setiapsiklusnya. Pada siklus I peningkatan partisipasi belajar peserta didik mencapai persentase rata-rata sebesar 20 (62,50%) dengan kriteria cukup baik, sedangkan peningkatan partisipasi belajar peserta didik pada siklus II mencapai rata-rata sebesar 29 (90,62%) dengan kriteria sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar peserta didik sebagaimana pendapat Sudjana dan Rivai (dalam Kustadi, 2003:22) yang mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik yaitu (a)menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, (b)bahan pelajaran lebih jelas maknanya, (c)metode mengajar akan bervariasi, (d)mendorong peserta didik untuk mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 14 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media manik-manik terbukti dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV semester 2 SD Negeri 05 Pegiringan Tahun Pelajaran 2015/2016. Saran Saran diberikan kepada peserta didik, guru, kepala sekolah dan peneliti lain. Kepada peserta didik agar memanfaatkan kesempatan sebanyakbanyaknya untuk beraktifitas dalam pembelajaran. Kepada guru agar selalu menggunakan media pembelajaran pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Kepada kepala sekolah untuk mengingatkan guru agar dalam mengajar menggunakan media untuk meningkatkan hasil belajar. Kepada peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lanjutan sehingga hasilnya lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1995. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Dikdasmen. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Depdiknas. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas. Gatot Muhsetyo, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas Terbuka. K. Sudirman dan Djumaroh. 2002. Materi Media Pembelajaran. Dikti. Jakarta. Mukhori. 2014. Peningkatan Kompetensi Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Media Pembelajaran Mani-manik pada Peserta Didik Kelas IV SDN 01 Wisnu Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Widya Cendikia Edisi 1 Volume 1 : Dindikpora Kab. Pemalang. Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada Pers. Siti Hawa. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 15 Subyantoro. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Keempat. Semarang: Duta Publishing Indonesia. Sudjana dan Rivai. 2003. Media Pembelajaran. Sinar Baru Olgansindo. *)Guru SD Negeri 05 Pegiringan Page 16