Modul Pengantar Ilmu Komunikasi [TM6].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pengantar
Ilmu
Komunikasi
Persepsi
Fakultas
Program Studi
FIKOM
Marcomm
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
85001
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Deskripsi
Kompetensi
Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi
membahas mengenai persepsi, persepsi
sosial, persepsi lingkungan fisik, kegagalan
persepsi.
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa
dapat
memahami
dan
mampu
menjelaskan pengertian persepsi, persepsi sosial,
persepsi lingkungan fisik, kegagalan persepsi..
Persepsi
Mungkin kita tidak asing ketika mendengar kata persepsi. Kata persepsi seringkali
diucapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kata persepsi ada yang mengartikannya
sebagai tanggapan ataupun pendapat. Persepsi merupakan inti dari komunikasi, karena jika
sebuah persepsi tidak akurat, maka sebuah komunikasi akan tidak akurat pula akibatnya
komunikasi menjadi tidak efektif. Penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi yang identik
dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Dapat kita lihat dibawah ini
beberapa pengertian dari persepsi:
1.
Persepsi adalah cara organisme memberi makna (John R. Wenburg & William
W.Wilmot)
2.
Persepsi
didefinisikan
sebagai
interpretasi
bermakna
atas
sensasi
sebagai
representatif obyek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai
apa yang ada di luar sana (J. Cohen).
3.
Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi (Rudolf f.Verderber)
4.
Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan
sekeliling dan lingkungan kita (Kenneth A. Sereno dan Edward m.bodaken)
5.
Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus
yang mempengaruhi indra kita (Joseph A.devito)
Persepsi merupakan inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti
persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini
jelas tampak pada definisi John R. Wenburg dan Wlliam W. Wilmot: “Persepsi dapat
didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”; Rudolph F. Verderber: “Persepsi
didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal:
persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada diluar sana.” Persepsilah
yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi
derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka
berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya
atau kelompok identitas.
2015
1
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses persepsi dibagi menkadi beberapa bagian. Persepsi meliputi sensasi, atensi, dan
interpretasi. Pertama, Sensasi (penginderaan). Pengertian sensasi umumnya selama ini
merujuk pada suatu hal yang fenomenal, wah bahkan hal yang berbau sensual. Sensasi
sebenarnya hasil dari kerja alat-alat indra (indra peraba, indra penglihat, indra pencium, indra
pengecap dan indra pendengar). Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat
penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor indrawi-mata,
telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah- adalah penghubung antara otak manusia
dan
lingkungan sekitar. Mata bereaksi terhadap gelombang cahaya, telinga terhadap gelombang
suara, kulit terhadap temperatur dan tekanan, hidung terhadap bau-bauan dan luidah terhadap
rasa. Lalu rangsangan-rangsangan ini dikirimkan ke otak.
Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Seseorang tidak lahir untuk
kemudian mengetahui bahwa rasa gula itu manis dan api itu membakar. Semua indra itu punya
andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia. Penglihatan menyampaikan pesan nonverbal
ke otak untuk diinterpretasikan. Oleh karena otak menerima kira-kira dua pertiga pesan melalui
rangsangan visual, penglihatan mungkin merupakan indra yang paling penting. Pendengaran
juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan. Tidak seperti pesan visual yang
menuntut mata mengarah pada objek, suara diterima dari semua arah. Penciuman, sentuhan
dan pengecapan terkadang memainkan peran penting dalam komunikasi, seperti lewat bau
parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai.
Kedua, Atensi atau perhatian berarti sebelum manusia merespons atau menafsirkan
objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan
kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk
dipersepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri. Dalam banyak kasus, rangsangan yang
menarik perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian.
Rangsangan seperti ini biasanya menjadi penyebab kejadian-kejadian berikutnya. Itulah
sebabnya orang yang paling kita perhatikan cenderung dianggap orang yang paling
berpengaruh. Dengan perkataan lain, kita akan memperhatikan apa yang kita anggap
bermakna bagi kita, dan kita tidak akan memperhatikan apa yang tidak bermakna bagi kita.
Ketiga, Interpretasi adalah tahap terpenting dari persepsi, yaitu menafsirkan atau
memberi makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra. Interpretasi
adalah tahap terpenting dalam persepsi. Sebenarnya kita tidak dapat menginterpretasikan
makna setiap obyek secara langsung, melainkan menginterpretasikan makna informasi yang
2015
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kita percayai mewakili obyek tersebut. Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi
bukan pengetahuan mengenai obyek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai
bagaimana tampaknya obyek tersebut.
Persepsi Sosial
Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap
arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena
manusia mempunyai aspek emosi, maka persepsi atau penilaian kita terhadap orang akan
mengandung resiko.
Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada
gilirannya persepsi anda terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya terhadap anda.
Dan begitu seterusnya. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di
sekelilingnya. Dengan perkataan lain, setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap
lingkungan sosialnya.
Dalam persepsipun memiliki prinsip-prinsip yang menjadi batasan terhadap persepsi.
Adapun prinsip-prinsip persepsi sebagai berikut:
a. Persepsi berdasarkan pengalaman
b. Persepsi bersifat selektif
c. Persepsi bersifat dugaan
d. Persepsi betrsifat evaluatif
a. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola perilaku manusia didasarkan pada persepsi mereka mengenai realitas sosial
yang telah dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian, atau
reaksi mereka terhadap hal-hal tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu mereka
berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa.
2015
3
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek akan membuat
seseorang menafsirkan objek tersebut hanya berdasarkan dugaan semata, atau
pengalaman yang mirip. Misalnya seorang warga masyarakat di pedalaman Afrika yang
belum pernah melihat dn mengetahui televisi, mungkin akan terheran-heran dan
menganggapnya sebagai sebuah sihir.
Oleh karena kita terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, kita sering
gagal mempersepsi perbedaan yang samar dalam suatu objek lain yang mirip. Kita
memperlakukan objek itu seperti sebelumnya, padahal terdpat perbedan dengan objek
sebelumnya, misalnya dimensinya, nuansanya, atau kualitasnya yang berbeda. Bila
berdasarkan pengalaman kita sering melihat bahwa suatu objek diperlakaukan dengan cara
tertentu sebagaimana lazimnya, kita mungkin akan bereaksi lain terhadap cara baru
memeperlakukan objek tersebut, berdasarkan persepsi kita yang lama.
Cara kita bekerja dan menilai pekerjaan apa yang baik bagi kita, cara makan,
mengukur kacantikan seorang wanita, atau merespons kedatangan seorang pengemis,
sangat tergantung atau dipengaruhi oleh apa yang telah diajarkan oleh budaya kita tentang
hal-hal tersebut.
Contoh :
- Di Barat orang sudah biasa makan dengan sendok & garpu, maka persepsi orang Barat
terhadap orang Timur (Indonesia) yang makan menggunakan tangan adalah jorok atau
tidak sehat.
b. Persepsi bersifat selektif
Adanya faktor internal yang mempengaruhi atensi. Atensi dipengaruhi oleh faktor
biologis (lapar, haus); faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, lelah ,
penglihatan dan pendengaran kurang sempurna, cacat tubuh dll). Faktor-faktor sosial
seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,penghasilan, peranan, status sosial,
dan kebiasaan. Faktor-faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi dan
pengharapan. Semakin besar perbedaan aspek-aspek tersebut
semakin besar perbedaan persepsi mereka mengenai realitas.
2015
4
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
secara antar individu,
Persepsi manusia juga dipengaruhi oleh pengharapan (expectation)nya. Bila orang
telah belajar mengharapkan sesuatu untuk terjadi, mereka akan mempersepsi informasi
yang menunjukkan pada mereka bahwa apa yang mereka harapkan telah terjadi. Mereka
tidak akan memperhatikan informasi yang menunjukan pada mereka bahwa pengharapan
mereka tidak terpenuhi. Seseorang yang senang dengan kehidupan kota akan “melihat”
lampu-lampu kota yang gemerlapan, gedung-gedung yang tinggi, berbagai aktivitas kota,
peluang dan interaksi dengan semua jenis orang; seseorang yang depresi karena
kehidupan kota mungkin
“melihat” sampah, kemelaratan, kesepian, kekosongan dan
kekerasan orang-orang kota. Salju tampak indah bagi orang yang melihat hamparan putih
yang menutupi permukaan buni yang kotor, namun menjenkelkan bagi sopir yang akan
melewatinya dan tampak berbahaya bagi pilot yang hendak mendaratkan pesawatnya.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi atensi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor internal yang mempengaruhi atensi. Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
sebagai berikut :

Faktor biologis (lapar, haus, dan sebagainya)

Faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, pendek, sakit, lelah, cacat fisik, dan
sebagainya)

Faktor-faktor sosial budaya (agama, etnis, pekerjaan, penghasilan/status sosial
ekonomi, pengalaman masa lalu, dan sebagainya).

Faktor psikologis (keinginan, harapan, motivasi, dan sebagainya).
Motivasi
merupakan
salah
satu
faktor
internal
yang
penting
yang
mempengaruhi persepsi orang. Misalnya ketika kita menghadiri suatu rapat di kantor,
tingkat perhatian kita pada agenda rapat akan tergantung pada motivasi kita. Bila
pimpinan membahas tentang masalah kenaikan gaji atau insentif yang merupakan
kepentingan kita, maka kita pasti akan memperhatikan pimpinan kita tersebut. Akan
tetapi, jika pada saat yang sama keluarga di rumah menelepon bahwa ada salah
seorang anggota keluarga kita yang sakit, maka kemungkinan besar perhatian kita akan
terpecah dan tidak lagi fokus pada acara rapat di kantor.
2015
5
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Faktor
eksternal
yang
mempengaruhi
atensi.
Faktor-faktor
eksternal
yang
mempengaruhi atensi adalah sebagai berikut :
1) Gerakan
2) Intensitas
3) Kontras
4) Kebaruan
5) Perulangan objek yang dipersepsi
1) Gerakan
Suatu objek yang bergerak lebih menarik daripada objek yang diam. Itulah
sebabnya kita lebih tertarik menonton televisi daripada membaca komik sebagai gambar
yang diam.
2) Intensitas
Suatu rangsangan yang intensitasnya menonjol akan menarik perhatian.
Misalnya seseorang yang bersuara keras, yang tubuhnya paling gemuk, yang kulitnya
paling hitam, atau wajahnya paling cantik akan lebih menarik perhatian kita.
3) Kontras
Orang atau objek yang penampilannya lain daripada yang lain (kontras) akan
lebih menarik perhatian kita.
Misalnya, seorang bule akan menarik perhatian di tengah-tengah pribumi, seorang
wanita berjilbab akan menarik perhatian kita jika ia berada di tengah-tengah wanita tidak
berjilbab, seorang pemuda yang memakai anting menarik perhatian kita ketika ia berada
bersama-sama pemuda lainnya yang tidak menggunakan anting, seorang wanita
berbikini menarik perhatian di tengah wanita yang berpakaian lebih sopan, dan
sebagainya.
4) Kebaruan
Kebaruan merupakan unsur objek yang menimbulkan perhatian, misalnya ketika
melihat adanya mahasiswa baru di fakultas. Pendeknya segala hal yang bersifat baru
2015
6
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
seperti rumah baru, istri/suami baru, mobil baru, motor baru, arloji baru, dan sebagainya
pasti akan menarik perhatian orang.
5)
Perulangan objek
Suatu peristiwa yang berulang jelas lebih potensial untuk kita perhatikan.
Misalnya iklan di televisi yang selalu ditayangkan secara berulang.
c. Persepsi bersifat dugaan
Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek adalah melalui panca indra
yang bersifat tidak lengkap, maka persepsi merupakan proses pemikiran yang langsung
meloncat pada kesimpulan. Contoh: ketika kita melihat gunung es, kita hanya melihat
bagian atasnya, namun kita menduga bahwa ada bagian gunung es di bawah permukaan
air.
Proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan kita menafsirkan suatu
objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Oleh karena
informasi yang lengkap tidak pernah ada tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu
kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu. Dengan
demikian, persepsi juga adalah suatu proses mengorganisasikan informasi yang tersedia,
menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu.
d.
Persepsi bersifat evaluatif
Pada umumnya orang dalam kehidupan sehari-hari merasa bahwa apa yang
mereka persepsikan adalah nyata. Mereka berpikir bahwa proses penerimaan dan
penafsiran pesan sebagai sesuatu yang bersifat alamiah. Akan tetapi, kadangkala alat-alat
indera kita dan juga persepsi kita menipu diri kita, artinya tidak sesuai dengan realitas
yang ada.
Persepsi tidak ada yang pernah objektif. Persepsi adalah suatu proses kognitif
psikologis dalam diri orang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan
yang digunakan orang untuk memaknai objek persepsi. Dengan perkataan lain, persepsi
bersifat pribadi dan subyektif. Persepsi pada dasarnya lebih mewakili keadaan fisik dan
2015
7
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
psikologis individu. Ketimbang merujuk pada karakteristik dan kualitas mutlak objek yang
dipersepsi.
Menurut Rogers, kita tidak bereaksi terhadap realitas mutlak, melainkan terhadap
persepsi kita mengenai realitas tersebut. Kita hidup dengan peta perseptual yang tidak
pernah merupakan realitas itu sendiri.
Dalam konteks komunikasi massa, tidak ada satu surat kabar, radio, atau televisi
pun yang secara objektif, independen, atau netral dalam melaporkan fakta dan kejadian
melalui beritanya, karena mereka pun tidak hidup dalam vakum sosial dan vakum budaya.
Berbagai kepentingan seperti ekonomi dan politik, akan mempengaruhi proses produksi
pemeberitaan tersebut, meskipun pengaruhnya adalah kecil.
Pada hakikatnya, bahasa (mencakup kata-kata) tidak bebas nilai atau netral. Di
dalamnya ada misi atau muatan-muatan seperti pribadi, kultur, kelompok, kepentingan, atau
ideologi. Itulah sebabnya tidak ada berita yang objektif dalam arti
murni atau mutlak.
Sesungguhnya berita merupakan rekonstruksi pikiran dari reporter, kordinator liputan, wakil
pemimpin redaksi, atau mungkin pemimpin redaksi, atau bahkan mungkin sidang redaksi
mengenai suatu peristiwa atau kejadian. Berita yang disampaikan oleh media, baik cetak
maupun elektronik telah melewati suatu proses yang disebut gate keeping process atau
proses ”penjaga gerbang”. Dalam hal ini, reporter, atau pemimpin redaksi bertindak sebagai
penjaga gerbang yang akan memilih kata-kata tertentu, atau mungkin strategi tertentu ketika
menyampaikan suatu peristiwa, sehingga sebenarnya berita yang disampaikan sudah
menjadi sebuah opini.
e. Persepsi bersifat kontekstual
Suatu rangsangan dari luar harus diorganisir dalam diri manusia. Dari berbagai
pengaruh yang ada dalam persepsi kita, konteks merupakan pengaruh yang paling kuat.
Konteks yang mengitari kita ketika melihat seseorang, suatu objek, atau suatu peristiwa
sangat mempengaruhi struktur kognitif, dan juga ekspektasi kita, dan oleh karena itu juga
akan mempengaruhi persepsi kita.
Interpretasi makna dalam konteksnya adlah suatu faktor penting dalam memahami
komunikasi dan hubungan sosial.
2015
8
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam mengorganisir suatu objek, artinya menempatkannya dalam konteks
tertentu, kita dapat menggunakan prisnip-prinsip berikut :
1) Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan
kelengkapan
Kita cenderung
mempersepsi rangsangan-rangsangan yang terpisah sebgai
berhubungan sepanjang rangsangan-rangsangan tersebut berdekatan satu sama lain
seperti dalam hal kedekatan fisik, waktu, bentuk, ukuran, warna, atau atribut lainnya.
2) Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek
dan latar belakangnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita terbiasa membuat perbedaan antara figur/fokus
dengan latarnya. Misalnya ketika kita menyaksikan gedung pencakar langit dengan
latrar gedung-gedung kecil di sekitarnya, dan latar langit di belakang dan di atasnya.
Contoh lainnya, seorang penyanyi yang sedang beraksi di panggung dengan latar
pemain band yang mengiringinya.
2015
9
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Sasa Djuarsa Sendjaja,Phd, dkk, Pengantar Komunikasi, Universitas terbuka, 2003
Deddy Mulyana,Ph.D, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Rosdakarya, 2007
2015
10
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download