“Tata Kelola Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam Hubungannya dengan Pemangku Kepentingan Daerah: Kasus pada KPw BI Jawa Barat” LAPORAN AKHIR Oleh: Tim Peneliti Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Padjadjaran Ketua Tim : Nury Effendi, S.E, M.A, Ph.D Anggota : Dian Masyita, S.E, M.T, PhD Mokhamad Anwar, S.E, M.Si, PhD Teguh Santoso, S.E, M.Sc Wardhana, S.E, M.Buss Irlan Adiyatma Rum, S.Si, M.A Laboratorium Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (LMFE Unpad) dan Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Jakarta 2015 Kajian Tata Kelola KPw BI di Daerah – Laboratorium Manajemen FEB Unpad & BSBI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI) merupakan tonggak perubahan fungsi dan peran BI sebagai bank sentral di Indonesia. UU tersebut mengisyaratkan indepensi bank sentral serta pemilahan peran makroprudensial dan mikroprudensial. UU tersebut menyatakan bahwa tujuan utama Bank Indonesia (BI) adalah menjaga kestabilan Rupiah. Tujuan utama tersebut kemudian dijabarkan dalam tiga bidang tugas BI, yaitu: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan mengatur dan mengawasi bank (sejak 31 Desember 2013 tugas ketiga ini beralih ke Otoritas Jasa Keuangan). Pengalihan tugas pengaturan dan pengawasan bank kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengandung arti bahwa tugas BI lebih fokus pada peran makroprudensial, sementara OJK berorientasi pada kebijakan mikroprudensial. Co-eksistensi kedua lembaga tersebut penting agar keduanya saling bersinergi dalam mencapai kestabilan nilai rupiah, mengendalikan inflasi dan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dalam melaksanakan tugasnya BI memiliki 32 kantor perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia. Masing-masing kantor perwakilan tersebut memiliki tugas pokok untuk memberikan masukan kepada kantor pusat tentang kondisi ekonomi dan keuangan daerah di wilayah kerjanya, melaksanakan kegiatan operasional sistem pembayaran tunai atau non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya, dan memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi yang didukung penyediaan data/informasi yang akurat. Adanya Kantor Perwakilan BI di daerah sangatlah penting untuk melaksakan tujuan sentralnya, mengingat inflasi daerah berkontribusi sebesar 77% dari inflasi Nasional (BI, 2011). Dalam menjalankan tugasnya menjaga kestabilan Rupiah dan mengembangkan perekonomian daerah, Kantor Perwakilan BI tidak berjalan sendirian, namun juga bersinergi dengan berbagai pihak. Kantor Perwakilan BI melakukan koordinasi dan 1