Standar Internasional Terus Dikembangkan HARIAN SINDO, Thursday, 02 September 2010 DOSEN dapat menjadi ujung tombak dari tercapainya target dan bisa dikelola oleh program studi.Pada 2010 kerja sama internasional baik di bidang pendidikan maupun penelitian terus berkembang. Dalam menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia semakin besar dan kompleks,baik yang ditimbulkan oleh dinamika internal maupun eksternal.Perguruan tinggi harus terus berupaya mewujudkan visi, misi, dan tujuannya dengan tetap berpijak pada akar budaya yang ada. Tidak heran kalau sejumlah perguruan tinggi terus mengupayakan agar berhasil mendapatkan pengakuan internasional. Termasuk di dalamnya Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang saat ini terus fokus untuk menjadi lembaga pendidikan yang bertaraf internasional. Hal ini dilakukan dengan cara pengembangan riset, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan ilmu geografi, terutama dalam rangka untuk memecahkan sejumlah masalah terkait dengan pembangunan wilayah dan lingkungan. Dekan Fakultas Geografi UGM Suratman, dalam pidato upacara Dies ke-47 Fakultas Geografi, menyebutkan, Dies Natalis ke-47 kali ini merupakan salah satu titik agar Fakultas Geografi bisa menuju institusi pendidikan terdepan di Indonesia. Ditegaskan Suratman, pada tahun 2010 ini kerja sama internasional baik di bidang pendidikan maupun penelitian terus berkembang. Di bidang pendidikan,diawali dengan program Double degree yang dilaksanakan oleh Program Magister Geo Information for Planning and Disaster Risk Management tahun 2004 kerja sama dengan ITC Enschede Belanda. Pada saat ini telah berkembang program yang sama dan dilaksanakan oleh program MPPDAS (Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai) kerja sama dengan Chiba University, Japan dan CUAS (Cologne University of Applied Science) Germany. ”Kerja sama yang terakhir ini juga melibatkan konsorsium 10 universitas di dunia dan tidak hanya terbatas untuk program S-2,tetapi juga S-3 dan kerja sama di bidang riset,”ujarnya. Kerja sama internasional di bidang pendidikan lainnya adalah dalam bentuk pengembangan staf dan student exchange serta general lecture.Program staff exchange merupakan bagian integral dari program kerja sama pendidikan sehingga sejalan dengan program double degree yang telah berlangsung selama ini, maka kegiatan staff exchangejuga sangat intensif. ”Program student exchange tahun 2010 berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kedatangan banyak mahasiswa asing dari Austria, Jepang,Timor Leste, Jerman dan Prancis,”katanya. Dalam kesempatan itu,Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM Toni Atyanto Dharoko menyebutkan,dinamika eksternal baik skala nasional maupun internasional sangat cepat dan mulai beralih dari AS di kawasan Asia. Untuk tetap bisa bertahan dan bersaing dengan perguruan tinggi lain di Asia maupun dunia,UGM harus tetap mengintensifkan kerja sama maupun pengiriman mahasiswa dan dosen ke luar negeri. Selain itu,secara internal UGM juga tengah mencari solusi terbaik atas dibatalkannya UU BHP oleh MK bersama 7 PTN lainnya. Dengan kondisi seperti itu,maka Toni juga berharap agar seluruh civitas akademika UGM solid baik di tingkat fakultas maupun universitas. ”Meski siap atas persaingan internasional, jangan lupa untuk tetap mengedepankan nilai-nilai Pancasila, dan nilai-nilai UGM sebagai kampus kerakyatan,”katanya. Sementara itu, Unpad World Class University (WCU) ditargetkan sudah tercapai pada tahun 2013.Target ini jauh lebih cepat dibandingkan apa yang telah dicanangkan sebelumnya yaitu pencapaian WCU pada tahun 2022-2026. ”Target tidak bisa dicapai tanpa usaha kita semua. Dosen dapat menjadi ujung tombak dari tercapainya target dan bisa dikelola oleh program studi. Universitas berperan sebagai fasilitator,” tutur Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung,Gandjar Kurnia. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Rina Indiastuti menyebutkan, mengenai renstra Unpad menuju WCU yang sebelumnya telah disusun. Menurut renstra tersebut, pada tahun 2009-2010 Unpad sudah mencapai ”Excelent Research Based Teaching University”, pada 2010-2011 Unpad mencapai ”Research University”, pada 2011- 2013 mencapai ”Regional Class University”, kemudian pada 2013- 2016 Unpad sudah menjadi ”World Class Univesity”. ”Perlu didiskusikan apakah renstra ini dapat dilaksanakan atau tidak, apakah realistis atau tidak.Perlu juga ditentukan pada setiap program studi atau fakultas mengenai siapa mengerjakan apa,”ujar Rina. (hermansah)