Penerapan Dalam Mekanisme Pasar

advertisement
Penerapan Dalam Mekanisme Pasar
Oleh Kodrat Wibowo, Ph.D.
Presiden saat orasi ilmiahnya pada puncak peringatan Dies Natalis ke-50 Unpad, Rabu (12/9), menyuarakan
salah satu fondasi perencanaan dan implementasi pembangunan ekonomi nasional yang beliau upayakan
dalam masa kepemimpinannya yaitu praktik mekanisme pasar yang efisien.
Definisi dari efisiensi ekonomi yang benar menurut kaidah ekonomi seharusnya adalah pencapaian hasil
maksimum dengan kendala biaya tertentu atau pencapaian biaya minimum dengan suatu target hasil tertentu.
Konsep efisiensi ekonomi juga diartikan sebagai suatu keadaan pareto optimum, yaitu bagaimana upaya
pencapaian keuntungan satu pihak tidak seharusnya merugikan kepentingan pihak lainnya dalam
wilayah/negara tersebut.
Dengan demikian, Presiden SBY menginginkan bahwa pembangunan ekonomi Indonsesia harus didasarkan
mekanisme pasar efisien yaitu interaksi antar pelaku pasar (konsumen dan produsen) yang akan menghasilkan
tingkat harga dan kuantitas keseimbangan optimal dengan biaya minimal, yang dapat menguntungkan semua
pihak pelaku pasar tanpa harus merugikan pihak lainnya, baik para pelaku pasar maupun masyarakat/publik
lebih luas.
Istilah pasar ini memang kadang-kadang diartikan negatif oleh banyak kalangan terutama dengan adanya
kekhawatiran akan terjadinya kapitalisme pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai falsafah
hidup bangsa dan negara Indonesia. Terlebih lagi bagi mereka yang telah banyak mengecap nikmatnya pola
perencanaan sentralistik yang diberlakukan sebelum era reformasi. Padahal, napas mekanisme pasar yang
diimplementasikan selama ini di banyak negara termasuk negara mbah-nya kapitalis seperti Amerika Serikat
sudah banyak dimodifikasi, sehingga tidak pernah sekalipun memarginalkan peranan pihak lain di luar
produsen dan konsumen dalam hal ini sektor pemerintah/publik.
Kegagalan sistem pasar yang menyebabkan inefisiensi ini disadari memang akan terjadi, karena sistem
ekonomi normatif sangat mengandalkan asumsi-asumsi yang secara ideal seharusnya terjadi. Salah satu aspek
yang diasumsikan adalah terjaminnya aliran informasi yang simetrik antarpelaku pasar, di mana produsen dan
konsumen akan selalu mengetahui apa yang mendasari biaya suatu produk serta kemauan dan kemampuan (
willingness and ability to pay) yang mendukung konsumsinya.
Pelanggaran asumsi symmetric information inilah yang menyebabkan trio ekonom Amerika Serikat: Leonid
Hurwicz, Roger Myerson, dan Eric Maskin memenangi Nobel Bidang Ekonomi 2007 dengan bersama-sama
menjadi pelopor pengembangan teori hingga aplikasi dari Mekanisme Desain ( Grand Mechanism Design),
yang mampu menjelaskan bagaimana insentif dan sebuah informasi dapat memengaruhi mekanisme pasar
supaya efisien.
Sebagai contoh, asuransi akan menyediakan sejumlah jaminan yang tidak bisa disalahgunakan dalam sebuah
mekanisme. Hal itu mampu membantu penjual dan pengguna asuransi memperoleh hasil yang maksimal dari
sebuah transaksi. Contoh lain adalah penjualan barang via lelang dengan dilengkapi aturan-aturan yang
membatasi preferensi penjual dan pembeli akan mampu menghasilkan transaksi yang efisien. Salah satu
prinsip yang terpenting dalam teori mekanisme desain adalah prinsip incentive compatibility yang
menyatakan, sebuah mekanisme yang baik harus menjamin semua pelaku transaksi memang mempunyai
insentif yang rasional untuk jujur dalam menyatakan nilai sebenarnya dari sebuah barang. Teori desain
mekanisme pun tidak hanya diaplikasikan di dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam mendesain institusi
secara umum. Teori ini telah digunakan di banyak negara maju untuk mendesain tender barang-barang
publik.***
Penulis, Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, FE Unpad, Bandung.***
Download