LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA NAMA : KURNIAWAN SAPUTRA NPM : E1C014001 PRODI : PETERNAKAN KELOMPOK : 2 (DUA) HARI/JAM : RABU 26 NOVEMBER 2014/ 10.00 WIB Ko Ass : 1. SITTI UMROH 2. NURUL KHASANAH DOSEN : FITRI ELECTRIKA DEWI S. STP, M.Sc OBJEK PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa organik merupakan senyawa yang sudah dikenal lama dalam kehidupan manusia. Sejak dahulu, mesir kuno telah menggunakan pewarna indigo dan alizarin untuk mewarnai kain. Mereka juga telah mampu mengawetkan mayat (mumi) menggunakan formalin. Di tempat lain, orang-orang Phoenix menggunakan warna “ungu kerajaan” yang diperoleh dari molusca sebagai bahan pewarna kain. Ilmu kimia yang mempelajari senyawa-senyawa organik dinamakan kimia organik. Sebagai ilmu tersendiri, kimia organik baru berkembang sejak sekitar 200 tahun yang lalu. Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Beberapa senyawa organik seperti karbohidrat, protein, dan lemak merupakan komponen penting dalam biokimia. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Sebutan kimia organik ini berasal dari kesalah pahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun anorganik. Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak termasuk senyawa organik. Pada tahun 1828, Friedrich Wohler mendapatkan bahwa senyawa organik urea (suatu komponen urin) dapat dibuat dengan menguapkan larutan yang berisi senyawa anorganik amonium sianat. H2N NH4+-OCN panas amonium sianat C NH2 O urea Meskipun jelas bahwa senyawa organik tidak harus berasal dari sumber yang hidup (dapat dibuat dalam laboratorium), namun sampai sekarang kata organik masih dipakai untuk menerangkan senyawa-senyawa karbon tersebut atau yang mirip dengannya. Keistimewaan karbon dibanding unsur lain adalah mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan karbon lainnya membentuk rantai yang panjang atau cincin dari molekul karbon yang sederhana hingga molekul-molekul yang sangat besar dan kompleks. 1.2 Tujuan Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa organik (alkohol, fenol, aldehid, keton, dan asam karboksilat) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini diperkirakan sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Dapat dipastikan senyawa organik merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain ( Riswiyanto,2009). Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor ( Riswiyanto,2009). Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa organik adalah melalui identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa organik tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang sama ( Anonim,2014). Secara sistematika, reaksi identifikasi terhadap gugus fungsi yang dimiliki oleh senyawa organik, dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Reaksi identifikasi terhadap senyawa yang mempunyai ikatan rangkap antara dua atom C yang saling berikatan/senyawa hidrokarbon tak jenuh. 2. Reaksi identifikasi terhadap senyawa alkil halida dan aril halida. 3. Reaksi identifikasi terhadap alkohol dan fenol. 4. Reaksi identifikasi terhadap asam karboksilat. 5. Reaksi identifikasi terhadap adanya gugus karbonil ( Anonim,2014). Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen yang dapat di bedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di golongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa aromatik termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh (Anonim, 2014). BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : - Alat - Bahan a. Botol semprot a. Sample b. Gelas piala b. 2,4-dinitrofenil hidrazin c. Gelas ukur c. FeCl3 d. Pipet tetes d. Asam kromat e. Erlenmeyer e. Etanol 95% f. Tabung reaksi+rak f. NaOH 10% g. Penjepit tabung reaksi g. Ammonium hidroksida encer h. Pipet volume 5 ml h.Aseton i. Batang pengaduk i. Aquadest 3.2 Prosedur Kerja 3.2.1 Test 2,4-dinitrofenil hidrazin (tes karakteristik aldehid dan keton) Menghitung tabung reaksi dan dimasukkan 2 ml etanol 95%. Ditambahkan 3 tetes sample yang akan di uji ke dalam tebung reaksi tersebut. Ke dalam tabung reaksi ini dimasukkan 1 ml larutan 2,4-dinitrofenil hidrazin dan melakukan pengojokan kuat-kuat. Jika tidak dihasilkan endapan, panaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan selanjutnya ditambah 5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange menunjukkan test positif untuk adanya gugus karbonil dari keton atau aldehid. 3.2.2 Test FeCl3 (test karakteristik untuk fenol) Menyiapkan tabung reaksi, lalu masukkan sample yang akan diuji. Menambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan melakukan penggojokan. Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol. 3.2.3 Test Asam Kromat (test karakteristik alkohol) Menyiapkan tabung reaksi dan memasukkan 2 ml sample yang akan diuji ke dalamnya. Menambahkan 1 ml aseton, kemudian menambahkan 1 tetes asam kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder. 3.2.3 Test Pereaksi Tollens (test untuk membedakan aldehid dan keton) Di dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan perak nitrat 5% selanjutnya menambahkan 1 tetes NaOH 10% dan dikocok. Menambahkan ke dalam campuran tersebut larutan encer ammonium hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut (hindari penggunaan ammonium berlebihan). Menambahkan 2 tetes larutan yang akan diuji. Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika reaksi tidak terjadi dalam 10 menit panaskan tabung reaksi di atas penengas air selama 5 menit. Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada dinding atau endapan metalik. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Test 2,4-dinitrofenil hidrazin (tes karakteristik aldehid dan keton) No Sample Percobaan Hasil Pengamatan Ket 1 -Susu 3 tetes Ditambah FeCl3 Kuning, ada endapan - 2 -Madu 3 tetes Ditambah FeCl3 Kuning kecoklatan - 3 -Putih telur 3 tetes Ditambah FeCl3 Kuning keemasan - 4 -Susu 2 ml Ditambah Asam kromat Putih kekuningan - 5 -Putih telur 2 ml Ditambah Asam kromat Kuning keruh - 6 -Madu 2 ml Ditambah Asam kromat Kuning Keemasan - 4.1.2 Test FeCl3 (test karakteristik untuk fenol) No Sample Percobaan Hasil Pengamatan Ket 1 Etanol 2 ml Ditambah 5 tetes FeCl3 Kuning keemasan - 2 NaOH 2 ml Ditambah 5 tetes FeCl3 Merah Maroon - 3 Madu 3 tetes Ditambah 5 tetes FeCl3 Kuning kecoklatan - 4 Susu 3 tetes Ditambah 5 tetes FeCl3 Kuning (ada endapan) - 5 Putih telur 3 tetes Ditambah 5 tetes FeCl3 Kuning keemasan - 4.1.3 Test asam kromat (test karakteristik alkohol) No Sample Percobaan Hasil Pengamatan Ket 1 -Susu 2 ml Ditambahkan aseton 1 ml Putih kental - 2 -Susu 2 ml Ditambahkan asam kromat Putih kekuningan - 3 -Putih telur 2 ml Ditambahkan aseton 1 ml Putih kekuningan - 4 -Putih telur 2 ml Ditambahkan asam kromat Kuning keruh - 5 -Madu 2 ml Ditambahkan aseton 1 ml Jernih (bening) - 6 -Madu 2 ml Ditambahkan asam kromat Kuning keemasan - 4.2 Pembahasan Percobaan pertama yaitu tes karakteristik aldehid dan keton. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPAC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida. Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil. Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Aldehid dan keton adalah senyawa yang penting. Beberapa daripadanya seperti atom aseton (CH3COCH3) dan metaletil keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan formaldehid dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Salah satu reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton adalah adisi ikatan rangkap karbonoksigen. Hasil – hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara khusus. Aldehid dan keton memiliki sifat – sifat yang nyaris mirip satu sama lain. Namun demikian, oleh karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara keduanya, yaitu Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan Aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugus karbonil. Pada percobaan yang dilakukan, semua sample yang diuji menghasilkan campuran yang berwarna kuning. Bedanya hanya pada warna campurannya, warna kuning yang dihasilkan berbeda di setiap percobaannya, ada yang kuning biasa (ada endapan), kuning kecoklatan, kuning keemasan, putih kekuningan, dan kuning keruh. Dari semua percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel yang dicoba menghasilkan endapan kuning sampai merah orange yang berarti test positif untuk adanya gugus karbonil dari keton atau aldehid. Percobaan selanjutnya yaitu test karakteristik untuk fenol. Fenol adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom hidrogennya tersubstitusi oleh gugus hidroksi (-OH). Dengan demikian fenol mempunyai rumus molekul C6H5OH. Walaupun mempunyai gugus fungsi alkohol, sifat fenol berbeda dengan alkohol. Fenol mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada karbon tak jenuh. Fenol mempunyai keasaman yang tinggi karena cincin aromatik yang bergandengan kuat dengan oksigen dan cenderung memutuskan ikatan antara oksigen dan hidrogen. Fenol banyak digunakan untuk pembuatan bisfenol-A dengan mereaksikannya dengan aseton. Selain itu, fenol juga berpotensi sebagai desinfektan. Dalam bidang farmasi, fenol banyak digunakan untuk membuat beberapa jenis obat, di antaranya obat faringitis. Pada percobaan yang dilakukan, di dapati hasil bahwa setiap sample yang diujikan semuanya merupakan senyawa fenol. Pada pengujian yang dilakukan, didapati bahwa etanol 2 ml, NaOH 2 ml, madu 3 tetes, susu 3 tetes, dan putih susu 3 tetes jika dicampurkan FeCl3 5 tetes masing-masing sampel akan menghasilkan perubahan warna. Ada yang menghasilkan warna kuning keemasan, merah maroon, kuning kecoklatan, dan kuning (ada endapan). Selanjutnya pada percobaan untuk test karakteristik alkohol. Alkohol dan eter adalah senyawa karbon yang mengandung atom oksigen berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen di dalam alkohol dan eter serupa dengan kedudukan atom oksigen dalam molekul air. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur alkohol sama dengan struktur air. Satu atom H pada air merupakan residu hidrokarbon (gugus alkil) pada alkohol. Struktur eter dikatakan sama dengan struktur air. Kedua atom H pada air merupakan gugus alkil pada eter. Berdasarkan posisi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil dalam senyawa alkohol maka alkohol (R-OH) dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Pada percobaan ini, sampel yang digunakan yaitu susu, putih telur dan madu dan masing-masing sampel dicampur dengan aseton 1 ml dan asam kromat. Berbagai sampel percobaan yang diuji menghasilkan perubahan warna yang cukup baragam, mulai dari putih kental, putih kekuningan, kuning keruh, bening/jernih, dan juga kuning keemasan. Perbedaan warna tersebut menunjukkan bahwa campuran pada sampel jika berupa alkohol primer ataupun alkohol sekunder akan menghasilkan warna yang berbeda juga. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, kami dapat melakukan identifikasi senyawa organik, seperti pada tes karakteristik aldehid dan keton, perubahan warna yang terjadi pada campuran sampel (susu, putih telur, dan madu) dengan FeCl3 dan asam kromat menunjukkan tes positif untuk adanya gugus karbonil dan keton atau aldehid. Kemudian pada tes karakteristik fenol, di dapati hasil bahwa setiap sample yang diujikan semuanya merupakan senyawa fenol. Pada pengujian yang dilakukan, didapati bahwa etanol 2 ml, NaOH 2 ml, madu 3 tetes, susu 3 tetes, dan putih susu 3 tetes jika dicampurkan FeCl3 5 tetes masing-masing sampel akan menghasilkan perubahan warna. Yang terakhir yaitu pada test karakteristik alkohol, berbagai sampel percobaan yang diuji menghasilkan perubahan warna yang cukup baragam, mulai dari putih kental, putih kekuningan, kuning keruh, bening/jernih, dan juga kuning keemasan. Perbedaan warna tersebut menunjukkan bahwa campuran pada sampel jika berupa alkohol primer ataupun alkohol sekunder akan menghasilkan warna yang berbeda juga. 5.2 Saran Sebaiknya dalam melakukan percobaan tentang identifikasi senyawa organik ini harus di perhatikan sungguh-sungguh saat ko ass menjelaskan tentang cara melakukan percobaan tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum berlangsung. Alat yang digunakan juga harus selalu dalam kondisi steril agar tidak mempengaruhi larutan yang sedang diujikan. DAFTAR PUSTAKA Anonim . 2014. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada tanggal 25 februari 2014 16:04. Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga Tim Penyusun. 2014. PetunjukPraktikum Kimia Organik. Jember: Universitas Jember.