1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interaksi antara dua

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi
Interaksi antara dua orang atau lebih merupakan syarat utama dalam komunikasi,
seperti yang dikatakan oleh Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (2009) bahwa
“komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi atara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengetian yang
mendalam”.
Dari definisi di atas juga ditekankan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan
tersebut mempunyai tujuan yakni mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya
yang menjadi sasaran komunikasi.
2.1.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Bittner (2007:3), yaitu:
“Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is
message communicated through a mass medium to a large number of
people)”. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa komunikasi
massa harus menggunakan media massa.
2.1.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa
1.
Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komuniaktor dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat
kabar, jaringan televisi, stasiun radio, majalah, atau penerbit buku). Media
massa tersebut bisa dikatakan sebuah organisasi sosial karena merupakan
8
9
kumpulan beberapa individu yang bertanggung jawab dalam proses komunikasi
massa tersebut.
Komunikasi massa bukan merupakan produk perorangan, melainkan produk
kelompok. Biasanya birokrasi yang berusaha mendapakan keuntungan. Jadi,
jelas sekali bahwa komunikator dalam komunikasi massa itu bukan perorangan,
tetapi lembaga atau institusi.
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Artinya bahwa komunikan dalam komunikasi massa beragam, mulai dari
beragam usia, status ekonomi, status sosial, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
dan sebagainya. Sebagai contoh, bila kita sedang menonton petandingan bola
AFF di RCTI, maka kita tidak bisa berfikir bahwa hanya kita yang menonton
pertandingan tersebut. Di luar sana banyak orang yang berbeda latar belakang
seperti yang sudah disebutkann diatas juga dapat menonton pertandingan
tersebut. Jadi, heterogenitas itu banyak macamnya, meskipun tidak semua
heterogenitas itu harus melekat pada diri komunikan.
3.
Pesannya Bersifat Umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, yaitu komunikasi massa ditujukan untk
semua orang dan tidak ditujukan untuk kelompok tertentu saja. Biasanya pesan
yang diberikan menggunakan bahasa yang juga mudah dimengerti oleh khalayak
luas, bukan dengan menggunakan bahasa khusus atau yang mewakili kelompok
tertentu saja.
4.
Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah
jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan
10
tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secar
serempak dan pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5.
Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Komunikasi memiliki dua hal, yaitu dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi
isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan,
sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya,
yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para pelaku komunikasi itu.
Dalam komunikasi antar personal, kedekatan suatu hubungan sangat berperan
penting dalam penyampaian pesan, semakin dekat suatu hubungan maka
semakin mudah pula suatu pesan disampaikan. Sedangkan dalam komunikasi
massa, komunikator tidak harus selalu kenak dengan komunikannya atau
sebaliknya. Hal yang terpenting adalah bagaimana seorang komunikator
menyusdun pesan secara sistematis, dan sesuai dengan jenis medianya, agar
komunikanm dapat memahami isi pesan yang disampaikan.
6.
Komunikasi Bersifat Satu Arah
Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif
menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara
keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam
komunikasi antar personal. Dengan kata lain, komunikasi massa bersifat satu
arah.
7.
Stimulasi Alat Indra Terbatas
11
Salah satu kelemahan dari komunikasi massa adalah stimulasi alat indra yang
terbatas. Pada komunikasi antar personal yang bersifat tatap muka, maka seluruh
alat indra dari pelaku komunikasi, komunikator, dan komunikan dapat
digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat dan mendengar
secara langsung. Dalam komunikasi massa, stimulus alat indra tergantung pada
media yang digunakan. Pada surat kabar dan majalah, indra yang digunakan
adalah mata, yakni melihat. Pada siaran radio khalayak hanya mendengar, dan
pada siaran televise atau film, indra yang distimulus adalah mata dan telinga.
8. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung
Komunikator komunikasi massa tidak dapat segera mengetahui bagaimana
reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa
diterima lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian melalui
cara tersebut merupakan umpan balik. Sedangkan waktu yangh dibutuhkan
untuk menggunakan telepon, e-mail, atau surat pembaca itu menunjukkan
bahwa umpan balik komunikasi massa bersifat tertunda atau tidak langsung.
2.1.3 Komponen Komunikasi Massa
Hiebert,
Ungurait,
dan
Bohn,
mengemukakan
komponen-komponen
komunikasi massa meliputi communications, codes and contents, gatekeepers, the
media, regulators, filter, audience, dan feedback. (2007:31)
1.
Communicator
12
Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam
komunikasi antar personal. Pengirim pesan komunikasi massa bukan seorang
individu, melainkan institusi, gabungan dari berbagai pihak.
2.
Codes and Content
Codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan
komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, music, dan film. Content
atau isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi
mengenai perang Irak atau sebuah lelucon yang dilontarkan seorang comedian.
Sedangkan codes adalah symbol yang digunakan untuk membawa pesan
tersebut, misalnya kata-kata yang diucapkan atau ditulis, foto, maupun gambar
bergerak. Dalam komunikasi massa, codes dann content berinteraksi sehingga
codes yang berbeda dari jenis media yang berbeda, dapat memodifikasi persepsi
khalayak atas pesan, walaupun content-nya sama.
3.
Gatekeeper
Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai penjaga
gawang. Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari sebuah
media massa, agar media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam
pengertian media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh pembacanya
karena menyampaikan berita yang tidak akurat, menyinggung reputasi
seseorang, mencemarkan nama baik seseorang, dan lain-lain. Sehingga
gatekeeper pada media massa menentukan penilaian apakah suatu informasi
penting atau tidak. Ia menaikkan berita yang penting dan menghapus informasi
yang tidak memiliki nilai berita.
4.
Regulator
13
Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah suatu proses yang
rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran regulator hampir sama dengan
gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan
berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus suatu
informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya
lebih seperti sensor.
5.
Media
Media massa terdiri dari: Media cetak, yaitu surat kabar dan majalah. Media
elektronik, yaitu radio siaran, televisi, dan media online (internet).
6.
Audience
Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa
yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi
yang merasuk pada masing-masing individu. Audience hampir tidak bisa
menghindari drai media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota
audiences yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa.(2007:41)
Berikut merupakan gambaran individu yang dihadapkan pada berbagai pilihan
media massa:
Magazine
Books
Television
INDIVIDU
Radio
Newspaper
Phonograph
Film
Gambar 2.1
14
7.
Filter
Banyaknya audience media massa yang tersebar, dan heterogen (berbeda usia,
jenis kelamin, agama, latar belakang sosial, tingkat penghasilan, pekerjaan, dan
lain-lain).
Sudah
tentu
masing-masing
audience
mempunyai
lingkup
pengalaman dan kerangka acuan yang berbeda-beda, sehingga pemaknaan
terhadap pesan pun berbeda, sehingga mereka akan merespons pesan secara
berbeda pula.
8.
Feedback
Komunikasi adalah proses dua arah anatar pengirim dan penerima pesan. Proses
komunikasi belum lengkap apabila audience tidak mengirimkan respons atau
tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respons atau
tanggapan ini disebut feedback.
Dalam percakapan tatap muka, penerima pesan merespons secara natural,
langsung, dan segera, kepada pesan dan pengirim pesan. Respons ini dapat
berupa mengangkat alis, menggelengkan kepala, memimta komunikator untuk
mengulang pesannya, atau bahkan mendebat suatu pesan. Para pelaku
komunikasi terus menerus berinteraksi dan secara konstan berganti-ganti peran.
Komukator menjadi komunikan, dan sebaliknya.
2.1.4 Pengindraan Sebagai Filter
Kita menggunakan indra kita yang berfungsi sebagai filter komunikasi, hak
tersebut
dipengaruhi
physical.(2007:44)
1. Cultural
oleh
3
kondisi
yaitu
cultural,
psychological,
dan
15
Pengindraan kita diwarnai, diganggu, dan dibiaskan oleh budaya kita. Menurut
Edward T. Hall, budaya adalah menyangkut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di
suatu
tempat
dengan
segala
aspeknya.
Seringkali,
perbedaan
budaya
mengakibatkan adanya perbedaan persepsi terhadap suatu pesan. Adakalanya
sesuatu yang dianggap wajar di suatu budaya tertentu mungkin bisa dianggap
tidak wajar atau tidak pantas bagi budaya lainnya. Dalam konteks komunikasi
massa, pesan komunikasi bisa dipersepsi berbeda, ada perbedaan antara pesan
yang disampaikan komunikator dengan pesan yang diterima khalayak.
2. Psychological
Kita membentuk persepsi kita berdasarkan kerangka acuan kita, seperti latar
belakang pendidikan, pengalaman, dan lain-lain. Sebagai contoh, banyak anakanak yang mengikuti smackdown yang dilihatnya di televisi padahal hal tersebut
sangat berbahaya dan bahkan menimbulakan korban jiwa. Anak-anak meniru hal
tersebut karena filter anak-anak tersebut belum digunakan secara sempurna, hal
tersebut dipengaruhi tingkat pendidikan yang masih rendah dan pengalaman yang
masih minim.
3. Physical
Kondisi fisik internal berhubungan dengan kesehatan individu anggota audience.
Saat sedang dalam keadaan sakit, seseorangakan menyaring pesan secara berbeda
dibandingkan dengan ketika dia dalam keadaan sehat. Sebagai contoh, bila
seseorang sedang sakit maag dan melihat iklan obat maag, maka orang tersebut
akan bereaksi lebih aware pada iklan tersebut ketimbang orang yang sedang sehat
ketika melihat iklan tersebut.
16
2.1.5
Efek Komunikasi Massa
Komunikasi
massa
merupakan
sejenis
kekuatan
sosial
yang
dapat
menggerakkan proses sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan terperinci mengenai kekuatan social
yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam
menggerakkan proses sosial tidaklah mudah.
Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang
dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji
melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologis dan analisis sosial. Yang
dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil
kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis social
adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan
media massa yang sangat unik serta kompleks.
2.1.6
Teori Uses and Gratification
Teori penggunaan dan kepuasaan atau uses and gratifications theory disebut
sebagai salah satu teori yang paling populer dalam studi komunikasi massa. Teori ini
mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audien mencari,
menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda,
yang disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda diantara
individu audien. Teori ini memfokuskan perhatian pada audien sebagai konsumen
media massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa
audien dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus
diskriminatif. Audien dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta
bertanggung jawab terhadap pilihan media.
17
Cikal bakal teori penggunaan dan kepuasan dimulai pada tahun 1940-an.
Ketika sejumlah peneliti mencoba mencari tahu motif yang melatarbelakangi audien
mendengarkan radio dan membaca surat kabar. Mereka meneliti siaran radio dan
mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap program yang disiarkan, seperti kuis
dan serial drama radio. Mencari tahu kepuasan apa yang diperoleh atau apa motif
orang membaca surat kabar.
Menurut Herta Herzog (1944) dipandang sebagai orang pertama yang
mengawali riset penggunaan dan kepuasan ini. Ia mengelompokkan berbagai alasan
mengapa orang memilih mengonsumsi surat kabar daripada radio dan mempelajari
peran keinginan dan kebutuhan audien terhadap pilihan media. Ia menemukan adanya
tiga jenis atau tipe pemuasan, yaitu:
1. Sebagian orang menyukai sinetron karena berfungsi sebagai sarana pelepasan
emosi dengan cara melihat dan mendengar masalah orang lain melalui TV.
2. Audien dapat berangan-angan (wishful thinking) terhadap sesuatu yang tidak
mungkin mereka raih, mereka sudah cukup memperoleh kepuasan hanya dengan
melihat pengalaman orang lain di layar kaca;
3. Sebagian orang merasa mereka dapat belajar dari program sinetron karena jika
seseorang menonton program tersebut dan sesuatu terjadi dalam hidupnya, maka
ia sudah tahu apa yang harus dilakukan berdasarkan ‘pelajaran’ yang diperoleh
dari sinetron yang bersangkutan.
Untuk memahami mengapa individu menggunakan media, kita dapat menggunakan
yang dikemukakan Harold D Lasswell (1948). Ia mengemukakan tiga fungsi utama
media terhadap masyarakat.
18
1. Media berfungsi untuk memberitahu audien mengenai apa yang terjadi di sekitar
mereka (surveying the environment).
2. Melalui pandangan yang diberikan media terhadap berbagai hal yang terjadi, maka
audien dapat memahami lingkungan sekitarnya secara lebih akurat (correlationof
environmental parts).
3. Pesan media berfungsi menyampaikan tradisi dan nilai-nilai sosial kepada generasi
audien selanjutnya (transmit social norms and customs).
Para ahli komunikasi telah mengembangkan emapat model teori untuk
menjelaskan bagaimana individu menggunakan atau mengonsumsi media dan efek
yang ditimbulkannya.
2.2
Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio
siaran, televisi, majalah, komputer, dan internet.
2.2.1
Dampak Sosial Media Massa
Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak.
Media massa mempengaruhi budaya, social, dan politik. Secara instan media massa
19
dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu. Media
massa terutama televisi, yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai)
memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.
2.2.2
Televisi
Pengertian televisi dalam sistem penyiaran dengan disertai bunyi (suara)
melalui kabel atau angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya
(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali
menjadi cahaya yang dapat diingat.(2006:7)
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh
pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya.
Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita, dan iklan. Mereka menghabiskan
waktu menonyon televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. (2007:134)
2.2.3
Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar, dan majalah
hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra
pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan.(2007:137)
a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Jadi,
apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik, dan efek suara
maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian,
tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian
secara harmonis.
b. Berpikir Dalam Gambar
20
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengaruh
acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir
dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seseorang komunikator yang
akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaliknya ia dapat
melakukan berpikir dalam gambar.
2.2.4
Stimulus Respon
Prinsip stimulus-respons pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian
seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesanpesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah: pesan
(stimulus), seorang penerima atau receiver (organisme), efek (respons).
Prinsip stimulus respons ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik,
teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh.
Dalam teori ini isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh
darah atau audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang
diharapkan. Dibalik konsepsi ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang
mendasarinya:
1. Gambaran mengenai suatu masyarakat modern yang merupakan agregasi dari
individu-individu yang relatif terisolasi (atomized) yang bertindak berdasarkan
kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan ikatan
sosial.
2. Suatu pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolah-olah sedang
melakukan kampanye untuk mobilisasi perilaku sesuai dengan tujuan dari
21
berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat (biro iklan, pemerintah, parpol dan
sebagainya).
Dari pemikiran tersebut, dikenal apa yang disebut “masyarakat massa”,
dimana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan dipersiapkan dan
didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Sehingga secara
serempak pesan tersebut dapat tersedia bagi sejumlah besar individu, dan bukan
ditunjukan pada orang per orang. Penggunaan teknologi untuk penerimaan dan
respons oleh audience. Dalam hal ini tidak diperhitungkan kemungkinan adanya
intervensi dari sktuktur sosial atau kelompok dan konsekuensinya, seluruh individu
yang menerima pesan dianggap sama atau seimbang.
Jadi, hanya agregasi jumlah yang dikenal, seperti konsumen, supporter dan
sebagainya. Selain itu diasumsikan pula bahwa terpaan pesan-pesan media, dalam
tingkat tertentu, akan menghasilkan efek. Jadi kontak dengan media cemerlang
diartikan dengan adanya pengaruh tertentu dan media, sedangkan individu yang tidak
terjangkau oleh terpaan media tidak akan terpengaruh.
Pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori
stimulus-respons dengan teorinya yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam
komunikasi massa (individual differences). Disini diasumsikan bahwa pesan-pesan
media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan
karakteristik pribadi dari para anggota audience. Teori Defleur ini secara eksplisit
telah mengakui adanya intervensi variabel-variabel psikologis yang berinteraksi
dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek.
Berangkat dari teori perbedaan individu dan stimulus-respons ini, Defleur
mengembangkan model psikodinamik yang didasarkan pada keyakinan bahwa kunci
22
dari persuasi yang efektif terletak pada modifikasi struktur psikologis internal
individu. Melalui modifikasi inilah respons tertentu yang diharapkan muncul dalam
perilaku individu akan tercapai. Esensi dari model ini adalah fokusnya pada variabelvariabel yang berhubungan dengan inidividu sebagai penerima pesan, suatu
kelanjutan dari asumsi sebab-akibat, dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai
ukuran bagi perubahan perilaku.(2007.5.15).
2.2.5 Presenter
Presenter, atau yang disebut sebagai komunikator merupakan bagian yang
paling dominan dalam keseluruhan proses komunikasi untuk mencapai efektivitas.
Mereka yang meyusun dan melontarkan pesan atau pernyataan umum kepada
khalayak. Kedudukan dan fungsi presenter dalam upaya meciptakan efektivitas dalam
proses komunikasi adalah penting sekali, karena daripadanya terletak efektit tidaknya
pesan-pesan yang disampaikan. (2009)
Unsur komunikator harus pula disesuaikan dengan kebutuhan khalayak dan
termasuk dalam keseluruhan strategi komunikasi. Berbeda presenter, dengan
membawa pesan yang sama dalam suasana yang sama pula, dapat menimbulkan efek
yang berbeda. Tidak semua presenter mempunyai daya tarik yang sama. Khalayak
memiliki presenter kesayangan dan kepercayaan.
Unsur komunikator kadang lebih kuat pengaruhnya daripada pesan yang
disampaikan, dengan kata lain siapa yang menyampaikan pesan, jauh lebih penting
dan berpengatuh dari apa yang disampaikan. Khalayak sangat menghargai presenter
yang berkompeten, yang dikenal, yang dikagumi, dan yang cukup disegani oleh
masyarakat.
23
Presenter yang mampu menciptakan efektivitas, harus memenuhi syarat tertentu
terutama kepercayaan. Artinya khalayak menilainya sebagai pihak yang terpercaya.
Kepercayaan itu tergantung pada (2009:218):
1. Kemampuan dan keahlian mengenai pesan yang disampaikan.
2. Kemampuan dan keterampilan menyajikan pesan dalam arti memilih tema,
metode dan media, sesuai dengan situasi.
3. Memiliki kepribadian dan budi pekerti yang baik dan disegani oleh masyarakat.
4. Memiliki keakraban atau hubungan baik dengan khalayak.
2.2.6 Minat
Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan
kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau
sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh
kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut
sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa
minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan
respon-respon emosional.
Minat, menurut Chauhan (1978) pada orang dewasa menentukan aturan
penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting
untuk mengerti individu dan menuntun aktivitas dimasa yang akan datang.
Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara
keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html
2.2.7
Penonton
24
Marshall Mc Luhan menjabarkan bahwa penonton adalah sentral komunikasi
massa yang secara massal dibombardir oleh media. Media menyampaikan informasi
yang ditujukan langsung pada masing-masing individu. (2007:40)
Download