mass media effect - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

advertisement
MASS MEDIA EFFECT
Oleh :
Nina Hikmawanti
Mutiara Isya
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia
Universitas Mercu Buana
Yogyakarta
2016
1. PENGERTIAN EFEK MEDIA
Komunikasi Massa sering juga disebut sebagai komunikasi media massa (Mass media
Communication), ataupun communication with media (berkomunikasi melalui media). Media
tersebut bisa berupa media cetak (koran, majalah, tabloid), media elektronik (televisi, radio),
ataupun media siber (media online, internet). Pengertian efek media massa, sama halnya
dengan pengertian efek komunikasi massa. Efek sendiri biasa diartikan Perubahan perilaku
manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah
berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa (Donal K.Robert). Efek media adalah
perubahan perilaku manusia setelah mengenal media, dapat juga diartikan sebagai dampat
yang terjadi atas kehadiaran media. Menurut Keith R. Stamm & John E. Bowes (1990), efek
media dalam mempengaruhi manusia, dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Efek Primer, yaitu efek yang ditimbulkan karena adanya terpaan, perhatian dan
pemahaman. Jika manusia tidak bisa lepas dari media massa, maka efek yang
ditimbulkan sungguh-sungguh terjadi. Semakin memahami apa yang disampaikan
oleh media, maka semakin kuat pula efek primer yang terjadi. Contoh terjadinya efek
primer adalah, saat media menayangkan atau menulis berita mengenai maraknya
polisi ditembak oleh orang tidak bertanggung jawab. Maka di saat yang sama,
masyarakat tertarik menyimak berita itu dengan saksama.
2. Efek Sekunder, yaitu efek yang ditimbulkan karena adanya perubahan tingkat kognitif
(perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan prilaku (menerima dan memilih).
Yang termasuk dari efek sekunder adalah prilaku penerima yang ada dibawah kontrol
langsung si pemberi pesan. Efek sekunder diyakini lebih menggambarkan realitas
yang sungguh-sungguh terjadi di masyarakat. Salah satu bentuk efek sekunder adalah
efek dari teori penggunaan dan kepuasan, atau uses and gratifications, yang
memfokuskan perhatian pada audience atau masyarakat sebagai konsumen media
massa, dan bukan pada pesan yang disampaikan. Dalam perspektif teori tersebut,
audience dipandang sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, meski
tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Contoh terjadinya efek sekunder
beberapa orang sedang menikmati acara sinetron, sebagia menanggapi sebagai alat
untuk melakukan hubungan sosial (kegunaan sosia), sebagian lagi mengganggap
hanya
sebagi
huburan.
2. PERKEMBANGAN TEORI EFEK
1. Efek Tak Terbatas / Unlimeted Effect (1930 – 1950)
Terjadi pada masa perang dunia pertama dan kedua. Pada zaman tersebut para
peneliti percaya pada teori Hipodermic Needle atau yang mirip dengan itu,
teori Magic Bullet. Dalam teori Magic Bullet, media seperti sebuah pistol yang
menembakkan
pesan
kepada
khalayak
(audience).
Sedangkan
teori
Hipodermik Needle menggunakan analogi yang berbeda yaitu dengan
mengumpamakan media seperti jarum yang menyuntikkan pesan kepada
khalayak. Kedua metafora ini menyatakan bahwa penyebab individu-individu
berpikir dan berperilaku adalah merujuk pada pesan yang mereka terima. Jadi,
teori-teori ini berpendapat bahwa media begitu kuat sehingga mereka dapat
langsung mempengaruhi khalayak sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh
pendesain pesan. Pendeknya, para peneliti di era awal perkembangan ilmu
komunikasi ini berasumsi bahwa media memiliki kekuatan untuk memberitahu
orang tentang apa yang harus dipikir dan bagaimana harus berperilaku.
Kelemahan dari efek ini yaitu semua khalayak dianggap sama, baik dalam
berpikir maupun berperilaku. Perbedaan usia, ras, etnis, jenis kelamin, atau
status sosial dan ekonomi tidak mempengaruhi cara orang mengintepretasikan
informasi
yang
diterima
dari
media.
Para
peneliti
tersebut
tidak
memperhitungkan fakta bahwa orang mungkin bereaksi berbeda pada pesan
yang sama. Khalayak dianggap pasif dan dapat dimanipulasi (Baldwin, Perry
& Moffitt, 2004, hlm.194-195). Oleh karena itu, Raymond Bauer kemudian
menyangkalnya dan engatakan bahwa khalayak media sebenarnya “keras
kepala”. Bauer juga mengatakan banyak variabel yang dapat membentuk efek
dalam bermacam-macam cara
Dapat disimpulkan, bahwa efek media pada periode tersebut sangatlah
sederhana, karena hanya melihat dampak dari pesan yang disampaikan
komunikator kepada komunikan. Dimana media memberikan stimulus, maka
komunikan
menanggapinya
dengan
menunjukkan
respons,
sehingga
dinamakan teori stimulus respons. Meski dinilai memberikan efek yang
sederhana, ada kalanya, pesan yang diterima komunikan tidaklah sama.
Akibatnya, respons yang diberikan pun ditunjukkan berbeda, antara
komunikan yang satu dan komunikan lainnya. Untuk itu, pesan yang
disampaikan harus dilakukan secara berulang-ulang, agar dimengerti oleh
komunikan. Selain itu, pesan yang disampaikan haruslah ditujukan pada
komunikan yang dijadikan target sasaran informasi.
2. Efek Terbatas / Limited Effect (1950 – 1970)
Efek terbatas diperkenalkan oleh Joseph Klaper, Media massa mempunyai
efek terbatas berdasarkan penelitiannya pada kasus kampanye publik,
kampanye politik, dan percobaan pada desain pesan yang bersifat persuasif.
Klaper menyimpulkan komunikasi massa bukanlah penyebab yang cukup kuat
untuk menimbulkan efek bagi masyarakat, tetapi pengaruh komunikasi massa
terjadi melalui berbagai faktor dan pengaruh perantara. Pemikiran Klapper
tersebut dikenal dengan nama Phenomenistic Theory, atau lebih dikenal
dengan nama Teori Penguatan, karena menekankan pada kekuatan media yang
terbatas. Menurut Klapper, faktor psikologis dan sosial turut berpengaruh
dalam proses penerimaan pesan dari media massa, yaitu karena adanya proses
seleksi, proses kelompok, norma kelompok dan keberadaan pemimpin opini.
Penyebab terjadinya efek terbatas :
a) Rendahnya Terpaan Media Massa Pihak TV menganggap berita yang
disiarkan di TV akan ditonton orang banyak dan efek yang ditimbulkan
akan besar dan nyata, padahal banyak penonton TV yang tidak serius
memperhatikan siaran berita.
b) Perlawanan
Berasal dari individu sebagai audience komunikasi massa
Contoh: kompetisi Reagen VS Carter
 oleh pendukung Carter
Reagen dikatakan terlalu tua untuk menjadi presiden , sedangkan
pendukung Reagen mengatakan Carter itu tamak. Jadi ada perang katakata antara kedua pendukung.
3. Efek Moderat / Not-So Limited Effect (1970 - 1980)
Efek moderat Dapat diasumsikan bahwa pengaruh media massa tidak berada
pada posisi yang TAK TERBATAS – TERBATAS, melainkan akan sangat
tergantung pada individu yang diterpa pesan media massa
Banyak variabel yang ikut berpengaruh terhadap proses penerimaan pesan:
tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kebutuhan, sistem nilai yang dianutnya,
dll.
Teori yang tepat untuk menggambarkannya adalah Teori Kebudayaan atau
Cultural Theories. Menurut Stanley Baran dan Dennies Davis (1995)
[12]
,
bahwa pengalaman terhadap kenyataan, merupakan suatu konstruksi sosial
yang berlangsung terus-menerus, jadi bukan sesuatu yang hanya dikirimkan
begitu saja ke publik. Masyarakat tidak hanya bersikap pasif, namun ikut aktif
mengolah informasi tersebut, membentuknya dan hanya menyimpan informasi
yang memang memenuhi kebutuhannya secara kultural.
3. FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI EFEK
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi efek yatu :
a) Faktor Individu,
Faktor individu bersumber dari :
-
Selective Attention, Perception, Retention
Selective attention : individu yang cenderung memperhatikan maupun
menerima pesan yang dibawa media massa yang sesuai dengan
pendapat dan minatnya
Selective perception : individu secara sadar akan menerima media
yang bisa mendorong kecenderungan bisa berupa pendapat sikap atau
keyakinan.
Selective retention : kecenderungan seseorang untuk mengingat pesan
yang sesuai dengan pendapat dan kebutuhan dirinya.
-
Motivation and Learning
Acara sinetron tidak akan menarik bagi penonton yang termotivasi
untuk mencari berita politik.
-
Beliefs, opinions, values, needs
Seseorang yang percaya bahwa hanya dengan memanfaatkan media
massa masyarakat akan menjadi cerdas dan akan mendudukkan media
massa sebagai satu-satunya faktor yang ikut memengaruhi sikap dan
perilaku seseorang.
-
Persuability
Seseorang menerima atau terpengaruh pesan-pesan media massa
sangat tergantung pada pengaruh yang dilakukan orang lain.
-
Personality and adjustment
Misalnya pribadi yang sabar akan sulit terpengaruh pesan disebuah
acara TV yang menasehati harus bersikap sabar. Orang yang
menyayangi anak-anak akan senang dengan acara TV untuk anakanak.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial bersumber dari :
-
Umur dan jenis kelamin
-
Pendidikan dan latihan
-
Pekerjaan dan pendapatan
-
Agama
-
Tempat tinggal
Download