9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan. Komunikator adalah pihak pengirim atau pemberi pesan yang dapat
juga disebut sender, sementara komunikan adalah pihak yang menerima pesan
atau dapat disebut juga dengan receiver.
Menurut Harold Lasswell (dalam Mulyana, 2011:69), cara yang tepat
untuk menggambarkan sebuah komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut ini : “Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect?” Atau “Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan Pengaruh Bagaimana?”
Berdasarkan definisi tersebut, Lasswell (dalam Mulyana, 2011:69-71)
mengungkapkan lima unsur komunikasi, yaitu :
a. Sumber (source)
Sumber atau source adalah pihak yang mengirimkan pesan. Sumber
tidak hanya berupa individu, tapi bisa berupa kelompok, organisasi,
perusahaan, atau juga berupa suatu negara.
b. Pesan
Pesan adalah apa yang dikirimkan sumber untuk penerima. Pesan
dapat berupa simbol verbal maupun nonverbal. Pesan verbal
contohnya adalah tulisan atau omongan, sedangkan pesan nonverbal
9
10
dilakukan melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh; contohnya
kedipan, lambaian tangan, dan anggukan kepala. Selain itu, pesan
dapat juga disampaikan lewat musik, lukisan, tarian, patung dan
sebagainya.
c. Saluran atau media
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
d. Penerima (receiver)
Penerima atau receiver dapat juga disebut penyandi-balik (decoder),
tujuan (destination), khalayak (audience), pendengar (listener),
komunikate (communicate), atau penafsir (interpreter), artinya pihak
yang menerima pesan.
e. Efek
Efek adalah hal yang terjadi kepada pihak penerima setelah menerima
pesan.
Definisi komunikasi Harold Lasswell tadi dapat digambarkan sebagai berikut
:
KOMUNIKATOR
PESAN
MEDIA
KOMUNIKAN
EFEK
Bagan 1. Arus Komunikasi Menurut Harold Lasswell
11
2.2 Komunikasi Massa
Kommunikasi massa (mass communication) di sini adalah komunikasi
yang menggunakan media massa modern dalam proses penyampaian pesannya.
Media massa tersebut dapat berupa surat kabar, radio, televisi, atau film
(Effendy, 2003:79). Sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika
memiliki hal-hal sebagai berikut (Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble
dalam Nurudin, 2013:8) :
1. Pengirim pesan atau komunikator memakai peralatan modern dalam
menyebarkan pesannya kepada khalayak yang tersebar di berbagai
tempat.
2. Dalam menyebarkan pesan, komunikator berusaha membuat khalayak
yang tidak saling kenal satu sama lain untuk mengerti pesan yang
disampaikannya.
3. Pesan yang disampaikan oleh komunikator bisa didapat dan diterima
oleh banyak orang, dan tidak ditujukan kepada beberapa pihak
tertentu saja. Karena itu, pesan dalam komunikasi massa disebut
sebagai pesan milik publik atau umum.
4. Komunikator bukan berupa individu melainkan berbentuk organisasi
formal
seperti
ikatan,
jaringan,
atau
perkumpulan.
Artinya,
komunikator dalam komunikasi massa adalah lembaga. Lembaga
sebagai komunikator biasanya berorientasi pada keuntungan.
5. Komunikasi massa memiliki gatekeeper sebagai pengontrol isi pesan
sebelum disiarkan oleh media massa. Gatekeeper adalah beberapa
12
individu dalam lembaga tersebut yang bertugas untuk membatasi atau
memperluas pesan yang akan disampaikan agar lebih mudah
dimengerti oleh khalayak.
6. Umpan balik atau feedback dalam komunikasi massa sifatnya
tertunda. Khalayak tidak bisa langsung memberikan tanggapan
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Jika disimpulkan, komunikasi massa adalah mengkomunikasikan pesan
dari lembaga yang bertindak sebagai komunikator secara serentak kepada
sejumlah besar orang yang tersebar di berbagai tempat dan tidak saling mengenal
dengan menggunakan media massa.
2.2.1 Elemen Komunikasi Massa
Komunikasi
massa
memiliki
elemen
yang
membentuk
keberadaannya. Elemen-elemen tersebut adalah (Nurudin, 2013:96-136) :
1. Komunikator
Berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain, komunikator dalam
komunikasi massa berbentuk lembaga yang di dalamnya terdapat
jaringan, stasiun lokal atau kantor berita, direktur, dan staff teknis
yang berhubungan dengan sebuah media, baik itu koran, televisi, atau
radio. Jadi, komunikator media massa adalah gabungan berbagai
individu yang bekerja dalam sebuah lembaga media massa yang
bekerjasama untuk membentuk sebuah pesan yang nantinya akan
13
disebarkan. Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari
keuntungan.
2. Isi
Berita atau informasi adalah hal pokok yang harus dimiliki media
massa. Berita dan informasi dari seluruh dunia dikumpulkan dan
disebarkan setiap hari oleh media massa kepada audience-nya.
3. Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa adalah khalayak
yang tersebar luas di seluruh tempat dan tidak saling kenal satu sama
lain.
4. Umpan balik
Dalam komunikasi, terdapat dua jenis umpan balik (feedback), yaitu
umpan balik langsung atau immediated feedback dan umpan balik
tidak langsung atau delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi
bila komunikan dapat merespon atau menanggapi pesan dari
komunikator secara langsung. Umpan balik secara tidak langsung,
misalnya adalah surat pembaca di kolom koran dan majalah, atau sesi
interaktif dalam acara radio dan televisi. Umpan balik adalah adalah
respon dari komunikan berdasarkan hasil decoding mereka terhadap
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
14
5. Gangguan
a. Gangguan Saluran
Dalam komunikasi massa, terdapat berbagai jenis gangguan. Di
dalam media, gangguan dapat berupa kesalahan cetak, kata-kata
yang hilang, atau paragraf yang hilang dari koran. Ganggaun
saluran juga termasuk ketidakje;asan gambar di televisi, gangguan
pada gelombang radio, baterai atau listrik untuk menyalakan
media habis, atau langganan koran yang terlambat atau bahkan
tidak datang.
b. Gangguan semantik
Gangguan semantik adalah jenis gangguan yang behubungan
dengan bahasa. Gangguan semantik biasanya lebih rumit dan lebih
sering muncul. Dapat dikatakan, gangguan semantik adalah
gangguan di dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh
komunikator
atau
komunikan.
Gangguan
semantik
yang
diakibatkan oleh komunikator misalnya penggunaan bahasa yang
tidak tepat dalam pesan, dan gangguan semantik oleh komunikan
contohnya pemahaman yang salah oleh komunikan terhadap katakata komunikator.
6. Gatekeeper
Gatekeeper
adalah
orang-orang
yang
bertugas
memengaruhi
informasi yang akan disebarkan. Semua lembaga media massa
memiliki gatekeeper. Tugas mereka adalah menghapus, memodifikasi
15
atau bahkan menambah pesan. Mereka juga dapat memberhentikan
sebuah informasi dan tidak membukakan “pintu gerbang” (gate) bagi
keluarnya informasi tersebut.
7. Pengatur
Pengatur dalam media massa adalah orang-orang yang secara tidak
langsung ikut memengaruhi proses mengalirnya pesan di dalam media
massa. Pengatur ini berasal dari luar media dan bukan dari dalam
media. Meskipun berasal dari luar media massa, kelompok pengatur
dapat ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut
contohnya pengadilan, pemerintah, organisasi professional, kelompok
oposisi, konsumen, narasumber, dan juga pihak pengiklan.
8. Filter
Filter adalah kerangka pikir audience, yaitu lewat mana audience
menerima pesan. Filter seperti sebuah bingkai kacamata agar audience
dapat melihat dunia. Hal ini berarti pemahaman akan dunia nyata
sangat tergantung kepada bingkai tersebut. Contoh-contoh filter antara
lain fisik, budaya, psikologis dan yang berkaitan dengan informasi.
Kesemuanya itu memengaruhi komunikan dalam menangkap makna
atas sebuah pesan.
2.2.2 Hambatan Komunikasi Massa
Dalam komunikasi seringkali ada hambatan dalam menyampaikan pesan
sehingga pesan yang sampai ke komunikan tidak tepat sesuai dengan
16
yang dimaksudkan oleh komunikator. Berikut ini adalah beberapa bentuk
gangguan dalam berkomunikasi (Effendy, 2003:45-50) :
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap komunikasi, yaitu :
a. Gangguan Mekanik (mechanical, channel noise)
Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan oleh
kerusakan saluran atau media komunikasi yang digunakan atau
kegaduhan fisik.
b. Gangguan semantik (semantic noise)
Gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan
kata-kata, di mana pesan yang dikirimkan pengertiannya
menjadi rusak atau bisa pula ambigu sehingga tidak bisa
ditangkap dengan tepat oleh penerima pesan.
2. Kepentingan
Interest atau kepentingan penerima terhadap pesan akan membuatnya
selektif dalam memahami suatu pesan. Orang biasanya hanya akan
memperhatikan pesan yang dia minati atau yang sesuai dengan
kepentingannya saja.
3. Motivasi terpendam
Semakin sesuai sebuah komunikasi dengan motivasi pengirim
maupun penerima, maka akan semakin besar pula kemungkinan
pesan dalam komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh
pihak penerima.
17
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka adalah merupakan salah satu hambatan
dalam komunikasi di mana komunikan memiliki kecurigaan terhadap
komunikator sehingga menolak untuk mendengar pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa
Nurudin (2013:19-32) menyatakan bahwa ada tujuh karakteristik
komunikasi massa, yaitu :
1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa berupakan kumbulan banyak
orang yang bekerjasama dalam sebuah lembaga. Orang–orang dalam
lembaga ini mampu memproduksi pesan dan menyebarkannya secara
serentak ke khalayak luas.
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Artinya, khalayak selaku komunikan berasal dari latar belakang
pendidikan, jenis kelamin, umur, status sosial ekonomi, jabatan,
agama, dan kepercayaan yang beragam dan mereka tersebar di
berbagai tempat.
3. Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa ditujukan kepada khalayak
plural dan tidak kepada pihak tertentu saja, sehingga isi pesannya pun
18
tidak bersifat khusus. Karena itu, isi pesan dalam komunikasi massa
umumnya dapat dimengerti oleh orang banyak.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah
Komunikasi dalam media massa hanya berjalan dari komunikator
yang menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikan tidak bisa
langsung merespon pesan dari komunikator.
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Pesan dalam komunikasi massa disebarkan kepada khalayak dalam
waktu yang hampir bersamaan atau serempak.
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Dalam
menyampaikan
pesan,
lembaga
sebagai
komunikator
menggunakan peralatan teknis untuk menyebarkan pesan dengan
cepat dan serentak terhadap khayalak yang tersebar.
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper adalah sekelompok orang dalam lembaga yang bertugas
untuk menginterpretasikan, menganalisis, menambah atau mengurangi
dan menyusun pesan dengan baik sebelum disebarkan agar lebih
mudah dipahami khalayak.
2.2.4 Fungsi Komunikasi Massa
Segala sesuatunya tentu memiliki fungsi menurut tujuan
keberadaannya,
begitu
pula
dengan
komunikasi
massa.
Fungsi
19
komunikasi massa adalah (Dominick, dalam Ardianto, Komala, dan
Karlinah. 2007:14-17) :
a. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan dalam komunikasi massa dibagi menjadi dua,
yang pertama yaitu warning or beware surveillance (pengawasan
peringatan), yaitu memperingatkan akan terjadinya ancaman bagi
masyarakat.
Yang
kedua
adalah
instrumental
surveillance
(pengawasan instrumental), yaitu penyampaian informasi yang dapat
membantu audience dalam menjalani kehidupannya sehari-hari,
contohnya berita mengenai situasi lalu lintas, acara berisi tips-tips
praktis, dan acara memasak.
b. Interpretation (Penafsiran)
Fungsi
penafsiran
sebenarnya
hampir
mirip
dengan
fungsi
pengawasan, Dalam fungsi penafsiran, selain memberikan data dan
fakta, media massa juga memberikan penafsiran atas kejadiankejadian yang dianggap penting. Contoh penafsiran ini adalah tajuk
rencana surat kabar.
c. Linkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan individu-individu yang beragam yang
tersebar dalam masyarakat sehingga membentuk linkage (pertalian)
yang didasarkan atas kepentingan dan minat yang sama akan sesuatu.
20
d. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini tidak kentara dan disebut juga fungsi socialization
(sosialisasi). Sosialisasi di sini merujuk kepada media massa yang
menyebarkan cara dan pola hidup, perilaku dan nilai, serta bagaimana
individu mengadopsi semua hal tersebut dalam kehidupannya.
e. Entertainment (Hiburan)
Semua media massa menjalankan fungsi hiburan, baik media cetak,
media cetak, dan media elektronik. Namun televisi yang adalah media
elektronik dianggap sebagai media massa yang paling mengutamakan
sajian hiburan.
2.3 Media Massa
Alat untuk menyebarkan pesan dari komunikator kepada komunikan
dalam komunikasi massa disebut media massa. Media massa dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak
mencakup adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektornik
mencakup radio, film, televisi, dan internet. (Ardianto, Komala, dan Karlinah.
2007:103).
Dari semua media massa yang ada, televisi paling berpengaruh bagi hidup
manusia dan dinilai paling cepat berkembang, sehingga memunculkan juga
televisi kabel yang menggunakan satelit. Televisi satelit ini menjangkau pelosok
negeri dan diterima langsung oleh layar televisi di setiap rumah yang menyetujui
untuk berlangganan televisi kabel. Gambar diterima dengan menggunakan wire
21
atau microwave (wireless cables). Perkembangan televisi menjadi semakin marak
dengan dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS) (Ardianto, Komala,
dan Karlinah. 2007:134).
2.4 Televisi
2.4.1 Karakteristik Televisi
Dampak yang dihasilkan media massa televisi dinilai lebih besar
dari media lain karena jumlah peminatnya lebih banyak. Hal ini
dikarenakan karakteristik televisi yang berbeda dari media massa lain.
Berikut adalah karakteristik televisi seperti dituliskan oleh
Ardianto, Komala, dan Karlinah (2007:137-140) :
a. Audiovisual
Kelebihan televisi yaitu dapat didengar sekaligus dilihat
(audiovisual), berbeda dengan radio di mana khalayak hanya
dapat mendengar kata-kata dan suara serta media cetak yang
hanya menampilkan tulisan bagi masyarakat.
b. Berpikir dalam gambar
Dalam televisi, pengarah acara adalah pihak yang bertanggung
jawab atas kelancaran acara di dalamnya. Pengarah acara
harus mampu berpikir dalam gambar (think in picture). Proses
berpikir dalam gambar ini dilakukan dalam dua tahapan.
Tahap pertama adalah visualisasi (visualization), yaitu
menginterpretasikan kata-kata yang berisi gagasan menjadi
22
adegan-adegan
bergerak.
Tahap
yang
kedua
adalah
penggambaran (picturization), yaitu proses merangkai adeganadegan hasil interpretasi tadi menjadi sebuah kesinambungan
yang memiliki makna tertentu.
c. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi lebih rumit daripada pengoperasian
radio, dan dikerjakan oleh lebih banyak orang. Minimal
dibutuhkan sepuluh orang untuk memproduksi acara berita
yang dibawakan oleh dua orang. Kesepuluh orang tersebut
terdiri dari seorang pengarah acara, seorang produser, seorang
pengarah teknik, seorang switcher, seorang floor director, dua
atau tiga orang camera person, juru video, seorang juru rias,
seorang audioman, dan lainnya.
Karakteristik audiovisual yang dimiliki televisi membuat audience
harus menggunakan sekurangnya dua indera untuk menyimak pesan yang
disiarkan, yaitu indera pendengaran dan indera pengelihatan. Hal ini
membuat audience harus lebih fokus dalam menyimak agar tidak
tertinggal informasi dibanding mengikuti informasi dari media massa
jenis lain, misalnya radio, Saat mendengarkan radio, audience hanya
membutuhkan telinga dan dalam mendengarkan siaran radio biasanya
audience juga mengejakan kegiatan lain.
23
Kekuatan audiovisual ini juga yang menjadikan daya tarik televisi lebih
tinggi dibanding media massa jenis lain. Hal ini diperkuat oleh J.B Wahyudi (dalam
Morissan, 2005:5) :
Jenis Media
Cetak
Audio
Audiovisual
Sifat
dapat dibaca, di mana, dan kapan saja
dapat diobaca berulang-ulang
daya rangsang rendah
pengolahan bisa mekanik, bisa elektris
biaya relatif rendah
daya jangkau terbatas
dapat didengar bila siaran
dapat didengar kembali bila diputar kembali
daya rangsang rendah
elektris
relatif murah
daya jangkau besar
dapat didengar dan dilihat bila ada siaran
dapat dilihat dan didengar lagi, bila diputar
lagi
daya rangsang sangat tinggi
elektris
relatif murah
daya jangkau besar
Tabel 1. Sifat Fisik Masing Masing Jenis Media Menurut J.B Wahyudi
2.4.2 Program Televisi
Menurut Jahja dan Irvan (2006:47-48), program televisi dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Kategori drama. Yang termasuk dalam kategori ini adalah film dan
sinetron.
24
2. Kategori non-drama, dengan acara-acara yang masuk di dalamnya
meliputi variety show, kuis, musik, dan acara-acara hiburan lain di
luar film dan sinetron.
3. Kategori informasi. Acara-acara dalam kategori informasi dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Public
Service
Announcement
(PSA),
contohnya
film
dokumenter, berita, siaran olahraga, dan acara-acara yang adalah
informasi umum
b. Infotainment
c. Pendidikan masyarakat yang mencakup acara-acara bernuansa
pendidikan atau pencerahan masyarakat.
Dalam menyiarkan programnya, televisi harus dapat menjamin
bahwa program-program yang ditayangkannya memiliki sifat-sifat berikut
(Suwardi, 2006:19) :
a. Antisipatif
Informasi yang disiarkan oleh televisi harus sesuai dengan kenyataan
dan program siaran harus dapat menghibur.
b. Interpretatif
Informasi dan hiburan yang disajikan berisi penjelasan mengenai latar
belakang, masa depan, dan terapannya dalam masyarakat.
25
c. Edukatif
Segala bentuk acara yang disiarkan oleh televisi harus mendidik dan
mencerahkan audience-nya. Acara-acara tersebut juga tidak boleh
berisi indoktrinasi.
d. Relevan
Program siaran televisi harus disesuaikan dengan keinginan dan
kebutuhan pemirsa.
e. Konstruktif
Program-program dalam televisi dapat membentuk opini audience
yang positif dan secara bertanggung jawab.
2.5 Program Berita Televisi
Program berita televisi atau news termasuk dalam kategori program
informatif. Program berita sendiri pun dapat dibagi ke dalam banyak jenis.
Berikut adalah jenis berita menurut Morissan (2005:35-38) :
a. Keadaan darurat
b. Pengadilan
c. Pemerintahan
d. Ekonomi
e. Pendidikan
f. Trend dan musim
g. Perayaan
h. Cuaca
26
i. Kesehatan
j. Lingkungan
k. Olahraga
l. Berita ringan
2.5.1 Sumber Berita Televisi
Morissan (2005:21) mengatakan bahwa “Stasiun TV tidak dapat
hanya menunggu berita yang datang. Stasiun TV harus mengejar berita.”
Sumber berita-berita televisi menurut Morisssan (2005:22-27) adalah :
a. Reporter
Reporter adalah orang yang bertugas untuk mencari dan meliput
berita.
Reporter
biasanya
ditemani
oelh
kameramen
dalam
menjalankan tugasnya. Sebuah stasiun televisi dapat menugaskan
reporter dan kameramen lebih dari satu, ke berbagai tempat di mana
terdapat kejadian yang bisa dijadikan berita. Kebutuhan akan reporter
dan kameramen yang semakin tinggi dan menginginkan mereka
tersebar di berbagai tempat agar lebih cepat mendapat berita membuat
stasiun televisi menerima reporter dan kameramen freelance. Selain
itu, stasiun televisi juga menerima rekaman berita amatir dari orangorang yang kebetulan berada di lokasi saat sebuah kejadian terjadi dan
dan merekamnya.
27
b. Pelayanan darurat
Reporter harus selalu bergerak cepat dan aktif dalam mencari berita
yang yang ada di masyarakat. Karena itu, reporter harus memiliki
jaringan dengan semua unit dan pelayanan darurat. Reporter harus
memiliki nomor kontak polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit,
pusat informasi cuaca, dan badan SAR (Search And Rescue).
Informasi yang didapat dari kontak-kontak ini nantinya dapat menjadi
sumber berita bagi stasiun televisi.
c. Kontak pribadi
Selain memiliki kontak dengan unit-unit penting dalam masyarakat,
reporter juga harus memiliki kontak pribadi dengan orang-orang
penting. Orang-orang penting yang dimaksud adalah mereka yang
bekerja di badan pemerintah dan nonpemerintah. Reporter harus
memiliki orang-orang yang dapat dipercaya, dan kontak-kontak
pribadi itu nantinya akan dapat menjadi narasumber yang mampu
memberikan informasi atau petunjuk awal dari sebuah isu.
d. Kontak publik
Kontak publik adalah kontak orang-orang penting atau figur kunci
yang dapat dimintai opininya mengenai sebuah berita. Kontak publik
memang hampir mirip dengan kontak pribadi. Orang-orang yang
menjadi kontak publik ini dapat berasal dari organisasi pemerintah,
nonpemerintah, tokoh-tokoh penting, pengamat, atau dari kalangan
perguruan tinggi. Mereka biasanya adalah orang-orang yang memiliki
28
kompetensi dalam bidangnya masing-masing dan dianggap memiliki
kapabilitas dalam menanggapi sebuah isu.
e. Kantor berita
Hampir semua stasiun televisi berlangganan kantor berita dan
menjadikannya sumber berita yang paling penting dan yang paling
utama bagi program-program berita yang disiarkannya.
f. Siaran pers
Siaran pers atau press release adalah informasi atau pernyataan resmi
yang berasal dari berbagai lembaga, baik organisasi pemerintah
maupun nonpemerintah, lokal maupun internasional, dan lain
sebagainya. Pernyataan resmi ini sengaja dikirimkan oleh lembagalembaga tersebut kepada stasiun televisi untuk disebarluaskan.
g. Jumpa pers
Jumpa pers bisa juga disebut konferensi pers. Bila dalam siaran pers
lembaga mengirimkan pesan kepada televisi, dalam jumpa pers
reporter
datang
kepada
lembaga
tersebut
untuk
mendengar
pernyataannya. Jumpa pers biasanya bertujuan untuk menyampaikan
pesan yang sifatnya menguntungkan lembaga yang menggelar jumpa
pers tersebut.
h. Pemirsa
Saat ini, televisi membuka layanan bagi pemirsanya yang ingin
menghubungi
untuk
memberikan
keterangan
mengenai
suatu
peristiwa. Tentu saja informasi tersebut harus diperiksa terlebih
29
dahulu. Bila informasi dari pemirsa tersebut benar adanya, stasiun
televisi akan mengirimkan reporter dan kameramennya untuk segera
berada di lokasi kejadian.
i. Saksi mata
Saksi mata adalah orang yang berada di lokasi pada saat sebuah
kejadian berlangsung. Saksi mata dapat menjadi sumber berita yang
baik karena dapat memberi keterangan mengenai kejadian tersebut
dengan cepat sehingga dapat menambah kredibilitas berita yang
dibuat.
j. Media lainnya
Selain sumber-sumber berita yang sudah disebutkan sebelumnya,
siaran televisi dan radio dari seluruh dunia juga dapat menjadi sumber
berita bagi stasiun televisi.
k. Beberapa catatan
Reporter memang menerima informasi dari sumber-sumber yang telah
dijelaskan di atas, namun ia tetap harus menyebutkan secara rinci
darimana sumber itu berasal karena informasi yang didapat bisa jadi
berbeda-beda antara satu sumber dengan sumber lainnya. Karena
itulah reporter harus mencatat setiap keterangan yang dia dapatkan
dan sumbernya.
30
2.6 Teori Khusus
2.6.1 Strategi Programming
Dalam penyiarannya, tentu saja setiap pembuat program televisi
berusaha agar acaranya ditonton sebanyak mungkin audience untuk
menaikkan rating dan share. Kedua hal tersebut dapat berpengaruh dalam
kelangsungan pembuatan acara, karena stasiun televisi cenderung tidak
mempertahankan program dengan rating dan share rendah. Selain itu,
rating dan share yang tinggi berpotensi menarik sponsor untuk beriklan
di stasiun televisi yang menyiarkan, yang berarti pemasukan bagi stasiun
televisi tersebut. Dalam usaha menaikkan rating dan share, para pembuat
program televisi kerap melakukan berbagai cara, salah satunya adalah
dengan strategi programming. Programming dapat merujuk kepada hasil
atau sebuah proses (Eastmant dan Ferguson, 2009:4). Lebih jauh, Estman
dan Ferguson (2009:4) mengatakan bahwa “The processes of selecting,
scheduling, promoting, and evaluating programs define the work of a
programmer.” Artinya, tugas seorang programmer adalah memilih,
menjadwalkan, mempromosikan dan mengevaluasi. Dari sini terlihat,
dalam strategi programming terdapat keempat tahapan tersebut. Eastman
dan Ferguson (2009:14) mengatakan programming dapat dilihat sebagai
“A matter of choosing materials and building a schedule. These two
processes–followed by promotion and evaluation–are the essence of what
a programmer does on a day-to-day basis.” Artinya, programming adalah
kegiatan memilih materi acara yang akan disiarkan di televisi dan
31
menentukan waktu siarnya. Kedua proses ini diikuti oleh promosi dan
evaluasi.
Yang terpenting dalam programming adalah mengetahui apa yang
diinginkan oleh audience. Dengan memahami audience, pembuat
program dapat mengetahui materi apa saja yang audience inginkan untuk
ada dalam acara, dan penjadwalan acara yang efektif juga memperhatikan
demografis audience selain dari memperhatikan program saingan dan
pasar. Dengan memahami audience juga, pembuat program dapat
membuat iklan yang sekiranya dapat menarik penonton untuk melihat
iklan tersebut dan akhirnya mempengaruhi keputusan pemilihan program
tontonan mereka.
2.6.2 Model Programming
Seperti
yang
telah
diungkapkan
sebelumnya,
tugas-tugas
programming terdiri dari empat bagian besar, yaitu :
a. Selection
Proses selection atau pemilihan dalam sebuah program dipengaruhi
oleh beberapa unsur, yaitu :
-
Audience habits, yaitu kebiasaan penonton. Dalam membuat
sebuah program, pembuat program harus mengetahui apa yang
ingin dilihat penonton, hal apa yang dapat menarik mereka untuk
menonton, kegiatan rutin yang umumnya dilakukan penonton
32
pada jam-jam tertentu untuk menentukan jenis acara yang akan
disiarkan.
-
Cost, yaitu harga pembuatan program.
-
Compatibility, yaitu memilih konten-konten yang sesuai untuk
dimasukkan ke dalam acara.
-
Talent availability, yaitu ketersediaan pengisi acara untuk
membawakan acara.
-
Differentiation, yaitu apa yang membedakan acara tersebut dari
acara lain yang sejenis atau dari acara lain secara keseluruhan.
-
Trendiness, yaitu seberapa populer acara tersebut nantinya.
-
Novelty, yaitu unsur kebaruan dalam acara, apakah jenis acaranya
sudah umum atau belum.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pemilihan ini tidak hanya berlaku
untuk program televisi terestrial, tapi juga untuk program televisi
kabel, di mana para penontonnya adalah mereka yang tidak dapat
terpuaskan oleh program-program berita televisi terestrial. Karena itu,
para pembuat program di televisi kabel juga harus memikirkan acara
seperti apa yang akan dibuat agar penonton mau berlangganan saluran
televisi mereka. Faktor-faktor tambahan yang mempengaruhi proses
selection program untuk televisi kabel adalah mempertimbangkan hal
yang
dapat
membedakan
programnya
dari
channel-channel
saingannya, rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk semua jenis
program, dan kemampuan untuk memperluas wilayah siar channel-
33
nya sehingga dapat menjangkau lebuh banyak lagi penonton (Eastman
dan Ferguson (2009:24).
b. Scheduling
Dalam scheduling, hal yang harus diperhatikan adalah (Eastman dan
Ferguson 2009:25) :
-
Hammocking, adalah menempatkan program di antara dua
program yang sudah lebih terkenal agar dapat dilihat penonton.
-
Blocking, adalah jam penempatan program.
-
Compatibility, adalah kesesuaian materi program dengan jam
tayangnya.
-
Ranking, tingkat popularitas acara yang ditampilkan, bila acara
tersebut semakin populer, kemungkinan akan ada pergantian
jadwal tayang ke jam prime-time atau waktu lain di mana
penonton banyak menonton televisi.
-
Inherited viewing, seberapa banyak penonton yang menonton
suatu program karena melanjutkan menonton siaran di channel
yang sama (contoh : penonton program A yang melanjutkan
menonton program B)
-
Competition, saingan acara dari channel lain yang ditampilkan di
program yang sama.
c. Promotion
Dalam Eastman dan Ferguson (2009:26) disebutkan menyebutkan halhal yang harus diperhatikan dalam promosi :
34
-
Clutter, adalah sebarapa besar pengaruh iklan terhadap konsumen
setiap harinya.
-
Location, yaitu di mana saja atau di media apa saja iklan
ditempatkan. Dalam jurnal berjudul “Competing For Consumer
Memory In Television Advertising” oleh Jeong, Kim, Zhao dalam
jurnal ke 30 nomor 4 dari International Journal of Advertising
(2011:617-640) disebutkan bahwa tujuan dari beriklan di televisi
adalah untuk menarik minat penonton dan menghasilkan pemirsa
bagi program ke depannya.
-
Frequency, adalah seberapa sering iklan ditampilkan di mediamedia tersebut. Dalam jurnal berjudul “Nine out of 10 Food
Advertisements Shown During Saturday Morning Children’s
Television Programming Are for Foods High in Fat, Sodium, or
Added Sugars, or Low in Nutrients” dalam Journal Of The
Dietetic American Association volume 108 nomor 4 oleh Batada,
Seitz, Wootan, dan Story (2008:673-678) menyatakan bahwa iklan
makanan yang sering ditampilkan dapat mempengaruhi pilihan
makanan anak. Maka demikian juga dengan iklan program
lainnya, bila sering ditampilkan, kemungkinan akan dapat
mempengaruhi pilihan tontonan penonton.
-
Construction, adalah konstruksi dari iklan.
-
Distance, adalah jarak antara penyebaran iklan program dengan
waktu tayang program.
35
-
Familiarity, adalah keakraban penonton dengan program yang
dipromosikan. Aapakah penonton mengenal program tersebut atau
tidak.
Bila promosi makin baik, dan acara makin dikenal dan ditonton, maka
rating pun bisa naik. Seperti yang diungkapkan Eastman dan Ferguson
(2009:26), bahwa, “Program promotion is constantly manipulated in
the struggle to gain and hold ratings”
d. Evaluation
Evaluation atau evaluasi adalah tahap di mana pembuat program
menilai efektivitas dari ketiga tahap yang digunakan. Penilaian
dilakukan menggunakan tingginya rating acara atau langkah-langkah
lain, yang kemudian ditafsirkan oleh sang pembuat program.
Misalnya, bila rating acara tersebut rendah, adakah hal yang
membuatnya demikian, atau bila rating acara tersebut tinggi, apa yang
harus
dilakukan
untuk
mempertahankannya.
Evaluasi
dapat
menghasilkan revisi bila ada strategi yang dianggap tidak efektif.
Revisi tersebut bisa mengenai materi acara, penjadwalan ualng
program, atau modifikasi dalam cara promosi program (Eastman dan
Ferguson 2009:27)
36
2.7 Kerangka Berpikir
Dari pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan strategi
programming dapat mempengaruhi rating dan share sebuah acara. Dalam kasus
ini, peneliti mengangkat program “Dealing Room Direct” sebagai topik, dan dari
teori-teori tersebut, peneliti membuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Strategi :
-
Program
Selection
Scheduling
Promotion
Evaluation
Dealing Room Direct
di MNC Business
Bagan 2. Kerangka Pikir Penelitian
Download