Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 MANAJEMEN DIRIUNTUK MENGATASI FATIGUE PADA PASIEN HEMODIALISIS: KAJIAN LITERATUR SISTEMATIS Novi Malisa1, Kusman Ibrahim, PhD2 Mahasiswa Pascasarjana Keperawatan Medikal Bedah, Universitas Padjadjaran Bandung. [email protected] 2 Dekan Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran Bandung. [email protected] 1 Abstrak Fatigue merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pasien Gagal Ginjal Terminal yang menjalani terapi hemodialisis yaitu sebanyak 60-97% dari total pasien yang menjalani hemodialisis, menyebabkan konsentrasi menurun, malaise, gangguan tidur, gangguan emosional, dan penurunan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari harinya yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien hemodialisis.Kajian literatur diperlukan untuk mengetahui intervensi berbasis fakta untuk mengatasi fatigue. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui strategi intervensi manajemen diri pasien hemodialisis dalam mengelola fatigue. Metode yang digunakan dalam membuat artikel ini adalah cirtical review. Proquest(tahun 2005-2015)dan Google Scoolar(tahun 2005-2015) merupakan database yang digunakan dalam review ini.Key word yang digunakan adalah fatigue, nursing intervention, end stage renal deseases, chronic kidney deseases, hemodialysis, self management, intervensi keperawatan, penyakit ginjal, gagal ginjal kronis, hemodialisis dan manajemen diri.Didapatkan 6 artikel penelitian yang sesuai dengan tujuan dan kriteria review. Ada3strategi untuk mengatasi fatigue, yaitu latihan fisik, penggunaan sinar infra merah dan relaksasi: yoga. Penerapan intervensi ini terbukti menurunkan fatigue. Dari 6 penelitian,pelaksanaan intervensi yang memungkinkan sebagai self management pasien adalah intervensi latihan fisik saja. Akan tetapi pelaksanaan latihan fisik ini perlu pendampingan dari ahli untuk memantau tanda-tanda vital dan kondisi pasien secara keseluruhan setelah latihan fisik, oleh karena itu disarankan perlunya penelitian mengenai empowering interventionyang benar benar melibatkan pasien secara langsung dan pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara mandiri oleh pasien sehingga pasien dapat mengelola kondisi yang dialaminya setiap saat sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan pasien yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup pasien. Kata kunci : ESRD, fatigue,hemodialisis danmanajemen diri dari Chronic Renal Failure (CRF) yang 1. PENDAHULUAN menyebabkan Prevalensi penyakit End Stage Renal Disease (ESRD)menempati urutan pertama diagnosa penyakit utama pasien yang menjalani hemodialisis (HD) yaitu sebanyak 11.456 pasien (82%) dari keseluruhan pasien gagal ginjal yang menjalani terapi HD dan Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi urutan pertama dengan penambahan pasien baru yang menjalani HD selama tahun 2013 yaitu sebanyak 4.846 orang (30,03%) (Pernefri, 2013).End Stage Renal Disease (ESRD) berbagai keluhan bagi pasien seperti fatigue (O’Sullivan & McCarthy, 2007), depresi dan penurunan kemampuan fungsi fisik sehingga berdampak pada buruknya kualitas hidup pasien (Morsch, Goncalves &Barros, 2006). Beberapa ditetapkan untuk intervensi mengatasi telah berbagai keluhan tersebut diantaranya terapi HD, pembatasan cairan, pengaturan diet, pemberian pengobatan untuk mengurangi gejala dan tindakan preventif untuk mencegah penyakit semakin bertambah atau biasa dikenal dengan Gagal Ginjal Terminal (GGT) merupakan stadium akhir 101 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 parah (Thomas-Hawkins& Zazworsky, adalah edukasi self-management 2005). (Lingerfelt & Thornton, 2011), terapi Dari keseluruhan keluhan pasien, konitif dan dukungan sosial (Henry, fatigue merupakan keluhan yang paling 2014), dan self-monitoring (Dowell & sering dirasakan yaitu sebanyak 60-97% Welch, 2006) namun belum ada studi dari total pasien yang menjalani HD, yang menyebabkan menurun, diriterkait dengan gejala fatigue yang gangguan disebabkan malaise, konsentrasi gangguan tidur, fokus terhadap pengelolaan oleh proses hemodialisis. emosional, dan penurunan kemampuan Mengingat pentingnya penatalaksanaan pasien dalam melakukan aktivitas sehari fatigue harinya menurunkan manajemen diri pasien hemodialisis maka kualitas hidup pasien HD (Jhamb et al, penulis tertarik untuk melakukan tinjauan 2011). Munculnya keluhan fatigue bisa yang lebih mendalam dengan melakukan disebabkan oleh banyak faktor, termasuk literature review yang bertujuan untuk status nutrisi yang buruk, gangguan membahas strategi intervensi manajemen psikologis, perubahan kondisi kesehatan, diri terhadap gejala fatigue pada pasien dan gangguan tidur yang buruk (Evans & hemodialisis.Tujuan dari penulisan artikel Lambert, 2007). Fatigue yang tidak ini adalah untuk mengetahui strategi teratasi dengan baik akan meningkatkan intervensi berbagai hemodialisis dalam mengelola fatigue. sehingga dapat macam resiko yang dan pentingnya manajemen peningkatan diri pasien menyebabkan kematian, gagal jantung, komplikasi akibat gagal jantung atau dirawat untuk pertamakalinya akibat gagal jantung selama menjalani terapi HD Rouzbeh Ebrahimi, Sharifi, (2012)menyarankan and dalam penelitiannya bahwapemberdayaan pasien HD seharusnya difikirkan oleh pusat pelayanan hemodialisis untuk membantu pasien mengontrol masalah kesehatannya.Peningkatan manajemen diri dapat secara efektif mengurangi prevalensi morbiditas maupun mortalitas pasien yang menjalani hemodialisis (Griva et al., 2011). Beberapa penelitian terkait manajemen Artikel ini merupakan sebuah critical review dari beberapa penelitian original article(Randomized Control Trial/RCT). (Jhamb et al., 2011). Moattari, 2. METODE diri pasien hemodialisis telah dilakukan diantaranya Literature reviewadalah suatu bentuk telaah formal terhadap artikel penelitian dengan menggunakan tehnik berfikir kritis meliputi penggunaan logika, ringkasan akurat, analisis, argument dan evaluasi informasi (Aysem, 2009).Penelitian yang dimasukkanadalah penelitian menjelaskan tentang intervensi yang untuk mengatasi fatigue yang dapat digunakan sebagai manajemen hemodialysis diri dengan pasien tipe outcomeprimeryang dinilai adalah tingkat manajemen diri pasien yang digambarkan 102 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 melalui pengontrolan skala fatigue selama 270 artikel, dengan rincian ProQuest242 pasien tidak menjalani hemodialisis dan artikel dan Google Schoolar28 artikel. outcomessekundernya adalah kualitas Didapatkan 110 artikel melalui pemilihan self-efficacy pasien, judul, dan berkurang lagi menjadi51 pengetahuan mengenai manajemen diri artikel melalui skrining kesesuaian dengan pasien. Apabila dalam satu artikel memuat tujuan hanya salah satu outcome yang digunakan dieksklusikan karena tidak memenuhi baik kriteria yang ditentukan; intervensi yang hidup pasien, itu outcome sekunder, penulis primer tetap maupun memasukan review. diberikan Sebanyak tidak mencakup outcome manajemen inklusi.ProQuest dan Google Schoolar penelitian merupakan intervensi, dan intervensi dalam penelitian yang digunakan pasien artikel penelitian tersebut ke dalam kriteria database diri 46 bukan hemodialisis, merupakan dalam review ini. Kata kunci yang tidak digunakan nursing management program. Setelah skrining intervention, end stage renal deseases, lebih lanjut sesuai desain dan keterkaitan chronic kidney deseases, hemodialysis, dengan self management, intervensi keperawatan, terpilih 6 artikel yang terbagi menjadi 3 penyakit sub bahasan; 3 artikel yang membahas adalahfatigue, ginjal, gagal ginjal kronis, memungkinkan suatu implikasi untuk keperawatan maka hemodialisis dan manajemen diri. Kata tentang kunci tersebut saling dikombinasikan agar Vilsteren, de Greef, & Huisman, 2005; tercapai Matsumoto hasil pencarian yang lebih program self- et latihan/exercise(Van al, 2007; Molsted, spesifik. Pencarian dilakukan pada bulan Eidemak,Sorensen, &Kristensen, 2004), 2 Agustus 2015 dengan batasan publikasi artikel artikel mulai tahun 2005-2015. penggunaan infra merah (Lin, Lee, su, yang membahas tentang Huang, & Liu, 2011; Su, Wu, Lee, Wang, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Total hasil penelusuran artikel dengan kata kunci yang telah ditentukan adalah & Liu, 2009) dan 1 artikel yang membahas tentang relaksasi:yoga (Yurtkuran, Alp Yurtkuran, & Dilek, 2007). 103 Identifikasi Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 Hasil temuan diidentifikasi melalui pencarian berdasarkan database (n=270) Skrining Hasil temuan setelah reduksi terhadap duplikasi temuan (n=250) Eksklusi (n=140) Kelayakan Hasil temuan setelah skrining (n=110) Inklusi Artikel full-text dilakukan pengkajian terhadap kelayakan (n=28) Artikel full-text dieksklusikan (n=82) Artikel dimasukkan dalam review (n=6) Gambar 1.Flow diagram of trial selection process for the critical review Dari hasil kajian literatur secara intervensi 12 bulan. Hasil dari penelitian sistematis, intervensi yang umum adalah latihan ketahanan fisik terbukti dilakukan untuk mengatasi fatigue signifikan menaikkan kekuatan fisik dari dikelompokkan sebagai berikut : kondisi asal pada kelompok intervensi(p = 1) Program latihan exercise 0.011). Matsumoto al.(2007)melakukan Penelitian lain mengenai efektifitas penelitian di pusat hemodialisis di Jepang latihan fisik dilakukan oleh Van Vilsteren, untuk mengetahui dampak dari latihan deGreef, & Huisman(2005). Penelitian ini ketahanan fisik jangka panjang sebelum ditujukan hemodialisis pada pasien yang menjalani program latihan dengan intensitas rendah hemodialisis rutin. Responden terdiri dari sampai sedang di kombinasikan dengan 55 konseling program dapat meningkatkan orang kelompok et yang yaitu terbagi dalam kelompok dua intervensi kualitas untuk hidup mengetahui pasien dewasa apakah yang sebanyak 22 orang dan kelompok kontrol menjalani hemodialisis. Responden terdiri sebanyak intervensi dari 96 orang terbagi dalam dua kelompok sendiri. yaitu kelompok intervensi (n = 53) dan Intervensi latihan ketahanan fisik terdiri kelompok kontrol (n = 43). Penelitian ini dari pemanasan dan peregangan diikuti dilakukan di Pusat dialisis di Belanda. oleh peningkatan durasi secara progresif Pelaku intervensi adalah konselor latihan sampai 20 menit dan dilakukan secara fisik untuk konseling dan perawat peneliti inten untuk latihan fisik.Kelompok intervensi adalah 33 orang.Pelaku anggota setiap penelitian siklusnya dengan lama 104 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 diberikan latihan sebelum dialisis selama ada perubahan ketahanan fisik yang 30-40 menit diikuti siklus intradialisis 20- signifikan dalam kelompok intervensi 30 menit pada 2 jam pertama dialisis, ataupun kelompok control(p>0,05) intervensi dilakukan 2-3 kali seminggu 2) Penggunaan Infra merah dan konseling latihan sebanyak 4 kali Su, Wu, Lee, Wang,and Liu (2009) selama dilakukan intervensi. Kelompok melakukan penelitian untuk mengetahui kontrol hanya menerima perawatan rutin efek seperti biasa. Penelitian ini dilakukan stimulasipada titik tertentu dibandingkan selama dengan terapi bantal penghangat terhadap 12minggu. menunjukan Hasil bahwa penelitian latihan sinar infra merah dengan fisik denyut jantung dan kualitas hidup pasien dikombinasikan dengan konseling terbukti dewasa yang mengalami gagal ginjal. signifikan (p < 0,05) terjadi perbaikan Responden sebanyak 61 orang terbagi ketahanan tubuh (ES 0,65) di kelompok dalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi. intervensi sinar infra merah(n = 31) dan Selanjutnya Molsted, kelompok kontrol dengan bantal Eidemak,Sorensen, &Kristensen (2004) penghangat (n = 30). Tempat penelitian di juga untuk Rumah sakit University yang menjadi mengetahui efek latihan fisik dengan pusat dialisis diTaiwan. Pelaku Intervensi penilaian sendiri terhadap status kesehatan adalah pada pasien dewasa yang mendapatkan dilakukan terapi hemodialisis. Responden dalam interval antara pemberian infra merah 1 penelitian ini berjumlah 33 orang yang minggu pada kelompok intervensi dan terbagi interval antar bantal penghangat 1 minggu melakukan menjadi penelitian 2 kelompok yaitu perawat selama peneliti. 30 menit pada dan kelompok kontrol berjumlah 11 orang. pelaksanaan intervensi adalah 12 minggu. Penelitian University Hasil penelitian menunjukan tidak adanya Hospital, Denmark. Intervensi latihan fisik signifikansi dalam peningkatan kualitas dilakukan hidup pada kelompok intervensi dan oleh di fisioterapis. Teknis kontrol. dengan kelompok intervensi berjumlah 22 orang dilakukan kelompok Intervensi kontrol(p > 0.05) Lama pelaksanaan intervensi adalah latihan fisik kelompok tetapi dilakukan selama 60 menit dengan 10 signifikan dalam perubahan level fatigue menit pemanasan,20-30 menit kombinasi pada kelompok intervensi. antara peregangan dengan latihan aerobik Selanjutnya Lin, Lee, Su, Huang,and dan 15-20 menit terakhir adalah siklus dari Liu (2011) melakukan penelitian untuk peregangan mengetahui dan pendinginan, efek sinar infra merah dilaksanakan dua hari seminggu pada terhadap fatigue pada pasien dewasa yang umumnya hari dimana tidak dilakukan menjalani hemodialisa. Jumlah responden hemodialisis.Lama intervensi adalah 5 dalam penelitian ini sebanyak 61 orang bulan. Hasil penelitian menunjukan tidak dengan pembagian kelompok intervensi 105 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 sebanyak 36 orang dan kelompok kontrol menunjukan bahwa yoga terbukti sebanyak 25 orang.Tempat penelitian signifikan menurunkan fatigue (p < 0.05). dilakukan di Pusat hemodialisis di Taipei. Pelaku intervensi menggunakan numerator yang menyediakan pelayanan terapi infra merah. Pelaksanaan intervensi berupa pemberian sinar infra merah terhadap 4 titik yang ditentukan selama 30 menit, 3 kali seminggu dengan lama pelaksanaan penelitian selama 2 minggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan sinar infra merah terbukti signifikan menurunkanfatigue pada kelompok intervensi (p = 0.006) dan di kelompok PEMBAHASAN Manajemen kemampuan individu untuk mengelola segala hal yang berkaitan dengan kondisi penyakitnya meliputi gejala fisik, psikososial, medikasi, dan perubahan gaya hidup yang biasa terjadi pada individu yang memerlukan perawatan jangka panjang akibat penyakit yang dialaminya (Johnston, Liddy, Ives, & Soto, 2008). Curtin, Sitter, Schatell, dan Chewning merupakan suatu proses keterlibatan individu yang mengalami penyakit kronis 3) Relaksasi : Yoga yang merupakan (2004) menyatakan bahwa manajemen diri kontrol (p = 0.05). Penelitian diri dilakukan oleh dalam mengelola penyakit dan Yurtkuran, Alp,Yurtkuran, & Dilek(2007) meningkatkan status kesehatannya melalui ditujukan untuk mengetahui efek dari serangkaian kegiatan pemantauan dan yoga terhadap fatigue pasien dewasa yang pengelolaan menjalani hemodialisis. Jumlah responden dampak penyakit pada fungsi sehari-hari, pada penelitian ini adalah 40 orang terbagi hubungan interpersonal, dan kepatuhan menjadi kelompok terhadap pengobatan. Fenlon & Foster intervensi dan 18 orang untuk kelompok (2009) menambahkan melalui manajemen kontrol dengan total 37 orang responden diri ini, individu didorong untuk dapat yang mengikuti penelitian sampai selesai. membuat Tempat penelitian dilaksanakan di unit pilihan rawat jalan klinik dialisis Turki. Pelaku penyakitnya, intervensi yoga perspektif dan keterampilan perawatan intervensi dirinya yang merupakan penerapan dari diberikan latihan yoga 15-30 menit, 2 kali perilaku kesehatan secara mandiri, dan seminggu pada hari dialisis dan kelompok berupaya kontrol menerima perawatan rutin dan meningkatkan anjuran untuk melakukan latihan ROM psikisnya. 19 tersentifikasi. orang adalah untuk Pelatih Kelompok tanda keputusan terkait gejala penyakit, dan menentukan dengan pengelolaan beradaptasi mempertahankan status fisik terhadap atau maupun aktif selama 10 menit di rumah.Lama Quinan (2007) membagi manajemen perlakuan selama 3 bulan. Hasil penelitian diri pada pasien hemodialisis kedalam dua domain yaitu manajemen diri pasien 106 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 terhadap kesehatannya (manajemen cairan Vilsteren, de Greef, & Huisman (2005) dan diet, medikasi, perawatan, komunikasi memiliki pelaksanaan intervensi yang dengan tenaga kesehatan, efikasi diri, serta lebih pendek yaitu selama 12 minggu, kepatuhan terhadap program terapi) dan namun ada modifikasi dalam metode manajemen diri pasien terhadap aktivitas pelaksanaannya sehari-hari (kegiatan seperti memelihara menambahkan konseling program exercise kapasitas fungsional sehari-hari dengan dari konselor latihan fisik. optimal). diri dilakukan secara bertahap yaitu latihan berusaha untuk memberdayakan pasien sebelum dialisis selama 30-40 menit dalam mengelola penyakitnyadengan cara diikuti siklus intradialisis 20-30 menit meningkatkan pada 2 jam pertama dialisis, intervensi Program manajemen efikasi diri (tingkat yaitu dilakukan yang konseling latihan sebanyak 4 kali selama dalam pengelolaan penyakitnya). Program kali Exercise keyakinan individu terhadap kemampuan dimiliki 2-3 dengan seminggu dan dilakukan intervensi. latihan telah Kekuatan penelitian yang dilakukan dibuktikan oleh Matsumoto et al. (2007) oleh Matsumoto et al. (2007) adalah dan Van Vilsteren, de Greef, & Huisman pelaksanaan intervensi yang lama (12 (2005) dapat menurunkan fatigue pada bulan) dan dilakukan secara inten dengan pasien proses yang exercise menjalani hemodialisis. pelaksanaan bertahap dari Namun pada penelitian Molsted, Eidemak, pemanasan, inti kemudian pendinginan. Sorensen, & Kristensen (2004), latihan Dengan intervensi yang terus menerus dan exercise tidak terbukti dapat menurunkan proses yang dilaksanakan dengan tepat fatigue pasien hemodialisis. Dari kedua menjadikan exercise pada penelitian ini penelitian memiliki efektifitas terhadap penurunan (Matsumoto, 2007; Van Vilsteren, de Greef, & Huisman, 2005) fatigue memiliki kesamaan yaitu setiap siklus intervensi. exercise terdiri dari fase pemanasan, inti penelitian dan pendinginan. Kedua penelitian ini pun perbandingan efektifitas antar kelompok sama-sama sehingga tidak dapat dilihat perbedaan menggunakan kelompok kontrol dan intervensi. responden pada Namun ini kelompok sayangnya tidak pada dilakukan level fatigue pada kelompok intervensi Lama penelitian, metode pelaksanaan dan kelompok kontrol. Selain itu exercise dan lama durasi pemberian penelitian ini juga tidak ada power analisis exercise pada kedua penelitian tersebut sehingga memiliki penelitian pembahasan kurang menjelaskan secara Matsumoto et al. (2007), durasi intervensi detail terkait efektifitas exercise terhadap exercise satu kali pelaksanaan adalah 20 level menit dilaksanakan secara inten selama 12 hemodialisis. bulan. perbedaan. Sementara Pada penelitian dalam fatigue poin pasien hasil dan yang menjalani Van 107 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 Hasil penelitian Van Vilsteren, de penelitian ini tidak cukup memfasilitasi Greef, & Huisman (2005) juga dinilai responden memiliki kekuatan, yaitu menambahkan exercise konseling sebagai pendampingan terhadap dilakukan oleh peneliti ataupun ahli pelaksanaan exercise. Responden menjadi exercise dengan tidak adanya program terfasilitasi pengajaran exercise terhadap responden. dalam berdiskusi dan untuk sendiri mendapatkan solusi dari hal-hal yang Setiap menyebabkan dikendalikan kebingungan. Sampel proses dapat melakukan karena intervensi pelaksanaan oleh pemberi exercise intervensi penelitian yang cukup besar (96 orang) sehingga tidak terjadi peningkatan self untuk management responden. kelompok memungkinkan dan lebih Jenis intervensi selanjutnya adalah Kelemahan penggunaan sinar infra merah yang telah penelitian ini adalah waktu pelaksanaan terbukti dapat menurunkan fatigue dalam intervensi cukup pendek yaitu selama 12 penelitian yan dilakukan oleh Su, Wu, minggu dengan siklus exercise hanya Lee, Wang,& Liu (2009) dan Lin, Lee, Su, dilaksanakan pada saat pasien menjalani Huang,& hemodialisis saja. Selain itu, sama halnya penelitian ini terdapat kesamaan yaitu dengan al. durasi setiap kali terapi infra merah (2007), penelitian ini pun tidak ada power selama 30 menit dan kedua penelitian ini analisis. pun sama-sama menggunakan kelompok dapat hasil intervensi penelitian mengeneralisasi. penelitian Matsumoto et Penelitian lain yang dilakukan oleh Molsted, Eidemak, (2011). Dari kedua kontrol dan intervensi. Ada beberapa hal & yang berbeda diantara kedua penelitian ini Kristensen (2004) membuktikan bahwa yaitu prosedur pelaksanaan terapi infra exercise tidak signifikan menurunkan merah, lama penelitian dan pelaksana fatigue intervensi sinar infra merah. pasien. Sorensen, Liu Apabila dianalisis, meskipun intervensi pada penelitian ini Pada penelitian Su, Wu, Lee, Wang,& diterapkan secara detail, namun waktu Liu (2009), prosedur pelaksanaan terapi yang dilakukan intervensi pada hari yang infra merah dilakukan pada satu titik tidak dilakukan dialisis (selang-seling). dengan interval pemberian terapi adalah 1 Selain sedikit minggu. Pelaksanaan intervensi dilakukan dengan proporsi yang tidak seimbang selama 12 minggu. Su, Wu, Lee, Wang,& antara Liu itu jumlah kelompok kelompok kontrol, responden intervensi ini (2009) juga membandingkan turut efektifitas terapi sinar infra merah dengan mempengaruhi tidak adanya signifikansi terapi bantal penghangat terhadap fatigue exercise pasien. Hasil penelitian menunjukan terapi terhadap hal dengan penurunan fatigue pasien. sinar infra merah lebih efektif dalam Jika mengacu pada self management menurunkan fatigue dibanding dengan pasien HD, intervensi exercise pada ketiga terapi bantal penghangat. Sementara pada 108 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 penelitian Lin, Lee, Su, Huang,& Liu lisensi kepakaran. Hal ini menjadi penguat (2011), terapi inframerah dilaksanakan dan pada interval pelaksanaan intervensi. Durasi pemberian pemberian terapi adalah 3 kali seminggu sinar infra merah sangat dekat sekali yaitu selama 2 minggu. seminggu tiga kali yang memungkinkan empat titik dengan menghindari bias pada saat Kekuatan penelitian Su, Wu, Lee, efek sinar infra merah ini terjadi secara Wang, & Liu (2009) adalah waktu continue. Selama penelitian, tidak ada pelaksanaan intervensi yang lama, adanya pengurangan analisis mengenai karakteristik kelompok Kekurangan dari penelitian ini adalah intervensi dan lama pelaksanaan intervensi hanya 2 intervensi. Dengan adanya pembanding jumlah responden. lamanya waktu minggu saja, tidak ada power analisis dan infra merah responden harus pergi ke tempat pemberi memungkinkan tingkat efektifitas terapi pelayanan infra merah sehingga responden lebih tidak pelaksanaan terapi meningkat dan juga dapat dapat melaksanakan intervensi memberikan gambaran bahwa sinar infra secara mandiri di rumah. Jika mengacu merah dapat digunakan sebagai terapi pada self management pasien HD, kedua jangka panjang. Analisis karakteristik penelitian mengenai penggunaan terapi pada kelompok intervensi dapat pula infra merah tidak cukup memfasilitasi mengurangi bias terhadap hasil penelitian responden yang disebabkan faktor dari diri responden terapisendiri melainkan harus dilakukan sendiri. Kekurangan dalam penelitian ini oleh ahli terapi sinar infra merah karena adalah tidak ada power analisis dan tidak menggunakan dijelaskan secara terperinci mengenai dipercaya sebagai titik untuk menurunkan pelaksanaan intervensi sehingga walaupun fatigue. Jika suatu ketika kondisi pasien pelaksana peneliti tidak memungkinkan untuk pergi ke dalam tempat pelayanan infra merah maka terapi penggunaan terapi infra merah tetapi bagi ini tidak dapat dilaksanakan. Keterbatasan responden sendiri tidak mengetahui secara ini jelas apa yang harus dilaksanakan dan menyebabkan bagaimana peningkatan kemampuan diri pasien dalam sendiri intervensi yang sudah adalah mahir prosedurnya, hal ini meningkatkan ketergantungan responden terhadap peneliti. untuk dapat beberapa merupakan faktor tidak melakukan titik yang adanya yang dapat proses mengelola fatigue. Jenis intervensi yang terakhir adalah Selanjutnya penelitian Lin, Lee, Su, relaksasi yoga. Penelitian yang dilakukan Huang, & Liu (2011) memiliki kekuatan oleh Yurtkuran, Alp, Yurtkuran, & Dilek yaitu intervensi dijabarkan secara detail, (2007) menunjukan keberhasilan yoga tahap demi tahap dengan pelaku intervensi dalam menurunkan fatigue dibandingkan adalah orang praktisi profesional di bidang dengan latihan ROM. Kekuatan dari terapi infra merah dan sudah memiliki penelitian ini adalah adanya kelompok 109 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 kontrol dan dilakukan pelaksanaan oleh orang intervensi yang telah pasien terkait gejala fatigue yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien, namun tersertifkasi sehingga pelaksanaan yoga pelaksanaan dilaksanakan aturan, memungkinkan sebagai self management prosesnya bertahap dan adanya arahan pasien adalah intervensi latihan fisik saja. saat pelaksanaan dari pelatih. Kelemahan Akan tetapi pelaksanaan latihan fisik ini pada penelitian ini adalah responden perlu pendampingan dari ahli untuk hanya hasil memantau tanda-tanda vital dan kondisi penelitian tidak dapat menjeneralisasi pasien secara keseluruhan setelah latihan untuk semua jenis kelamin. Selain itu fisik, oleh karena itu disarankan perlunya adanya interaksi dalam grup sebagai penelitian confounding factor yang memungkinkan interventionyang benar benar melibatkan antar anggota grup saling mempengaruhi pasien dan saling memberikan justifikasi yang pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara dapat hasil mandiri oleh pasien sehingga pasien dapat penelitian. Dalam durasi pelaksanaan mengelola kondisi yang dialaminya setiap intervensi, tidak adanya aturan yang tepat saat sehingga dapat menurunkan tingkat berapa lama, hanya ada aturan kisaran 15 ketergantungan pasien yang berdampak – 30 menit. Tidak bakunya aturan durasi pada peningkatan kualitas hidup pasien. pada sesuai wanita, beroengaruh dengan sehingga terhadap intervensi mengenai secara yang empowering langsung dan ini memungkinkan adanya perbedaan perlakuan intervensi yoga setiap kali 5. DAFTAR PUSTAKA pelaksanaannya. Pelaku intervensi dalam Aysem. (2009). Writing a critical review. penelitian ini adalah orang lain bukan Retrieved responden sendiri, sehingga jika dikaitkan http://www.awc.metu.edu.tr/handout dengan self management pasien maka s/Writing_a_Critical_Review.pdf from: intervensi ini tidak dapat memfasilitasi peningkatan kemampuan pasien dalam merawat dirinya sendiri. (1998). Self-efficacy. Encyclopedia of human behavior. New York: 4. KESIMPULAN Program manajemen diri pada pasien hemodialisis berusaha kemandirian pasien meningkatkan pengelolaan efikasi Bandura, A., Ramachaudran, V. S (ed.), meningkatkan dengan diri penyakitnya. cara terkait Seluruh program manajemen diri yang dipaparkan diatas mampu meningkatkan outcome pasien dengan meningkatkan kondisi fisik Academic Press. Curtin, R. B., Sitter, D. C. B., Schatell, D., Chewning, B. A. (2004). SelfManagement Knowledge Functioning and Patients on Weil-Being and of Hemodialysis. Nephrology Nursing Journal. 31, 4, 378-388. 110 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 Dowell, S. A., Welch, J. L. (2006). Use of A., . . . Unruh, M. (2011). Impact of electronic self-monitoring for food Fatigue on Outcomes and fluid intake: A pilot study. Hemodialysis (HEMO) Nephrology Nursing Journal. 33, 3, American Journal of Nephrology, 271-278.education research. Journal 33(6), of Graduate Medical Education. http://dx.doi.org/10.1159/000328004 285-289. doi: 10.4300/JGME-D-11- Johnston, S., Liddy, C., Ives, M. S., Soto, 00147.1 in the Study. 515-523. doi: E. (2008). Literature review on Evans, W.J., & Lambert, C.P. (2007). Physiological American basis Journal of of fatigue. Chronic Disease Self-Management. Ontario: Elisabeth Bruyere. Physical Lin, C. H., Lee, L. S., Su, L. H., Huang, T. Medicine & Rehabilitation, 86(1, C., & Liu, C. F. (2011). Thermal Suppl.), S29-S46. therapy in dialysis patients – A Fenlon, D., Foster, C. (2009). Self randomized trial. The American management support: a review of the Journal of Chinese Medicine, 39(5, evidence. 839-851. Retrieved from: http://www.ncsi.org.uk/wp- doi: doi:10.1142/S0192415X1100924X content/uploads/Self-Management- Lingerfelt, K., Thornton, K. (2011). An Support-A-Review-of-the- educational project for patients on Evidence.pdf hemodialysis to promote self- Griva, K., Mooppil, N., Seet, P., Sarojiuy, management behaviors of end stage D., Krishnan, P., James, H., et al. renal disease. Nephrology Nursing (2011). The NKF-NUS hemodialysis Journal. 38, 6, 483-488. trial protocol-a randomized Matsumoto, Y., Furuta, A., Furuta, S., controlled trial to determine the Miyajima, M., Sugino, T., Nagata, effectiveness of a self management K., & Sawada, S. (2007). The impact intervention hemodialysis of pre-dialytic endurance training on patients. BMC Nephrology. 12, 4, 1- nutritional status and quality of life 11. in for Henry, S. L. (2014). Working for the stable (Sawada hemodialysis study). Renal patients Failure, weekend: The effect of cognitive 29(5), functioning, social support, and the doi:10.1080/08860220701392157 interdialytic interval on disease selfmanagement Rouzbeh, J. (2012). The effect of hemodialysis. United States: UMI empowerment on the self-efficacy, Dissertation Publishing. quality of life and clinical and M., Pike, F., patients Moattari, M., Ebrahimi, M., Sharifi, N., & on Jhamb, among 587-593. Ramer, S., Argyropoulos, C., Steel, J., Dew, M. laboratory indicators of patients treated with hemodialysis: a 111 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016 randomized controlled trial. Health in and Quality of Life Outcomes, 10, American 115. Medicine, 37(2), 215-226. doi: http://dx.doi.org/10.1186/1477-752510-115 hemodialysis patients. Journal of The Chinese Thomas-Hawkins, C., & Zazworsky, D. (2005). Self-management of chronic Morsch, C. M., Goncalves, L. F., & kidney disease: Patients shoulder the Barros, E. (2006). Health-related responsibility quality of life among haemodialysis management of chronic illness. How patients: Relationship with clinical can nurses support their autonomy? . indicators, morbidity and mortality. American Journal of Nursing, 10 5( Journal of Clinical Nursing, 15(4), 10), 40- 48. 498- 504. for day-to-day van Vilsteren, M.C., de Greef, M.H., & O'Sullivan, D., & McCarthy, G. (2009). Huisman, R.M. (2005). The effects Exploring the Symptom of Fatigue in of Patients with End Stage Renal preconditioning exercise programme Disease. linked with exercise counselling for Nephrology Nursing Journal, 36(1), 37-39, 47. a low-to-moderate intensity sedentary haemodialysis patients in Quinan, P. (2007). Control and coping for thenetherlands: Results individuals with end stage renal randomized clinical disease on hemodialysis: A position Nephrology, paper. The CANNT Journal. 17, 3, Transplantation, 77-84. doi:10.1093/ndt/gfh560 Richard, C. J. (2006). of a trial. Dialysis, 20(1), 141-146. Self-Care Yurtkuran, M., Alp, A., Yurtkuran, M., & Management in Adults Undergoing Dilek, K. (2007). A modified Hemodialysis. Nephrology Nursing yogabased exercise program in Journal. 33, 4, 387-395. hemodialysis Su, L.H., Wu, K.D., Lee, L.S., Wang, H., randomized patients: controlled Therapies A study. & Liu, C.F. (2009). Effects of far Complementary in infrared acupoint stimulation on Medicine, 15(3)(164-171). doi: doi: autonomic activity and quality of life 10.1016/j.ctim.2006.06.008 112